Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN KOPING INEFEKTIF


(SP 1)

I. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Bapak TA berusia 48 tahun, bekerja sebagai seorang manager di sebuah bank 
swasta ternama. Akhir-akhir ini banyak permasalahan yang menimpa keluarga
tersebut, istri bapak TA terlibat hubungan terlarang dengan bosnya, sementara
anak bungsunya (laki-laki) terlibat narkoba dan tertangkap polisi, dan anak 
sulungnya (perempuan) sedang hamil di luar nikah, namun anak keduanya (laki-
laki) memiliki prestasi yang baik di sekolahnya dan menaruh perhatian lebih
kepada keluarganya,
keluarganya, sehingga bapak TA sering bertukar pikiran dengan anak yang
kedua atau dengan teman dekatnya di kantor. Selain permasalahan di keluarganya,
k eluarganya,
kini muncul permasalahan di tempat bapak TA bekerja, bank tersebut dilikuidasi
karena kredit macet dan krisis moneter yang berkepanjangan. Sejak muncul
permasalahan yang banyak di keluarga maupun di tempat kerjanya, bapak TA
terlihat sering melamun, menyendiri, dan tidak nafsu makan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Koping individu inefektif berhubungan dengan krisis situasi : kehilangan
orang berarti dan pekerjaan.
b. Risiko mencederai diri berhubungan dengan perasaan merasa bersalah.
3. Tujuan Khusus
• Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan klien
dapat merasa aman dan nyaman
n yaman saat berinteraksi dengan perawat.
• Klien mampu mengungkapkan
mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
• Klien merasa lebih tenang.
4. Tindakan keperawatan
• Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara mengucapkan salam
terapeutik, memperkenalkan diri perawat sambil berjabat tangan dengan
klien.
• Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Dengarkan
setiap perkataan klien. Beri respon, tetapi tidak bersifat menghakimi.
Ajarkan klien teknik relaksasi dan mekanisme koping.
II. Strategi pelaksanaan
A. Tahap orientasi
1. Salam terapeutik :
“Selamat pagi bapak TA. Saya Sabrina, bapak bi sa memanggil saya suster
Ina. Saya perawat yang dinas pagi ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 nanti
dan saya yang akan merawat bapak. Nama bapak siapa? bapak senangnya
dipanggil siapa?”
2. Evaluasi / validasi:
“Baiklah, bagaimana keadaan bapak TA hari ini?”
3. Kontrak:
a. Topik :
“Kalau begitu, bagaimana jika kita berbincang-bincang sebentar tentang
keadaan bapak?
b. Waktu :
“Saya rasa 30 menit cukup pak. Apakah bapak  bersedia?”
c. Tempat :
“bapak mau kita berbincang- bincang dimana? Di sini saja? Baiklah.”

B. Tahap kerja
1. “Baiklah bapak, bisa bapak  jelaskan kepada saya bagaimana perasaan bapak 
saat ini?”
2. “Saya mengerti bapak  sangat sulit menerima kenyataan ini. Tapi kondisi
sebenarnya memang bapak harus bias menghadapi dan mengatasi masalah
ini. Sabar ya, pak.”
3. “Saya tidak ber maksud untuk tidak mendukung bapak. Tapi coba bapak pikir,
 jika bapak pulang ke rumah nanti, bapak akan menjalankan peran sebagai
kepala keluarga lagi. Jadi bapak harus berusaha menghadapi semuanya agar
anggota keluarga yang bapak pimpin dapat kembali ke jalan yang
seharusnya.”
4. “Bapak , seluruh cobaan yang dihadapi manusia semua sudah diatur oleh
Tuhan. Tidak ada satu orang pun yang dapat mencegahnya, termasuk saya
ataupun bapak sendiri. Dan saya yakin bahwa Tuhan tidak akan memberikan
cobaan di luar batas kemampuan seseorang untuk menghadapinya. ”
5. “Bapak sudah bisa memahaminya?”
6. “Bapak tidak perlu cemas. Umur bapak  masih muda, Ibu bisa mencoba
mencari pekerjaan baru untuk memenuhi kebutuhan keluarga bapak dan
kesibukan lainnya agar bapak tidak memikirkan kejadian yang bapak alami
saat ini. Saya percaya bapak mempunyai keahlian yang bisa digunakan.
Bapak juga tidak akan hidup sendiri. Bapak masih punya keluarga dan orang
lain yang sayang dan peduli sama bapak. Disamping itu, anak-anak bapak 
 juga masih memerlukan perhatian bapak saat ini.”
7. “Untuk mengurangi rasa cemas bapak, sekarang bapak ikuti teknik relaksasi
yang saya lakukan. Coba sekarang bapak tarik napas yang dalam, tahan
sebentar, kemudian hembuskan perlahan- lahan.”
8. “Ya, bagus sekali pak, seperti itu.”
9. “Bapak juga bisa meluapkan amarah bapak dengan cara berteriak atau
menangis. Tetapi saran saya, jika bapak ingin berteriak sekencang-
kencangnya, sebaiknya bapak pergi ke pantai atau ke tempat yang jauh dari
keramaian agar tidak mengganggu aktivitas orang-orang sekitar. Dengan cara
seperti itu, beban yang bapak hadapi akan sedikit berkurang dan bapak akan
mampu menghadapi permasalahan yang muncul.”

C. Tahap terminasi
1. Evaluasi :
• Subjektif: “Bagaimana perasaan bapak sekarang? Apa bapak sudah mulai
memahami kondisi yang sebenarnya terjadi?”
• Objektif : “Kalau begitu, coba bapak jelaskan lagi, hal-hal yang bapak 
dapatkan dari perbincangan kita tadi dan coba bapak ulangi teknik 
relaksasi yang telah kita lakukan.”
2. Tindak Lanjut :
“Ya, bagus sekali pak. Nah, setiap kali bapak merasa cemas, bapak  dapat
melakukan teknik tersebut. Dan setiap kali bapak merasa bahwa bapak tidak 
terima dengan kenyataan ini, bapak dapat mengingat kembali perbincangan
kita hari ini.
3. Kontrak yang akan datang:
”Sudah 30 menit ya, pak. Saya rasa perbincangan kita kali ini sudah cukup.
Besok sekitar jam 09.00 saya akan datang kembali untuk membicarakan
tentang hobi Ibu. Mungkin besok kita bisa berbincang-bincang di taman
depan ya pak.” “Apa ada yang ingin bapak  tanyakan? Baiklah, kalau tidak 
ada, saya permisi dulu ya pak. ”
merasa gatal-gatal, pusing, atau bahkan muntah, bapak dapat menghubungi
saya atau perawat lain yang sedang bertugas.”
3. Kontrak yang akan datang :
“Baiklah pak , nanti jam 14.00 setelah makan siang, saya akan datang kembali
untuk memantau perkembangan bapak. Kita bertemu di ruangan ini saja ya
pak .” “Sebelum saya pergi apa ada yang ingin bapak tanyakan? Baiklah pak,
kalau tidak ada, saya permisi dulu .”

Anda mungkin juga menyukai