Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

DEFISIT PERAWATAN DIRI

OLEH :

NAMA : TAROCI PADAKAMA


NIM : PO. 530321119247
KELAS : PPN tk.4

Pembimbing klinik Pembimbing institusi

Sri Herlin Ernawati SKep.Ns Antonia H.Hamu, SKep.Ns.M.Kep

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS
2022/2023
1. Pengertian Defisit Perawatan Diri
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK
(toileting) (Fitria, 2012). Pasien gangguan jiwa akan mengalami kurangnya perawatan
diri yang terjadi akaibat perubahan proses pikir sehingga aktivitas perawatan diri
menurun.Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah
kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk
dirinya(Afnuhazi, 2015).
2. Etiologi
a. Faktor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungan.Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
b. Faktor presiptasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.

3. Jenis-jenis Defisit Perawatan Diri


Perawatan diri terdiri dari :
a. Mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/ beraktivitas
perawatan diri untuk diri sendiri
b. Berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri.
c. Makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas seharian
d. Eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi
sendiri.
4. Tanda dan gejala
tanda dan gejala yang tampak pada klien yang mengalami defisit perawatan diri adalah
sebagai berikut:
a. Mandi
Klien mengalami ketidak mampuan dalam membersihkan badan, memperoleh
atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi,
mendapatkan perlengkapan mandi, meringankan tubuh, serta masuk dan keluar
kamar mandi.
b. Berpakaian
Klien mempunyai kelemahan dalam melakukan atau mengambil potongan
pakaian, menaggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien
juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih
pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan
pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat
yang memuaskan, mengambil pakaian, dan mengenakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, menagani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat
tambahan, mendapatkan makanan, mengambil makanan dari wadah lalu
memasukannya ke mulut, melengkapi makanan mencerna makanan menurut
cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna
cukup makanan dengan aman.
d. BAK/BAB
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian untuk toletting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat,
dan menyiram tiolet kamar kecil.
Keterbatasan diri diatas biasanya diakibatkan karena stresor yang cukup
berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah),
sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam
hal mandi, berpakaian, berhias, makan, maupaun BAB/BAK. Bila tidak
dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan bisa mengalami masalah
resiko tinggi isolasi sosial.
5. Dampak masalah defisit perawatan diri
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderta seseorang karena tidak terpeliharannya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang terjadi adalah: gangguan
integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga,
gangguan fisik.
b. Dampak psikologis
Masalah yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri
dan gangguan interaksi sosial.
6. Penatalaksaan defisit perawatan diri
Klien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak membutuhkan perawatan medis,
karena hanya mengalami gangguan jiwa, pasien lebih membutuhkan terapi kejiwaan
melalui komunikasi terapeutik.
7. Pohon masalah
Risiko Tinggi Isolasi Sosial

Defisit Perawatan Diri

Harga Diri Rendah


8. Data yang perlu dikaji
a. Data primer ( subjektif )
1) Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin, atau di RS
tidak tersedia alat mandi.
2) Klien mengatakan dirinya malas berdandan.
3) Klien mengatakan ingin disuapin makanan
4) Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah
BAK/BAB.
b. Data sekunder ( objektif )
1) Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor,
gigi kotor, kulit berdaki dan berbau,serta kuku panajng dan kotor.
2) Ketidakmampuan berpakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai tidak bercukur
(laki-laki), atau tidak berdandan (perempuan)
3) Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makanan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada
tempatnya.
4) Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai dengan BAB/BAK
tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah
BAB/BAK.
9. Masalah keperawatan yang mungkin muncul
a. Defisit perawatan diri
b. Harga diri rendah
c. Risiko tinggi isolasi sosial
10. Diagnosa keperawatan
Defisit Perawatan Diri

11. Rencana tindakana keperawatan


1) Strategi pelaksanaan 1 (SP 1)
a. Mengkaji kemampuan klien melakukan perawatan diri meliputi
mandi/kebersihan diri, berpakaian/ berhias, makan, serta BAB/BAK secara
mandiri
b. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.
2) Strategi pelaksanaan 2 (SP 2)
a. Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien.
b. Memberikan latihan cara melakukan mandi/kebersihan diri secara mandiri.
c. Menganjurkan klien memasuakan dalam jadwal kegiatan harian.
3) Strategi pelakasanaan 3 (SP 3)
a. Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien.
b. Memberikan latihan cara berpakian/berhias secara mandiri.
c. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.
4) Strategi Pelaksanaan 4 ( SP 4)
a. Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien
b. Memberikan latihan cara makan sendiri.
c. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
5) Strategi Pelaksaan 5 ( SP 5)
a. Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien
b. Memberikan latihan cara BAB/BAK secara mandiri
c. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.
Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti
mandi/membersihkan diri, berpakaian, berhias, makan, dan BAB/BAK.
Tindakan keperawatan untuk klien.
a. Mengkaji kemampuan melakukan perawatan diri yang meliputi
mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias makan, BAB/BAK
secara mandiri.
b. Memberikan latihan cara melakukan mandi/membersihkan diri,
berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK secara mandiri
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masih
kurang perawatan diri.
12. Pelaksanaan
No Klien Keluarga
SP 1 SP 1
1 Menjelaskan pentingnya kebersihan Mendiskusikan masalah yang
diri dirasakan keluarga dalam merawat
klien.
2 Menjelaskan cara menjaga kebersihan Menjelaskan pengertian, tanda dan
diri gejala defisit perawatan diri, dan jenis
defisit perawatan diri yang dialami
klien beserta proses yang terjadi
3 Mambantu klien mempraktikkan cara Menjelaskan cara-cara merawat klien
menjaga kebersihan diri defisiti perawatan diri
4 Menganjurkan klien memasukan
dalam jadwal kegiatan harian

SP 2 SP 2
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan klien Melatih keluarga mempraktikkan cara
merawat klien dengan defisit
perawatan diri
2 Menjelaskan cara makan yang baik

3 Menganjurkan klien memasukan


dalam jadwal kegiatan harian
SP 3 SP 3
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Membantu keluarga membuat jadwal
klien aktivitas di rumah termasuk jadwal
minum obat
2 Menjelaskan cara eliminasi yang baik Menjelaskan follow up pasien setelah
pulang
3 Menganjurkan klien memasukan
dalam jadwal kegiatan harian

SP 4
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
2 Menjelaskan cara berdandan

3 Membantu klien mempraktikkan cara


berdandan
4 Menganjurkan klien memasukan
dalam jadwal kegiatan harian

13. Evaluasi
a. Klien mampu melakukan mandi/membersihkan diri.
b. Klien mampu makan dengan benar dan secara mandiri.
c. Klien mampu berpakaian/berhias dengan baik dan benar secara mandiri.
d. Klien mampu memasukan jadwal kegiatan harian secara teratur.

DAFTAR PUSTAKA
(Putra & Hardiana, Komunikasi Terapeutik Perawat Pada Pasien Dengan Masalah Defisit
Perawatan Diri. 2019)

(Indriani Et Al., Pengaruh Penerapan Aktivitas Mandiri : Kebersihan Diri Terhadap Kemandirian
Pasien Defisit Perawatan Diri Di Ruang Kutilang Rsj Daerah Provinsi Lampung. 2021)

Anda mungkin juga menyukai