Anda di halaman 1dari 11

S

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

BERDUKA

Kasus :
Ny. P datang ke Rumah Sakit Jiwa Bangli bersama dengan suaminya.
Suami klien mengatakan bahwa seminggu yang lalu, anak klien meninggal
karena kecelakaan. Klien tampak menangis, klien mengatakan bahwa
anaknya tidak meninggal, sering mengurung diri dikamar dan menolak
untuk makan, menundukan pandangan, menolak berinteraksi, tatapan mata
kosong, sering terdiam ditengah pembicaraan dan sering marah marah.

Diagnosa Keperawatan

Berduka berhubungan dengan kematian keluarga atau orang yang berarti

Rencana Keperwatan
1. Tujuan Umum (TUM) :

Pasien berperan aktif melalui proses berduka secara tuntas


2. Tujuan Khusus (TUK)
1. Pasien dapat menjalin dan membina hubungan saling percaya.
2. Pasien dapat mengungkapkan perasaan berduka.
3. Pasien dapat mengungkapkan secara verbal tanpa melawan dengan
kemarahan
4. Pasien dapat menerima kehilangan.

Waktu Masalah Strategi Pelaksanaan Respon


Keperawatan
Pertemuan I TUK 1 :
Berduka
Membina Hubungan Saling
Percaya

Salam terapeutik
Selamat Pagi,
“Selamat Pagi Ibu”
“Perkenalkan nama saya Nurse A,
panggil saja saya Nurse A. Hari ini
saya dinas dari pukul 08.00 sampai
dengan 14.00 WITA. Nama Ibu
siapa? Senang dipanggil siapa?”

Saya Nn. P

Validasi
Tidak,
“Bagaimana perasaan Ibu
sekarang? Apa semalam Ibu tidur
nyenyak?”

Kontrak

Topik : “Senang bisa berkenalan “Iya”


dengan Ibu hari ini. Bagaimana jika
kita berbincang-bincang untuk
saling mengenal?” Iya, saya bisa
Waktu : “Ibu mau berapa lama
berbincang-bincang? Bagaimana
jika 15 menit? Dari pukul 08.00-
08.15 Wita bagaimana?”
Tempat : “Dimana Ibu ingin “Iya, disini saja”
berbincang-bincang? Bagaimana
kalau diruagan ini saja?”

Fase Kerja
“ Apakah ibu ingin menyampaikan
“Tidak”
sesuatu? “

“Baiklah Ibu saya paham dengan


perasaan ibu saat ini, ibu sedih dan “Iya”
kita semua disini juga sedih, tapi itu
semua sudah kehendak dari yang
kuasa, kita sebagai manusia hanya
bisa berserah diri dn menerima
semua ini”
“Tidak”
“Ibu mau minum? Saya ambilkan
ya”

“Apakah ibu ingin melihat foto dari “ Iya”


anak ibu?”

“Iya”
“Bagaimana ibu, apakah ibu sudah
merasa lebih tenang?”

Fase Terminasi

Evaluasi

Evaluasi Subyektif : “Sedih”


“Setelah kita melihat foto tadi,
bagaimana perasaan Ibu?”
Evaluasi Obyektif :
Ekspresi wajah klien bersahabat,
klien menunjukkan rasa senang, ada
kontak mata, klien mau
menyebutkan nama, klien mau
menjawab salam, klien mau duduk
berhadapan dengan perawat, dan
klien mau mengutarakan masalah
yang dihadapi.

Waktu Masalah Strategi Pelaksanaan Respon


keperawatan
TUK 2 :
Pertemuan 2 Berduka
Pasien mampu mengungkapkan
perasaan berduka

Salam terapeutik

“selamat pagi Ibu, apakah bapak


masih ingat dengan saya ?” “Iya saya ingat,
Nurse A”

“Bagaiamana Perasaan bapak saat ini “Tidak,saya sulit


tidur”
?” Apkah bapak bisa tidur?”
Fase Kerja

“Saya sangat
“Apakah ibu ingin menyampaikan
sedih karena
sesuatu?”
telah kehilangan
anak saya”

“Baiklah Ibu saya paham dengan


“Iya saya merasa
perasaan ibu saat ini, ibu sedih dan
belum dapat
kita semua disini juga sedih, tapi itu
membahagiakan”
semua sudah kehendak dari yang
kuasa, kita sebagai manusia hanya
bisa berserah diri dn menerima
semua ini”

“Ibu mau minum? Saya ambilkan “iya”


ya”

“Apakah ibu ingin melihat foto dari “iya, saya mau”


anak ibu?”
“sudah tapi saya
“Bagaimana ibu, apakah ibu sudah
ingin dia
merasa lebih tenang?”
kembali”

“Sabar bu, kita doakan agar anak ibu


tenang disana”
Terminasi

Evaluasi Subyektif
“Saya merasa
“Nah, sekarang bagaimana perasaan sedih”
Ibu? “

TUK 3 :
Pertemuan 3 Berduka
Pasien dapat mengungkapkan
secara verbal tanpa melawan
dengan kemarahan

Salam Terapeutik “iya, saya ingat”

“selamat pagi Ibu, apakah Ibu masih


ingat dengan saya ?”

Fase Kerja
“Saya sangat
“Saya dapat memahami perasaan ibu, sedih dan saya
silahkan bercerita tentang perasaan merasa sangat
bersalah karena
ibu”
tidak dapat
menjaganya
dengan benar”

“Iya Nurse, saya


sudah berusaha
“Tidak ada yang dapat kita salahkan
untuk ikhlas agar
bu, saya mengerti, sulit bagi ibu anak saya tenang
disana. Saya
untuk menerima kehilangan ini”
hanya bisa
berdoa”

“Bagus ibu sudah mulai menyadari “Baik nurse”


perasaan yang sudah diungkapkan
karena semua ini adalah kehendak
Tuhan, apabila perasaan bersalah itu
muncul ibu harus tenang dan
mengikhlaskan semuanya, dan ibu
“Iya saya merasa
juga harus banyak berdoa atau terbantu”
sembahyang”

Fase Terminasi
“Sudah merasa
“Bagaimana perasaan ibu setelah lebih tenang
nurse. Saya
berbincang-bincang”
berpikir masih
banyak yang
harus saya
lakukan”

“Baik Nurse”

“Iya benar bu, masih banyak yang


dapat ibu lakukan. Ibu dapat
melakukan kegiatan yang tadi sudah
kita bahas”

“Baik nurse”
“Saya paamit ya bu. Dua hari lagi
saya akan datang membicarakan
tentang perasaan ibu. Bagaimana bu,
apakah ibu setuju?”

“Baik, sus”

“Baiklah, saya pamit bu”

TUK 4 :
Pertemuan 4 Berduka
Pasien dapat menerima kehilangan

Salam Terapeutik :

“selamat pagi bu, masih ingat dengan


“selamat pagi
saya?” nurse, masih
nurse”
Evaluasi

“Bagaimana perasaan ibu saat ini?”


“sudah mulai
tenang nurse”
Fase Kerja

“Ibu tampak agak ceria dan sangat


berbeda dengan 2 hari yang lalu. “Iya nurse, saya
sudah mulai
Apakah ibu sudah biasa melakukan
biasa melakukan
akivitas?” aktivitas”

“Bagus bu, kegiatan apa yang sudah


“Saya biasa
ibu rencanakan untuk mengisi
memasa,
waktu?” membersihkan
rumah nurse”

“Saya percaya ibu dapat semangat


dalam melakukan aktivitas, dan
“Iya nurse
melanjutkan kehidupan” terimakasih”

Terminasi

Evaluasi Subyektif

“Bagaimana perasaan ibu saat ini?” “Sudah lebih


tenang nurse”
“Baik nurse”
“Baik jiga ibu sudah merasa lebih
tenang saya pamit ya bu”

Anda mungkin juga menyukai