Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KEPADA PASIEN DENGAN ANSIETAS

Disusun Oleh:

Fitri Andini Siregar

171101055

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021/2022
TINJAUAN PUSTAKA

1. Defenisi Ansietas
Ansietas merupakan keadaan emosi dan pengalaman subyektif individu. Keduanya
adalah energi dan tidak dapat diamati secara langsung. Ansietas adalah dasar kondisi
manusia dan memberikan peringatan berharga. Bahkan, kapasitas untuk menjadi ansietas
diperlukan untuk bertahan hidup. Selain itu, seseorang dapat tumbuh dari ansietas jika
seseorang berhasil berhadapan, berkaitan dengan, dan belajar dari menciptakan
pengalaman ansietas (Stuart, 2016)
Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu),
ansietas merupakan perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal
ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya
dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman. (Herdman &
Kamitsuru, 2018).
Reaksi umum terhadap stress adalah Ansietas, satu kondisi kegelisahan mental,
keprihatinan, ketakutan, atau perasaan putus asa karena pengancaman yang akan terjadi
atau ancaman antisipasi yang tidak dapat diidentifikasi terhadap diri sendiri atau terhadap
hubungan yang bermakna. Ansietas dapat dialami pada tingkat sadar, setengah sadar, atau
tidak sadar (Barbara, 2010).
2. Etiologi
Meski penyebab ansietas belum sepenuhnya diketahui, namun gangguan
keseimbangan neurotransmitter dalam otak dapat menimbulkan ansietas pada diri
seseorang. Faktor genetik juga merupakan faktor yang dapat menimbulkan gangguan ini.
Ansietas terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan menghadapi situasi, masalah dan
tujuan hidup (Videbeck, 2008).
Setiap individu menghadapi stres dengan cara yang berbeda-beda, seseorang dapat
tumbuh dalam suatu situasi yang dapat menimbulkan stres berat pada orang lain. Adapun
factor-faktor yang mempengaruhi ansietas adalah :
1. Faktor predisposisi
Berbagai teori yang di kembangkan untuk menjelaskan penyebab ansietas adalah:
a. Teori psikionalitik
Ansietas merupakan konflik emosional antara dua elemen kepribadian yaitu
ide, ego dan Super ego. Ide melambangkan dorongan insting atau impuls primitif.
Super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-
norma budaya seseorang, sedangkan Ego digambarkan sebagai mediator antara ide
dan super ego. Ansietas berfungsi untuk memperingatkan ego tentang suatu budaya
yang perlu segera diatasi.
b. Teori interpersonal
Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Berhubungan
juga dengan trauma masa perkembangan seperti kehilangan, perpisahan. Individu
dengan harga diri rendah biasanya sangat mudah mengalami ansietas berat
c. Teori perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang menggangu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Kajian biologis
Otak mengandung reseptor spesifik untuk benzodiazepines. Reseptor ini di
perkirakan turut berperan dalam mengatur ansietas.
2. Faktor presipitasi
Bersumber dari eksternal dan internal seperti:
a. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi ketidakmampuan fisiologis atau
menurunnya kemampuan melaksanakan fungsi kehidupan sehari-hari.
b. Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri dan
integritas fungsi sosial.
3. Perilaku Ansietas dapat diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologis dan
perilaku secara tidak langsung timbulnya gejala atau mekanisme koping dalam upaya
mempertahankan diri dari ansietas. Intensitas perilaku akan meningkat sejalan dengan
peningkatan ansietas (Ermawati dkk, 2009).
3. Tingkatan Ansietas
Menurut Peplau (1963) dalam (Stuart, 2016) mengidentifikasi empat tingkat ansietas
dengan penjelasan efeknya, yaitu :
1. Ansietas ringan
Terjadi pada saat ada ketegangan dalam hidup sehari-hari. Selama ini seseorang
waspada dan lapang persepsi meningkat. Kemampuan seseorang untuk melihat,
mendengar, dan menangkap lebih dari sebelumnya. Jenis ansietas ini dapat memotivasi
belajar, menghasilkan pertumbuhan, dan meningkatkan kreativitas.
2. Ansietas sedang
Terjadi ketika seseorang hanya berfokus pada hal yang penting saja dan lapang
persepsi meyempit. Sehingga kurang dalam melihat,mendengar, 7 dan menangkap.
Seseorang memblokir area tertentu tetapi masih mampu mengikuti perintah jika
diarahkan untuk melakukannya.
3. Ansietas berat
Terjadi ditandai dengan penurunan yang signifikan dilapang persepsi. Ansietas
jenis ini cenderung memfokuskan pada hal yang detail dan tidak berfikir tentang hal
lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk mengurangi ansietas dan banyak arahan yang
dibutuhkan untuk fokus pada area lain.
4. Panik
Panik dikaitkan dengan rasa takut dan terror. Pada sebagian orang yang mengalami
kepanikan tidak dapat melakukan hal-hal bahkan dengan arahan. Gejala panik yang
sering muncul adalah peningkatan aktivitas motorik, penurunan kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyempit dan kehilangan pemikiran
yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak dapat bertahan tanpa batas waktu, karena tidak
kompatibel dengan kehidupan. Kondisi panik yang berkepanjangan akan
mengakibatkan kelelahan dan kematian, tetapi panik dapat diobati dengan aman dan
efekti
4. Gejala Klinis Ansietas
Keluhan yang sering ditemukan pada seseorang yang mengalami ansietas antara lain
sebagai berikut (Universitas Indonesia, 2016) :
1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, dan mudah tesinggung.
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, dan mudah terkejut.
3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
4. Gangguan pada pola tidur dan muncul mimpi yang menegangkan.
5. Keluhan somatik, misalnya terjadi rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran
berdenging (tiritus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan
perkemihan, dan sakit kepala.
5. Patofisiologi
Berdasarkan proses perkembangannya:
1. Bayi/anak-anak
a. Berhubungan dengan perpisahan
b. Berhubungan dengan lingkungan atau orang yang tidak dikenal
c. Berhubungan dengan perubahan dalam hubungan teman sebaya
2. Remaja
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
a. Perkembangan seksual
b. Perubahan hubungan dengan teman sebaya
3. Dewasa
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
a. Kehamilan
b. Menjadi orang tua
c. Perubahan karir
d. Efek penuaan
4. Lanjut usia
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
a. Penurunan sensori
b. Penurunan motorik
c. Masalah keuangan
d. Perubahan pada masa pension
6. Factor Pencetus Ansietas
Faktor yang dapat menjadi pencetus seseorang merasa cemas dapat berasal dari diri
sendiri (faktor internal) maupun dari luar dirinya (faktor eksternal). Namun demikian
pencetus ansietas dapat dikelompokkan kedalam dua kategori yaitu:
1. Ancaman terhadap integritas diri, meliputi ketidakmampuan fisiologis atau gangguan
dalam melakukan aktivitas sehari-hari guna pemenuhan terhadap kebutuhan dasarnya.
2. Ancaman terhadap sistem diri yaitu adanya sesuatu yang dapat mengancam terhadap
identitas diri, kehilangan status/peran diri dan hubungan interpersonal (Asmadi 2008).
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahaan dan terapi memerlukan suatu metode
pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik), psikologik atau
psikiatrik, psikososial dan psikoreligius (Hawari, 2008) selengkapnya seperti pada uraian
berikut :
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
a. Makan yang bergizi dan seimbang.
b. Istirahat yang cukup.
c. Cukup.olahraga
d. Jangan merokok
2. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-
obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal
penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka
yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam,
clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan alprazolam.
3. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau
akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhankeluhan
somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang
bersangkutan.
4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
a. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar
pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta
percaya diri.
b. Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai
bahwa ketidakmampuan mengatsi kecemasan.
c. Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali
(rekonstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat stressor.
d. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu kemampuan
untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.
e. Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika
kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu menghadapi
stressor psikososial sehingga mengalami kecemasan.
f. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor
keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat dijadikan
sebagai faktor pendukung.
8. Konsep Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian Keperawatan
Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis dan
perilaku dan secara tidak langsung dapat timbul gejala atau mekanisme koping sebagai
upaya untuk melawan ansietas. Peningkatan ansietas perilaku dan meningkat sejalan
dengan meningkatnya ansietas. (Sujono, dkk, 2013).
II. Analisa Data
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari
informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang
dihadapi klien. Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk menentukan diagnosis
keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk
mengatasi masalah-masalah klien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk
Rumah Sakit, selama klien dirawat secara terus menerus, serta pengkajian ulang untuk
menambah/melengkapi data (Prasetyo, 2010). Tujuan pengumpulan data:
1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien
2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
3. Untuk menilai keadaan kesehatan klien
4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah
berikutnya.

Data yang perlu dikaji ada dua tipe yaitu sebagai berikut:
1. Data Subyektif
Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan
kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi,
perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya, misalnya tentang nyeri, perasaan
lemah, ketakutan, kecemasan lemah, (Potter & Perry).
2. Data Obyektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur,dapat diperoleh menggunakan panca indera
(lihat, dengar, cium, raba)selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi,
pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran (Potter & Perry).
III. Diagnosa Keperawatan
Masalah yang mungkin muncul pada pasien cemas berdasarkan buku NANDA
Internasional diagnosis Keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Ansietas
Domain : 9 Koping/Toleransi terhadap stress
Kelas 2 : Respon koping
Defenisi : Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon
autonomy (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
individu, perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap
bahaya. Perasaan ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan bahaya yang akan terjadi dan memampukan
individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.
Batasan karakteristik:
a. Gelisah
b. Insomnia
c. Nyeri
d. Peningkatan tekanan darah

Faktor yang berhubungan:

a. Ancaman perubahan pada status kesehatan.


2. Gangguan pola tidur
Domain : 4 Aktivitas/Istirahat
Kelas : 1 Tidur/istirahat
Defenisi : Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat factor eksternal
Batasan karakteristik:
a. Perubahan pola tidur normal
b. Ketidakpuasan tidur
c. Nyeri akut

Faktor yang berhubungan:

a. Suhu lingkungan sekitar


b. Nyeri akut
3. Nyeri akut
4. Resiko Harga diri rendah situasional
Domain : 6 persepsi diri
Kelas 2: harga diri
Defenisi : rentan terjadi persepsi negative tentang makna diri sebagai respon
terhadap situasi saat ini yang dapat mengganggu kesehatan.
Factor resiko
a. Gangguan citra tubuh
b. Penurunan control terhadap lingkungan
IV. Intervensi Keperawatan
Langkah selanjutnya dari proses keperawatan adalah perencanaan dimana perawat
akan menyusun rencana yang akan dilakukan pada klien untuk mengatasi
masalahnya, perencanaan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan (Purba). Pada
klien dengan ansietas ringan,tidak ada intervensi khusus, sebab pada ansietas ringan
ini klien masih mampu mengontrol dirinya dan mampu membuat keputusan yang
tepat dalam penyelesaian masalah.sedangkan pada ansietas sedang, intervensi yang
dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan pola mekanisme koping yang
positif. Pada ansietas berat dan panik, terdapat strategi khusus yang perlu
diperhatikan oleh perawat dalam pemberian asuhan keperawatan.
Prinsip intervensi keperawatan pada klien tersebut adalah melindungi klien dari
bahaya fisik dan memberikan rasa aman pada klien karena klien tidak dapat
mengendalikan perilakunya (Asmadi, 2008).
1. Perencanaan/intervensi yang dapat diterapkan pada diagnosa keperawatan yang
terkait ansietas adalah:
a. Tenangkan klien
b. Berusaha memahami keadaan klien
c. Berikan informasi tentang diagnosa,prognosis dan tindakan
d. Kaji tingkat ansietas dan reaksi fisik pada tingkat ansietas
e. Gunakan pendekatan dan sentuhan
f. Temani klien untuk mendukung keamanan dan rasa takut
g. Instruksikan kemampuan klien untuk menggunakan tekhnik relaksasi
h. Dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat.
2. Perencanaan/intervensi yang dapat diterapkan pada diagnosa keperawatan yang
terkait Nyeri b/d gangguan pola tidur adalah:
a. Gunakan laporan dari klien sendiri sebagai pilihan pertama untuk
mengumpulkan informasi pengkajian
b. Minta klien untuk menilai nyeri dengan skala 0-10
c. Dalam mengkaji nyeri klien, gunakan kata-kata yang sesuai usia dan tingkat
perkembangan klien
d. Manajemen nyeri: ajarkan penggunaan tekhnik non farmakologi (relaksasi,
distraksi)
3. Perencanaan/intervensi yang dapat diterapkan pada diagnosa keperawatan yang
terkait resiko harga diri rendah situasional b/d gangguan citra tubuh adalah
a. Identifikasi tentang diri sendiri dan harapan apa yang telah dan belum
tercapai dan upaya yang dilakukan untuk mencapai harapan yang belum
terpenuhi
b. Identifikasi kemampuan positif yang dimiliki oleh pasien
c. Bantu pasien melatih kemampuan tersebut
LAPORAN KASUS
1. Pengkajian
RUANG RAWAT : Komunitas
TANGGAL DIRAWAT : -
I. Identitas Klien
Inisial/Nama : Ny.T
Tanggal Pengkajian : 4 Oktober 2021
Umur : 70 tahun
RM No :-
Informan : Klien
II. Keluhan Saat ini
Klien menderita diabetes melitus tipe 2 sejak tahun 2012 dan mengatakan bahwa dia
merasa khawatir akan kondisi penyakit yang ia derita saat ini, dan klien juga takut
merepotkan anak-anaknya jika dirinya sakit
III. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?
() Ya ( ) Tidak
2. Pengobatan sebelumnya :
( ) Berhasil ( ) Kurang Berhasil ( ) Tidak Berhasil
3. Trauma : Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya Fisik () () () () () ()
Aniaya Seksual () () () () () ()
Penolakan () () () () () ()
Kekerasan Dalam Keluarga () () () () () ()
Tindakan Kriminal () () () () () ()
Jelaskan No:
1. Klien merupakan pasien keloaan di komunitas dan tidak pernah mengalami
gangguan jiwa
2. -
3. Klien tidak pernah mengalami trauma apapun
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
1. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa :
( ) Ya ( )Tidak
Hubungan keluarga :-
Gejala :-
Riwayat Penobatan/Perawatan :-
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
2. Genogram

