Anda di halaman 1dari 11

SPTK (Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan)

Klien Kehilangan/Berduka

Diajukan untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Keperawatan Jiwa 1

Kelas : 19 C Keperawatan

Disusun Oleh :
Muthia Maharani Yahya (19010099)
Nabila Rafika (19010100)
Retno Ayu Purwaningsih (19010125)
Rodiyah (19010136)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES dr. SOEBANDI JEMBER

2021
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)
Klien Kehilangan/Berduka
KASUS 3
Ny. A usia 35 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja sebagai TNI AL.
Mereka mempunyai anak berumur 4 tahun. Seminggu yang lalu, suami Ny. A
meninggal karena tenggelam pada saat melaksanakan tugas. Setelah kejadian tersebut,
Ny. A sering melamun, selalu menyendiri, bersedih dan selalu mengatakan bahwa
suaminya masih hidup. Ny. A juga berkali-kali mengatakan bahwa ia tidak bisa hidup
tanpa suaminya.

SP 1 : Mengenali peristiwa kehilangan yang dialami oleh klien, berdiskusi cara


mengatasi berduka/kehilangan yang dialami
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien:
Data Objektif :
- Klien sering melamun, selalu menyendiri dan bersedih
Data Subjektif :
- Klien mengatakan bahwa suaminya masih hidup
- klien juga mengatakan bahwa ia tidak bisa hidup tanpa suaminya
b. Diagnosa keperawatan:
Kehilangan dan berduka
c. Tujuan khusus:
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien bisa latihan pengendalian perasaan kehilangan
- Klien mampu berdiskusi mengenai kondisinya saat ini
- Klien mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannya
-Klien mengetahui cara mengatasi berduka
d. Tindakan keperawatan
- Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan komunikasi terapeutik
- Membuat kontrak latihan pengendalian perasaan kehilangan
- Berdiskusi mengenai kondisi klien saat ini dan eksplore perasaan serta
pikiran klien
- Berdiskusi mengenai cara mengatasi berdukayang dialami
2. Strategi Komunikasi
a. Fase Orientasi
1) Salam
“Assalamualaikum, selamat pagi ibu”.
“Perkenalkan nama saya perawat L , saya adalah perawat yang bertugas pada
pagi ini.”
2) Evaluasi validasi
“Nama ibu siapa? Dan senangnya dipanggil apa?”

“Bagaimana keadaan ibu sekarang?”


Saya sangat sedih ners
3) Kontrak
a. Topik
“Baiklah bu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang sebentar tentang
masalah yang ibu alami tujuannya agar ibu bisa lebih tenang dengan keadaan
ini. Apakah ibu berkenan?”
Iya ners
b. Waktu
“Kira-kira berapa lama ibu mau berbincang-bincang?”
15 menit saja ya ners
“Baik, kita akan berbincang-bincang selama 15 menit saja”
c. Tempat
“Ibu mau berbincang-bincang dimana?”
Di ruang tengah aja ners
“Baiklah ibu, kita akan berbincang di ruang tengah”

b. Fase Kerja
“Sebelumnya apa yang telah terrjadi ibu? Bisakah ibu menceritakan kepada
saya?”
Suami saya katanya tenggelam dan meninggal saya menjalankan tugas, tapi
saya yakin suami saya masih hidup kok ners
“Oh iya ibu, saya mengerti anda sangat sulit menerima kenyataan ini. Tapi
kondisi sebenarnya memang suami ibu telah tiada”
“Jadi tidak ada yang perlu disesali sekarang ibu, karena itu semua sudah
kehendak dari Allah dan ibu harus menerima kenyataan ini.”
“Sedih boleh ibu, tapi jangan berlebihan. Ibu masih punya anak yang harus ibu
rawat. Anak ibu masih butuh ibu”
“Kalau boleh tau, aktivitas apa yang ibu sukai?”
“Oh ibu suka menjahit, tidak semua orang bisa menjahit lo ya bu, nah ibu bisa
melakukan aktivitas tersebut untuk mengurangi rasa sedih ibu”
“Apakah dulu ibu sering melakukannya?”
“ Oh cukup sering ya bu. Apakah ibu sekarang bisa melakukannya lagi?”
“Bagus ibu. Bolehkah saya melihat hasil jahitan ibu dulu?”
“Wah jilbab jahitan ibu sangat bagus ya. Nah mungkin ibu bisa memulai usaha
menjahit, contohnya jilbab seperti ini. Lumayan bu hasilnya.”
“Apakah ibu-ibu jalasenastri disini ada yang suka menjahit juga bu?”
“Nah itu malah lebih bagus bu, jadi ibu bisa sharing-sharing dengan ibu-ibu
disini agar ibu tidak merasa kesepian lagi. Apakah ibu bisa?”
“Selain itu ibu juga harus terus berdoa ya, doakan suami ibu agar tenang di
alam sana. Doakan semoga amal ibadahnya diterima.”
“Ibu tidak boleh bersedih lagi, disini masih ada anak ibu, keluarga, dan teman-
teman ibu yang selalu mensupport ibu.”
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tadi?”
“Apakah ibu sudah mulai sedikit tenang?”
b) Evaluasi objektif
“Setelah kita berbincang-bincang, coba anda simpulkan pembicaraan kita
tadi”
2) Rencana tindak lanjut
“Nah setelah ini ibu harus melakukan apa yang sudah saya katakan tadi ya.”
3) Kontrak yang akan datang
a. Topik
“Baiklah, bagaimana jika besok kita berbincang-bincang lagi bu tentang
Evaluasi Perasaan Kehilangan dan membantu anda memasukkan aktivitas
yang anda sukai kedalam jadwal harian. Apakah ibu berkenan?”
b. Waktu
“Kira-kira wakunya mau jam berapa bu?”
“Bagaimana kalau jam 09.00? Apakah anda bisa?”
c. Tempat
“Untuk tempatnya mau dimana ibu?”
“Baiklah kalau begitu , besok saya akan kesini jam 09.00 ya bu”
“ Terima kasih atas kerja samanya bu. Sampai jumpa. Assalamualaikum “

SP 2 : Evaluasi perasaan kehilangan dan cara mengatasi berduka/ kehilangan;


membantu memasukkan ke dalam jadwal harian
1. Proses keperawatan
a. Kondisi klien
DO :
- Klien sering melamun, selalu menyendiri dan bersedih
DS :
- Klien mengatakan bahwa suaminya masih hidup
- klien juga mengatakan bahwa ia tidak bisa hidup tanpa suaminya
b. Diagnosa keperawatan
Kehilangan dan berduka
c. Tujuan
- Klien paham dengan cara mengendalikan perasaan kehilangan
- Klien bisa terlibat dalam setiap aktivitas yang disukai
- Klien mempunyai jadwal harian
d. Tindakan Keperawatan
- Bina hubungan saling percaya pada klien
- Evaluasi tentang cara mengendalikan perasaan kehilangan
- Libatkan klien dalam aktivitas yang di sukai
- Bantu klien menyusun jadwal harian dengan menganjurkan memasukkan
kegiatan yang bisa mengatasi perasaan kehilangan/berduka
2. Strategi komunikasi
a. Fase orientasi
1) Salam
“ assalamualaikum ,, selamat pagi ibuu masih ingat dengan saya ?
Iya benar saya perawat Nabila Rafika yang kemarin berbincang-bincang
dengan ibu “
2) Evaluasi validasi
“ Bagaimana keadaan ibu sekarang,?? “
3) Kontrak
a. Topik
“Ibu, bagaimana kalau kita berbincang tentang cara memasukkan aktivitas
yang ibu sukai ke dalam jadwal haria? Apakah ibu mau?”
b. Waktu
“Kira-kira ibu ingin kita berbincang berapa lama?”
“Baik ibu kita akan berbincang sekitar 15 menit”
c. Tempat
“ Ibu mau kita berbincang dimana?”
“Baik ibu kita akan berbincang di ruang tengah saja”
b. Fase kerja
“ Baik ibu bisa saya mulai sekarang yaa,, kalau boleh tau bagaimana perasaan ibu
setelah kemarin berbincang-bincang dengan saya?”
Saya masih sedikit sedih
“Kenapa masih merasa sedih ibu?”
Saya masih sulit menerima kalau suami saya sudah gak ada ners
“Ibuu,,umur,maut,rejeki itu tidak ada yang tahu semuanya sudah diatur dengan
Tuhan, kita sebagai manusia hanya bisa sabar dan ikhlas menjalani hidup dengan
baik, jika suami ibu telah dipanggil dahulu oleh tuhan berarti Tuhan lebih sayang
pada suami ibu dan berarti suami ibu adalah orang yang baik, bukan berarti suami
ibu tidak sayang dengan ibu, nahh jadi ibu harus bisa menjalani hidup dengan baik
dan ikhlas, ibu harus tetap semangat dalam menjalani hidup, gak boleh patah
semangat supaya suami ibu senang melihat ibu dan ibu jangan lupa berdoa, jika
ibu terus sedih lalu bagaimana anak-anak ibu nanti ikut sedih, nahh sekarang tugas
ibu harus tetap semangat, ikhlas dan menerima ya ibu”
“Apakah ibu sudah melakukan hobi ibu kemarin?”
sudah
“Bagaimana perasaan ibu saat melakukannya?”
Saya sedikit tenang ketika sedang menjahit, jika selesai saya inget lai ke
suami saya
“Nah ibu bisa memasukkan hobi ibu ke dalam jadwl harian ibu, untuk mengatasi
agar ibu tidak bersedih lagi”
“Selain menjahit apakah ada hobi ibu yang lain?”
Main volley ners
“Oh suka volli ya. “
“Kebetulan, selain menjahit ibu juga bisa bermain volli dengan ibu-ibu
jalasenastri disini. Nanti akan saya tanyakan untuk jadwal nya. Apakah ibu mau
bermain dengan mereka?”
Mau ners
“Bagus ibu. Ibu hebat ya, selain bisa menjahit ternyata juga pandai bermain volli”
“Nah untuk volli ibu juga bisa memasukkan ke dalam jadwal harian ibu ya”
Iya ners
c. Fase terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasisubjektif
“ Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya tadi ?”
Saya lebih tenang ners
b. Evaluasi objektif
“ Sekarang bisakah ibu menceritakan kembali apa yang sudah saya
jelaskan tadi ?”
Saya harus ikhlas atas atas kepergian suami saya. Allah mengambil
suami saya karena suami saya orang baik. Dan saya akan tetap
semangat menjalani hidup demi anak saya. Saya juga akan
melakukan kegiatan yang saya suka untuk mengurangi kesedihan
saya seperti menjahit dan bermain volly
2) Rencana tindak lanjut
“ Baiklah ibu jika ibu mempunyai kegiatan lain yang ibu sukai, ibu bisa
memasukkannya ke dalam jadwal harian ya bu”
3) Kontrak
a. Topik
“Baiklah ibu, bagaimana kalau dua hari lagi kita berbincang-bincang tentang
jadwal harian? Aoakah ibu bersedia?”
b. Waktu
“Untuk waktunya seperti hari ini ya ibu jam 09.00”
c. Tempat
“Untuk tempatnya ibu mau dimana?”
Di ruang tau ners
“Oh iya baik ibu. Di ruang tamu ya”

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) Keluarga dengan


Kehilangan dan Berduka

Ny. A usia 35 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja sebagai TNI AL.
Mereka mempunyai anak berumur 4 tahun. Seminggu yang lalu, suami Ny. A
meninggal karena tenggelam pada saat melaksanakan tugas. Setelah kejadian tersebut,
Ny. A sering melamun, selalu menyendiri, bersedih dan selalu mengatakan bahwa
suaminya masih hidup. Ny. A juga berkali-kali mengatakan bahwa ia tidak bisa hidup
tanpa suaminya.
SP 1 : Membina hubungan saling percaya dengan keluarga serta menjelaskan
masalah pasien kehilangan dan berduka serta cara merawatnya
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi keluarga
DS :
- Keluarga mengatakan Ny. A sering melamun, selalu menyendiri, bersedih dan
menganggap suaminya masih hidup
- Keluarga mengatakan Ny. A sering mengatakan bahwa dia tidak visa hidup
tanpa suaminya
DO :
-Keluarga tampak kooperatif
-Keluarga tampak khawatir dengan kondisi pasien
b. Diagnosa keperawatan
Berduka disfungsional berhubungan dengan kehilangan orang yang dicintai
c. Tujuan khusus :
1) Keluarga mengenal masalah kehilangan dan berduka
2) Keluarga memahami cara merawat pasien berduka berkepanjangan
d. Tindakan keperawatan
1) Berdiskusi dengan keluarga tentang masalah kehilangan berduka dan
dampaknya pada pasien
2) Berdiskusi dengan keluarga cara-cara mengatasi berduka yang dialami oleh
pasien
2. Strategi Komunikasi
a. Fase Orientasi
1) Salam
Perawat: “Assalamu’alaikum.wr.wb. Selamat pagi bu. Saya perawat L yang
bertugas pada hari ini. Apakah benar ini dengan ibu S keluarga dari Ny. A ?”
2) Evaluasi Validasi
Perawat: “Bagaimana kabar ibu hari ini ? Apakah ada sesuatu yang ibu
pikirkan?
3) Kontrak
a. Topik
“Baiklah ibu, bagaimana jika kita hari ini berbincang-bincang mengenai
kondisi Ny. A dan cara mengatasi kondisi yang Ny. A alami.?”
b. Waktu
“Untuk waktunya kira-kira 15 menit bu.”
c. Tempat
“Tempatnya mau dimana ibu?”
“Baik kita akan berbincang di ruang tamu saja”
b. Fase Kerja
“Baik ibu. Kita mulai berbincang-bincang ya sesuai dengan waktu yang sudah
ditentukan.
“Sebelumnya apa yang ibu tau tentang masalah yang dihadapi Ny. A ?
“Ya ibu, Dari data yang saya dapat dan dari apa yang ibu sampaikan barusan. Ny.
A saat ini sedang merasa kehilangan yang disebabkan oleh meninggalnya
suaminya, dan saat ini Ny. A berada pada tahap mengingkari dimana dia merasa
bahwa suaminya masih hidup. Sebenarnya itu merupakan hal yang sangat wajar
pada seseorang yang kehilangan sesuatu yang berharga dihidupnya, namun jika
ini dibiarkan terus-menerus Ny. A akan mengalami gangguan konsep diri yang
akan berpengaruh pada hubungan sosial Ny. A dengan orang lain kedepannya.”
“Jadi begini ibu, yang perlu kita lakukan sekarang adalah mencoba mengalihkan
kesedihannya dengan membahas sesuatu yang disukainya dan selalu berada di
sisinya karena seseorang pada keadaan seperti ini, cenderung merasa kesepian dan
keluarga perlu memberi dukungan sosial dan motivasi pada Ny A. Yakinkan Ny.
A bahwa kepergian suaminya bukan akhir dari segalanya karena masih ada ibu
dan anggota keluarga yang akan selalu mendampingi Ny. A kedepannya. Selain
itu ibu dan anggota keluarga yang lain juga harus saling menguatkan atas kejadian
yang terjadi ini.”
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah tadi kita berbincang-bincang tentang
masalah yang dihadapi Ny. A ?”
b) Evaluasi Objektif
“Apakah ibu dapat mengulangi lagi yang sudah saya jelaskan barusan?”
“Bagus sekali ibu dapat mengulanginya.”
2) Rencana tindak lanjut
“Baik ibu apakah ada yang ingin ditanyakan ?”
“Baik jika tidak ada. Untuk selanjutnya ibu bisa mengingat kembali apa saja
yang disukai Ny. A dan ibu bisa terus berada disisi Ny. A agar dia tidak
merasa kesepian dan bisa mengunggapkan apa yang sedang dirasakannya saat
ini.”
3) Kontrak yang akan datang
a. Topik
“Baik ibu, saya besok akan kembali lagi untuk mempraktekan cara memberi
dukungan pada Ny. A.”
b. Waktu
“Baik ibu jamnya tetap seperti sekarang ya.”
c. Tempat
“Untuk tempatnya ibu mau dimana?”
“baik ibu di ruang tengah ya. Kalau begitu saya permisi dulu”

