Anda di halaman 1dari 8

1.

PENGERTIAN
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi
di dalam tubuh yang menyebabkan sakit (Potter dan Perry,2005).

2. POHON MASALAH

Gangguan Mobilitas Fisik Kerusakan pada Integumen

Infeksi

1. Nyeri (Dolor)
2. Pembengkakan (Tumor)
3. Kemerahan (Rubor)
4. Panas (Kalor)
5. Cedera Berat/ Kerusakan fungsi pada bagian
tertentu

Transmisi Langsung Transmisi Tidak Langsung Transmisi Lewat Vektor


(melibatkan pemindahan mikroorganisme (menggunakan media dalam (hewan atau serangga terbang atau
secara cepat dan langsung dari satu individu menghantarkan dan memasukkan merayap yang bertindak sebagai
ke individu lain melalui udara, sentuhan, agens infeksi ke inang yang rentan media transportasi agens infeksi.)
gigitan, ciuman, atau hubungan seksual.) melalui pintu masuk yang sesuai.)

Bakteri Virus Jamur Parasit

(dapat hidup serta ditularkan (meliputi ragi (seperti penyebab malaria,


melalui udara, air, makanan, dan kapang) cacing, dan antropoda)
tanah, jaringan dan cairan
tubuh, serta benda mati)

(Syahputra, 2014., Razi, 2012., Mubarak, W. I, 2015.)


3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. HEMATOLOGI
Pemeriksaan blood cell count dan pemeriksaan laju endap darah
(ESR). meliputi pemeriksaan konsentrasi hemoglobin, Periksaan Sel
Darah Putih (WBC), Platelet time, white blood cell differential count,
red blood cell count dan hitung hematokrit.Pada penyakit anemia
kronik, ditemukan penurunan kadar Hb (Lylia, 2015).
b. URINALIS
Dilakukan dengan Pemeriksaan Fisik (meliputi pemeriksaan
warna, kekeruhan, berat jenis, volume, odo, maupun clarity),
Pemeriksaan Kimiawi (meliputi pemeriksaan Specific gravity, pH,
Blood, Leukocyte esterase, Nitrit, Protein, Glucose, Ketones, Bilirubin
& Urobilinogen ), dan Pemeriksaan Mikroskopik (White blood cells,
Red Blood Cells, Epithelial cells, Crystal, Bacteria) (Lylia, 2015).
c. FECAL EXAMINATION
Meliputi beberapa pemeriksaan antara lain:
a. Pemeriksaan Makroskopik; yaitu pemeriksaan terhdap warna,
konsistensi dan bentuk, serta mucus.
b. Microscopic examination; yaitup pemeriksaan feses di bawah
mikroskop untuk melihat adanya cyst, tropozoit, telur parasit,
maupun telur cacing.
CHEMICAL EXAMINATION; yaitu pemeriksaan darah dalam
feses (melihat perdarahan pada intestinal )
SERO-IMMUNOLOGY TESTS
Prinsipnya yaitu reaksi antara antigen dan antibodi
a. Antigen Identification, misalnya: HBsAg
b. Antibody measurement, misalnya: Anti HBs
MICROBIOLOGIC EXAMINATION
Yaitu mengidentifikasi mikroorganisme dengan cara:
1) Direct staining: melihat jamur +/-, bacteria dll.
2) culture of bacteria & fungi. Sensitif terhadap antibiotic.
3) Polymerase chain reaction yaitu untuk mendeteksi DNA/ RNA
mikroorganisme (Lylia, 2015).
4. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Aseptik, yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan.
Istilah ini dipakai untuk menggambarkan semua usaha yang dilakaukan
untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang
kemungkinan besar akan mengakibatkan,
2. Dekontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat
ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas
pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan,
3. Pencucian, yaitu tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh,
atau setiap benda asing seperti debu dan kotoran,
4. Sterilisasi, yaitu tindakan menghilangkan semua mikroorganisme
(bakteri, jamur,parasit, dan virus) termasuk bakteri endospora dari
benda mati,
5. Desinfeksi, yaitu tindakan menghilangkan sebagian besar (tidak semua)
mikroorganisme penyebab penyakit dari benda mati (Rahman, 2016).

5. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Menurut pola fungsi Gordon 1982, terdapat 11 pengkajian pola fungsi
kesehatan (Potter, 1996) :
1) Pola Persepsi Dan Pemeliharaan Kesehatan : Pasien mengatakan
sangat cemas dengan penyakit yang dideritanya, karena sebelumnya
pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti yang dirasakan saat
ini yaitu infeksi.
2) Pola Nutrisi : Pasien mengatakan nafsu makan baik
3) Pola Eliminasi : Pasien mengatakan BAB dan BAK lancar
4) Aktivitas dan Latihan : Pasien dapat melakukan latihan dan gerak
5) Tidur dan Istirahat : Pasien sering terbangun karena merasa nyeri
akibat infeksi
6) Sensori, Presepsi dan Kognitif : Pasien dapat berkomunikasi
dengan baik
7) Konsep diri
 Identitas diri : Pasien mampu mengenali dirinya sebagai seorang
kepala keluarga
 Gambaran diri : Pasien merasa kalau dirinya sakit dan
memerlukan pertolongan.
 Ideal diri : Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan dapat
berkumpul dengan keluarganya dirumah.
 Harga diri : Pasien tidak merasa minder dengan keadaan yang
sekarang dan tampak selalu kooperatif
 Peran diri : Selama ini pasien berperan sebagai kepala rumah
tangga bagi keluarganya.
8) Seksual dan Repruduksi : Tidak terkaji
9) Pola Peran Hubungan : Keluarga pasien mengatakan pasien
mampu berinteraksi dan mengenal lingkungan dengan baik
10) Manajemen Koping Setress : Keluarga pasien mengatakan pasien
bila ada masalah selalau membicarakan keluarganya
11) Sistem Nilai Dan Keyakinan : Pasien mengatakan selalu
sembahyang sesuai agamanya

6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko Infeksi : Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme
patogenik yang dapat mengganggu kesehatan (NANDA, 2015).
Faktor-faktor resiko (NANDA, 2015) :
1. Kurang pengetahuan untuk menghindari pemejanan patogen
2. Malnutrisi
3. Obesitas
4. Penyakit kronis (mis., diabetes militus)
5. Prosedur invasif
6. Pertahanan Tubuh Primer tidak Adekuat : gangguan integritas kulit,
gangguan peristaltis, merokok, pecah ketuban dini, pecah ketuban lambat,
penurunan kerja siliaris, penurunan pH sekresi, statis cairan tubuh
7. Pertahanan Tubuh Sekunder tidak Adekuat : Imunosupresi,
Leukopenia, Penurunan hemoglobin, Supresi respon inflamasi, Vaksinasi
tidak adekuat
8. Pejanan Terhadap Patogen Lingkungan Meningkat : Terpejan pada
wabah