Jelaskan :

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan


3. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :
Suami klien sudah meninggal sejak tahun 2007, pernah amputasi jari kaki akibat luka
dibetes pada tahun 2020
Masalah Keperawatan : Gangguan Citra Tubuh
IV. FISIK
1. Tanda Vital :
TD: 130/80 mmHg N: 82x/I S:36,2◦ C RR: 22 x/i
2. Ukur : TB:156 Cm BB: 75 Kg
3. Keluhan Fisik : klien menderita diabetes melitus dan sering mengeluh sakit
pinggang dan badan pegal-pegal
Jelaskan : klien mengatakan bahwa pinggangnya sering sakit dan pegal-pegal
Masalah Keperawatan: ada masalah keperawatan
V. PSIKOSOSIAL
1. Konsep Diri :
a. Gambaran diri: klien merasa bahwa dirinya sudah tua dan tidak bisa apa-apa lagi,
karena penyakit yang dimilikinya, jadi klien sering mengeluh bahwa dirinya lemah,
sering sakit-sakitan. Klien juga mengatakan bahwa ia kehilangan salah satu jari
kakinya yang diamputasi akibat luka diabetes
b. Identitas : klien dapat menyebutkan nama, alamat, pekerjaannya
c. Peran: klien adalah seorang ibu yang memiliki 8 anak
d. Ideal Diri: klien ingin tetap diberi kesehatan dan bisa beraktivitas dengan baik
walaupun memiliki sakit ini dan klien juga mengatakan jika suatu saat nanti dia
meninggal ia ingin anaknya tetap hidup akur
e. Harga Diri: terkadang klien merasa dirinya tidak berharga lagi dengan penyakit yang
dideritanya, namun anakn-anaknya selalu menyemangatinya agar tetap kuat.
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah Situasional, gangguan citra tubuh
2. Hubungan Sosial:
a. Orang yang Berarti: klien mengatakan bahwa orang yang berarti di dalam hidupnya
yaitu keluarganya terutama anaknya
b. Peran serta dalam kegiatan Kelompok Masyarakat:
Klien terkadang masih mengikuti kegiatan masyarakat seperti wirid, menghadiri
undangan, ataupun melayat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Tidak ada
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
3. Spiritual:
a. Nilai dan Keyakinan:
Klien beragama islam dan meyakini agama yang dia anut
b. Kegiatan Ibadah:
Klien rajin beribadah, dan sering mengikuti pengajian-pengajian
VI. STATUS MENTAL
1. Pengkajian
Tidak Rapi Pengguanaan pakaian tidak sesuai
Cara pakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan: klien tampak berpakaian rapi, serasi dari atas hingga bawah
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren Membisu
Apatis Lambat Tidak Mampu memulai pembicaraan
Jelaskan: saat diwawancarai klien berbicara sesuai intonasi dan dapat mengikuti
pembicaraan dengan baik
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
3. Aktivitas Motorik
Lesu Tegang Gelisah Apatis
Tik Grimasen Tremor Kompulsif
Jelaskan: klien dapat beraktivitas dengan baik
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
4. Alam Perasaan :
Lesu Ketakutan Putus Asa Gembira berlebihan
Jelaskan :klien merasa lebih tenang sekarang ini karena semua anaknya sudah
sukses dan menikah, serta memiliki cucu yang banyak. Klien juga mengatakan bahwa
seandainya tuhan akan memanggilnya ia sudah siap. Tetapi klien sering merasa
khawatir dengan penyakitnya dan takut akan merepotkan anak-anaknya
Masalah Keperawatan : Ansietas
5. Afek:
Datar Tumpul Labil Tidak Sesuai
Jelaskan: terdapat kesamaan dari seluruh ekspresi wajah klien
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
6. Interaksi Selama Wawancara:
Bermusuhan Tidak Kooperatif Mudah Tersing
Kontak Mata Kurang Defensif Curiga
Jelaskan: klien kooperatif saat diwawancarai
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
7. Persepsi:
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghirupan
Jelaskan: tidak ada masalah persepsi
Masalah Keperawatan : tidak ada masalh
8. Proses Pikir:
Sirkumstansial Tangensial Kehilangan Assosiasi
Flight Of Ideas Blocking pengulangan Pembicaraan /persepsi
Jelaskan: klien meniliki proses piker yang baik
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
9. Isi Pikir:

Obsesi Fobia Hipokondria

Deporsonalisasi Ide yang terkait Pikiran Magis


Jelaskan : tidak gg. Isi pikir
Waham :
Agama Tidak Somatik Kebesaran Curiga

Nihilstik Sisip Pikir Siap Pikir Kontrol Pikir

10. Tingkat Kesadaran


Bingung Sedasi Supor
Jelaskan: saat diwawancarai klien dalam tingkat kesadaran yang baik
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
11. Disorientasi
Waktu Tempat Orang
Jelaskan: klien dapat menyebutkan waktu, tempat, dan nama2 keluarganya
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
12. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka pendek

Gangguan daya saat ini Konfabuasi

Jelaskan : klien terkadang sudah mulai pikun karena usia, tetapi masih bisa mengingat
sedikit-sedikit
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
13. Tingkat Konsentrasi Dan Berhitung

Mudah Beralih Tidak mampu berhitung sederhana

Tidak Mampu berkonsentrasi

Jelaskan : klie dapat berkonsentrasi saat disuruh berhitung


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
14. Kemampuan Peniaian

Gangguan Ringan Gangguan Bermakna

Jelaskan : klien dapat mengambil keputusan dengan baik, klien juga sering
memberi nasehat kepada anak-anaknya
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawtan
15. Daya Tilik Diri

Mengingari penyakit yang diderita  Menyalahkan hal hal yang di luar dirinya

Jelaskan : klien menyadari akan sakit yang ia derita


Masalah Keperawatan : tidak ada maslah
VII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Kegiatan Hidup Sehari-hari
a. Perawatan Diri
Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan
Minimal Total Minimal Total
Mandi  Bab/Bak 
Kebersihan Ganti pakaian
 
Makan

Jelaskan : klien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
b. Nutrisi
Ya Tidak
 Apakah anda puas dengan pola makan anda ? 
 Apakah anda makan memisahkan diri ? 

