Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN KECEMASAN PADA PASIEN HIPERTENSI

DI PUSKESMAS PUSKESMAS PASIR PANJANG

OLEH
NAMA: ANGELINA T. KLAAS
NIM: PO. 530321119203
KELAS: PPN TINGKAT IV

Mengetahui

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

Trifonia S Nurwela Skep,Ns.,M,Kes Maria Irene Bela,S.Kep.,Ns

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KUPANG
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2023
MASALAH UTAMA: Kecemasan
PROSES TERJADINYA MASALAH

A. Definisi
Kecemasan merupakan suatu keadaan perasaan gelisah, ketidaktentuan, ada rasa takut
dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui masalahnya
(Pardede & Simangunsong, 2020).
Kecemasan merupakan suatu respon psikologis maupun fisiologis individu terhadap
suatu keadaan yang tidak menyenangkan, atau reaksi atas situasi yang dianggap
mengancam (Hulu & Pardede, 2016).

B. Penyebab
Etiologi Gangguan Kecemasan Terdiri Dari :
1. Faktor Predisposisi Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan
yang dapat menyebabkan timbulnya kecemasan (Stuart, Keliat & Pasaribu, 2016).
Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat berupa :
a. Peristiwa Traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan
krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional.
b. Konflik Emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik.
Konflik antara individu dan super ego atau antara keinginan dan kenyataan dapat
menimbulkan kecemasan pada individu.
c. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir
secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.
d. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan
yang berdampak terhadap ego.
e. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman
terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.
f. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami karena
pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalamkeluarga.
g. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respons
individu dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.
h. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang
mengandung benzodiazepin, karena benzodiazepine dapat menekan
neurotransmiter gamma amino
butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak yang bertanggung
jawab menghasilkan kecemasan.
2. Faktor presipitasi
Stresor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan (Stuart, Keliat & Pasaribu, 2016). Stressor
presipitasi kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
a. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas fisik
yang meliputi:
- Sumber Internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun,
regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya : hamil).
- Sumber Eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya
tempat tinggal.
b. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal:
- Sumber Internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah
dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman
terhadap integritas fisik juga dapat mengancam harga diri.
- Sumber Eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan
status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan
Terdapat dua faktor yang dapat menimbulkan kecemasan, yaitu.
- Pengalaman negatif pada masa lalu Sebab utama dari timbulnya rasa
cemas kembali pada masa kanak-kanak, yaitu timbulnya rasa tidak
menyenangkan mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi pada masa
mendatang, apabila individu menghadapi situasi yang sama dan juga
menimbulkan ketidaknyamanan, seperti pengalaman pernah gagal dalam
mengikuti tes.
- Pikiran yang tidak rasional Pikiran yang tidak rasional terbagi dalam
empat bentuk, yaitu :
1. Kegagalan ketastropik, yaitu adanya asumsi dari individu bahwa
sesuatu yang buruk akan terjadi pada dirinya. Individu mengalami
kecemasan serta perasaan ketidakmampuan dan ketidaksanggupan
dalam mengatasi permasalahannya.
2. Kesempurnaan, individu mengharapkan kepada dirinya untuk
berperilaku sempurna dan tidak memiliki cacat. Individu menjadikan
ukuran kesempurnaan sebagai sebuah target dan sumber yang dapat
memberikan inspirasi.
3. Persetujuan
4. Generalisasi yang tidak tepat, yaitu generalisasi yang berlebihan, ini
terjadi pada orang yang memiliki sedikit pengalaman

C. Tingkat kecemasan
Menurut Ii (2021), Tingkatan kecemasan terbagi atas empat, yaitu :
1. Kecemasan Ringan
Kecemasan ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Kecemasan ini dapat
memotivasi belajar menghasilkan pertumbuhan serta kreatifitas. Tanda dan gejala
antara lain: persepsi dan perhatian meningkat, waspada, sadar akan stimulus internal
dan eksternal, mampu mengatasi masalah secara efektif serta terjadi kemampuan
belajar. Perubahan fisiologi ditandai dengan gelisah, sulit tidur, hipersensitif terhadap
suara, tanda vital dan pupil normal.
2. Kecemasan Sedang
Kecemasan sedang memungkinkan seseorang memusatkan pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain, sehingga individu mengalami perhatian yang selektif,
namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Respon fisiologi: sering nafas
pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, gelisah, konstipasi. Sedangkan
respon kognitif yaitu lahan persepsi menyempit, rangsangan luar tidak mampu
diterima, berfokus pada apa yang menjadi perhatiaannya.

3. Kecemasan Berat
Kecemasan berat sangat mempengaruhi persepsi individu, individu cenderung untuk
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat berfikir tentang
hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Tanda dan gejala
dari kecemasan berat yaitu : persepsinya sangat kurang, berfokus pada hal yang
detail, rentang perhatian sangat terbatas, tidak dapat berkonsentrasi atau
menyelesaikan masalah, serta tidak dapat belajar secara efektif. Pada tingkatan ini
individu mengalami sakit kepala, pusing, mual, gemetar, insomnia, palpitasi,
takikardi, hiperventilasi, sering buang air kecil maupun besar, dan diare. Secara emosi
individu mengalami ketakutan serta seluruh perhatian terfokus pada dirinya.
4. Panik
Pada tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan
teror. Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak
dapat melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik menyebabkan
peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang
lain, persepsi yang menyimpang, kehilangan pemikiran yang rasional. Kecemasan ini
tidak sejalan dengan kehidupan, dan jika berlangsung lama dapat terjadi kelelahan
yang sangat bahkan kematian. Tanda dan gejala dari tingkat panik yaitu tidak dapat
fokus pada suatu kejadian.

D. Ciri-ciri kecemasan
Menurut Anggraini & Oliver (2019) kecemasan mempunyai ciri-ciri tersendiri,
diantaranya:
1. Ciri fisik dari kecemasan meliputi kegelisahan, kegugupan, tangan atau anggota tubuh
lain yang bergetar atau gemetar, sensasi dari pita ketat yang mengikat disekitar dahi,
banyak berkeringat, pening atau pingsan, sulit berbicara, sulit bernapas, jari-jari atau
anggota tubuh lain jadi dingin, panas dingin, dll
2. Ciri behavioral dari kecemasan meliputi perilaku menghindar, perilaku melekat dan
dependen dan perilaku terguncang.
3. Ciri kognitif dari kecemasan meliputi khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu
akan ketakutan atau apprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan,
keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi tanpa ada penjelasan yang
jelas, merasa terancam oleh peristiwa yang normalnya hayna sedikit atau tidak
mendapat perhatian, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah.
E. Tanda dan gejalan kecemasan
Menurut Ii (2021) adapun tanda dan gejala pada kecemasan, yaitu :
1. Tanda-Tanda Fisik Kecemasan
Tanda fisik kecemasan diantaranya yaitu : kegelisahan, kegugupan,, tangan atau
anggota tubuh yang bergetar atau gemetar, sensasi dari pita ketat yang mengikat di
sekitar dahi, kekencangan pada pori-pori kulit perut atau dada, banyak berkeringat,
telapak tangan yang berkeringat, pening atau pingsan, mulut atau kerongkongan
terasa kering, sulit berbicara, sulit bernafas, bernafas pendek, jantung yang berdebar
keras atau berdetak kencang, suara yang bergetar, jari-jari atau anggota tubuh yang
menjadi dingin, pusing, merasa lemas atau mati rasa, sulit menelan, kerongkongan
merasa tersekat, leher atau punggung terasa kaku, sensasi seperti tercekik atau
tertahan, tangan yang dingin dan lembab, terdapat gangguan sakit perut atau mual,
panas dingin, sering buang air kecil, wajah terasa memerah, diare, dan merasa sensitif
atau “mudah marah”.
2. Tanda-Tanda Behavioral Kecemasan
Tanda-tanda behavorial kecemasan diantaranya yaitu : perilaku menghindar, perilaku
melekat dan dependen, dan perilaku terguncang.
3. Tanda-Tanda Kognitif Kecemasan
Tanda-tanda kognitif kecemasan diantaranya : khawatir tentang sesuatu, perasaan
terganggu akan ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan,
keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi (tanpa ada penjelasan
yang jelas), terpaku pada sensasi ketubuhan, sangat waspada terhadap sensasi
ketubuhan, merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang normalnya hanya sedikit
atau tidak mendapat perhatian, ketakutan akan kehilangan kontrol, ketakutan akan
ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, berpikir bahwa dunia mengalami
keruntuhan, berpikir bahwa semuanya tidak lagi bisa dikendalikan, berpikir bahwa
semuanya terasa sangat membingungkan tanpa bisa diatasi, khawatir terhadap hal-hal
yang sepele, berpikir tentang hal mengganggu yang sama secara berulang-ulang,
berpikir bahwa harus bisa kabur dari keramaian (kalau tidak pasti akan pingsan),
pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, tidak mampu menghilangkan
pikiran-pikiran terganggu, berpikir akan segera mati (meskipun dokter tidak
menemukan sesuatu yang salah secara medis), khawatir akan ditinggal sendirian, dan
sulit berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran.

Pohon masalah

Kerusakan interaksi sosial


Effect

Gangguan suasana perasaan Core problem


cemas

Koping individu in efektif Causa


Konsep Asuhan Keperawatan

A. Diagnosa
Adapun diagnosa yang biasanya muncul adalah :
1. Koping Individu Tidak Efektif
2. Kecemasan
3. Ketidakberdayaan
4. Isolasi Sosial
5. Perubahan Proses Berfikir

B. Intervensi
Tujuan :
1. Klien mampu mengenal pengertian penyebab tanda gejala dan akibat
2. Klien mampu mengetahui cara mengatasi ansietas
3. Klien mampu mengatasi ansietas dengan melakukan latihan relaksasi tarik nafas
dalam
4. Klien mampu mengatasi ansietas dengan melakukan latihan distraksi
5. Klien mampu mengatasi ansietas dengan melakukan hipnotis lima jari
6. Klien mampu merasakan manfaat dari latihan yang dilakukan
7. Klien mampu membedakan perasaan sebelum dan sesudah latihan
Tindakan :
1. Kaji tanda dan gejala ansietas dan kemampuan klien mengurangi kecemasan
2. Jelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat darikecemasan
3. Latihan cara mengatasi kecemasan :
a. Teknik relaksasi napas dalam
b. Distraksi : bercakap-cakap hal positif
c. Hipnotis 5 jari fokus padahal-hal yang positif
4. Bantu klien melakukan latihan sesuai dengan jadwal kegiatan

Daftar Pustaka

Pardede, J. A., & Simangunsong, M. M. (2020). Family Support With The Level of Preschool
Children Anxiety in the Intravenous Installation. Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan
Perawat Nasional Indonesia, 8(3), 223-234. https://doi.org/10.26714/jkj.8.3.2020.223-234
Hulu, E. K., & Pardede, J. A. (2016). Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien
Pre Operatif Di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan. Jurnal Keperawatan, 2(1).
Stuart, Keliat & Pasaribu. (2016). Prinsip Dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart. Edisi
Indonesia (Buku 1). Singapura:Elsevier
Anggraini, A. R., & Oliver, J. (2019). Journal of Chemical Information and
Modeling,53(9),1689–1699. Https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Anda mungkin juga menyukai