7. RENCANA KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Resiko Infeksi Setelah dilakukan Kontrol Infeksi 1. 1.Menurunkan potensial
1. Bersihkan lingkungan
berhubungan asuhan keperawatan terpajan pada penyakit
setelah dipakai px lain
dengan pejanan selama …. X 24 jam infeksius
2. Pertahankan teknik
2. 2. Untuk menjaga
terhadap patogen diharapkan status
isolasi
lingkungan tetap steril
lingkungan kekebalan px 3. Batasi pengunjung
3. 3. Untuk mencegah
meningkat. meningkat dengan bila perlu
penulaan infeksi /virus
4. Instruksikan pada
KH : 4. 4. Untuk mencegah
1. Klien bebas dari pengunjung untuk
penulaan infeksi /virus
tanda dan gejala mencuci tangan saat5. 5. Mencegah penyebaran
infeksi berkunjung dan patogen melalui cairan
2. Mendeskripsikan 6. 6. Mencegah penyebaran
setelah berkunjun
proses penularan patogen melalui cairan
meninggalkan px
7. 7. Untuk menghindari
penyakit , faktor 5. Gunakan sabun
dari tertular infeksi/virus
yang antimikroba untuk
8. 8. Agar alat tetap steril
memengaruhi cuci tangan 9. 9. Mencegah terjadinya
6. Cuci tangan setiap
penularan serta risiko infeksi
sebelum dan sesudah10.10 Mencegah terjadinya
penatalaksanaann
tindakan kolaboratif infeksi saluran kemih
ya
7. Gunakan baju,sarung
3. Menunjukkn akibat pemasangan
tangan sebagai alat
kemampuan kateter
pelindung 11. 11. Malnutrisi dpt
untuk
8. Pertahankan
memengaruhi kesehatan
mencegahtimbun
lingkungan aseptik
umum dan menurunkan
ya infeksi
selama pemasangan
4. Jumlah leukosit tahanan terhadap infeksi
alat 12. Menghambat
dalam batas
9. Ganti letak IV perifer
pertumbuhan bakteri
normal
dan line central dan
5. Menunjukkan patogen
dressing sesuai dg 13. Mencegah terjadinya
perilaku hidup
petunjuk komplikasi lebih berat
sehat
10. Gunakan kateter
yang diakibatkan
intermiten utk
infeksi bakteri
menurunkan infeksi
patogen
kandung kemih 14. Mengetahui tingkat
11. Tingkatkan intake
virulensi suatu infeksi
nutrisi
dan bagaimana sistem
12. Berikan terapi imun tubuh dalam
antibiotik bila perlu mempertahankan
infection protection kekebalannya
15. Mengetahui sejauh
(proteksi terhadap
mana tubuh dapat
infeksi)
13. Monitor tanda dan mempertahankan
gejala infeksi sistemik kekebalannya dan
dan lokal mencegah terjadinya
14. Monitor hitung
komplikasi lebih berat
granulosit, WBC 16. Mencegah terjadinya
15. Monitor kerentanan
infeksi silang
terhadap infeksi 17. Mencegah terjadinya
16. Pertahankan teknik
infeksi silang
aseptik pd px yg 18. Mencegah perluasan
beresiko area infeksi
17. Pertahankan teknik 19. Mencegah terjadinya
isolasi k/p komplikasi lebih berat
18. Berikan perawatan
yang diakibatkan
kulit pada area
infeksi bakteri
epidema
patogen
19. Inspeksi kulit dan
20. Mencegah terjadinya
membran mukosa
infeksi pada area post
terhadap kemerahan,
operasi
panas dan drainase 21. Malnutrisi dpt
20. Inspeksi kondisi
memengaruhi
luka/insisi bedah
kesehatan umum dan
21. Dorong masukan
menurunkan tahanan
nutrisi yg cukup
22. Dorong masukan terhadap infeksi
22. Dehidrasi dapat
cairan
23. Dorong istirahat memperburuk status
24. Instruksikan px utk
kesehatan pasien
minum antibiotik 23. Istirahat yang cukup
sesuai resep
25. Ajarkan px dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
26. Ajarkan cara
menghindari infeksi
27. Laporkan kecurigaan
infeksi
28. Laporkan kultur
positif

((NANDA, 2015., Amin, 2015).

8. IMPLEMENTASI
Dilakukan berdasarkan interverensi
9. EVALUASI
a. Evaluasi Formatif (Merefleksikan observasi perawat dan analisi
terhadap klien terhadap responlangsung pada intervensi
keperawatan),
b. Evaluasi Sumatif (Merefleksikan rekapitulasi dan sinopsi observasi dan
analisis mengenai statuskesehatan klien terhadap waktu)
(Poer,2012).

10. REFERENSI
Amin, H. 2015. Nanda nic noc. Yogyakarta: Media Action.
Hidayaat, A. A. 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta: Salemba
Medika.
Kozier. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Jakarta: EGC.
Marilyn E, Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakata :EGC.
Mubarak, W. I. dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar Buku 1.
Jakarta: Salemba Medika.
NANDA 2015-2017. 2015. Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.
Potter, Patricia. A. 1996. Pengkajian Kesehatan Ed. 3. Jakarta: EGC.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,
Proses,dan. Praktik. Edisi 4 volume 1. Jakarta: EGC.
Lylia, E. 2015. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan GangguanPemenuhan Kebutuhan Pengendalian Infeksi. (Online).
Available at https://www.scribd.com/doc/283214751/LP-
PENGENDALIAN-INFEKSI-docx. Diunduh pada 1 September 2016.
Poer, M. 2012. Makalah Dokumentasi Keperawatan “Dokumentasi Evaluasi”.
(Online). Available at https://www.scribd.com/doc/106424735/makalah-
dokumentasi-evaluasi-keperawatan. Diunduh pada 1 September 2016.
Rahman, I. T. 2016. Pengendalian Infeksi. (Online). Available at
https://www.academia.edu/8483485/Pengendalian_Infeksi. Diunduh pada
1 September 2016.
Razi, F. 2012. Infeksi. (Online). Available at
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32297/4/Chapter
%20II.pdf. Diunduh pada 29 Agustus 2016.
Syahputra, I. R. 2014. Infeksi. (Online). Available at
http://eprints.undip.ac.id/44749/3/IGOR_RIZKIA_SYAHPUTRA_22
010110110094_Bab2KTI.pdf. Diunduh pada 31 Agustus 2016.

Anda mungkin juga menyukai