Jika Ya, jelaskan alasannya :


 Frekuensi makan/hari : terkadang 3x/hari, terkadang jika tidak selera 1x/hari
 Frekuensi minum/hari :6-7 gelas/kali
Meningkat Menurun Berlebih Sedikit-sedikit
 Nafsu makan Meningat Menurun

 Berat Badan : 75 Kg BB Tertinggi : 85 Kg BB Terendah : 70 Kg


 Diet Khusus : klien dianjurkan untuk mengurangi makanan yang mengandung gula
dan makanan manis-manis
Jelaskan : klien mengatakan jika ia sering tidak selera makan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
c. Tidur
Ya Tidak
 Apakah ada masalah ? 
 Apakah anda rasa tenang bangun tidur 
 Apakah ada kebiasaan lidur siang

Lamanya/jam: 1 jam
 Waktu tidur malam : Jam : 10.00 Waktu bangun: Jam : 04.00
Beri Tanda " √ " sesuaidengan keadaan klien
Sulit untuk tidur Terbangun saat tidur 

Bangun terlalu pagi Gelisah saat tidur


Somnabolisme Berbicara dalam tidur

Jelaskan : klien mengatakan kesulitan tidur, dan jika tidur cepat klien akan sering
terbangun di malam hari
masalah keperawatan: gangguan pola tidur
2. Kemampuan Klien Dalam hal:
 Mengantisipasi Kebutuhan Sendiri 
 Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri 
 Mengatur pengunaan obat 
 Melakukan pemeriksaan kesehatan ( follow up ) 
Jelaskan : klien mengatakan untuk pemeriksaan kesehatan ia seering didampingi
oleh anak-anaknya
3. Klien memiliki sistem pendukung
Ya Tidak Ya Tidak
Keluarga  Teman Sejawat 
Profenasionalisme Kelompok Sosial

Jelaskan : klien mengatakan bahwa keluarga mendukung untuk kesembuahannya,
begiru juga dengan teman dan tetangga klien
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
4. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan yang menghasilkan atau hobi?
Ya Tidak

Jelaskan: klien mengatakan bahwa dia suka memasak dan menikmatinya
Masalah Keperawatan: tidak ada maslaah
VIII. Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif

 Bicara dengan oranglain Minum alcohol


Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebihan
Tehnik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas kontruktif Menghindar
Olahraga Mencederai diri
Lainnya Lainnya
Masalah keperawatan: tidak ada maslah
IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan
a. Masalah dengan dukungan keompok :tidak ada maslah dengan dukungan
kleompok
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan : tidak ada masalah dengan
lingkungan
c. Masalah dengan pendidikan : tidak ada maslah dengan pendidikan
d. Masalah pekerjaan : klien sudah tidak dapat bekerja lagi sejak sakit
e. Masalah ekonomi : tidak ada masalah dnegan ekonomi, klien adalah orang
yang berkecukupan
f. Maslaah lain : tidak ada
X. Pengetahuan kurang tentang :
Penyakit jiwa Sistem Pendukung Penyakit fisik
Obat-obatan  Faktor Presipitasi Lainnya Koping
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
XI. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik : Diabetes Melitus II
Terapi Medik :
XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan citra Tubuh
2. Ansietas
3. Harga Diri Rendah Situasional
2. Analisa Data

NO Data Masalah Keperawatan Penyebab

1. Data subjektif : klien Ansietas Kondisi penyakit


mengatakan khawatir dengan
kondisi penyakitnya dan takut
akan merepotkan anaknya
Data objektif:
- Klien tampak gelisah
Sering melamun
2. Data Subjek: Harga Diri Rendah Kondisi Penyakit
- klien mengatakan bahwa Situasional
dirinya sudah tidak bisa
apa-apa lagi dengan
kondisinya yang sekarang
- klien mengatakan hanya
akan menyusahkan anak-
anaknya saja
Data Objek:
- klien sering mengeluh
dengan keadaannya
- klien terkadang tampak
murung

3. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas b/d kondisi penyakit d/d pasien gelisah dan mengatakan khawatir dengan
penyakit yang ia derita dan khawatir akan merpotkan anak-anaknya
2. Resiko Harga diri rendah situasional b/d kondisi penyakit d/d klien tampak murung dan
merasa dirinya tidak bisa apa-apa
4. Intervensi
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Ansietas 1. Ansietas control Penurunan ansietas 1) Penurunan ansietas
2. Mekanisme koping dan peningkatan dan peningkatan
Dengan ketentuan koping: koping
berikut (skala 1-5 : 1. Tenangkan klien 2) Membantu
tidak pernah, 2. Berusaha merilekskan
jarang, kadang- memahami perasaan klien
kadang, sering, keadaan klien 3) Menambah
selalu) : Indikator: 3. Berikan pengetahuan klien
- Menunjukkan informasi 4) Untuk mengurangi
fleksibilitas peran tentang diabetes rasa takut klien
- Keluarga melitus dan diet 5) Meningkatkan
menunjukkan makanannya pengetahuan pasien
fleksibilitas peran 4. Temani klien untuk melakukan
para anggotanya untuk intervensi mandiri
- Melibatkan mendukung jika ansietas terjadi
anggota keluarga keamanan dan
dalam membuat rasa takut
keputusan 5. Instruksikan
kemampuan
- Mengekspresikan klien untuk
perasaan dan menggunakan
kebebasan tekhnik
emosional relaksasi
- Menunjukkan
strategi penurunan
ansietas
Harga diri Tujuan umum: 1. Identifikasi 1. Untuk
Rendah tentang diri meningkatkan
Meningkatkan
Situasional sendiri dan motivasi pasien
kepercayaan diri
harapan apa dalam melakukan
yang dimiliki klien
yang telah dan upaya yang ingin
Tujuan khusus belum tercapai dicapai
dan upaya yang 2. Untuk membuat
Setelah dilakukan 4x
dilakukan untuk pasien menyadari
pertemuan (SP4)
mencapai bahwa pasien
interaksi tindakan
harapan yang memiliki
keperawatan belum terpenuhi kemampuan
2. diharapkan klien 2. Identifikasi positif
dapat percaya diri kemampuan 3. Untuk melatih
Kriteria Hasil : positif yang pasien
dimiliki oleh mengembangkan
1. Klien memiliki
pasien kemampuan positif
rasa percaya diri
3. Bantu pasien tersebut
2. Klien merasa
melatih
memiliki aspek
kemampuan
positif pada
tersebut
dirinya
3. Klien merasa
memiliki
kemampuan dari
dirinya
4. Klien merasa
bangga terhadap
dirinya sendiri

5. Implementasi dan Evaluasi


No Tgl/waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
1. 5-10-2021 I Sp.1 : S: klien mengatakan ia FAS
/ 13.00 Menenangkan klien selalu khawatir dengan
Sp.2 : keadaannya sekarang
Mendengarkan keluhan dan takut merepotkan
klien memahami keadaan anaknya
klien O : klien tampak
Sp.3: murung dan otot-otot
Mengedukasi klien tentang wajah tegang
diabetes melitus dan diet TD : 140/80 mmHg
makanannya A: Ansietas
P : Ajarkan klien
mengontrol cemas
dengan Teknik relaksasi
nafas dalam
2. 6-10-2021 I Sp.4 : S: klien mengatakan FAS
/ 10.00 Mengajarkan klien cemasnya mulai
mengontrol cemas dengan berkurang setelah
Teknik relaksasi nafas melakukan relaksasi
dalam nafas dalam
O : klien tampak lebih
tenang
TD: 120/80 mmHg
HR : 90x/i
A : Ansietas
P : - temani klien untuk
mengurangi rasa
takutnya
3. 7-10-2021 I Menemani klien untuk S: klien mengatakan FAS
/ 10.00 menciptakan rasa aman jika rasa cemasnya saat
dan mengurangi rasa ini sudah mulai
takutnya berkurang
O : klien tampak tenang
TD: 120/80 mmHg
HR: 85x/menit
A: Masalah Teratasi
P:
- Anjurkan klien
untuk melakukan
Teknik relaksasi
napas dalam saat
merasa cemas
- Anjurkan klien
untuk menjaga
pola makan agar
dapat mengontrol
gula darah klien
4. 8-10-2021 II Sp.1: S:
/ 15.00 Identifikasi tentang diri - klien mengatakan
sendiri dan harapan apa bahwa semua
yang telah dan belum harapannya sudah
tercapai dan upaya yang tercapai, dia hanya
dilakukan untuk mencapai ingin kondisinya
harapan yang belum tetap stabil agar tidak
terpenuhi
Sp.2: perlu merepotkan
Identifikasi kemampuan anaknya
positif yang dimiliki oleh - klien mengatakan
pasien jika saat ini dia bisa
bertanaman walau
hanya sebentar
O : klien tampak tenag
A : masalah tertasi
sebagian
P : intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai