Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya.Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang
yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas
perawatan diri secara mandiri.
Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat dapat memenuhi kebutuhan
personal hygienenya sendiri. Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan
kondisi fisik atau keadaan emosional klien. Selain itu,beragam faktor pribadi dan
sosial budaya mempengaruhi praktik hygiene klien.
Karena perawatan hygiene seringkali memerlukan kontak yang dekat dengan
klien maka perawat menggunakan ketrampilan komunikasi untuk meningkatkan
hubungan terapeutik dan belajar tentang kebutuhan emosional klien.
Oleh karena itu penulis membahas makalah ini untuk mempelajari tentang defisit
perawatan diri dan mengkaji pasien dengan gangguan perawatan diri.

1.2 Tujuan masalah


Tujuan utama dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan mata kuliah Keperawatan Jiwa. Adapun tujuan lainnya
yaitu:
a.       Mahasiswa mengetahui dan memahami defisit perawatan diri.
b.       Mahasiswa mengetahui dan memahami etiologi defisit perawatan diri.
c.       Mahasiswa mengetahui tanda dan gejala defisit perawatan diri.
d.       Mahasiswa mengetahui mekanisme koping defisit perawatan diri.
e.       Mahasiswa mengetahui dan memahami intervensi dari defisit perawatan
diri

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perawatan Diri

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankannya kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). Defisit perawatan diri
adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri
(mandi,berhias,makan,toileting).

Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan


kesahatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri
adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan
untuk dirinya.

2.2 Jenis-Jenis Perawatan Diri

1. Kurang perawatan diri : Mandi / Kebersihan

Kurang perawatan diri (Mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan


aktivitas mandi / kebersihan diri.

2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / Berhias

Kurang perawatan diri (Mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan


memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.

3. Kurang perawatan diri : Makan

Kurang perawatan diri (Makan) adalah gangguan kemampuan untuk


menunjukkan aktivitas makan.

4. Kurang perawatan diri : Toileting

Kurang perawatan diri (Toileting) adalah gangguan kemampuan untuk


melakukan atau menyelesaiakan aktivitas toileting sendiri.

2
2.3 Etiologi

Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah
sebagai berikut:

1. Faktor Prediposisi
a.) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.

b.) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri,.

c.) Kemampuan realitas turun


Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
meyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.

d.) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatann diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

2. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi deficit perawatan diri adalah kurang
pennurunan , motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah/lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.

Menurut Depkes (2000:59) factor-faktor yang mempengaruhi personil


hygiene adalah :
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
2. Praktik Sosial

3
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status Social Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sakit gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes
militus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan orang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun,sampo dan lain-lain.
7. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.

1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut ,
infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai , kebutuhan harga
diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

2.4 Tanda dan Gejala

Menurut Depkes (2000:20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah
a.) Fisik
- Badan bau , pakaian kotor.
- Rambut dan kulit kotor.

4
- Kuku panjang dan kotor.
- Gigi kotor disertai mulut bau.
- Penampilan tidak rapi.
b.) Psikologis
- Malas , tidak ada inisiatif.
- Manarik diri, isolasi diri.
- Merasa tak berdaya , rendah diri dan merasa hina.
c.) Social
- Interaksi kurang.
- Kegiatan kurang.
- Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
- Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat , gosok gigi
dann tidak mampu mandiri.

Data yang biasa ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah :

1. Data objektif
a.) Pasien merasa lemahh
b.) Malas untuk beraktivitas
c.) Merasa tidak berdaya

2. Data objektif
a.) Rambut kotor, acak-acakan
b.) Bdan dan pakaian kotor dan bau
c.) Mulut dan gigi bau
d.) Kulit kusam dan kotor
e.) Kuku panjang dan tidak terawat

2.5 Mekanisme koping


a.) Regresi
b.) Penyangkalan
c.) Isolasi diri, manarik diri
d.) Intelektualisasi

2.6 Rentang respon kognitif


Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri
adalah
1. Meingkatkan kesadaran dan kepercayaan diri

5
a.) Bina hubungan saling percaya.
b.) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.
c.) Kuatkan kemampuan klien merawat diri.
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri
a.) Bantu klien merawat diri
b.) Anjurkan ketrampilan secara tertutup
c.) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
3. Ciptakan linngkungan yang mendukung
a.) Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi
b.) Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien
c.) Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya,
kamar mandi yang dekat dan tertutup.

