Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN MASALAH WAHAM


Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Jiwa Profesi Ners 16
Dosen Pembimbing: Rita Tri Subekti S.Kep.,Ns

Disusun oleh:

ADITYA PATRIA NEGARA


SN221002

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN JIWA WAHAM

A. Masalah utama
Gangguan proses berpikir : waham

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Definisi
Waham adalah suat keyakinan yang dipertahankan secara kuat dan
terus menerus, tapi tidak sesuai dengan kenyataan (Keliat & Akemat
2018). Ramdi (2014) mengatakan bahwa waham merupakan suatu
keyakinan tentang isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan atau
tidak cocok dengan inteligensia dan latar belakang kebudayaan,
keyakinan tersebut dipertahankan secara kokoh dan tidak dapat diubah-
ubah.
2. Tanda dan
Gejala
a. Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, dan keadaan dirinya berulang kali secara
berlebihann tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
b. Data objektif
1) Klien tampak tidak mempunyai orang lain
2) Curiga
3) Merusak diri (orang lain dan lingkungan)
4) Takut, sangat waspada
5) Tidak tepat menilai lingkung atau realitas
6) Ekspresi wajah tegang
7) Mudah tersinggung

3. Penyebab Terjadinya Masalah


Berbagai kehilangan dapat terjadi pada pasca bencana, baik
kehilangan harta benda, keluarga maupun orang yang bermakna.
Kehilangan ini menyebabkan stress bagi mereka yang mengalaminya.
Jika stress ini berkepanjangan dapat memicu masalah gangguan jiwa dan
waham. (Budi Anna Keliat, 2018)
a. Faktor Prediposisi
1) Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem
saraf yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
2) Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan
korteks limbic
3) Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan
glutamat.
4) Virus : paparan virus influensa pada trimester III
5) Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.
b. Faktor Presipitasi
1) Proses pengolahan informasi yang berlebihan
2) Adanya gejala pemicu
3) Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.

4. Akibat Terjadinya Masalah


Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi
verbal yang ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas,
kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata
yang kurang. Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
C. Pohon Masalah
Kerusakan resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan
Komunikasi lingkungan

Perubahan proses pikir : waham

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

D. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji


1. Gangguan proses berpikir : waham
a. Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakinnya (tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara belebihan
tetapi tidak sesuai kenyataan.
b. Data objektif
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak diri, orang lain, dan lingkungan, takut, kadang panik, sangat
waspada, tidak tepat menilai lingkungan atau realitas, ekspresi wajah
klien tegang dan mudah tersinggung.
2. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
a. Data subjektif
Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain, ingin
membunuh, ingin membakar atau mengacak-acak lingkungannya.
b. Data objektif
Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang, melakukan
tindakan kekerasan pada orang-orang disekitarnya.
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
a. Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak, klien mengatakan saya tidak mampu,
tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodooh, mengkritik diri sendiri, dan
mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
b. Data objektif
Klien tampak suka sendiri, bingung bila disuruh memilih, ingin
mencederai diri atau ingin mengakhiri diri.

E. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : waham

F. Rencana Asuhan Keperawatan


1. Untuk klien
Tujuan umum :klien dapat mengontrol gangguan wahamnya
Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan
perawat Tindakan :
1) Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kontrak yang jelas topik, waktu, tempat).
2) Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat
menerima keyakinan klien “saya menerima keyakinan anda”
disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung
disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham
klien.
3) Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi:
katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat
yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan
klien sendirian.
4) Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan
perawatan diri.

b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki


Tindakan :
1) Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
2) Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu
lalu dan saat ini yang realistis.
3) Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk
melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan
perawatan diri).
4) Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai
kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien
sangat penting.
c. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak
terpenuhi Tindakan :
1) Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
2) Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di
rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah)
3) Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.
4) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).
5) Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan
wahamnya.
d. Klien dapat berhubungan dengan realitas
Tindakan :
1) Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain,
tempat dan waktu).
2) Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.
3) Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien
e. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Tindakan :
1) Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek
dan efek samping minum obat
2) Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama
pasien, obat, dosis, cara dan waktu).
3) Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan
4) Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
2. Untuk keluarga
Tujuan umum : keluarga mau membantu anggota keluarga untuk
menjelaskan identitas sebenarnya.
Tujuan khusus : Klien dapat dukungan dari keluarga
Tindakan :
1) Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang:
gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up
obat.
2) Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga.
STRATEGI PELAKSANAAN 1
Pertemuan I

