Anda di halaman 1dari 15

Tugas 4 : Keperawatan Jiwa

Dosen : Amira BSA,M.kep

RINGKASAN
“LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN
KECEMASAN/ANSIETAS”

OLEH

NAMA : KAMARIYANTI JUNAIDI

NIM : 21144010071

KELAS : IV/B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. Karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin.
Disini saya mau mengucapkan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada para dosen
pembimbing mata kuliah “KEPERAWATAN JIWA” yang telah memberikan tugas
kepada kami guna untuk meningkatkan ilmu pengetahuan. Makalah yang saya susun ini
berjudul”laporan pendahuluan pada pasien kecemasan”. saya menyusun makalah ini
berdasarkan sumber-sumber yang tertulis yang telah saya kutip dari berbagai sumber-
sumber yang berkaitan dengan makalah ini.
Sebagai insan yang tidak pernah luput dari kesalahan, saya menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan dan sangat dekat dengan kesalahan dan
kekurangan, maka kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
dosen pembimbing, guna menambah wawasan yang kami miliki. Akhir kata saya
ucapkan terimakasih.

Ternate, 19 January 2023

Kamariyanti Junaidi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian kecemasan

B. Penyebab atau etiologi

C. patofisiologi

D. Tanda dan gejalah

E. Akibat dan dampak

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anaietas adalah perasaan yang difius, yang sangat tidak


menyenangkan,agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi.
Perasaan ini disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan
yang akan datang berulang bagi seseorang tertentu. Perasaan ini dapat berupa
rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit
kepala atau rasa mau kencing atau buang air besan. Perasaan ini disertai dengan
rasa ingin bergerak dan gelisah.Sensasi ansietas / cemas sering dialami oleh
hampir semua manusia. Perasaan tersebut ditandai oleh rasa ketakutan yang
difius, tidak menyenangkan,seringkali disertai oleh gejala otonomik, seperti
nyeri kepala, berkeringat,palpitasi, gelisah, dan sebagainya. Kumpulan gejala
tertentu yang ditemui selama kecemasan cenderung bervaniasi, pada setiap
orang tidak sama. Dalam praktek sehari-hani ansietas sering dikenal dengan
istilah perasaan cemas, perasaan bingung, was-was, bimbang dan sebagainya,
dimana istilah tersebut lebih merujuk pada kondisi normal.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan penyakit kecemasan ?

2.bagaimana penyebab atau etiologi kecemasan?

3. Bagaimana patofisiologi terjadinya penyakit kecemasan ?

3. Bagaimana tanda dan gejalah kecemasan?

4. Bagaimana akibat dan dampak kecemasan?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit kecemasan ?

2. untuk mengetahui penyabab atau etiologi kecemasan?

3. Untuk mengetahui patofisiologi terjadinya penyakit kecemasan ?


4. Untuk mengetahui tandan dan gejalah penyakit kecemasan ?

5. Untuk mengetahui akibat dan dampak penyakit kecemasan?


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KECEMASAN(ANSIETAS)

Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang


merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun
wujudnya.(Sutardjo, 2005).Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir
setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan
reaksi normal terhadap siatuasi yang sangat menekan kehidupan seseorang.
Kecemasan bisa muncul atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai
gangguan emosi. (Savitri, 2003)
Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan
mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan
mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak
menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan
menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis (Kholil,
2010).Jadi, kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang
sangat mengancam yang dapat menyebabkan kegelisahan karena adanya
ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk
akan terjadi.Gangguan panic Merupakan suatu episode ansietas yang cepat,
intens, dan meningkat, yang berlangsung 15 sampai 30 menit, ketika individu
mengalami ketakutan emosioanl yang besar juga ketidaknyamanan fisiologis.

