LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN
KECEMASAN Untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Jiwa Dosen pengampu Dr. Dyah Widodo, S.Kp., M.Kes.
Disusun oleh : Qusnul Nurma Fadila P17210224198
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN MALANG 2023 1. PENGERTIAN Kecemasan merupakan suatu perasaan khawatir yang berlebih dan tidak jelas, juga merupakan suatu respons terhadap stimulus eksternal maupun internal yang menimbulkan gejala emosional, kognitif, fisik, dan tingkah laku. Ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi. Kecemasan dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang, berat sampai panik. Setiap tingkat menyebabkan perubahan fisiologis dan emosional pada individu. Kecemasan merupakan suatu keadaan perasaan gelisah, ketidaktentuan, ada rasa takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui masalahnya (Pardede & Simangunsong, 2020) 2. ETIOLOGI 1. Faktor predisposisi Stressor predisposisi ialah semua ketegangan dalam kehidupan yang menimbulkan kecemasan (Stuart, Keliat & Pasaribu, 2016). Ketegangan dalam hidup tersebut dapat berupa : a. Peristiwa traumatik, yang memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan krisis yang dialami oleh seseorang baik krisis perkembangan atau situasional. b. Konflik emosional, dialami seseorang dan tidak terselesaikan dengan baik. Konflik antar sesama dan super ego atau antara keinginan serta fakta dapat menimbulkan kecemasan c. Konsep diri terganggu dapat memunculkan ketidakberdayan seseorang berpikir secara logis sehingga menimbulkan kecemasan d. Frustasi dapat menimbulkan rasa ketidakmampuan untuk mengambil keputusan yang berefek terhadap ego e. Gangguan fisik menimbulkan kecemasan karena suatu contoh ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu f. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress g. Riwayat gangguan kecemasan di keluarga dapat mempengaruhi respon seseorang dalam merespon konflik dan menyelesaikan kecemasannya h. Mendikasi yang dapat menimbulkan kecemasan ialah obat yang mengandung benzodiazepin 2. Faktor presipitasi Stressor presipitasi ialah segala ketegangan dalam hiup yang dapat menimbulkan kecemasan (Struat, Keliat & Pasaribu, 2016). Faktor presipitasi dikelompokkan sebagai berikut : a. Ancaman terhadap integritas fisik. Yang dapat mengancam adalah : 1. Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis (mis. kehamilan) 2. Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus bakteri, polusi sekitar, kecelakaan, kekurangan nutrsi, tidak adekuatnya tempat tinggal b. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal yaitu : 1. Internal : kesusahan untuk berinteraksi di rumah dan tempat bekerja, adaptasi peran. Ancaman terhadap integritas diri juga dapat mempengaruhi 2. Eksternal : kehilangan seseorang yang dikasihi, perpisahan dalam rumah tangga, perubahan pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya 3.Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan Terdapat dua faktor yang mencetuskan kecemasan, yaiu : a. Riwayat negatif pada masa lampau, timbulnys rasa tidak menyenangkan terhadap peristiwa yang dapat terulang kembali di masa yang akan datang. b. Pikiran tidak rasional yang terbagi dalam 4 bentuk : 1. Kegagalan ketastropik, merupakan asumsi diri seseorang bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi padanya. Seseorang akan menrasakan kecemasan disertai perasaan ketidakmampuan dan ketidakmampuan mengatasi masalahnya 2. Kesempurnaan, seseorang berhadap kepada dirinya untuk berperilaku sempurna dan tidak kurang. Seseorang menjadian acuan kesempurnaan adalah pencapaian yang dapat memberikan inspirasi 3. Persetujuan 4. Generalisasi yang tidak tepat, yaitu yang berlebihan terjad pada seseorang yang memiliki sedikit pengalaman 3.TANDA DAN GEJALA Menurut Ii (2021) tanda gejala kecemasan yaitu : 1. Tanda-tanda fisik Diantaranya yaitu : kegelisahan, kegugupan, tangan atau anggota tubuh gemetar, sensasi ada tali yang mengikat sekitar dahi, ketegangan pada perut dan dada, keringat berlebih, pusing dan pingsan, mulut kering, sukar berbicara, susah nafas, nafas dangkal, jantung berdebar, suara bergetar, jari dan anggota tubuh terasa dingin, mual, panas dingin, seing buang air kecil, wajah memerah, dan mudah sensitif (mudah marah) 2. Tanda-tanda behavioral Diantaranya yaitu : perilaku menghindar, perilaku melekat dan dependen, dan perilaku terguncang 3. Tanda-tanda kognitif Diantaranya yaitu : khawatir tentang sesuatu, rasa terganggu atau takut menghadapi masa depan, waspada, merasa terancam oleh oranglain, kehilangan kontrol diri, takut tidak bisa mengatasi masalah, terasa bingung dan rasa yang campur aduk, dan sulit memfokuskan pikiran 4. CARA PENGOBATAN 1. Terapi farmakologis Berdasarkan beberapa guideline mengenai rekomendasi pengobatan untuk gangguan anxietas, pengobatan yang biasa digunakan diantaranya antidepresan (SSRIs, SNRIs, TCAs, dan MAOIs), benzodiazepine, β-blockers, serta ada beberapa yang menggunakan antihistamin dan atipikal antipsikotik (Vildayanti dkk., t.t.). 