RINGKASAN
“LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN
KECEMASAN/ANSIETAS”
OLEH
NIM : 21144010071
KELAS : IV/B
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. Karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin.
Disini saya mau mengucapkan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada para dosen
pembimbing mata kuliah “KEPERAWATAN JIWA” yang telah memberikan tugas
kepada kami guna untuk meningkatkan ilmu pengetahuan. Makalah yang saya susun ini
berjudul”laporan pendahuluan pada pasien kecemasan”. saya menyusun makalah ini
berdasarkan sumber-sumber yang tertulis yang telah saya kutip dari berbagai sumber-
sumber yang berkaitan dengan makalah ini.
Sebagai insan yang tidak pernah luput dari kesalahan, saya menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan dan sangat dekat dengan kesalahan dan
kekurangan, maka kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
dosen pembimbing, guna menambah wawasan yang kami miliki. Akhir kata saya
ucapkan terimakasih.
Kamariyanti Junaidi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kecemasan
C. patofisiologi
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KECEMASAN(ANSIETAS)
C. PATOFISIOLOGI
a. Model noradrenergik. Model ini menunjukkan bahwa sistem saraf
otonomik pada penderita ansietas, hipersensitif dan bereaksi berlebihan
terhadap berbagai rangsangan. Locus keruleus mempunyai peranan
dalam mengatur ansietas, yaitu dengan mengaktivasi pelepasan
norepinephrine (NE) dan merangsang sistem saraf simpatik dan
parasimpatik. Aktivitas berlebihan noradrenergic yang kronik
menurunkan jumlah aZ adrenoreseptor pada penderita gangguan
kecemasan umum/generalized anxiety disorder (GAD) dan gangguan
stress pasca trauma/post traumatic stress disorder (PTSD).Pasien dengan
gangguan kecemasan sosial/ social anxiety disorder (SAD)nampaknya
mempunyai respon adrenokortikal yang berlebihan terhadap tekanan
psikologis/kejiwaan.
b. Model reseptor asam y-aminobutirat (GABA), GABA adalah
neurotransmitter inhibitor utama di sistem saraf pusat (SSP). Umumnya
target/sasaran obat-obat antiansietas adalah reseptor GABAA.
Benzodiazepine (BZ) meningkatkan atau mengurangi efek
penghambatan GABA, dimana BZ mempunyai efek pengontrolan atau
penghambatan yang kuat pada sistem serotonin (5-HT),NE, dan
dopamine (DA). Gejala ansietas mungkin berhubungan dengan
penurunan aktivitas sistem GABA atau penurunan jumlah resptor pusat
BZ.Pada penderita GAD, ikatan BZ di lobus temporalis kiri
dikurangi.Sensitivitas abnormal terhadap sifat antagonis tempat ikatan
BZ dan pengurangan ikatan ditunjukan pada kondisi gangguan
kepanikan/ panic disorder. Respon hormon pertumbuhan terhadap
baclofen pada penderita SAD pada umumnya menunjukkan adanya
ketidaknormalan pada fungsi resptor GABAB pusat. Ketidaknormalan
penghambatan GABA dapat menyebabkan peningkatan respon terhadap
tekanan/stress pada penderita"
c. Penderita PTSD mengalami hipersekresi faktor pelepasan kortikotropin,
tetapi menunjukkan tingkat kortisol yang subnormal pada saat trauma
dan berlangsung kronis. Gangguan pengaturan hipotalamus-pituitari-
adrenal merupakan faktor risiko perkembangan akhir PTSD.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G., Posey, L. M.,2008,
Pharmacotherapy A Physiologic Approach Seventh Edition, McGraw Hill, USA.
Sukandar, E. Y., Andrajati, R., Sigit, J. I., Adnyana, I. K., Setiadi, A. A. P.,
Kusnandar,2008, ISO Farmakoterapi Buku 1, ISFI Penerbitan, Jakarta"