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Klien tampak tenang, sedang duduk dikursi bersama pasien lain, tidak
merasa dirinya sakit
2. Diagnosa keperawatan
Perubahan proses pikir :
waham
3. Tujuan SP 1
a. Klien dapat mengontrol wahamnya
b. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
c. Klien dapat mengungkapkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan
cara memenuhi kebutuhannya
d. Klien dapat mempraktikkan pemenuhan kebutuhan
4. SP 1 Pasien
Membantu pasien terhadap orientasi realita
5. Tindakan keperawatan :
a. Bantu klien mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
b. Bantu klien mempraktikkan pemenuhan kebutuhan yang belum
terpenuhi.

B. Strategi Komunikasi
1. FASE ORIENTASI (PERKENALAN)
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya......biasa
dipanggil..........”saya mahasiswa STIKES Kusuma Husada yang akan
merawat ibu.
“nama ibu siapa? Suka dipanggil siapa?
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan Ibuhari ini? Apa keluhan ibu hari ini?
c. Kontrak Waktu
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang masalah ibu? dimana
kita duduk?diruang tamau? Berapa lama? Bagaimana jika 30 menit?
2. FASE KERJA
”Saya ingin tahu pengalaman ibu dengan orang terdekat, kita mulai dari
orang tua ibu…. “Sebelum berada disini apakah ibu pernah mengalami
kejadian yang membuat ibu takut, cemas, dan trauma?sampai sekarang
apakah ada kebutuhan dan harapan yang belum terpenuhi?Apa yang ibu
harapkan saat menjadi sakti?kesaktian itu terjadi berapa kali sehari? Saat
apa saja? Berapa lama? Saya mengerti kalau ibu merasa sakit dan bisa
merobohkan bangunan, tapi sulit bagi saya untuk mempercayai, coba
sekarang ibu bisa contohkan merobohkan pohon besar dikamar sana?
Pengalaman yang tidak menyenangkan apa saat kekuatan muncul? Saat
kekuatan anda datang banyak orang yang akan terluka dan dirugikan.
kalau nanti merugikan ibu harus segera mencari pertolongan perawat ya?
Kalau hobbynya ibu apa saja? Bagaimana kalau ibu memasukkan hobby
ibu kedalam buku harian ya?
3. FASE TERMINASI
a. Evaluasi Subyektif
”Bagaimana perasaan Ibusetelah kita berbincang-bincang tadi?saya
senang karena ibu sudah bisa mengungkapkan perasaan dan mau
berteman dengan saya.
b. Evaluasi Obyektif
Sekarang coba ibu sebutkan pengalaman ibu yang tidak
menyenangkan.
c. Rencana Tindak Lanjut
“setelah berbincang-bincang coba dilakukan lagi ya jadwal kegiatan
yang sudah kita buat tadi.
d. Kontrak
1. Topik
“Bagaimana kalau besok kita ngobrol-ngobrol lagi ya tentang
kekuatan sakti ibu?
2. Waktu
”Besok kira-kira jam berapa? Bagaimana jika jam 10.00?
3. Tempat
”Besok kita ngobrol dimana? Bagaimana kalau disini lagi. Sampai
jumpa..
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti, mukripah. 2016. Komunikasi Terapeutik dalam


Praktik Keperawatan. Bandung: Refika Aditama
Keliat Budi Ana. 2018. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi II. Jakarta :
EGC
Kusumawati dan Hartono. 2018. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba
Medika
Riyadi, S. Dan Purwanto, T. 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Kusumawati, faridaet al.2018.Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Salemba Medika:
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai