Di Ruang : Dahlia
Pertemuan Ke :1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan sangat sedih ia mengungkapkan rasa bersalah yang mendalam
kepada seseorang dan merasa putus asa untuk menjalani kehidupannya saat ini.
Klien terlihat depresi dan selalu menunduk saat berbicara.
2. Diagnosa Keperawatan
Keputusasaan
3. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya.
b. Identifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien.
c. Amankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien.
d. Lakukan kontrak treatmen.
e. Ajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri.
4. Tujuan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien tidak akan melakukan aktifitas yang mencederakan dirinya.
c. Klien akan megidentifikasikan aspek-aspek positif yang ada pada dirinya.
d. Klien akan mampu menguraikan rencana pengobatan dan rasionalnya.
e. Klien dapat mengendalikan dorongan bunuh diri.
5. Persiapan Alat
Alat tulis
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
c. Kontrak
“Baiklah ibu, bagaimana kalau pagi ini kita berbincang tentang hal yang
membuat Ibu sedih ?” “Berapa lama kita bisa berbincang-bincang ?”
“Bagaimana jika 15 menit ibu ? Apakah ibu setuju ?”
“Baik Ibu tujuan kita melakukan perbincangan ini agar kita saling
mengenal, Apakah ibu bersedia ?”
2. Fase Kerja
“Coba ibu ceritakan kepada saya tentang perasaaan sedih yang sedang ibu
rasakan saat ini!” “Iya saya sangat mengerti perasaan ibu, kalau boleh tau sudah
berapa lama ibu merasakan perasaan seperti ini ?”
“Kalau boleh saya simpulkan, ibu saat ini sedang mengalami hal yang disebut
keputusasaan. Keputusasaan adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa tidak
ada pilihan lain lagi untuk menyelesaikan masalahnya, walaupun ia sebenarnya
memiliki potensi untuk menyelesaikan masalahnya”
“Bu, bagaimana kalau saya beritahukan tentang bagaimana cara yang bisa
membantu ibu untuk menyelesaikan masalah ibu ?”
“Ada beberapa hal yang ibu bisa lakukan, misalnya menceritakan
masalah ibu kepada orang lain yang bisa ibu percaya dengan demikian beban
yang ibu rasakan setidaknya bisa berkurang. Selain itu ibu juga bisa mengingat
atau menuliskan kemampuan positif yang bisa ibu lakukan, coba ibu ingat
kembali apa saja hal yang baik yang dulu ibu lakukan ?” “Waah dulu ibu bisa
melukis yang indah yaa ? Nah.. sekarang buat daftar sebanyak-banyaknya
kemampuan yang lain yang ibu punya, kegiatan ini sangat berguna untuk
membantu membangkitkan semangat dan harapan ibu kembali dalam menjalani
kehidupan ibu” , “Tidak apa bu, selain bisa ibu lakukan sendiri. Ibu juga bisa
mengajarkan kepada orang lain nantinya. Jadi, ibu buat saja daftar tersebut, ini
akan membuktikan bahwa ibu mempunyai kemampuan yang bermanfaat untuk
diri ibu dan orang lain. Hebattt ibu”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Baik ibu, apa yang ibu rasakan setelah berbincang-bincang dengan saya
?” “Apakah ibu merasa ada manfaatnya kita berbincang-bincang seperti
ini ?” “Alhamdulillah”
b. Evaluasi Objektif
“Ibu masih ingat bagaimana cara mengatasi rasa sedih yang ibu rasakan ?”
“Baik, coba ibu praktikan bagaimana cara mengatasi rasa sedih yang ibu
rasakan!” “Wahh, benar sekali yang ibu katakan. Hebaatt!”
“Nah ibu, jika ibu nanti merasa sedih. Ibu bisa melakukan kegiatan-
kegiatan positif seperti yang telah ibu sebutkan tadi ya. Seperti melakukan
kegiatan yang ibu sukai, berbincang dengan teman atau melukis”