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) Keluarga dengan


Kehilangan dan Berduka

Ny. A usia 35 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja sebagai TNI AL.
Mereka mempunyai anak berumur 4 tahun. Seminggu yang lalu, suami Ny. A
meninggal karena tenggelam pada saat melaksanakan tugas. Setelah kejadian tersebut,
Ny. A sering melamun, selalu menyendiri, bersedih dan selalu mengatakan bahwa
suaminya masih hidup. Ny. A juga berkali-kali mengatakan bahwa ia tidak bisa hidup
tanpa suaminya.
SP 2 : Mendemonstrasikan dan melatih keluarga menstimulasi perkembangan
serta merencanakan tindakan
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi keluarga
DS :
- Keluarga mengatakan Ny. A sering melamun, selalu menyendiri, bersedih dan
menganggap suaminya masih hidup
- Keluarga mengatakan Ny. A sering mengatakan bahwa dia tidak visa hidup
tanpa suaminya
DO :
-Keluarga tampak kooperatif
-Keluarga tampak khawatir dengan kondisi pasien
b. Diagnosa keperawatan
Berduka disfungsional berhubungan dengan kehilangan orang yang dicintai
c. Tujuan khusus :
1) Keluarga dapat mempraktikkan cara merawat pasien berduka disfungsional.
2) Keluarga dapat memanfaatkan sumber yang tersedia di masyarakat.
d. Tindakan keperawatan
1) Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien dengan berduka
disfungsional.
2) Berdiskusi dengan keluarga sumber-sumber bantuan yang dapat
dimanfaatkan oleh keluarga untuk mengatasi kehilangan yang dialami oleh
pasien.
2. Strategi Komunikasi
a. Fase Orientasi
1) Salam
Perawat: “Assalamu’alaikum ibu, selamat pagi."
"Apakah betul ini dengan keluarga dari pasien Ny. A?”
“Kalau boleh tau biasa dipanggil dengan sebutan siapa ibu?”
“Baik ibu, perkenalkan saya perawat (…) yang bertugas pada pagi hari ini,
utnuk berdiskusi bersama ibu seperti kemaren ibu.”
2) Evaluasi Validasi
“Bagaimana kabar ibu hari ini? Apakah Ny. A sudah ada perkembangan ibu?
3) Kontrak
a. Topik
“Baiklah ibu, seperti yang sudah kita sepakati pada pertemuan sebelumnya
bahwa hari ini kita akan Mempraktikkan atau menstimulasi tentang cara
merawat Ny. A dan cara mengatasi kondisi yang Ny. A alami.
b. Waktu
“Untuk waktunya kira-kira 15 menit bu.”
c. Tempat
“Kita berbincang- bincang disini saja ya bu, apakah ibu bersedia?"
b. Fase Kerja
“Baik ibu, apakah ibu masih ingat dengan pertemuan sebelumnya? Baik jika
masih ingat ,Pada pertemuan sebelumnya kita sudah berbincang-bincang tentang
Ny. A ya ibu. Dan pada pertemuan kita pada hari ini saya akan mempraktikkan
cara merawat Ny. A."
“Baik ibu, seperti yang sudah saya katakan tadi, bahwa kita harus mengalihkan
kesediha Ny. A bisa dengan cara menghiburnya, mengajak dia bercerita hal-hal
yang dia sukai dan bisa juga kita mengajak jalan-jalan Ny. A agar lebih tenang
perasaannya. Selain itu ibu bisa menemaninya ketia ia melakukan hobinya.
Karena dengan mengerjakan hobi, Ny. A sepertinya juga bisa tenang dan tidak
bersedih lagi”
“Bagaimana ibu? apakah ibu bisa mempraktikkan cara untuk mengatasi agar Ny.
A tidak merasa kehilangan lagi bu?”
“Bagus ibu. Selain itu, ibu bisa memanfaatkan kegiatan-kegiatan pertemuan istri
TNI untuk selalu menghibur Ny. A agar tidak bersedih secara terus-menerus”.
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah mengetahui cara merawat Ny. A?”
“Alhamdulillah jika ibu sudah tidak khawatir lagi."
b) Evaluasi Objektif
“Apakah ibu dapat mengulangi lagi carat apa saja yang bisa ibu lakukan
untuk mengatasi kesedihan Ny. A?”
“Bagus sekali ibu, ibu sudah benar-benar memahami ya”
2) Rencana tindak lanjut
“ Tidak terasa ya ibu kita sudah 15 menit. Bagaimana jika kita lanjutkan pada
pertemuan selanjutnya, untuk membahas tentang evaluasi pada hari ini.
Apakah ibu bersedia?”
3) Kontrak yang akan datang
a. Topik
“Baik ibu, bagaimana jika 2 hari lagi kita bertemu untuk melakukan
evaluasi?”
b. Waktu
“Baik ibu untuk waktunya jam 08.00 ya ibu.
c. Tempat
“Tempatnya sama seperti hari ini ya ibu. Kalau begitu saya permisi dulu”

Anda mungkin juga menyukai