Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA

I. KASUS HARGA DIRI RENDAH (HDR)


A. Definisi
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri,
merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri.
( Yosep,2009)
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri
atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak
langsung diekspresikan. ( Towsend,2008)
Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. ( Keliat
BA,2006)
B. Tanda dan Gejala
Menurut Carpenito dalam keliat (2011) perilaku yang berhubungan
dengan harga diri rendah antara lain :
1. Data Subjektif
a. Mengungkapkan malu terhadap diri sendiri
b. Mengungkapkan tidak bisa melakukan sesuatu
c. Mengungkapkan rasa bersalah pada diri sendiri
d. Pandangan hidup yang pesimis
2. Data objektif
a. Menarik diri dari hubungan sosial
b. Ekspresi wajah malu dan bersalah
c. Menunjukkan tanda depresi
d. Merendahkan martabat
e. Percaya diri kurang
f. Mencederai diri
g. Produktivitas menurun
C. Klasifikasi
Menurut Fitria (2009), harga diri rendah dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang
sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif
mengenai diri dalam berespon, terhadap suatu kejadian (kehilangan,
perubahan).
2. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan dalam waktu
lama.
D. Rentang Respon

Respon Respon
Adaptif Maldaptif

Aktualisasi Konsep Harga Diri Keracunan Depersonalisasi


Diri Rendah Identitas

1. Respon Adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapinya. Respon Adaptif Respon Maladaptif Aktualisasi diri
Konsep diri Harga diri rendah Keracunan identitas Depersona lisasi.
a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat
diterima
b. Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman
yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif
maupun yang negatif dari dirinya.(Eko P, 2014)
2. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak
mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
a. Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai
dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
b. Keracunan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas
sehingga tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
c. Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan
dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak
dapat membina hubungan baik dengan orang lain.(Eko P,2014)
E. Faktor Predisposisi
1. Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis menurut Herman
(2011) adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang
kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, ideal diri yang tidak realistis.

2. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,


harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan
ideal diri yang tidak realistis.
3. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran gender,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya
4. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan
orangtua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial.
(Stuart & Sundeen, 2006)

F. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Harga diri kronis ini
dapat terjadi secara situasional maupun kronik.
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh,kegagalan atau
produktivitas yang menurun. Secara umum, gangguan konsep diri harga diri
rendah ini dapat terjadi secara emosional atau kronik. Secara situasional
karena trauma yang muncul secara tiba-tiba, misalnya harus
dioperasi,kecelakaan,perkosaan atau dipenjara, termasuk dirawat dirumah
sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit fisik
atau pemasangan alat bantu yang membuat klien sebelum sakit atau sebelum
dirawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan meningkat saat dirawat.
( Yosep,2009)
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu
yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya
system pendukung kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik
yang negatif, disfungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap
perkembangan awal.(Townsend,2008)
G. Mekanisme Koping
Mekanisme koping menurut Deden (2013) :
Jangka pendek :
1. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis : pemakaian obat-
obatan, kerja keras, nonoton tv terus menerus.
2. Kegiatan mengganti identitas sementara: ikut kelompok sosial,
keagamaan, politik.
3. Kegiatan yang memberi dukungan sementara : kompetisi olah raga kontes
popularitas.
4. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara :
penyalahgunaan obat-obatan.

Jangka Panjang :

1. Menutup identitas : terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari


orang-orang yang berarti, tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi
diri sendiri.
2. Identitas negatif : asumsi yang pertentangan dengan nilai dan harapan
masyarakat.

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


Menurut hasil riset Malhi (2008, dalam Yosep, 2009), menyimpulkan
bahwa harga diri rendah diakibatkan oleh rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini
mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan yang
rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selanjutnya hal ini menyebabkan
penampilan seseorang yang tidak optimal. Dalam tinjauan Life Span Teori
(Yosep, 2009), penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil
sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu
mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan
dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal sekolah, pekerjaan dan
pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan
menuntut lebih dari kemampuannya. 
III. KEMUNGKINAN DATA FOKUS PENGKAJIAN
Data yang perlu dikaji pada pasien dengan harga diri rendah (Fitria, 2009
dan Yosep, 2009), adalah:
A. Data subyektif
1. Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna.
2. Mengungkapkan dirinya merasa tidak mampu
3. Mengungkapkan dirinya tidak semangat untuk beraktivitas atau
bekerja.
4. Mengungkapkan dirinya malas melakukan perawatan diri (mandi,
berhias, makan atau toileting).
B. Data obyektif
1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimistis
4.  Tidak menerima pujian
5. Penurunan produktivitas
6. Penolakan terhadap kemampuan diri
7. Kurang memperhatikan perawatan diri
8. Berpakaian tidak rapi
9. Berkurang selera makan
10. Tidak berani menatap lawan bicara
11. Lebih banyak menunduk
12. Bicara lambat dengan nada suara lemah.
IV. MASALAH KEPERAWATAN
Harga diri rendah

