OLEH :
KELOMPOK 5
Puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal kegiatan terapi aktivitas kelompok
pada pasien dengan Perilaku Kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara untuk memenuhi salah satu syarat praktek dan mata kuliah
keperawatan jiwa dalam menyelesaikan Profesi Ners. Adapun proposal yang telah
disepakati dan telah disusun oleh penulis dengan judul “Proposal Terapi
Aktivitas Kelompok Penyaluran Energi Senam Poco-Poco Pada Pasien
Resiko Perilaku Kekerasan (RPK) di Yayasan pemenang jiwa Medan tahun
2021”. Dalam penyusunan laporan ini banyak pihak yang membantu penulis,
untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Rinco Siregar, S.Kep, MNS selaku Ketua Prodi Keperawatan Fakultas
Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
2. Bapak Ns. Jek Amidos Pardede, M.Kep, Sp. Kep Jiwa selaku Koordinator
Program Studi Ners.
3. Bapak Jenny Marlinawani Purba, MNS., ThD Jiwa selaku dosen pembimbing
Praktek Belajar Lapangan di yayasan pemenang jiwa medan.
4. Staf Pegawai yayasan pemenang jiwa medan.
5. Staf Pengajar dan Pegawai Universitas Sari Mutiara Indonesia
6. Orang tua kami yang selalu memberikan dukungan, materi dan doa untuk
menyelesaikan tugas makalah ini .
7. Serta terima kasih kepada teman-teman Mahasiswa/i Universitas Sari Mutiara
Indonesia yang telah bersama-sama menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa isi makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka
dari itu kami dari penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna
memperbaiki di masa yang akan datang dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
Medan, Maret 2021
Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat jiwa adalah suatu kestabilan emosional yang diperoleh dari kemampuan
seseorang dalam mengendalikan diri dengan selalu berpikir positif dalam
menghadapi stresor lingkungan tanpa adanya tekanan fisik, psikologis baik
secara internal maupun eksternal (Nasir, Abdul., 2011)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan ODGJ dapat mengerti dan
memahami tentang penyaluran energy dengan cara senam.
2. Tujuan Khusus
Setelah selesai mengikuti penyuluhan ini ODGJ diharapkan mampu
memahami :
1. Memahami bagaimana cara penyaluran energy agar tidak melakukan
hal hal yang membahayakan diri sendiri dan orang lain
2. Memahami bagaimana cara mengontrol emosi
3. Memahami tanda-tanda emosi
BAB II
PROPOSAL KEGIATAN
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK RESIKO PERILAKU KEKERASAN
(RPK)
“MELAKUKAN TERAPI PENYALURAN ENERGI SENAM
POCO-POCO”
A. Defenisi
Risiko perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah diekspresikan
dengan melakukan ancaman, mencederai diri sendiri maupun orang lain dan
dapat merusak lingkungan sekitar. Tanda dan gejalarisiko perilaku kekerasan
dapat terjadi perubahan pada fungsi kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan
sosial. Pada aspek fisik tekanan darah meningkat, denyut nadi dan pernapasan
meningkat, mudah tersinggung, marah, amuk serta dapat mencederai diri
sendiri maupun orang lain (Pardede, dan Hulu, 2020).
G. Setting tempat
a) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b) Ruangan yang nyaman dan tenang
Leader Co.Leader
P P
Fasilitator Fasilitator
P P
P P
Observer
Keterangan Gambar:
L : Leader
CL : Co Leader
F : Fasilitator
O : Observer
H. Media dan Alat
1. Handphone
2. Speaker
3. Music Senam Poco-poco
I. Susunan Pelakanaan
Leader : Lena Selviani
Co-Leader : Hilyati Husna
Fasilitator : Rutina Pasaribu
Mega Oktafia Sianturi
Observer : Ridho Marwara
Dokumentasi : Wahyuli Rohayati
J. Uraian Tugas Pelaksana
1. Leader :
a) Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas
kelompok menyiapkan proposal kegiatan TAK
b) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya
c) Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan tertib
Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
2. Co.Leader :
a) Mendampingi Leader
b) Menjelaskan aturan permaian
c) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas
klien
d) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan
yang telah di buat
e) Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam
proses terapi
3. Fasilitator :
a) Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung Ikut serta
dalam kegiatan kelompok
b) Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada
anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi
4. Observer :
a) Mengobservasi jalannya proses kegitan
b) Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien
selama kegiatanberlangsung (dicatat pada format yang tersedia)
c) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,
proses , hingga penutupan
d) Memberikan hadiah (reward) bagi pasien yang menang dalam
permainan.
K. Kriteria Klien
1. Klien dengan Resiko Perilaku Kekerasan (RPK) yang sudah kooperatif
2. Klien yang tidak mengalami gangguan komunikasi verbal
3. Klien bisa tulis dan baca
4. Klien yang bersedia mengikuti TAK
L. Tata Tertib
Tata tertib untuk kegiatan TAK, antara lain:
M. Antisipasi masalah
1. Penangan klien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau klien yang lain
2. Penganan pada klien yang diam saat TAK berlangsung
a. Fasilitator membujuk klien untuk berbicara
b. Jika klien tetap tidak mau berbicara, terapis atau leader meningkatkan
motivasi klien
3. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit
a. Panggil nama klien
b. Tanya alasan klien meninggalkan permainan
c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah TAK
4. Bila ada klien yang ingi ikut
a. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah
dipilih
b. Katakan pada klien lain bahwa permainan lain yang mungkin dapat
diikuti klien tersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
peran pada permainan tersebut
5. Bila ada klien yang melakukan hal-hal yang tidak diinginkan (mengamuk,
ribut, dan mengganggu klien lain), terapis atau leader mengingatkan tentang
tata tertib TAK
N. Langkah Kegiatan
Tahap Kegiatan
Terminasi a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok.
b. Tindak Lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk melakukan senam
poco-poco dan senam lain yang disukai dan bermakna
dalam kehidupannya..
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat mengikuti TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 1,
TAKcara mengontrol perilaku kekerasan . Klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir dan menggerakkan bagian tubuh sesuai dengan irama
musik senam poco-poco, namun belum mampu memberi pendapat dan
perasaan tentang gerakan dan musik senam poco-poco . Latih klien
mendengarkan musik di ruang rawat.
DAFTAR PUSTAKA
Pardede, J. A., Siregar, L. M., & Halawa, M. (2020). Beban dengan Koping
Keluarga Saat Merawat Pasien Skizofrenia yang Mengalami Perilaku
Kekerasan. Jurnal Kesehatan, 11(2), 189-196.
http://dx.doi.org/10.26630/jk.v11i2.1980