Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1)

PADA KLIEN DENGAN BERDUKA DISFUNGSIONAL

Masalah Keperawatan : Berduka Disfungsional


Pertemuan ke : 1 (satu)
Hari/Tanggal : Kamis 4 Februari 2021

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
Seorang ibu rumah tangga Ny. M baru saja ditinggal pergi anaknya yang
meninggal karena covid-19 sejak 2 bulan yang lalu.
Setelah ditinggalkan, keluarga mengatakan pasien mengalami gangguan dalam
menjalankan perannya sebagai ibu semenjak anaknya meninggal dikarenakan
syok dan tidak percaya. Klien mengatakan bahwa dirinya merasa hampa dalam
hidupnya. Ketika diamati pasien terlihat biasa saja, tetapi ketika sendirian sering
menangis, merenung dan tidak mau masak sampai sekarang.
2. Diagnosa Keperawatan :
Berduka disfungsional
3. Tujuan Khusus :

- Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan klien
dapat merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat
- Klien mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannya
- Klien merasa lebih tenang

4. Tindakan keperawatan :

- Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara mengucapkan salam
terapeutik, memperkenalkan diri perawat sambil berjabat tangan dengan klien.
- Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
- Dengarkan setiap perkataan klien.
- Beri respon, tetapi tidak bersifat menghakimi.
- Ajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam.

B. STRATEGI KOMUNIKASI
FASE ORIENTASI
a. Salam Terapeutik :
“Assalamu’alaikum, selamat pagi Ibu M. Saya Ibnu Nafi, Ibu bisa memanggil
saya Ibnu. Saya mahasiswa Ners STIKes BINA SEHAT PPNI Mojokerto. Nama
Ibu siapa? Ibu senangnya dipanggil apa?”
b. Evaluasi / Validasi:
“Baiklah bu, bagaimana keadaan Ibu M hari ini?”
c. Kontrak :
Topik :
“Kalau begitu, bagaimana jika kita berbincang-bincang sebentar tentang keadaan
ibu? Tujuannya supaya ibu bisa lebih tenang bu dalam menghadapi keadaan ini,
dengan ibu mau berbagi cerita dengan saya, kesedihan ibu mungkin bisa
berkurang”
Waktu :
“Ibu maunya berapa lama kita berbincang-bincang?”
Tempat :
“Ibu mau kita berbincang-bincang dimana? Di sini saja? Baiklah.”

FASE KERJA
“Baiklah Ibu M, bisa Ibu jelaskan kepada saya bagaimana perasaan Ibu M saat ini?”
“Saya mengerti Ibu sangat sulit menerima kenyataan ini. Tapi kondisi sebenarnya
memang anak Ibu telah meninggal. Sabar ya, Bu ”
“Saya tidak bermaksud untuk tidak mendukung Ibu. Tapi coba Ibu pikir, jika Ibu
pulang ke rumah nanti, Ibu tidak akan bertemu dengan anak Ibu karena beliau
memang sudah meninggal. Itu sudah menjadi kehendak Tuhan, Bu. Ibu harus
berusaha menerima kenyataan ini.” “Ibu, hidup matinya seseorang semua sudah diatur
oleh Tuhan. Meninggalnya anak Ibu juga merupakan kehendak-Nya sebagai Maha
Pemilik Hidup. Tidak ada satu orang pun yang dapat mencegahnya, termasuk saya
ataupun Ibu sendiri.”
“Ibu sudah bisa memahaminya?”
“Ibu tidak perlu cemas. Umur Ibu masih muda, Ibu bisa mencoba mencari pekerjaan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga Ibu. Saya percaya Ibu mempunyai keahlian yang
bisa digunakan. Ibu juga tidak akan hidup sendiri. Ibu masih punya saudara-saudara,
anak-anak dan orang lain yang sayang dan peduli sama Ibu.”
“Untuk mengurangi rasa cemas. Ibu, sekarang Ibu ikuti teknik relaksasi yang saya
lakukan. Coba sekarang Ibu tarik napas yang dalam, tahan sebentar, kemudian
hembuskan perlahan-lahan.”
“Ya, bagus sekali Bu, seperti itu.”

FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:
b. Evaluasi Klien (Subjektif) :
“Bagaimana perasaan Ibu sekarang? Apa Ibu sudah mulai memahami
kondisi yang sebenarnya terjadi?”
c. Evaluasi Perawat (Objektif) :
“Kalau begitu, coba Ibu jelaskan lagi, hal-hal yang Ibu dapatkan dari
perbincangan kita tadi dan coba Ibu ulangi teknik relaksasi yang telah kita
lakukan.”

1. Tindak Lanjut Klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan
yang telah dilakukan) :
“Ya, bagus sekali Bu. Nah, setiap kali Ibu merasa cemas, Ibu dapat melakukan
teknik tersebut. Dan setiap kali Ibu merasa Ibu tidak terima dengan kenyataan
ini, Ibu dapat mengingat kembali perbincangan kita hari ini.”
“Bu, ini ada buku kegiatan untuk ibu. Bagaimana kalau kegiatan teknik rileksasi
ibu masukkan kedalam jadwal kegiatan ibu? Ibu setuju?”
“Nah, Disini ada kolom kegiatan, tanggal, waktu dan keterangan. Ibu bisa
mengisi kegiatan tenik rileksasi pada kolom kegiatan. Kira-kira jam berapa ibu
nanti melakukan teknik rileksasi bu?”
“Cara mengisi buku kegiatan ini: jika ibu melakukannya tanpa dibantu atau
diingatkan oleh orang lain ibu tulis “M” disini, jika ibu di bantu atau diingatkan
ibu tulis “B” dan jika ibu tidak melakukannya ibu tulis “T” Ibu paham Bu?
Nanti ibu jangan lupa mengisi buku kegiatannya ya”
2. Kontrak yang akan datang:
“Sesuai dengan kontrak kita tadi kita berbincang-bincang selama 30 menit dan
sekarang sudah 30 menit bu! Bu, kapan ibu mau kita melanjutkan perbincangan
kita”
“Bagaimana kalau kita besok membicarakan tentang hobi ibu ? Ibu maunya
dimana?” Baik jam 09.00 ya bu.
“Nah, sekarang ibu istirahat dulu. Sebelum saya permisi apak ada yang mau ibu
tanyakan? Baiklah, kalau tidak ada, saya permisi dulu ya Bu.
Assalamu’alaikum.”
STRATEGI PELAKSANAAN 2 (SP2)
PADA KLIEN DENGAN BERDUKA DISFUNGSIONAL

Masalah Keperawatan : Berduka disfungsional


Pertemuan ke : 2 (dua)
Hari/Tanggal : Jumat/5 Februari 2021

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
Pada pertemuan kedua, Ibu M sudah mulai menunjukkan rasa penerimaan terhadap
kehilangan. Namun, ia masih sering sedih, terlihat menarik diri dari lingkungan dan
orang-orang sekitarnya. Ia juga masih melamun dan tidak nafsu makan sehingga
berat badan pasien menurun.
2. Diagnosa Keperawatan
Berduka disfungsional
3. Tujuan khusus
Klien tidak menarik diri lagi dan dapat membina hubungan baik kembali dengan
lingkungannya maupun dengan orang-orang di sekitarnya.
5. Tindakan keperawatan
- Libatkan klien dalam setiap aktivitas kelompok, terutama aktivitas yang ia sukai
- Berikan klien pujian setiap kali klien melakukan kegiatan dengan benar

B. STRATEGI PELAKSANAAN
FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik :
“Assalamu’alaikum, selamat pagi Ibu M. Masih ingat dengan saya Bu? Ya, betul
sekali. Saya Ibnu, Bu. Seperti kemarin, pagi ini saya yang akan berbincang-bincang
dengan Ibu.”

2. Evaluasi validasi:
“Bagaimana keadaan Ibu hari ini? Apa sudah lebih baik dari kemarin? Bagus kalau
begitu”
“Nah apa saja yang ibu lakukan kemarin?
“Coba saya lihat buku kegiatan ibu?
“wah bagus bu, ibu sudah melakukan teknik rileksasi secara mandiri”
“Sekarang coba ibu praktekkan lagi cara teknik rileksasi tersebut”
“bagus sekali bu”

3. Kontrak:
Topik: “Sesuai janji yang kita sepakati kemarin ya, Bu. Hari ini kita bertemu untuk
membicarakan hobi Ibu tujuannya supaya ibu dapat melakukan aktifitas yang sukai
dan ibu dapat berinteraksi dengan orang-orang disekeliling ibu “
Waktu: “ibu maunya berapa lama kita berbincang-bincang?”
Tempat: “ibu maunya dimana? Bagaimana ditaman depan, ibu setuju?”

FASE KERJA
“Nah, Bu. Apakah Ibu sudah memikirkan hobi yang Ibu senangi?”
“Ternyata Ibu mendengarkan radio ya? Tidak semua orang suka dengan radio lho, Bu.”
“Selain mendengarkan radio, apa Ibu mempunyai hobi yang lain lagi?”
“Wah, ternyata Ibu juga hobi menyanyi, pasti suara Ibu bagus. Bisa Ibu menunjukkan
sedikit bakat menyanyi Ibu pada saya?”
“Wah ternyata Ibu memang berbakat menyanyi, suara Ibu juga cukup bagus.”
“Ngomong-ngomong tentang hobi Ibu mendengarkan radio. berapa sering Ibu biasanya
mendengarkan radio?.
“Cukup sering juga ya Bu. Pasti lucu ya bu.”
“Nah, bagaimana kalau sekarang Ibu saya ajak untuk bernyanyi."
“Ibu M, saat Ibu sedang merasa emosi tapi tidak mampu meluapkannya, Ibu bisa
melakukan kegiatan ini bersama-sama yang lain. Selain itu, kegiatan ini juga dapat
membuat Ibu berhubungan lebih baik dengan yang lainnya dan Ibu tidak merasa
kesepian lagi.”

FASE TERMINASI
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Klien (Subjektif): “Bagaimana perasaan Ibu sekarang? Apa sudah lebih
baik dibandingkan kemarin?”
Evaluasi Perawat(Objektif): “Sekarang coba Ibu ulangi lagi apa saja manfaat yang
dapat Ibu dapatkan dengan melakukan kegiatan yang Ibu senangi.”
b. Tindak Lanjut :

“Baiklah Bu, kalau begitu Ibu dapat bernyanyi dan nafas dalam saat Ibu sedang
merasa emosi.

“Bu, ibu sudah mempunyai buku kegiatan harian kan?”

“Bagaimana jika kegiatan bernyanyi ini juga dimasukkan menjadi kegiatan sehari-
hari. Ibu maunya berapa kali bernyanyi dalam satu minggu?”

“Kira-kira jam berapa ibu nanti mau bernyanyi?

“Nah nanti kalau ibu melakukan kegiatan ini, ibu jangan lupa mengisi buku
kegiatan”

“Caranya sama dengan sebelumnya, jika ibu melakukan sendiri, tanpa diingatkan
dan dibantu oleh perawat atau orang lain ibu tulis “M”, dan jika ibu di bantu dalam
melakukan kegiatan , ibu tulis “B”, dan jika ibu malas atau lupa mengerjakannya
ibu tulis “T”.

“Ibu paham bu”

c. Kontrak yang akan datang:

“Sesuai dengan kontrak kita tadi kita berbincang-bincang selama 30 menit dan
sekarang sudah 30 menit bu! “

“Nah bu bagaimana kalau besok jam 09.00 setelah makan pagi, saya akan kembali
lagi untuk mengajarkan Ibu cara berdzikir ya bu”

“Kita ketemu di rumah Ibu saja, ya?”

“Apa ada yang ingin Ibu tanyakan? Baiklah, kalau tidak, saya permisi dulu ya, Bu.
Assalamu’alaikum.”
STRATEGI PELAKSANAAN 3 (SP3)
PADA KLIEN DENGAN BERDUKA DISFUNGSIONAL

Masalah Keperawatan : Berduka disfungsional


Pertemuan ke : 3 (dua)
Hari/Tanggal : Sabtu, Februari 2021

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi : Pasien mengatakan merasa menerima kematian suaminya dan akan bangkit
2. Diagnosa : Berduka Disfungsional
3. TUK : Klien dapat mengidentifikasi rasa bersalah dan perasaan takutnya
4. Tindakan keperawatan :
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi rasa bersalah dan rasa takutnya,
- Dengarkan dengan penuh perhatian,
- Ajak pasien bicara untuk mengurangi rasa bersalah dan ketakutan
yang tidak rasional,
- Berikan dukungan spiritual

B. STRATEGI PELAKSANAAN
FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik
”selamat siang bagaimana perasaan ibu hari ini?”
2. Evaluasi/validasi
“Apakah ibu sudah melakukan cara yang saya ajarkan untuk mengurangi perasaan
kesal ibu? Kalau sudah coba ibu praktekkan kembali.Bagus bu.”
3. Kontrak
a. Topik
“Baiklah bu, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang
perasaan yang ibu rasakan?”
b. Waktu
“Kita akan berbincang-bincang selama 20 menit.”
c. Tempat
“Kita akan lakukannya dimana bu? Baik kita akan melakukannya diruangan
tamu ya bu.

FASE KERJA
“saya dapat memahami perasaan ibu, silahkan bercerita tentang perasaan ibu. tidak ada
yang dapat kita salahkan, bu. Saya mengerti, sulit bagi ibu untuk menerima kehilangan
ini. Bagus, ibu mulai menyadari perasaan yang sudah diungkapkan karena semua ini
adalah kehendak Allah. Apabila perasaan bersalah dan takut itu muncul kembali ibu
berzikir, shalat, atau melakukan kegiatan ibadah yang lain. Bagaimana,bu? Apakah ibu
akan coba lakukan?”

FASE TERMINASI
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
- Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang?”
- Objektif
“Nanti ibu bisa berdzikir dan istigfar setiap saat dan saat rasa bersalah itu
muncul kembali.”

b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)


“Saya harap apa yang tadi saya ajarkan kepada ibu, ibu dapat mempraktekkan
kembali dan jangan lupa untuk memasukannya dalam jadwal kegiatan harian ya
bu.”

c. Kontrak Akan Datang


1. Topik :
“Ibu sudah tidak terasa sudah 20 menit kita berbincang-bincang.
2. Waktu : Bagaimana kalau kita latihan cara yang ke 4 ini besok pagi, jam
berapa bu? Jam 09.00 pagi ya?
3. Tempat : Untuk tempatnya dimana ya bu? Bagaima kalau di tempat seperti
sekarang ini? Masih ada yang mau ditanyakan atau tidak bu? Baiklah kalau
tidak ada saya pamit dulu. Terimakasih atas waktunya.

Anda mungkin juga menyukai