B. PENYEBAB ATAU ETIOLOGI

Secara umum, ansietas terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan


menghadapisituasi, masalah, dan tujuan hidup."
Faktor predisposisi
Menurut Stuart dan Laraia, terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan
ansietas,diantaranya:
1. Teori Biologis
Setiap orang mempunyai potensi mengalami kecemasan yang kemungkinan
besar dipengaruhi oleh ketidakseimbangan senyawa kimia di dalam otak
yang membuat kecemasan atau ketakutan menjadi abnormal. Hal ini terjadi
karena seseorang mengalami abnormalitas elektroensefalografik pada lobus
temporal yang biasanya berespons terhadap karbamazepin (suatu
antikonvulsan) atau obat-obatan lain.(Sullivan & Coplan, 2000).
a. Teori Genetik
Ansietas dapat memiliki komponen yang diwariskan karena kerabat
tingkat pertama individu yang mengalami peningkatan ansietas memiliki
kemungkinan lebih tinggi mengalami ansietas dengan wanita berisiko
dua kali lipat lebih besar daripada pria. Horwath dan Weissman (2000)
menjelaskan bahwa suatu kemungkinan “sindrom kromosom 13 yang
dapat terlibat dalam hubungan genetika yang mungkin pada gangguan
panik, seperti sakit kepala hebat,masalah ginjal, kandung kemih, atau
tiroid, prolaps katup mitral.
b. Teori neurokimia
Asam gama-amino butirat (GABA) merupakan neurotransmiter asam
amino yang diyakini tidak berfungsi pada gangguan ansietas. GABA,
suatu neurotransmiter inhibitor, berfungsi sebagai agens antiansietas
alami tubuh dengan mengurangi eksitabilitas sel sehingga megurangi
frekuensi bangkitan neuron. GABA tersedia pada sepertiga sinaps saraf,
terutama sinaps di sistem limbik dan lokus seruleus, tempat
neurotransmitter norepinefrin diproduksi,yang menstimulasi fungsi sel.
Karena GABA mengurangi ansietas dan noreepinefrin meningkatkan
ansietas, diperkirakan bahwa masalah pengaturan neurotransmitter ini
menimbulkan gangguan ansietas.
2. Teori Psikologis
a. Teori Perilaku
Ansietas merupakan sesuatu yang diperlajari melalui pengalaman
individu.Pola-pola perilaku tertentu mengajarkan seseorang bertindak
dengan cara berbeda. Misalnya, jika sejak kecil seringkali diterapkan
perilaku main sendiri atau jarang bersosialisasi, maka kondisi tersebut
bisa terbawa hingga dewasa" yang membuatnya menjadi takut atau
cemas untuk berhadapan dengan orang lain. Ansietas merupakan segala
sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Pakar perilaku menganggap sebagai dorongan belajar
berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan.
Individu yang terbiasa dengan kehidupan dini dihadapkan pada ketakutan
berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam kehidupan
selanjutnya
b. Psikodinamik (Pandangan Psikoanalitik)
Ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang
bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada
bahaya.Teori psikodinamik berpendapat bahwa beberapa ketakutan
berakar dari trauma atau kekerasan di masa kecil seperti pernah diejek
atau dipermalukan. Ketakutan ini bisa dilupakan tapi dapat muncul
kembali di kemudian hari.
c. Pandangan Interpersonal
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan
dan penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan
perkembangan trauma,seperti perpisahan dan kehilangan, yang
menimbulkan kelemahan spesifik.Orang yang mengalami harga diri
rendah terutama mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
3. Sosial budaya
Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Ada tumpang
tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan
depresi. Faktor ekonomi, latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap
terjadinya ansietas
Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dibedakan menjadi:
1. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas , harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
Etiologi Panik
1. Teori biologi
Gangguan panik dapat diwariskan secara genetik. Serangan panik dapat
muncul ketika girus parahipokampus diaktifkan oleh jalur norepinefrin.
Gejala serangan panik, misalnya peningkatan frekuensi jantung yang
terlihat pada peningkatan kadar noreepinefrin yang dilepaskan. Obat-
obatan seperti yohimbin menyekat reseptor pengikat norepinefrin
sehingga ansietas meningkat.
2. Psikoanalitis
Informasi yang direpresi ke alam bawah sadar dapat muncul ke alam
sadar. Informasi ini menyebabkan konflik yang berasal dari salah satu
dari empat sumber: ansietas superego, rasa bersalah yang dirasakan oleh
individu yang secara sosial dan personal memiliku impuls yang tidak
tepat, dan tipe hukuman terhadap konflik jika informasi ini diketahui,
ansietas separasi, tentang potensi kehiangan orang terdekat, dan
ansietasid atau destruksi individu. Tujuan psikoanalitis adalah
menghadapi konflik untuk mengkaji sumber ansietas yang sebenarnya
kemudian melakukan intervensi.Masalah fisik yang dapat dikaitkan
dengan kecemasan meliputi: (TirtoJiwo, 2012)
1. Penyakit jantung
2. Diabetes
3. Masalah tiroid (seperti hipotiroidisme atau hipertiroidisme)
4. Asma
5. Penyalahgunaan obat
6. Penarikan diri (withdrawal) alkohol
7. Penarikan diri (withdrawal) dari obat anti-kecemasan
(benzodiazepin)
8. Tumor Langka yang memproduksi hormon tertentu yang
menyebabkan badan dalam posisi siaga “hadapi atau lari”
9. Otot atau kejang atau kram.
10.Rasa terbakar atau sensasi menusuk-nusuk sensasi yang tidak
memiliki sebab yang jelas

