WAHAM
DISUSUN OLEH:
(1911040098)
2019/2020
STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN WAHAM
Tindakan Keperawatan Bina Hubungan Saling Percaya
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif, duduk sendiri, nonton televisi sambil duduk di
kursi
2. Diagnosa Keperawatan
Waham Kebesaran
3. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
4. Tindakan Keperawatan
a. Memberikan salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri kepada pasien
c. Memberitahu tujuan interaksi kepada pasien
d. Melakukan kontrak waktu yang tepat dengan pasien
e. Menciptakan lingkungan yang aman dan tenang untuk berinteraksi
f. Mengajak pasien mengobrol ringan mengenai kehidupannya.
g. Mengobservasi respon verbal dan non verbal dari pasien
h. Menunjukkan sikap empati kepada pasien
i. Memberikan reinforcemen positif pada setiap jawaban yang diberikan
oleh pasien
2. Fase Kerja
“Bagaimana perasaan dan keadaan Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. hari ini?
Apakah ada yang dikeluhkan atau ditanyakan sebelum kita berbincang-
bincang?”
“Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. tidak usah khawatir karena kita berada di
tempat yang aman. Saya dan perawat-perawat di sini akan selalu menjadi
teman dan membantu Bapak/Ibu/Mas/Mbak……..”
“Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….., bisa saya bertanya tentang identitas
Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….., baik alamat, keluarga, hobi atau mungkin
keinginan untuk saat ini?”
“Bagus sekali Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. sudah dapat menceritakannya
dengan sangat detil. Mbok dulu bekerja dimana? Bapak/Ibu/Mas/Mbak……..
suka dengan pekerjaan itu? Bagaimana dengan teman-teman di sana?”
“Bagaimana dengan teman-teman sekamar Bapak/Ibu/Mas/Mbak……..?
Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. sudah kenal dengan mereka semua? Ada berapa
orang semuanya? bagus sekali Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. bisa menghafal
semua nama teman-temannya dengan baik”
“Wah terima kasih Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. karena sudah mau
berkenalan dengan saya dan sekarang saya akan memberitahu identitas saya,
Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. mau kan mendengarkan?”
“Nah karena kita sudah saling mengenal maka sekarang kita berteman, jadi
Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. tidak perlu sungkan lagi. Bila ada masalah bisa
diceritakan pada saya, Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. mau kan berteman dengan
saya?”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : “Bagaimana perasaan Bapak/Ibu/Mas/Mbak……..
setelah kita berbincang-bincang?”
Obyektif : Pasien mau menjawab setiap pertanyaan
yang diberikan perawat serta mampu bercerita dengan nyaman
dengan sesekali melihat ke arah perawat.
C. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif, duduk sendiri, sambil duduk di meja makan.
2. Diagnosa Keperawatan
Waham Kebesaran
3. Tujuan khusus
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
4. Tindakan Keperawatan
a. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
b. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu
dan saat ini yang realistis.
c. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk
melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan
perawatan diri).
d. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai
kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien
sangat penting.
c. Kontrak
Topik:
“Melanjutkan pertemuan kita kemarin dan sesuai dengan kesepatan kita,
hari ini kita akan mencoba mempraktekkan kembali dalam membina
hubungan dengan orang lain dengan cara berkenalan baik dengan sesama
klien maupun dengan perawat, dan kita juga akan membicarakan tentang
kemampuan yang dimiliki Bapak/Ibu/Mas/Mbak……...”
Waktu:
“Kita ngobrol 20 menit hari ini, bagaimana ? Jadi, kita akan ngobrol dari
jam 9 sampai jam 9 lewat 20 menit nanti ya?”
Tempat:
“Bagaimana kalau ngobrolnya di lobi depan saja?”
2. Fase Kerja
“Penampilan Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. hari ini bagus, rapi dan bersih.
Bagus sekali, Mbok. Hal seperti ini harus dipertahankan”.
“Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. sudah mandi tadi? Mbok kelihatan segar
sekali.”
“Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….., seperti yang sudah saya sampaikan tadi,
saya ingin melihat Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. berkenalan dengan teman
(klien) dan perawat, coba sekarang Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. praktekkan.”
“Bagus sekali, ternyata Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. mampu berkenalan.
Bagaimana rasanya, Bapak/Ibu/Mas/Mbak……..? senang kan punya banyak
teman.”
” Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. sudah tahu nama teman-temannya yang
berada di sini ya? Bisa sebutkan kembali? wah, hebat sekali.”
“Sekarang Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. berkenalan dengan perawat juga
ya. Ayo ini ada Ibu perawat, silahkan berkenalan juga.”
“Wah hebat Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. sudah berani berkenalan dengan
Bu perawat yang baru dilihat. Bagaimana, Bapak/Ibu/Mas/Mbak……..?
senang kan mempunyai kenalan banyak? Nah, coba sebutkan dengan siapa
saja tadi yang sudah diajak berkenalan. Hebat sekali,
Bapak/Ibu/Mas/Mbak……... Daya ingatannya bagus sekali.”
“Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….., sekarang kita akan membicarakan
kemampuan yang dimiliki oleh Bapak/Ibu/Mas/Mbak……... Kalau saya lihat
selama di ruangan ini Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. jarang beraktivitas, Jadi
saya ingin tahu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki
olehBapak/Ibu/Mas/Mbak…….. apa saja? Misalnya menyapu, mengepel,
merapikan tempat tidur sendiri, dll. Wah hebat sekali. Selain itu apa lagi ?