V. ANALISA DATA

Data Subyektif dan Obyektif MASALAH


Data subjektif Gangguan Konsep Diri : Harga Diri
- Mengungkapkan malu terhadap diri sendiri Rendah
- Mengungkapkan tidak bisa melakukan
sesuatu
- Mengungkapkan merasa bersalah pada diri
sendiri
- Pandangan hidup yang pesimis
Data objektif
- Menarik diri dari hubungan sosial
- Ekspresi wajah malu dan bersalah
- Menujukkan tada depresi
- Merendahkan martabat
- Percaya diri kurang
- Mencederai diri
- Produktivitas menurut

VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
VII. INTERVENSI KEPERAWATAN

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional


Pasien mampu : Setelah ….x pertemuan klien SP I SP I
- Mengidentifikasi mampu : - Identifikasi kemampuan positif 1. Rasional: mengingatkan
kemampuan dan - Mengidentifikasi yang dimiliki.
aspek positif yang kemampuan aspek positif - Diskusikan bahwa pasien bahwa klien manusia biasa
dimiliki yang dimiliki masih memiliki sejumlah 2. Rasional: Memberi
- Menilai - Memiliki kemampuan yang kemampuan dan aspek
kemampuan yang dapat digunakan positif seperti kegiatan kesempatan klien untuk
dapat digunakan - Memilih kegiatan sesuai pasien di rumah adanya
- Menetapkan / kemampuan keluarga dan lingkungan menilai dirinya.
memilih kegiatan - Melakukan kegiatan yang terdekat pasien. 3. Rasional: membantu klien
yang sesuai dengan sudah dipilih - Beri pujian yang realistis dan
kemampuan - Merencanakan kegiatan yang hindarkan setiap kali dalam membentuk harapan
- Melatih kegiatan sudah dilatih bertemu dengan pasien
yang sudah dipilih, penilaian yang negatif.
yang realita
sesuai kemampuan - Nilai kemampuan yang dapat 4. Rasional: meningkatkan
- Merencanakan dilakukan saat ini
kegiatan yang sudah - Diskusikan dengan pasien harga diri klien
dilatihnya. kemampuan yang masih
5. Rasional: memberikan
digunakan saat ini
- Bantu pasien harapan dan meningkatkan
menyebutkannya dan
memberi penguatan terhadap rasa percaya diri klien
kemampuan diri yang
diungkapkan pasien
- Perlihatkan respon yang
kondusif dan menjadi
pendengar yang aktif
- Pilih kemampuan yang akan
dilatih
- Diskusikan dengan pasien
beberapa aktivitas yang
dapat dilakukan dan dipilih
sebagai kegiatan yang akan
pasien lakukan sehari-hari.
- Bantu pasien menetapkan
aktivitas mana yang dapat
pasien lakukan secara
mandiri.
- Aktivitas yang
memerlukan bantuan
minimal dari keluarga
- Aktivitas apa saja yang
perlu bantuan penuh dari
keluarga atau lingkungan
terdekat pasien.
- Beri contoh cara
pelaksanaan aktivitas
yang dapat dilakukan
pasien
- Susun bersama pasien
aktivitas atau kegiatan
sehari-hari pasien
- Nilai kemampuan pertama yang
telah dipilih
- Diskusikan dengan pasien
untuk menetapkan urutan
kegiatan (yang sudah dipilih
pasien) yang akan dilatihkan.
- Bersama pasien dan keluarga
memperagakan beberapa
kegiatan yang akan
dilakukan pasien.
- Berikan dukungan atau
pujian yang nyata sesuai
kemajuan yang diperlihatkan
pasien.
- Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
- Beri kesempatan pada pasien
untuk mencoba kegiatan.
- Beri pujian atas aktivitas /
kegiatan yang dapat
dilakukan pasien setiap hari
- Tingkatkan kegiatan sesuai
dengan toleransi dan
perubahan sikap
- Susun daftar aktivitas yang
sudah dilatihkan bersama
pasien dan keluarga.
- Berikan kesempatan
mengungkapkan perasaannya
setelah pelaksanaan kegiatan.
Yakinkan bahwa keluarga
mendukung setiap aktivitas
yang dilakukan pasien
SP 2 SP 2
- Evaluasi kegiatan yang lalu 1. Rasional: Untuk mengetahui
(SP1)
- Pilih kemampuan kedua yang kegiatan apa saja yang
dapat dilakukan dilakukan klien
- Latih kemampuan yang dipilih
- Masukkan dalam jadwal 2. Rasional: Mengetahui sampai
kegiatan pasien
dimana realita dan harapan
klien.
3. Rasional: Motivasi klien
untuk melakukan kegiatan
selanjutnya.
SP 3 SP 3
- Evaluasi kegiatan yang lalu - Rasional: Untuk mengetahui
(SP1 dan 2)
- Memilih kemampuan ketiga kegiatan apa saja yang
yang dapat dilakukan dilakukan klien
- Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien

DAFTAR PUSTAKA

Fitria, N.(2009),Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi PelaksanaanTindakan Keperawatan.Jakarta : Salemba
Medika

Keliat, B.A, dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic Course). Jakarta: EGC.

Riyadi, P,(2009). Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta : Graha Ilmu.Stuart, G,(2006).Buku Saku Keperawatan Jiwa.(5thed.). Jakarta : EGC

Stuart & Laraia. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Jakarta: EGC.Yosep Iyus. 2011. Keperawatan Jiwa (Edisi Revisi). Bandung:
Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai