NIM : CKR0200184
TAHUN 2023
FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN
D. Rentang Respon
o Kecemasan Ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan
seseorang menjadi waspada dan menghasilkan lahan persepsinya. Kecemasan dapat
memotivasi bekpar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
o Kecemasan Sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif
namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Dengan kata lain, lapang
persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih memfokuskan pada hal yang
penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.
o Kecemasan Berat
Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir pada hal
lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut
memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada satu area lain.
o Tingkat Panik Dari Kecemasan
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dari orang yang mengalami panik tidak
mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan
disorganisasi kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan aktifitas motorik,
menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang
menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat kecemasan ini tidak
sejalan dengan kehidupan, dan juga berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat
terjadi kelelahan yang sangat, bahkan kematian. Pada tingkat ini individu sudah
tidak dapat mengontrol diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa lagi walaupun
sudah diberi pengarahan.
E. Mekanisme Koping
Pada pasien yang mengalami ansietas sedang dan berat mekanisme
koping yang digunakan terbagi atas dua jenis mekanisme koping yaitu ;
a. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari
dan berorientasi pada tindakan realistik yang bertujuan untuk
menurunkan situasi stres, misalnya
2) Penyangkalan (Denial)
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari
realitas tersebut.Mekanisme pertahanan ini paling sederhana
danprimitif.
3) Pemindahan (Displacemen)
Pengalihan emosi yag semula ditujukan pada seseorang/benda
tertentu yang biasanya netral atau kurang mengancam terhadap
dirinya.
4) Disosiasi
Pemisahan dari setiap proses mental atau prilakudari kesadaran
atau identitasnya.
5) Identifikasi (Identification)
Proses dimana seseorang mencoba menjadi orang yang ia
kagumi dengan mengambil/menirukan pikiran-pikiran,prilaku
dan selera orang tersebut.
6) Intelektualisasi (Intelektualization)
Penggunaan logika dan alasan yang berlebihan untuk
menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.
7) Introjeksi (Intrijection)
Mengikuti norma-norma dari luar sehingga ego tidak lagi
terganggu oleh ancaman dari luar (pembentukan superego)
8) Fiksasi
Berhenti pada tingkat perkembangan salah satu aspek
tertentu (emosiatau tingkah laku atau pikiran) sehingga
perkembangan selanjutnya terhalang.
9) Proyeksi
Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri
kepada orang lain terutama keinginan. Perasaan emosional dan
motivasi tidak dapat ditoleransi.
10) Rasionalisasi
Memberi keterangan bahwa sikap/tingkah lakunya menurut
alasanyang seolah- olah rasional,sehingga tidak menjatuhkan
harga diri.
11) Reaksi formasi
Bertingkah laku yang berlebihan yang langsung bertentangan
dengan keinginan-keinginan,perasaan yang sebenarnya.
12) Regressi
Secara tidak sadar mengesampingkan pikiran, impuls,
atau ingatan yangmenyakitkan atau bertentangan,
merubuan pertahanan ego yang primer yang cenderung
diperkuat oleh mekanisme ego yang lainnya.
13) Acting Out
Langsung mencetuskan perasaan bila keinginannya terhalang.
14) Sublimasi
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya
dimata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami
halangan dalam penyalurannya secara normal.
15) Supresi
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan
tetapi sebetulnya merubuan analog represi yang
disadari;pengesampingan yang disengaja tentang suatu bahan
dari kesadaran seseorang;kadang-kadang dapat mengarah pada
represif berikutnya.
16) Undoing
Tindakan/perilaku atau komunikasi yang menghapuskan
sebagian daritindakan/perilaku atau komunikasi sebelumnya
merubuan mekanisme pertahanan primitif.
F. Penatalaksaan
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahaan dan terapi
memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik
(somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius. Selengkpanya
seperti pada uraian berikut :
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
a. Makan makanan yang berigizi dan seimbang
b. Tidur yang cukup
c. Olahraga yang teratur
d. Tidak merokok dan tidak minum minuman keras
2. Terapi Psikofarmaka
Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu
seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl, meprobamate
dan alprazolam.
3. Terapi Somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau
akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-
keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ
tubuh yang bersangkutan.
4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain
a. Psikoterapi Suportif
b. Psikoterapi Re-Edukatif
c. Psikoterapi Re-Konstruktif
d. Psikoterapi Kognitif
e. Psikoterapi Psikodinamik
f. Psikoterapi Keluarga
5. Terapi Psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang
merupakan stressor psikososial.
4. Pohon Masalah
Kerusakan Effect
interaksi sosial
Gangguan
suasana perasaan Cor problem
cemas
Koping individu
Causa
in efektif
5. Diagnosa
- Keruskan interaksi sosial berhubungan dengan cemas
- Gangguan alam perasaan: cemas berhubungan dengan koping individu in efektif
7. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah dilakukan
intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah
diberikan (Deswani, 2009).
S : Responsubjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan
O : Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan
A : Analisis terhadap data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
apakah masalah masih ada atau telah teratasi atau muncul masalah baru.
P : Perencanaan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis respon