DISUSUN OLEH:
(1911040098)
2019/2020
STRATEGI PELAKSANAAN KE 1 PSIKOTERAPEUTIK PASIEN
DENGAN RESIKO BUNUH DIRI
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan lebih baik mati saja, sudah bosan hidup, ekspresi
murung, tak bergairah, ada bekas percobaan bunuh diri, menyendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan Keperawatan
a. Klien dapat berlatih mengendalikan diri dengan berpikir positif
terhadap diri sendiri.
b. Klien dapat memasukkan kegiatannya dalam jadwal hariannya.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi kegiatan sebelumnya
b. Melatih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri dengan
berpikir positif terhadap diri sendiri.
c. Membantu klien memasukkan kegiatannya dalam jadwal harian.
2. Fase Kerja
“Apa yang Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… tidak sukai dari anggota tubuh ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………Semua
bagian yang diciptakan oleh Tuhan itu semuanya bermanfaat dan harus
kita syukuri. Jadi sebaiknya kalau Bapak merasa anggota tubuh tersebut
tidak Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… sukai, cobalah dari sekarang
Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… mulai mencoba menyukainya dengan
menggunakannya untuk hal hal yang sukai. Saya dengar
Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… pandai ………………………………….. ?
Bagus ,
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif dan objektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… setelah apa yang kita
bicarakan tadi ? Saya senang jika Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… mulai
sekarang mencoba menyukai anggota tubuhBapak/Ibu/Mas/Mbak……
yang anggap tidak suka. Coba jelaskan lagi apa yang harus lakukan
jika ada waktu luang ? Iya bagus”
b. RTL
“Bapak/Ibu/Mas/Mbak……………, bagaimana kalau jadwal
………………………………………………. kita masukkan dalam
jadwal kegiatan harian Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… ? Mau dilakukan
sehari berapa kali ? Sehari sekali ya”
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan lebih baik mati saja, sudah bosan hidup, ekspresi
murung, tak bergairah, ada bekas percobaan bunuh diri, menyendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan
Pasien dapat menggunakan pola kopingnya ketika ada massalah
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi pola koping yang bisa diterapkan pasien
b. Menilai pola koping yang bisa dilakukan
c. Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif
d. Menganjurkan pasien menerapkan pola koping konstruktif dalam
kegiatan harian
2. Fase Kerja
“Ketika Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… sedang mangalami masalah, apa yang
Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… lakukan ? Apalagi ? Bagus sekali ini. Jadi
kalau Bapak/Ibu/Mas/Mbak……sedang mengalami masalah seperti itu,
Bapak bisa melakukan hal-hal yang membuat sibuk, tapi sibuk dengan hal-
hal yang positif, seperti apa yang bapak katakan tadi, misalnya : melukis,
main bola, menyapu halaman dan shalat. Sekarang coba
Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… sebutkan lagi kegiatan-kegiatannya ! Iya
bagus . Bagaimana kalau kita melukis lagi? Wah ……………………
Bapak bagus sekali ya, kapan kapan saya bisa diajari ya ?”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan objektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… setelah apa yang kita
bicarakan tadi ? Saya senang jika melakukan kegiatan-kegiatan yang
tadi kita bicarakan. Sekarang coba sebutkan kembali apa yang sudah
kita bicarakan tadi. Bagus”
b. RTL
“Bapak/Ibu/Mas/Mbak……, selama kita tidak bertemu, bisa
melakukan kegiatan-kegiatan tadi, seperti main melukis, bola,
menyapu, dan shalat. Kemudian mari kita masukan kedalam jadwal
kegiatan harian ya”
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan lebih baik mati saja, sudah bosan hidup, ekspresi
murung, tak bergairah, ada bekas percobaan bunuh diri, menyendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan
Pasien dapat membuat rencana masa depan yang realistis
4. Tindakan Keperawatan
a. Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
b. Mngidentifikasi cara mencapai masa depan yang realistis
c. Memberi dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka meraih
masa depan yang realistis
c. Kontrak
“Baiklah Pak sesuai kontrak kita kemarin, sekarang kita akan bercakap
tentang cara mencapai keinginan Bapak/Ibu/Mas/Mba…….. Berapa
lama mau bercakap ? Bagaimana kalau 20 menit ? Dimana mau
bercakap Pak ? Bagaimana kalau disini ?”
2. Fase Kerja
“Apa keinginan Bapak/Ibu/Mas/Mba……. dari dulu sampai sekarang?
Apalagi? Apakah masih ada ? Sampai saat ini sudah ada keinginan
Bapak/Ibu/Mas/Mba…….yang sudah tercapai ? Wah hebat…..yang belum
tercapai apa? Harapan Bapak/Ibu/Mas/Mba……. sangat bagus sekali,
Bapak bisa berusaha semampu Bapak/Ibu/Mas/Mba……. dengan cara
yang sabar, lebih giat, ikhtiar dan berdoa. Kegagalan bukan akhir dari
sebuah harapan, namun cobaan yang nantinya akan membawa
Bapak/Ibu/Mas/Mba……. ke arah yang Bapak/Ibu/Mas/Mba…….
harapkan selama ini. Jadi, selalu berusaha menjadi yang terbaik ya Pak,
kejar cita-cita Bapak/Ibu/Mas/Mba……. sampai dapat dan ingat, kejar
harapan itu sesuai kemampuan”.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu/Mas/Mba……. setelah bercakap
cakap ? Saya senang jika Bapak/Ibu/Mas/Mba……. melakukan apa
yang sudah tadi kita bicarakan. Coba Bapak/Ibu/Mas/Mba…….
sebutkan kembali apa yang seharusnya kita lakukan ketika kita
menginginkan sesuatu! Pintar sekali ini”
b. RTL
“Bapak/Ibu/Mas/Mba……., selama kita tidak bertemu,
Bapak/Ibu/Mas/Mba……. bisa melakukan hal seperti tadi untuk
mencapai keinginan yang nyata, Bapak/Ibu/Mas/Mba……. mesti lebih
sabar, lebih giat, ikhtiar dan berdoa. Jangan sampai menyerah ya.”
c. Kontrak Yang Akan Datang
“Bagaimana kalau kita besok bertemu lagi untuk melihat semua
manfaat dari yang sudah kita pelajari bersama?. Jam berapa?
Bagaimana kalau jam 9? Dimana ? Bagaimana kalau disini lagi ?
Baiklah, sampai jumpa”
STRATEGI PELAKSANAAN KE 5 PSIKOTERAPEUTIK PASIEN
DENGAN RESIKO BUNUH DIRI
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan lebih baik mati saja, sudah bosan hidup, ekspresi
murung, tak bergairah, ada bekas percobaan bunuh diri, menyendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan khusus
Mengevaluasi kegiatan yang telah dibicarakan bersama
4. Tindakan keperawatan
a. Mengevaluasi kegiatan sebelumnya
b. Menilai kemampuan yang telah mandiri
c. Menilai apakah frekuensi munculnya bunuh diri berkurang, apakah
koping terkontrol atau tidak.
c. Kontrak
“Baiklah, sesuai kontrak kita kemarin, sekarang kita akan bercakap
tentang cara mencapai keinginan Bapak/Ibu/Mas/Mba…….. Berapa
lama mau bercakap ? Bagaimana kalau 20 menit ? Dimana mau
bercakap ? Bagaimana kalau disini ?”
2. Fase Kerja
“Bapak/Ibu/Mas/Mba……. apakah keinginan untuk mengakhiri hidup
masih ada ? Wah bagus sekali. Apa yang Bapak/Ibu/Mas/Mba…….
lakukan sehingga tidak muncul lagi ? Iya benar sekali,
Bapak/Ibu/Mas/Mba……. segera meminta bantuan pada orang lain dan
melakukan hal hal yang Bapak/Ibu/Mas/Mba……. inginkan yaa...”
“Bagaimana dengan kegiatannya Pak ? Sudah melakukan kegiatan apa saja
selain ……………………. ? Oh Bapak/Ibu/Mas/Mba……. habis
……………………………………………. dengan teman ya, wah bagus
sekali. Bapak/Ibu/Mas/Mba……. sudah banyak melakukan kegiatan yah.
Senang bisa bermain dengan teman teman ? Bagus”
“Oh ya bagaimana dengan semalam dan tadi pagi, sudah minum obat kan ?
Bagus, segera minta obat ke perawat kalau sudah waktunya minum obat”
3. Terminasi
a. Evaluasi Objektif dan Subjektif
“Bagaimana setelah kita bercakap cakap hari ini ? Bagus,
Bapak/Ibu/Mas/Mba…….juga sudah menambah jadwal kegiatannya
yaa. Bagaimana dengan perasaan ingin bunuh diri terhadap orang
lain ? Bagus.”
b. RTL
“Bapak/Ibu/Mas/Mba……. jangan lupa obatnya harus diminum tepat
waktu ya supaya cepat sembuh. Nanti jadwal kegiatannya tetap
dilanjutkan ya”
c. Kontrak Yang Akan Datang
“Bapak/Ibu/Mas/Mba……. karena praktek saya disini sudah selesai,
jadi mulai nanti siang yang akan merawat Bapak/Ibu/Mas/Mba…….
adalah perawat yang ada di sini, Bapak/Ibu/Mas/Mba……. sudah kenal
kan ? Bagus. Terimakasih yah, sampai bertemu lain waktu. Permisi”