2. Terapi non farmakologis Terapi non-farmakologi meliputi relaksasi, distraksi, dan salah satunya terapi musik. Jenis musik yang paling bermanfaat untuk menurunkan kecemasan seseorang adalah musik klasik karena dapat mempengaruhi otak dengan mendorong sekresi hormon endorphin. Hormon ini dapat menurunkan tekanan darah, denyut jantung, frekuensi napas sehingga memberikan relaksasi yang dapat mengurangi ketakutan dan kecemasan. Musik merupakan pengobatan yang mudah karena dapat mengurangi rasa takut dan kecemasan tanpa obat- obatan (Supardi dkk., 2020). 5.PATHWAY KECEMASAN 6.ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Pada tahap ini terdapat beberapa faktor yang perlu dieksplorasi baik pada klien sendiri maupun keluarga berkenaan dengan kasus kecemasan, berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas (Waryuningsih, 2021) yang meliputi : 1. Identitas klien 2. Keluhan utama atau alasan masuk 3. Faktor predisposisi a. Teori psiko analitik, kecemasan muncul akibat terjadinya konflik emosional antara dua elemen kepribadian, ID dan supergo. b. Teori interpersonal, kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dari hubungan interpersonal. c. Teori perilaku, kecemaskan merupakan produk frustasi yang segala seuatu mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. d. Kajian keluarga, gangguan kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. e. Kajian biologis, menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus benzodiazepine. Reseptor ini akan menghambat dalam aminobutirik. 4. Faktor presipitasi Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori (Pratiwi, Widianti & Solehati, 2017) : a. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang datang atau menurunnya kapasitas untuk mlakukan aktifitas sehari-hari. b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi individu. 5. Pemeriksaan fisik Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan apakah ada keluhan fisik yang dirasakan klien 6. Psikososial Pada pengkajian psikososial terdapat beberapa hal yaitu : a. Konsep diri b. Hubungan sosial c. Spiritual 7. Status mental Pada klien kecemasan ditemukan data nampak bingung, merasa khawati akibat situasi saat ini, sulit berkonstentrasi, tampak gelisah, gugup, sulit tidur, mengeluh pusing, anoreksia, palpitasi, merasa tak berdaya, meningkatnya laju pernapasan, meningkatnya frekuensi nadi, meningkatnya tekanan darah, gemetar, kontak mata buruk. 8. Mekanisme koping Ketika mengalami kecemasan individu menggunakan berbagai mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya dan ketidakmampuan mengatasi ansietas secara konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku patologis. 9. Masalah psikososial dan lingkungan Biasanya klien kecemasan memiliki masalah di masalalu dan menyebabkan klien merasa ketakutan terhaap masyarakat dan orang terdekat. 10. Aspek pengetahuan Pada klien kecemasan kurang mengetahui tentang penyakit jiwa karena tidak merasa takut untuk melakukan kegiatan atau hal-hal yang ingin dilakukannya. 11. Aspek medis Memberikan penjelasan tentang diagnostic medis. 2.Analisa Data Analisa data berisikan masalah keperawatan jiwa yang didukung dengan data- data hasil pengkajian 3.Diagnosa Keperawatan Adapun diagnosa yang biasanya muncul adalah : 1. Koping Individu Tidak Efektif 2. Kecemasan 3. Ketidakberdayaan 4. Isolasi Sosial 5. Perubahan Proses Berfikir 4. Intervensi Kaji tanda dan gejala kecemasan dan kemampuan klien mengurangi kecemasan, jelaskan tanda dan gejala, penyebab kecemasan, latihan cara mengatasi kecemasan misalnya, teknik relaksasi napas dalam, distraksi (berbicara hal positif), hipnotis 5 jari, bantu klien melakukan latihan sesuai dengan jadwal kegiatan. 5.Implementasi Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien. 6.Evaluasi Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA Pardede, J. A., & Simangunsong, M. M. (2020). Family Support With The Level of Preschool Children Anxiety in the Intravenous Installation. Jurnal Keperawatan Jiwa, 8(3), 223. https://doi.org/10.26714/jkj.8.3.2020.223-234 Samosir, M. L. (2022). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Kecemasan Pada Penderita Hipertensi: Studi Kasus [Preprint]. Open Science Framework. https://doi.org/10.31219/osf.io/jghtp Stuart, G. W. (2021). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart, Edisi Indonesia 11. Elsevier Health Sciences. Supardi, F. J., Artawan, I. M., & Pakan, P. D. (2020). PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE-OPERASI DI RSUD PROF DR. W. Z. JOHANNES KUPANG. Vildayanti, H., Puspitasari, I. M., & Sinuraya, R. K. (t.t.). REVIEW: FARMAKOTERAPI GANGGUAN ANXIETAS. 16.