Bagus sekali ternyata Mbok pandai menari ya. Bapak/Ibu/Mas/Mbak……..
kalau di rumah sering menari ya?”
“Kalau di rumah aktivitas sehari-hari apa yang kerjakan? Oh ya, di sini
bisa juga melakukannya, tempat ini bisa dianggap rumah sendiri jadi harus
dipertahankan kemampuan yang dimiliki. Terus, Bapak/Ibu/Mas/Mbak……..
bisa juga menonton TV, melakukan aktivitas seperti di rumah ataupun
merawat diri seperti mandi, gosok gigi, keramas dll”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : “Bagaimana perasaan Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. setelah
kita berbincang-bincang? Bapak/Ibu/Mas/Mbak……..
juga tadi sudah mampu berkenalan dengan teman yang
lain serta dengan perawat.”
Obyektif : Pasien mau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan
perawat serta mampu berkenalan dengan teman serta
perawat lainnya meskipun masih agak canggung.
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sementara cukup di sini dulu ya, pembicaraan kita. Saya senang
Bapak/Ibu/Mas/Mbak……..mau mengobrol dengan saya. Tadi sudah bagus
bisa berkenalan dan mengungkapkan kemampuan apa yang dimiliki dengan
baik, pertahankan.”
c. Kontrak
Topik :
“Besok kita akan bertemu lagi, berbincang lagi tentang kebutuhan-
kebutuhan Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. yang belum terpenuhi, Mbok
setuju?”
Tempat:
“Mau dimana kita bincang-bincang? Bagaimana kalau tetap disini?”
Waktu:
“Jam 10 lagi ya, Bapak/Ibu/Mas/Mbak……... Kita akan ngobrol kira-kira
20 menit lagi ya. Baik, saya permisi dulu, Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. bisa
melanjutkan kegiatan yang lainnya terimakasih ya atas waktunya”
STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN WAHAM
Tindakan Keperawatan Klien dapat Mengidentifikasi Stressor / Pencetus
Wahamnya
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
2. Keadaan umum klien tenang, klien sering mengatakan bahwa dirinya
adalah presiden, baju yang dipakai tampak kurang rapi, kontak mata bagus
saat diajak bicara.
3. Diagnosa Keperawatan
Waham Kebesaran
4. Tujuan khusus
Klien dapat mengidentifikasi stressor / pencetus wahamnya.
5. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, menanyakan kepada
klien masih ingat tidak dengan perawat, lakukan kontrak waktu dan
jelaskan tujuan pertemuan dengan klien.
b. Bantu klien mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi serta
kejadian yang menjadi faktor pencetus wahamnya.
c. Diskusikan kebutuhan / harapan yang belum dapat dipenuhi serta
kejadian – kejadian traumatik.
d. Diskusikan dengan klien antara keinginan yang klien ingin capai saat
ini.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Keadaan umum klien tenang, klien sering mengatakan dirinya adalah
presiden, baju yang dipakai tampak kurang rapi, kontak mata bagus saat
diajak bicara.
2. Diagnosa Keperawatan
Waham Kebesaran
3. Tujuan khusus
Klien dapat mengidentifikasi wahamnya
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri, ajak
berjabat tangan, ciptakan lingkungan yang terapeutik, jelaskan tujuan.
b. Diskusikan dengan klien pengalaman wahamnya tanpa
berargumentasi.
c. Katakan kepada klien akan keraguan perawat terhadap pernyataan
klien.
d. Diskusikan dengan klien respon perasaan terhadap wahamnya.
e. Bantu klien membedakan situasi nyata dengan situasi yang
dipersepsikan salah oleh klien.
2. Kerja
“Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….., bisa tidak Bapak/Ibu/Mas/Mbak……..
menceritakan kembali tentang pengalaman – pengalaman Mbok yang lain
seperti yang ceritakan kemarin? Bagaimana perasaan saat menghadapi
pengalaman itu?”
“Pengalaman apa saja yang paling sering alami? Hmm….., maaf ya ,
saya percaya dengan apa yang Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. katakan tapi
saya belum pernah lihat yang alami tersebut.”
“Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….., saya kurang yakin kalau
Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. adalah seorang presiden, karena seorang
presiden yang sekarang adalah bapak Joko Widodo. Sekarang coba
Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. tanyakan kepada perawat lain, atau teman di
ruangan ini, apakah mereka setuju dengan apa yang katakan tadi.”
3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif: “Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….., setelah ngobrol – ngobrol tadi
bagaimana perasaan Mbok sekarang?”
Obyektif: “Klien dapat mengidentifikasi wahamnya, kontak mata ada.”
b. Tindak Lanjut
“Sepertinya pertemuan kita hari ini sudah cukup, sekarang
Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. bisa beristirahat, kalau mau bercerita lagi /
hal lain yang ingin disampaikan, Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. bisa cari
saya, atau mencari perawat yang lainnya.”
c. Kontrak yang akan datang
Topik: “Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. nanti sore bagaimana kalau kita
ngobrol lagi, tentang masalah yang Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. hadapi
selama disini.”
Waktu: “Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. nanti sore kita ngobrolnya berapa
lama?”
Tempat: “Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….., dimana nanti kita ngobrolnya?
Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….. mau di ruangan ini lagi?.