2.7 Pathway

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Defisit perawatan diri : mandi, toileting, makan, berhias

Isolasi sosial

2.8 Diagnosa Keperawatan


Menurut Depkes (2000:32) diagnose keperawatan yang muncul pada pasien
defisit perawatan diri yaitu
1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
2. Defisit perawatan diri
3. Isolasi social

6
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah kurang keperawatan
diri maka tanda dan gejala dapat diperolehmelalui observasi pada pasien yaitu
sebagai berikut :
1. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor.
2. Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien
laki-laki tidak bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan.
3. Ketidakmampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan buang air
besar (BAB) atau buang air kecil (BAK) tidak pada tempatnya, dan tidak
membersihkan diri dengan baik setelah BAK/BAB
4. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan
mengambil makanan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada
tempatnya.
B. Diagnosis Keperawatan
Defisit perawatan diri kebersihan diri, makan, berdandan, dan BAK/BAB
C. Rencana Intervensi
Tindakan Keperawatan untuk Pasien
1. Tujuan
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mempu melakukan BAB/BAK secara mandiri
2. Tindakan Keperawatan
a. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri, Dapat
melakukan tindakan berikut :
1. Menjelaskan pentingnya menjaga kerbersihan diri
2. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
3. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
4. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
b. Melatih pasien berdandan atau berhias
Sebagai perawat dapat melatih pasien berdandan. Untuk pasien laki-
laki tentu harus dibedakan dengan wanita
1. Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :
a) Berpaikaian
b) Menyisir rambut

7
c) Bercukur
2. Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
c. Melatih pasien makan secara mandiri
Untuk melatih pasien, dapat melakukan tahapan sebagai berikut:
1) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
2) Menjelaskan cara makan yang tertib
3) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
4) Praktik makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
d. Pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
Dapat melatih pasien untuk BAB/BAK mandiri sesuai tahapan berikut.
1) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
2) Menjelaskan membersihkan diri setelah BAB/BAK
3) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAK
Tindakan Keperawatan Pada Keluarga
1. Tujuan
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
kurang perawatan diri
2. Tindakan Keperawatan
Untuk memantau kemampuan pasien dalam melakukan cara perawatan
diri yang baik maka harus melakukan kepada keluarga agar keluarga
dapat meneruskan meltih pasien dan mendukung agar kemampuan pasien
dalam perawatan dirinya meningkat. Tindakan yang dapat dilakukan
antara lain sebagai berikut :
a. Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi keluarga
dalam merawat pasien.
b. Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma
c. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang
dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien
d. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan
membantu meningkatkan pasien dalam merawat diri (sesuai jadwal
yang telah disepakati)
e. Anjurkan keluuarga untuk memberikan pujian atas kebersihan pasien
dalam merawat diri
f. Latih keluarga cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri

8
D. Evaluasi
1. Pasien dapat menyebutkan hal berikut :
a. Penyebab tidak merawat diri
b. Manfaat menjaga perawatan diri
c. Tanda-tanda bersih dan rapi
d. Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan
2. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal
berikut:
a. Kebersihan diri
b. Berdandan
c. Makan
d. BAB/BAK
3. Keluarga memberikan dukungan dalam melakukan perawatan diri
a. Keluarga menyediakan alat-alat untuk perawatan diri
b. Keluarga ikut serta mendampingi pasien dalam perawatan diri

9
Daftar Pustaka

Ah. Yusuf, R. F. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Lilik Ma'rifatul Azizah, I. Z. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta:
Indomedika Pustaka.

10
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Trigger Case


Nn.A berusia 16 tahun masuk ke RSJ dengan keluhan sering mengurung diri.
Keluarga pasien mengeluhkan pasien sering menangis sejak 2 minggu yang
lalu setelah pulang sekolah pasien sering terlihat sedih, sulit makan,
penampilan tidak rapi, interaksi dengan lingkungan kurang, merasa tak
berdaya, rendah diri. Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami kesulitan
tidur. Klien bercerita jika ia telah menjadi korban pelecehan seksual di
kelasnya .

3.2 Proses Terjadinya Gangguan Jiwa


3.2.1 Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga klien terlalu memanjakan klien untuk perawatan dirinya
sehingga perkembangan defisit perawatan diri klien tidak
berkembang.
b. Biologis
Klien tidak memiliki riwayat penyakit kronis
c. Kemampuan Realitas Turun
Tidak ada kepedulian dari klien terhadap perawatan diri termasuk
di lingkungan sekitar.
d. Sosial
Karena kurangnya dukungan dari keluarga. Klien kurang
bersosialisasi dengan lingkungannya dan mengisolasi diri.
3.2.2 Faktor Presipitasi
a. Body Image
Klien memiliki trauma dengan masa lalu yang dialaminya
sehingga klien tidak memperhatikan kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial
Klien tidak diajarkan untuk merawat diri secara mandiri. Akhirnya
klien terbiasa untuk menggantungkan orang lain.
c. Status Sosial Ekonomi
Keluarga klien termasuk keluarga yang berkecukupan dan mampu
untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri klien.
d. Kondisi fisik atau psikis

11
Keadaan fisik klien terganggu karena klien terlalu mengisolasi diri,
kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya.
3.2.3 Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene
1. Dampak Fisik
Tidak ada dampak fisik dari klien karena keluarga klien sangat
memperhatikan perawatan diri klien. Hanya penampilan klien
kurang rapi.
2. Dampak Psikososial
Dampak psikososial dari klien adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan
interaksi sosial.
3.3 Model Keperawatan
Model Interpersonal (Sullivan, Peplau)
a. Pandangan tentang penyimpangan perilaku
Klien sangat membutuhkan rasa aman atas rasa ketakutan yang dialaminya
b. Proses terapeutik
Perawat harus menumbuhkan hubungan saling percaya. Klien dibantu
untuk mengembangkan hubungan akrab diluar suasana situasi terapi.
c. Peran klien dan terapis
Klien menceritakan masalah yang dialami. Terapis menggunakan rasa
empati untuk ikut merasakan perasaan yang dialami klien.
3.4 Peran dan Fungsi Perawat
Pencegahan Sekunder
a. Pengkajian dan pemeriksaan
Untuk mengetahui faktor pencetus masalah klien.
b. Penemuan kasus dan rujukan
Pengkajian dan pemeriksaan dapat memperoleh tanda dan gejala untuk
mengetahui diagnose yang tepat sehingga dapat memberikn intervensi
yang tepat.
c. Psikoterapi
Berguna untuk membantu klien mengurangi tanda dan gejala yang ada.
3.5 Proses Keperawatan Jiwa
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP1 Kebersihan Diri)
Masalah Keperawatan : Kebersihan Diri
Pertemuan Ke : 1 (Satu)
Hari/Tanggal : Senin, 18 Maret 2019

12
A. Proses Keperawatan
Kondisi klien :
Klien tampak kurang rapi dengan rambut dan pakian yang berantakan
Diagnosa Keperawatan :
Defisit Perawatan Diri, ketidakmampuan dalam kebersihan diri
Tujuan Khusus :
1) Membina hubungan saling percaya
2) Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
3) Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
4) Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
5) Menganjurkan pasien Memasukkan kedalam jadwal harian
Tindakan Keperawatan :
1) Bina hubungan saling percaya
2) Jelaskan pentingnya kebersihan diri
3) Jelaskan cara menjaga kebersihan diri
4) Bantu pasien mempraktekkan cara mejaga kebersihan diri
5) Anjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi
Orientasi
1. Salam Terapeutik
Selamat pagi mbak, perkenalkan nama saya Dewi. Saya Mahasiswa
dari STIKES Bina Sehat PPNI. Saya akan merawat Nn. A dari pukul 7
sampai pukul 2 siang nanti. Daritadi saya perhatikan Nn. A garuk-
garuk kepala, apakah rambutnya gatal ?
2. Evaluasi
Bagaimana keadaan mbaknya hari ini ? Apakah sudah mandi ? Sudah
berganti baju ?
3. Kontrak
Topik : Nn. A saya ingin berbincang-bincang tentang merawat
kebersihan diri
Waktu : Bagaimana jika kita berbincang-bincang selama 15
menit ?
Tempat : Bagaimana jika kita berbincang-bincang di taman ?