Hal-hal yang dapat meningkatkan resiko terkena gangguan kecemasan


meliputi:(TirtoJiwo, 2012)
1. Menjadi perempuan. Wanita lebih mungkin dibandingkan pria untuk
didiagnosis dengan gangguan kecemasan.
2. Trauma ketika anak anak. Anak-anak yang mengalami pelecehan
atau trauma atau menyaksikan peristiwa traumatis beresiko lebih
tinggi mengalami gangguan
3. Stres karena sakit. Memiliki kondisi kesehatan kronis atau penyakit
serius seperti kanker dapat menyebabkan kekhawatiran yang
signifikan tentang masa depan,perawatan Anda dan mungkin
keuangan Anda.
4. Penumpukan stres. Sebuah peristiwa besar atau penumpukan yang
lebih kecil dalam situasi kehidupan yang penuh stres dapat memicu
kecemasan yang berlebihan – misalnya, kekhawatiran yang sedang
berlangsung tentang keuangan atau kematian anggota keluarga.
5. Kepribadian. Orang dengan beberapa tipe kepribadian lebih rentan
terhadap gangguan kecemasan dari orang lain. Selain itu, beberapa
gangguan kepribadian,seperti gangguan kepribadian borderline,
mungkin berhubungan dengan gangguan kecemasan.
6. Memiliki hubungan darah dengan penderita gangguan kecemasan.
Gangguan kecemasan dapat diwariskan dalam keluarga.
7. Penyalahgunaan obat. Penyalahgunaan narkotik atau alkohol dapat
menyebabkan atau memperburuk kecemasan.

C. PATOFISIOLOGI
a. Model noradrenergik. Model ini menunjukkan bahwa sistem saraf
otonomik pada penderita ansietas, hipersensitif dan bereaksi berlebihan
terhadap berbagai rangsangan. Locus keruleus mempunyai peranan
dalam mengatur ansietas, yaitu dengan mengaktivasi pelepasan
norepinephrine (NE) dan merangsang sistem saraf simpatik dan
parasimpatik. Aktivitas berlebihan noradrenergic yang kronik
menurunkan jumlah aZ adrenoreseptor pada penderita gangguan
kecemasan umum/generalized anxiety disorder (GAD) dan gangguan
stress pasca trauma/post traumatic stress disorder (PTSD).Pasien dengan
gangguan kecemasan sosial/ social anxiety disorder (SAD)nampaknya
mempunyai respon adrenokortikal yang berlebihan terhadap tekanan
psikologis/kejiwaan.
b. Model reseptor asam y-aminobutirat (GABA), GABA adalah
neurotransmitter inhibitor utama di sistem saraf pusat (SSP). Umumnya
target/sasaran obat-obat antiansietas adalah reseptor GABAA.
Benzodiazepine (BZ) meningkatkan atau mengurangi efek
penghambatan GABA, dimana BZ mempunyai efek pengontrolan atau
penghambatan yang kuat pada sistem serotonin (5-HT),NE, dan
dopamine (DA). Gejala ansietas mungkin berhubungan dengan
penurunan aktivitas sistem GABA atau penurunan jumlah resptor pusat
BZ.Pada penderita GAD, ikatan BZ di lobus temporalis kiri
dikurangi.Sensitivitas abnormal terhadap sifat antagonis tempat ikatan
BZ dan pengurangan ikatan ditunjukan pada kondisi gangguan
kepanikan/ panic disorder. Respon hormon pertumbuhan terhadap
baclofen pada penderita SAD pada umumnya menunjukkan adanya
ketidaknormalan pada fungsi resptor GABAB pusat. Ketidaknormalan
penghambatan GABA dapat menyebabkan peningkatan respon terhadap
tekanan/stress pada penderita"
c. Penderita PTSD mengalami hipersekresi faktor pelepasan kortikotropin,
tetapi menunjukkan tingkat kortisol yang subnormal pada saat trauma
dan berlangsung kronis. Gangguan pengaturan hipotalamus-pituitari-
adrenal merupakan faktor risiko perkembangan akhir PTSD.

D. TANDA DAN GEJALA


Awitan gangguan ansietas sangat bervariasi. Awitanldi secara akut atau
bertahap. Awitan dapat timbul tanpa peristiwa pencetus atau terjadi karena
peritiwa akut yang menimbulkn stress atau bahkan stressor kronis seperti
masalah kesehatan, pekerjaan, nutrisi, medikasi atau keluarga. Gangguan
ansietas ditandai dengan tingkat ansietas yang tinggi, yang terlihat pada perilaku
yang tidak lazim, misalnya khawatir, panik, pikiran dan tindakan obsesif-
kompulsif atau takut terhadap objek atau peristiwa yang tidak sesuai dengan
realitas situasi
Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan
fisiologis dan psikologis (Sheila,2008)
1. Respon fisiologis
a. Kardiovaskuler : tekanan arteri meingkat, denyut jantung meningkat,
konstruksi pembuluh darah perifer, tekanan darah meningkat, tekanan
darah menurun, denyut nadi menurun
b. Pernafasan : nafas cepat dan pendek, nafas dangkal dan terengah-engah"
c. Gastrointestinal : nafsu makan menuru, tidak nyaman pada perut, mual
dan diare
d. Neuromuskular : tremor, gugup, gelisah, insomnia dan pusing
e. Traktus urinarius : sering berkemih
f. Kulit : keringat dingin, gatal dan wajah kemerahan
2. Respon perilaku
Respon perilaku yang sering muncul adalah gelisah, tremor, ketegangan
fisik, reaksi terkejut, gugup, bicara cepat, menghindar, kurang koordinasi,
menarik diri dari hubungan interpersonal dan melarikan diri dari masalah.
3. Respon kognitif
Respon kognitif yang muncul adalah perhatian terganggu, pelupa, salah
dalam memberikan penilaian, hambatan berpikir logis, tidak mampu
berkonsentrasi,tidak mampu mengambil keputusan, menurunnya lapangan
persepsi dan kreatifitas, bingung, takut, kehilangan kontrol, takut pada
gambaran visual dan takut cedera atau kematian.
4. Respon afektif
Respon afektif yang sering muncul adalah mudah terganggu, tidak sabar,
gelisah, tegang, ketakutan, waspada, gugup, mati rasa, rasa bersalah dan
malu.
E. AKIBAT DAN DAMPAK
Rasa takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat meskipun situasi
yang betul-betul engancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini tumbuh
berlebihan dibandingkan dengan bahaya yang sesungguhnya, emosi ini menjadi
tidak adaptif. Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai dampak yang
merugikan pada pikiran serta tubuh bahkan dapat menimbulkan penyakit-
penyakit fisik (Cutler, 2004),Menurut Yustinus (2006) membagi beberapa
dampak kecemasan ke dalam beberapa simtom, yaitu:
1. Simtom suasana hati
Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya
hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang
tidak diketahui.Orang yang mengalami kecemasan tidak dapat tidur,
sehingga dapat menyebabkan sifat mudah marah."
2. Simtom kognitif
Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada
individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin
terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real
yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara
efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.
3. Simtom motor
Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang,
gugup, kegiatan motor menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari
kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi
secara tiba-tiba. Simtom motor merupakan gambaran rangsangan
kognitif yang tinggi pada individu dan merupakan usaha untuk
melindungi dirinya dari apa saja yang dirasanya mengancam.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1) Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang


merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal
maupun wujudnya.(Sutardjo, 2005)
Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu
tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap
siatuasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa muncul
atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi.
(Savitri, 2003)
2) Menurut Stuart dan Laraia, terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan
ansietas,diantaranya:
1. Teori Biologis
Setiap orang mempunyai potensi mengalami kecemasan yang
kemungkinan besar dipengaruhi oleh ketidakseimbangan senyawa kimia di
dalam otak yang membuat kecemasan atau ketakutan menjadi abnormal.
Hal ini terjadi karena seseorang mengalami abnormalitas
elektroensefalografik pada lobus temporal yang biasanya berespons
terhadap karbamazepin (suatu antikonvulsan) atau obat-obatan lain.
(Sullivan & Coplan, 2000).
3) Patofisiologi gangguan kecemasan terdiri dari model noradrenergik, model
reseptor asam-y-aminobutirat (GABA), model serotonin, hipersekresi factor
pelepasan kortikotropin, dan studi neuroimaging fungsional. "
4) Rasa takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat meskipun situasi
yang betul-betul mengancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini tumbuh
berlebihan dibandingkan dengan bahaya yang sesungguhnya, emosi ini
menjadi tidak adaptif. Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai dampak
yang merugikan pada pikiran serta tubuh bahkan dapat menimbulkan
penyakit-penyakit fisik (Cutler, 2004)
DAFTAR PUSTAKA

Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G., Posey, L. M.,2008,
Pharmacotherapy A Physiologic Approach Seventh Edition, McGraw Hill, USA.

Sukandar, E. Y., Andrajati, R., Sigit, J. I., Adnyana, I. K., Setiadi, A. A. P.,
Kusnandar,2008, ISO Farmakoterapi Buku 1, ISFI Penerbitan, Jakarta"

Anda mungkin juga menyukai