Anda di halaman 1dari 16

STRATEGI PELAKSANAAN JIWA

RESIKO BUNUH DIRI

DISUSUN OLEH:

ARDILA NOVITA SARININGSIH

(1911040098)

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2019/2020
STRATEGI PELAKSANAAN KE 1 PSIKOTERAPEUTIK PASIEN
DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

Masalah Utama : Resiko Bunuh Diri


Hari / Tanggal :
Pertemuan Ke :1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan lebih baik mati saja, sudah bosan hidup, ekspresi
murung, tak bergairah, ada bekas percobaan bunuh diri, menyendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan Keperawatan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat mengidentifikassi beratnya masalah resiko bunuh diri.
c. Klien dapat mengidentifikasi benda benda berbahaya dan
mengamankannya.
d. Klien dapat melatih cara mengendalikan dari dorongan bunuh diri :
menyebutkan daftar aspek positif dan berlatih berpikir aspek positif.
4. Tindakan keperawatan
a. Mengidentifikasi beratnya masalah resiko bunuh diri
b. Mengidentifikassi benda-benda yang dapat membahayakan pasien dan
mengamankannya
c. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
d. Melatih cara mengendalikan bunuh diri
e. Membantu pasien memasukkan kegiatan dalam jadwal kegiatannya.
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum..!!! Selamat pagi… perkenalkan nama saya
Perawat Ardila Novita Sariningsih, Bisa dipanggil Suster Ardila. Saya
yang akan merawat Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… selama 1-2 minggu.
Nama Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… siapa? Senangnya dipanggil siapa?”
b. Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… hari ini ? Apa ada
masalah sampai Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… begini ?”
c. Kontrak
“Baiklah, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah
Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… ? Tujuananya agar saya dapat membantu
mengatasi masalah tersebut. Mau dimana kita berbincang – bincang ?
Bagaimana kalau di sini saja ? Berapa lama mau berbincang-bincang?
Bagaimana kalau 20 menit ?”
2. Fase Kerja
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu/Mas/Mbak……setelah bencana ini
terjadi ? Apakah dengan bencana ini merasa paling menderita di dunia ini
? Apakah kehilangan kepercayaan diri ? Apakah merasa tak berharga
atau bahkan lebih rendah daripada orang lain ? Apakah merasa bersalah
atau mempersalahkan diri sendiri ? Apakah sering mengalami kesulitan
berkonsentrasi ? Apakah berniat untuk menyakiti diri sendiri, ingin bunuh
diri atau berharap bahwa mati? Apakah pernah mencoba untuk bunuh diri
? Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang
Bapak/Ibu/Mas/Mbak……rasakan ?”
“Baiklah, tampaknya Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… membutuhkan
pertolongan segera karena ada keinginan untuk mengakhiri hidup. Saya
tidak akan membiarkan Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… sendiri. Saya akan
memeriksa seluruh isi kamar Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… ini untuk
memastikan tidak ada benda – benda yang membahayakan.”
“Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… apakah tahu benda-benda yang dapat
membahayakan diri Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… ? Coba sebutkan apa saja
benda-benda tersebut. Bagus sekali , Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… tahu
benda-benda yang dapat membahayakan diri Bapak/Ibu/Mas/Mbak…….
Apakah salah satu benda tersebut ada dikamar
Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… ? Kalau ada benda tersebut jangan
Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… dekati atau pegang ya ”
“Apa yang Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… lakukan kalau keinginan bunuh diri
muncul ? Kalau keinginan itu muncul, maka untuk mengatasinya harus
langsung minta bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga
atau teman yang sedang besuk. Jadi jangan sendirian ya, katakan pada
perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan untuk mengakhiri
kehidupan. Paham ? Saya percaya Bapak/Ibu/Mas/Mbak……dapat
mengatasi masalah ini”
3. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… setelah apa yang kita
bicarakan tadi ? Coba jelaskan lagi bagaimana jika
Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… mulai mempunyai keinginan untuk
mengakhiri hidup. Bagus, Bapak minta perawat atau orang lain untuk
minta bantuan yaa”
b. RTL
“Bapak/Ibu/Mas/Mbak……, selama kita tidak bertemu, bila
Bapak/Ibu/Mas/Mbak……melihat benda-benda yang dapat
membahayakan , segera jauhi, dan segera minta bantuan pada orang
orang disekitar jika keinginan untuk mengakhiri hidup mulai muncul
lagi”
c. Kontrak yang akan datang
“Baiklah sekarang Bapak/Ibu/Mas/Mbak……saya tinggal dulu.
Bagaimana kalau besok bertemu lagi untuk bercakap cakap tentang
berpikir positif pada diri sendiri ? Tempatnya mau dimana ? Bagaimana
kalau di taman? Jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00? Baiklah
selamat beristirahat”

STRATEGI PELAKSANAAN KE 2 PSIKOTERAPEUTIK PASIEN


DENGAN RESIKO BUNUH DIRI
Masalah Utama : Resiko Bunuh Diri
Hari / Tanggal :
Pertemuan Ke :2

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan lebih baik mati saja, sudah bosan hidup, ekspresi
murung, tak bergairah, ada bekas percobaan bunuh diri, menyendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan Keperawatan
a. Klien dapat berlatih mengendalikan diri dengan berpikir positif
terhadap diri sendiri.
b. Klien dapat memasukkan kegiatannya dalam jadwal hariannya.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi kegiatan sebelumnya
b. Melatih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri dengan
berpikir positif terhadap diri sendiri.
c. Membantu klien memasukkan kegiatannya dalam jadwal harian.

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum..!!! Selamat pagi… masih ingat dengan saya ? Ya
benar saya Ardila”
b. Validasi
“Bagaimana perasaan hari ini ? Apa kemarin atau hari ini ada
keinginan bnuh diri lagi ? Bagus. Masih ingat apa yang harus
Bapak/Ibu/Mas/Mbak……lakukan jika ada keinginan bunuh diri ? Iya
bagus sekali segera minta bantuan pada orang lain”
c. Kontrak
“Baiklah, sesuai kontrak kita kemarin, sekarang kita akan bercakap
tentang pikiran positif Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… terhadap diri
sendiri. Berapa lama mau bercakap ? Bagaimana kalau 20 menit ?
Dimana mau bercakap ? Bagaimana kalau disini ?”

2. Fase Kerja
“Apa yang Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… tidak sukai dari anggota tubuh ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………Semua
bagian yang diciptakan oleh Tuhan itu semuanya bermanfaat dan harus
kita syukuri. Jadi sebaiknya kalau Bapak merasa anggota tubuh tersebut
tidak Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… sukai, cobalah dari sekarang
Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… mulai mencoba menyukainya dengan
menggunakannya untuk hal hal yang sukai. Saya dengar
Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… pandai ………………………………….. ?
Bagus ,
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif dan objektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… setelah apa yang kita
bicarakan tadi ? Saya senang jika Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… mulai
sekarang mencoba menyukai anggota tubuhBapak/Ibu/Mas/Mbak……
yang anggap tidak suka. Coba jelaskan lagi apa yang harus lakukan
jika ada waktu luang ? Iya bagus”

b. RTL
“Bapak/Ibu/Mas/Mbak……………, bagaimana kalau jadwal
………………………………………………. kita masukkan dalam
jadwal kegiatan harian Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… ? Mau dilakukan
sehari berapa kali ? Sehari sekali ya”

c. Kontrak yang akan datang


“Baiklah sekarang Bapak/Ibu/Mas/Mbak……saya tinggal dulu,
kapan kita bisa bertemu lagi ? Bagaimana kalau besok ?Baiklah
besok kita akan membahas tentang cara melakukan hal yang baik
ketika sedang mengalami masalah. Mau dimana kita berbicara ?
Bagaimana kalau di sini lagi ?Mau jam berapa ? Bagaimana kalau
jam 10.00 ? Baik besok kita bertemu lagi di taman jam 10.00 ya?
Apakah Bapak setuju ? Baiklah selamat beristirahat.
Wassalamualaikum”

STRATEGI PELAKSANAAN KE 3 PSIKOTERAPEUTIK PASIEN


DENGAN RESIKO BUNUH DIRI
Masalah Utama : Resiko Bunuh Diri
Hari / Tanggal :
Pertemuan Ke :3

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan lebih baik mati saja, sudah bosan hidup, ekspresi
murung, tak bergairah, ada bekas percobaan bunuh diri, menyendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan
Pasien dapat menggunakan pola kopingnya ketika ada massalah
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi pola koping yang bisa diterapkan pasien
b. Menilai pola koping yang bisa dilakukan
c. Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif
d. Menganjurkan pasien menerapkan pola koping konstruktif dalam
kegiatan harian

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum..!!! Selamat pagi… masih ingat dengan saya
Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… ? Ya benar saya Ardila”
b. Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… hari ini ? Apa
kemarin atau hari ini ada keinginan bunuh diri lagi ? Bagus. Masih
ingat apa yang harus Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… lakukan jika ada
keinginan bunuh diri ? Iya bagus sekali segera minta bantuan pada
orang lain”
c. Kontrak
“Baiklah sesuai kontrak kita kemarin, sekarang kita akan bercakap
tentang apa yang harus Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… lakukan jika ada
masalah. Berapa lama mau bercakap ? Bagaimana kalau 20 menit ?
Dimana mau bercakap? Bagaimana kalau disini ?”

2. Fase Kerja
“Ketika Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… sedang mangalami masalah, apa yang
Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… lakukan ? Apalagi ? Bagus sekali ini. Jadi
kalau Bapak/Ibu/Mas/Mbak……sedang mengalami masalah seperti itu,
Bapak bisa melakukan hal-hal yang membuat sibuk, tapi sibuk dengan hal-
hal yang positif, seperti apa yang bapak katakan tadi, misalnya : melukis,
main bola, menyapu halaman dan shalat. Sekarang coba
Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… sebutkan lagi kegiatan-kegiatannya ! Iya
bagus . Bagaimana kalau kita melukis lagi? Wah ……………………
Bapak bagus sekali ya, kapan kapan saya bisa diajari ya ?”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan objektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu/Mas/Mbak…… setelah apa yang kita
bicarakan tadi ? Saya senang jika melakukan kegiatan-kegiatan yang
tadi kita bicarakan. Sekarang coba sebutkan kembali apa yang sudah
kita bicarakan tadi. Bagus”
b. RTL
“Bapak/Ibu/Mas/Mbak……, selama kita tidak bertemu, bisa
melakukan kegiatan-kegiatan tadi, seperti main melukis, bola,
menyapu, dan shalat. Kemudian mari kita masukan kedalam jadwal
kegiatan harian ya”

c. Kontrak yang akan datang


“Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk membahas tentang
membuat rencana untuk masa depan. Dimana kita akan berbicara ?
Bagaimana kalau di taman lagi? Mau jam berapa? Bagaimana kalau
jam 10 lagi ? selamat beristirahat. Wassalamualaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN KE 4 PSIKOTERAPEUTIK PASIEN
DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

Masalah Utama : Resiko Bunuh Diri


Hari / Tanggal :
Pertemuan Ke :4

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan lebih baik mati saja, sudah bosan hidup, ekspresi
murung, tak bergairah, ada bekas percobaan bunuh diri, menyendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan
Pasien dapat membuat rencana masa depan yang realistis
4. Tindakan Keperawatan
a. Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
b. Mngidentifikasi cara mencapai masa depan yang realistis
c. Memberi dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka meraih
masa depan yang realistis

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum..!!! Selamat pagi… masih ingat dengan saya? Ya
benar saya suster Ardila.”
b. Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu/Mas/Mba……. hari ini ? Apa kemarin
atau hari ini ada keinginan bunuh diri lagi? Bagus. Masih ingat apa
yang harus Bapak/Ibu/Mas/Mba……. lakukan jika ada keinginan bunuh
diri ? Iya bagus sekali segera minta bantuan pada orang lain dan
menyibukkan diri”

c. Kontrak
“Baiklah Pak sesuai kontrak kita kemarin, sekarang kita akan bercakap
tentang cara mencapai keinginan Bapak/Ibu/Mas/Mba…….. Berapa
lama mau bercakap ? Bagaimana kalau 20 menit ? Dimana mau
bercakap Pak ? Bagaimana kalau disini ?”

2. Fase Kerja
“Apa keinginan Bapak/Ibu/Mas/Mba……. dari dulu sampai sekarang?
Apalagi? Apakah masih ada ? Sampai saat ini sudah ada keinginan
Bapak/Ibu/Mas/Mba…….yang sudah tercapai ? Wah hebat…..yang belum
tercapai apa? Harapan Bapak/Ibu/Mas/Mba……. sangat bagus sekali,
Bapak bisa berusaha semampu Bapak/Ibu/Mas/Mba……. dengan cara
yang sabar, lebih giat, ikhtiar dan berdoa. Kegagalan bukan akhir dari
sebuah harapan, namun cobaan yang nantinya akan membawa
Bapak/Ibu/Mas/Mba……. ke arah yang Bapak/Ibu/Mas/Mba…….
harapkan selama ini. Jadi, selalu berusaha menjadi yang terbaik ya Pak,
kejar cita-cita Bapak/Ibu/Mas/Mba……. sampai dapat dan ingat, kejar
harapan itu sesuai kemampuan”.

3. Fase terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu/Mas/Mba……. setelah bercakap
cakap ? Saya senang jika Bapak/Ibu/Mas/Mba……. melakukan apa
yang sudah tadi kita bicarakan. Coba Bapak/Ibu/Mas/Mba…….
sebutkan kembali apa yang seharusnya kita lakukan ketika kita
menginginkan sesuatu! Pintar sekali ini”

b. RTL
“Bapak/Ibu/Mas/Mba……., selama kita tidak bertemu,
Bapak/Ibu/Mas/Mba……. bisa melakukan hal seperti tadi untuk
mencapai keinginan yang nyata, Bapak/Ibu/Mas/Mba……. mesti lebih
sabar, lebih giat, ikhtiar dan berdoa. Jangan sampai menyerah ya.”
c. Kontrak Yang Akan Datang
“Bagaimana kalau kita besok bertemu lagi untuk melihat semua
manfaat dari yang sudah kita pelajari bersama?. Jam berapa?
Bagaimana kalau jam 9? Dimana ? Bagaimana kalau disini lagi ?
Baiklah, sampai jumpa”
STRATEGI PELAKSANAAN KE 5 PSIKOTERAPEUTIK PASIEN
DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

Masalah Utama : Resiko Bunuh Diri


Hari / Tanggal :
Pertemuan Ke :5

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan lebih baik mati saja, sudah bosan hidup, ekspresi
murung, tak bergairah, ada bekas percobaan bunuh diri, menyendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan khusus
Mengevaluasi kegiatan yang telah dibicarakan bersama
4. Tindakan keperawatan
a. Mengevaluasi kegiatan sebelumnya
b. Menilai kemampuan yang telah mandiri
c. Menilai apakah frekuensi munculnya bunuh diri berkurang, apakah
koping terkontrol atau tidak.

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum..!!! Selamat pagi… masih ingat dengan saya? Ya
benar saya Ardila”
b. Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu/Mas/Mba……. hari ini ? Apa kemarin
atau hari ini ada keinginan bunuh diri lagi? Bagus. Masih ingat apa
yang harus Bapak/Ibu/Mas/Mba……. lakukan jika ada keinginan bunuh
diri ? Iya bagus sekali segera minta bantuan pada orang lain dan
menyibukkan diri”

c. Kontrak
“Baiklah, sesuai kontrak kita kemarin, sekarang kita akan bercakap
tentang cara mencapai keinginan Bapak/Ibu/Mas/Mba…….. Berapa
lama mau bercakap ? Bagaimana kalau 20 menit ? Dimana mau
bercakap ? Bagaimana kalau disini ?”

2. Fase Kerja
“Bapak/Ibu/Mas/Mba……. apakah keinginan untuk mengakhiri hidup
masih ada ? Wah bagus sekali. Apa yang Bapak/Ibu/Mas/Mba…….
lakukan sehingga tidak muncul lagi ? Iya benar sekali,
Bapak/Ibu/Mas/Mba……. segera meminta bantuan pada orang lain dan
melakukan hal hal yang Bapak/Ibu/Mas/Mba……. inginkan yaa...”
“Bagaimana dengan kegiatannya Pak ? Sudah melakukan kegiatan apa saja
selain ……………………. ? Oh Bapak/Ibu/Mas/Mba……. habis
……………………………………………. dengan teman ya, wah bagus
sekali. Bapak/Ibu/Mas/Mba……. sudah banyak melakukan kegiatan yah.
Senang bisa bermain dengan teman teman ? Bagus”
“Oh ya bagaimana dengan semalam dan tadi pagi, sudah minum obat kan ?
Bagus, segera minta obat ke perawat kalau sudah waktunya minum obat”

3. Terminasi
a. Evaluasi Objektif dan Subjektif
“Bagaimana setelah kita bercakap cakap hari ini ? Bagus,
Bapak/Ibu/Mas/Mba…….juga sudah menambah jadwal kegiatannya
yaa. Bagaimana dengan perasaan ingin bunuh diri terhadap orang
lain ? Bagus.”

b. RTL
“Bapak/Ibu/Mas/Mba……. jangan lupa obatnya harus diminum tepat
waktu ya supaya cepat sembuh. Nanti jadwal kegiatannya tetap
dilanjutkan ya”
c. Kontrak Yang Akan Datang
“Bapak/Ibu/Mas/Mba……. karena praktek saya disini sudah selesai,
jadi mulai nanti siang yang akan merawat Bapak/Ibu/Mas/Mba…….
adalah perawat yang ada di sini, Bapak/Ibu/Mas/Mba……. sudah kenal
kan ? Bagus. Terimakasih yah, sampai bertemu lain waktu. Permisi”

Anda mungkin juga menyukai