13
Kerja

a. Berapa kali Nn. A mandi dalam sehari? Apakah Nn. A sudah mandi
hari ini? Menurut Nn. A apa kegunaannya mandi ?Apa alasan Nn. A
sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut Nn. A apa manfaatnya
kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang
tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut
bau, apa lagi...? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri
masalah apa menurut Nn. A yang bisa muncul ?” Betul ada kudis,
kutu, dan sebagainya.
b. Menurut Nn. A mandi itu seperti apa? Sebelum mandi apa yang
biasanya Nn. A persiapkan? Benar sekali, Nn. A perlu menyiapkan
pakain ganti yang bersih, handuk kering, sikat gigi, odol, shampo dan
sabun mandi.
c. Menurut Nn. A tempat mandi dimana? Benar sekali kita mandi di
kamar mandi, bagaimana kalau kita ke kamar mandi sekarang, Saya
akan bantu melakukannya. Pertama kita gosok gigi dulu dengan sikat
gigi, ambil sikat gigi yang sudah di kasih odol kemudian sikat gigi
dengan gerakan memutar dari atas ke bawah kemudian Nn. A
berkumur kumur dengan air bersih. Bagus sekali Nn. A, sekarang
buka pakaian Nn. A, siram seluruh tubuh Nn. A dengan air termasuk
rambut dan kepala lalu ambil shampo sedikit dan gosokkan ke atas
kepala Nn. A sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali
Nn. A, sekarang ambil sabun dan gosokan ke seluruh tubuh Nn. A
secara merata dan di mulai dari bagian sebelah kanan lalu siram
dengan air sampai bersih, pastikan bersih tidak ada sisa sabun yang
menempel. Setelah selesai di siram dengan air sampai bersih
keringkan tubuh Nn. A dengan handuk kering yang sudah disiapkan.
Bagus sekali Nn. A melakukannya. Selanjutnya Nn. A menggunakan
pakaian bersih yang sudah di siapkan.

Terminasi

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan


Evaluasi klien/ subjektif
Bagaimana perasaan   Nn. A setelah mandi dan mengganti pakaian?
Coba Nn. A sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang

14
sudah Nn. A lakukan tadi? Bagus sekali sekarang Nn. A sudah tahu
manfaat dan cara mandi yang baik.
Evaluasi perawat/ objektif
Ternyata Nn. A masih memiliki kemampuan yang baik dalam
menjaga kebersihan diri.  Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga
di rumah setelah pulang.
2. Tindak lanjut klien
Masukkan pada jadwal harian.  Nn. A  Mau berapa kali sehari mandi
dan sikat gigi? Bagus, dua kali yaitu pagi dan sore. Kalau pagi jam
berapa ? kalau sore ? Beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan tanpa
disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (tidak)
tidak melakukan.
3. Kontrak yang akan datang
Topik : Baik besok kita akan bertemu kembali untuk latihan
berdandan
Waktu : Kalau begitu kita akan latihan berdandan besok jam 9
pagi setelah Nn. A melakukan kegiatan mandi
Tempat : Ny. H mau kita ketemu dimana?? Kita ketemu di
dalam kamar Nn. A besok bagaimana?

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP2 Berhias/Berdandan)


Masalah Keperawatan : Berhias/Berdandan
Pertemuan ke : 2 (Dua)
Hari/Tanggal : Selasa, 19 Maret 2019
A. Proses Keperawatan
Kondisi Klien
Nn. A terlihat duduk di salah satu sudut ruangan sambil memegang rambut
yang basah. Klien terlihat menggunakan pakaian dengan kurang rapi.
Klien mengatakan merasa segar setelah mandi.
Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri berhias/berdandan
Tujuan khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat menjelaskan pentingnya berhias/berdandan
3. Latihan cara berhias/ berdandan
4. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian

15
Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
2. Jelaskan pentingnya berhias/berdandan
3. Latihan cara berhias/ berdandan
4. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi
Orientasi
1. Salam Terapeutik
Selamat pagi, apakah Nn. A masih ingat dengan saya ?
2. Evaluasi/validasi
Saya lihat dari tadi Nn. A memegang kepala, kenapa Nn. A?
Bagaimana perasaan Nn. A setelah melakukan kegiatan mandi?
3. Kontrak
Topik : Bagimana kalau kita berbincang tentang berhias diri?
Waktu : Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, Jadi
Nn. A maunya kita ngobrol-ngobrolnya 20 menit.
Tempat : Baiklah mau dimana kita ngobrolnya Nn. A? Oh, jadi
kita ngobrolnya diruang ini saja.

Kerja
1. Bagaimana perasaan Nn. A setelah mandi? Apa yang Nn. A lakukan
setelah mandi? Baiklah sekarang kita akan melakukan latihan
berdandan
2. Apa Nn. A sudah mengganti baju? Untuk pakaian pilihlah yang bersih
dan kering. Berganti pakain yang bersih 2 kali sehari. Sekarang coba
Nn. A lakukan mengganti pakaian. Bagus sekali Nn. A kerja yang
bagus. Sekarang setelah menggunakan pakaian yang baik kita akan
latihan berdandan supaya Nn. A tampak rapi dan cantik
3. Kira kira apa alat yang Nn. A butuhkan untuk berdandan? Bagus
sekali Nn. A alat yang dibutuhkan sisir, bedak dan kaca
4. Setelah Nn. A memasang pakaian dengan baik sekarang sisir rambut
yang rapi, bagus Nn. A, sekarang ambil bedak dan bedaki muka Nn. A
rata dan tipis. Bagus sekali Nn. A bisa melakukan dengan baik.
Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien/ subjektif
Bagaimana perasaan   Nn. A setelah latihan berdandan?
Evaluasi perawat/ objektif
Nn. A terlihat segar dan cantik
2. Tindak lanjut klien

16
Masukkan pada jadwal harian.  Nn. A  Sehabis Nn. A melakukan
mandi kemudian melakukan cara berdandan yang baik dan benar
sesuai dengan latihan hari ini. Beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan
tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T
(tidak) tidak melakukan.
3. Kontrak yang akan datang
Topik : Baik nanti siang kita akan bertemu kembali
untuk latihan cara makan yang baik dan benar.
Waktu : Kalau begitu kita akan latihan cara makan nanti
siang atau sesuai jadwal makan Nn. A
Tempat : Siang nanti kita latihan makan yang baik di ruang
makan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP3 Makan)
Masalah Keperawatan : Makan
Pertemuan ke : 3 (Tiga)
Hari/Tanggal : Rabu, 21 Maret 2019
A. Proses Keperawatan
Kondisi Klien
Klien mengatakan malas makan sendiri dn tidak mampu untuk makan
sendiri. Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makanan sendiri, makan berceceran, dan
makan tidak pada tempatnya.
Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri makan
Tujuan Khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengetahui cara dan alat makan yang benar.
3. Klien dapat melakuakan kegiatan makan
4. Klien dapat memasukkan kegiatan makan dalam jadwal kegiatan
harian.
Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
2. Jelaskan cara dan alat makan yang benar.
3. Latih kegiatan makan
4. Anjurkan pasien memasukkan kegiatan makan dalam jadwal kegiatan
harian.

17
B. Strategi Komunikasi
Orientasi
1. Salam terapuetik
Selamat pagi Nn. A ? Bagus sekali Nn. A terlihat rapi pagi ini
2. Evaluasi / Validasi
Bagaimana perasaan Nn. A pagi ini?
3. Kontrak
Topik : Bagimana kalau kita latihan cara makan yang baik?
Waktu : Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke,
Jadi Nn. A maunya kita ngobrol-ngobrolnya 25 menit.
Tempat : Kita akan latihan cara makan yang baik jadi kita
latihan
langsung di ruang makan

Kerja

1. Bagaimana menurut Nn. A cara makan yang baik? Bagus Nn. A


sebelum kita makan kita cuci tangan dengan air dan sabun.
2. Setelah mencuci tangan dengan air dan sabun, Nn. A bias mengambil
makanan di atas meja dengan menggunakan piring.
3. Sebelum makan Nn. A dapat berdoa. Bagus sekarang Nn. A dapat
berdoa sebelum makan. Suap makanan dengan pelan-pelan, Ya bagus
Nn. A sekarang sudah bisa melakukan menyuap makanan dengan baik
dan benar.
4. Setelah makan Nn. A harus membereskan piring dan gelas yang kotor,
Setelah di bereskan sekarang Nn. A dapat mencuci tangan kembali
dengan air dan sabun. Setelah itu keringkan tangan dengan saputangan
yang bersih.

Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien/ subjektif
Bagaimana perasaan   Nn. A setelah latihan cara makan yang baik?
Evaluasi perawat/ objektif
Nn. A terlihat rapi dan bersih.
2. Tindak lanjut klien
Masukkan pada jadwal harian.  Nn. A  Sehabis Nn. A melakukan cara
makan yang baik dan benar sesuai dengan latihan hari ini. Beri tanda
M (mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau
diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan.
3. Kontrak yang akan datang
Topik : Baik besok kita akan bertemu kembali untuk latihan

18
cara BAK/BAB yang baik
Waktu : Kalau begitu kita akan latihan cara BAB/BAK besok
jam 10 pagi atau sesuai jadwal kapan Nn. A merasa
ingin BAB/BAK
Tempat : Besok kita latihan cara BAB/BAK dengan baik di
ruangan ini

19

Anda mungkin juga menyukai