Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

(SPTK) PADA KLIEN DENGAN BERDUKA DISFUNGSIONAL

Masalah utama : Berduka disfungsional

Pertemuan ke-1

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi pasien
Klien tampak menangis, klien mengatakan bahwa ibunya belum meninggal, sering
mengurung diri dikamar, menundukkan pandangan, tatapan mata kosong, sering
terdiam ditengah pembicaraan.
b. Diagnosa Keperawatan : berduka disfungsional
c. Tujuan Khusus
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien mampu mengungkapkan perasaan yang dialaminya
- Klien mampu berinteraksi dengan diri sendiri dan orang lain
d. Tindakan Keperawatan
- Membina hubungan saling percaya
- Memberikan kesempatan untuk klien mengungkapkan perasaanya
- Memberikan kesempatan klien untuk berinteraksi dengan diri sendiri dan orang lain
2. Strategi Komunikasi
1. Tahap orientasi
“Assalamualaikum selamat pagi ibu? Perkenalkan nama saya Happy Kurnia Sari, ibu
bisa panggil saya happy. Saya Ners muda dari Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto prodi
profesi ners. Saya akan membantu melewati masalah ibu. Bagaimana ibu apakah ada
waktu 10-15 menit kedepan? Baiklah nama ibu siapa ? ibu senangya dipanggil apa?”
Baiklah Ibu, bagimana jika kita berbincang – bincang sebentar untuk mengetahui
keadaan ibu saat ini ? Agar ibu bisa lebih tenang, lebih rileks, dan mau berbagi cerita
tentang masalah yang dihadapi itu mungkin bisa berkurang. “Ibu ingin kita bincang-
bincang berapa lama ? Bagaimana jika 15 menit. Sesuai kesepakatan kita, kita akan
mengobrol di ruang tamu. Atau Ibu ingin ke tempat lain ?”
2. Tahap kerja
“Ibu, tadi ibu sudah menyebutkan nama ibu, lalu boleh saya tahu berapa umur ibu
sekarang?
“Apakah ibu mau menyampaikan sesuatu? Baiklah saya sangat paham situasi dan
kondisi ibu saat ini, ibu sering sedih kita semua juga sedih karena ini sudah menjadi
garis tuhan. Kita sebagi manusia hanya bisa berserah diri dan menerima situasi juga
kondisi semua ini. Apakah ibu haus atau lapar? Saya coba ambilkan ya bu, coba sedikit
agar badan ibu tidak lemas”
“boleh saya tahu hobi ibu apa?”
“Bagaimana perasaan ibu saat melakukan kegiatan tersebut?”
“Bagaimana kalau sekarang ibu bercerita tentang hobi ibu?
“Wah.. ternyata bagus sekali hobi ibu, Boleh saya tahu apa pekerjaan ibu sebelum
disini? Bisa ibu ceritakan tentang pekerjaan ibu?
3. Tahap Terminasi

“Setelah kita ngobrol tadi, Bagaimana perasaan ibu saat ini ? Nah ibu, sudah kurang
lebih 15 menit. Jadi kita cukupkan saja dulu pembicaraan kita. Sekarang ibu istirahat
dulu. Kalau nanti ada yang ingin ibu ceritakan atau tanyakan kepada saya, ibu bisa
sampaikan saat pertemuan kita berikutnya. Bagaimana kalau besok pagi kita mengobrol-
ngobrol lagi sekitar pukul 9 pagi? Apakah ibu bersedia? Ibu nanti ingin mengobrol
dimana? Apakah ditempat ini lagi? Baik bu, nanti kita berbincang-bincang lagi, kalau
begitu saya permisi dulu, terimakasih ibu sudah mau berbincang-bincang dengan saya
hari ini.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK) PADA KLIEN DENGAN BERDUKA DISFUNGSIONAL

Masalah utama : Berduka disfungsional

Pertemuan ke-2

1. Proses Keperawatan
e. kondisi pasien
Klien mengatakan kesal dengan orang orang yang tidak dapat memahaminya.
Dengan nada sedikit tinggi sambal meneteskan air mata.
f. Diagnosa Keperawatan : berduka disfungsional
g. Tujuan Khusus
- Klien dapat mengungkapkan kemarahannya secara verbal
- Klien dapat mengatasi kemarahannya dengan koping yang adaptif
h. Tindakan Keperawatan
- Dorong dan beri waktu kepada klien untuk mengungkapkan kemarahan secara verbal
tanpa melawan dengan kemarahan
- Bantu klien atau keluarga untuk mengerti bahwa marah adalah respon yang normal
karena merasakan kehilangan dan ketidakberdayaan
- Fasilitasi ungkapan kemarahan klien dan keluarga
- Hindari menarik diri dan dendam karena klien/keluarga bukan marah pada perawat
- Tangani kebutuhan klien pada segala reaksi marahnya.
2. Strategi Komunikasi
1. Tahap orientasi
“Selamat pagi Ibu, masih ingat dengan saya? Saya perawat yang kemarin kesini bu,
tampaknya ibu sedang kesal akan sesuatu? Ibu bisa ceritakan kepada saya, saya akan
menemani ibu 15 menit kedepan. Kita ngobrol ngobrol disini ya bu. Baiklah kalau
begitu”
2. Tahap kerja
“Baiklah ibu, bisa ibu jelaskan kepada saya bagaimana perasaan ibu saat ini?”
“Saya mengerti ibu sangat sulit menerima kenyataan ini. Namun kondisi sebenarnya
memang ibu anda telah meninggal karena itu sudah kehendak tuhan, sabar ya bu. Hidup
mati seseorang semua sudah diatur oleh Tuhan. Meninggalnya ibunda tercinta juga
merupakan kehendak-Nya sebagai Maha pemilik Hidup. Tidak ada satu orang pun yang
dapat mencegahnya, termasuk saya ataupun ibu sendiri. Ibu sudah bisa memahaminya?
“Ibu tidak perlu sedih berkepanjangan. Baiklah bu saya mengerti ada beberapa cara
untuk meredakan kekesalan ibu ini. Dengan cara taris nafas dalam, istighfar, wudhu dan
sholat juga berbincang dengan keluarga. Ibu kan punya hobi memasak, kalau begitu ibu
bisa melakukan hobi itu agar dapat mengatasi kekesalan ibu”

3. Tahap Terminasi
Nah semisal kalau muncul rasa kesal ibu bisa melakukan hal yang sama seperti yang
saya ajarkan tadi. Sudah 15 menit ya bu, saya rasa perbincangan kita kali ini sudah
cukup. Besok sekitar pukul 11.00 saya akan datang kembali untuk membicarakan
tentang keadaan ibu. Mungkin besok kita bisa berbincang-bincang disini ya bu? Apa ada
yang ingin ibu tanyakan? Baiklah kalau tidak ada. Saya permisi dulu ya bu.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK) PADA KLIEN DENGAN BERDUKA DISFUNGSIONAL

Masalah utama : Berduka disfungsional

Pertemuan ke-3

1. Proses Keperawatan
a. kondisi pasien
Dihari ketiga klien masih merasa bersalah kepada almarhum ibunya belum bisa
membanggakan dan mengabulkan permintaan ibunya. Tetapi klien sudah mulai
membuka dirinya mau membalas sapaan ataupun senyuman orang-orang
disekitarnya.
b. Diagnosa Keperawatan : berduka disfungsional
c. Tujuan Khusus
- Klien dapat mengidentifikasi rasa bersalah dan perasaan takut
i. Tindakan Keperawatan
- Bantu klien untuk mengidentifikasi rasa bersalahnya
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Ajak klien bicara untuk mengurangi rasa bersalahnya yang tidak rasional
- Berikan dukungan spiritual
2. Strategi Komunikasi
1. Tahap orientasi
“Selamat pagi Ibu, bagaimana keadaan ibu hari ini? Apakah sudah lebih baik dari
kemarin? Bagus kalau begitu. Ibu ingin kita bincang-bincang berapa lama ? Bagaimana
jika 15 menit. Sesuai kesepakatan kita kemarin, kita akan mengobrol di tempat yang
sama. Atau Ibu ingin ke tempat lain ?”
2. Tahap kerja
“Saya dapat memahami perasaaan ibu, tidak ada yang dapat kita salahkan. Apakah
sedikit lebih lega dan bisa menerima apa yang sebenarnya telah terjadi?
“Apakah ibu sudah mempraktekkan teknik yang saya ajarkan kemarin ketika ibu sedang
sedih atau marah?
“Bagus sekali ibu”
“Jadi jika ibu sering merasa sedih atau tiba-tiba marah, ibu diam sejenak dan lakukan
teknik saya ajarkan”
“apakah ibu sekarang lebih tenang?”
“Jadi teknik ini akan membuat ibu lebih tenang dan rileks, sekarang ibu sudah bisa
mengikhlaskan ibu anda”
“Dan sekarang ibu bisa lebih semangat lagi dalam hidup, dan ibu bisa menjalani hobi
ibu”
3. Tahap Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbicang bincang? Iya ibu terus berdoa ya bu dan
ibu dapat berkeluh kesah ke anggota keluarga. Sudah 15 menit ya bu, saya rasa
perbincangan kita kali ini sudah cukup. “Apa ada yang ingin ibu tanyakan? Baiklah
kalau tidak ada. Besok sekitar pukul 1 siang saya akan datang kembali untuk
membicarakan tentang keadaan ibu. Mungkin besok kita bisa berbincang-bincang disini
ya bu? Apa ada yang ingin ibu tanyakan? Baiklah kalau tidak ada. Saya permisi dulu ya
bu.” Ibu silahkan istirahat sambil menunggu makan siang”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK) PADA KLIEN DENGAN BERDUKA DISFUNGSIONAL

Masalah utama : Berduka disfungsional

Pertemuan ke-4

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi pasien

Klien mengatakan sudah bisa menerima kematian ibunya tetapi terkadang masih
belum percaya kalau ibunya secepat itu meninggalkan dirinya. Klien marah mengapa
orang sebaik ibunya cepat diambil tuhan.
b. Diagnosa Keperawatan : berduka disfungsional
c. Tujuan Khusus

- Klien dapat mengungkapkan kemarahan nya secara verbal.


- Klien dapat mengatasi kemarahan nya dengan koping yang adaptif.
d. Tindakan Keperawatan

- Dorong dan beri waktu kepada pasien untuk mengungkapkan kemarahan secara
verbal tanpa melawan dengan kemarahan.
- Bantu pasien atau keluarga untuk mengerti bahwa marah adalah respon yang normal
karena merasakan kehilangan dan ketidakberdayaan.
- Fasilitasi ungkapan kemarahan pasien dan keluarga.
- Hindari menarik diri dan dendam karena pasien /keluarga bukan marah pada
perawat.
- Tangani kebutuhan pasien pada segala reaksi kemarahan nya

2. Strategi Komunikasi
A. Tahap orientasi

“Halo ibu, selamat pagi, ketemu lagi ya bu sama saya, ibu masih ingat kan?
Bagaimana keadaan ibu hari ini, apa sudah baik dari kemarin? Kalau begitu bagaimana
jika kita berbincang bincang sebentar tentang keadaan ibu? Tujuannya supaya ibu lebih
tenang bu dalam menghadapi keadaan ini. Ibu mau berapa lama kita berbincang
bincang? 15 menit cukup? Baiklah, ibu mau berbincang bincang dimana supaya lebih
nyaman? Di ruang tengah? Baiklah, mari kita menuju kesana”
B. Tahap kerja

“Sekarang coba ibu jelaskan kenapa ibu masih tidak bisa menerima ibunda ibu telah
meninggal? Saya mengerti ibu sangat sulit untuk menerima kenyataan ini, tapi coba ibu
pikir jika ibu pulang ke rumah nanti, ibu tidak akan bertemu dengan ibunda ibu karena
beliau memang sudah meninggal bu, itu sudah menjadi kehendak Allah. Ibu sebenarnya
hidup matinya seseorang itu sudah diatur oleh Allah bu dan meninggalnya orangtua ibu
juga merupakan kehendak-Nya sebagai Maha Pemilik Hidup bu. Tidak ada satu orang
pun yang dapat mencegahnya, termasuk saya ataupun ibu sendiri. Apa ibu paham?
Sekarang ibu tidak perlu kesal atau marah, oh iya bu bagaimana kalau untuk
mengurangi rasa kesal ibu, ibu melakukan teknik relaksasi yang saya lakukan.Sekarang
ibu coba tarik napas yang dalam tahan sebentar kemudian ibu hembuskan perlahan
lahan.Iya bagus begitu bu”

C. Tahap Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu sekarang? Apa ibu sudah bisa memahami kondisi ibu? Nah,
setiap kali ibu merasa kesal atau ibu merasa ingin marah dan setiap kali ibu merasa tidak
terima dengan kenyataan, ibu dapat mengingat perbincangan kita hari ini, ibu juga dapat
melakukan teknik relaksasi yang sudah saya ajarkan.
Nah, sesuai dengan kontrak kita tadi kita berbincang bincang selama kurang lebih 15
menit lamanya. Bu, kapan ibu mau kita lanjutkan perbincangan lagi? Bagaimana kalau
besok kita membicarakan hobi ibu? Bagaimana kalu pagi sekitar jam setengah tujuh? Ibu
maunya dimana ? Baiklah sekarang ibu istirahat dulu saya permisi ya bu”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK) PADA KLIEN DENGAN BERDUKA DISFUNGSIONAL

Masalah utama : Berduka disfungsional

Pertemuan ke-5

1. Proses Keperawatan
a. kondisi pasien
Klien mengatakan mencoba mengikhlaskan kematian ibunya.
b. Diagnosa Keperawatan : berduka disfungsional
c. Tujuan Khusus

- Klien dapat menerima kehilangan


- Klien dapat bersosialisasi lagi dengan keluarga atau orang lain
d. Tindakan Keperawatan

- Sediakan waktu untuk mengunjungi klien secara teratur


- Bantu klien untuk berbagi rasa ,karena biasaanya tiap anggota tidak
berada ditahap yang sama pada saat yang bersamaan.
- Bantu pasien dalam mengidentifikasi rencana kegiatan yang akan
dilakukan setelah masa berkabung telah dilalui.
- Jika keluarga mengikuti proses pemakaman,hal yang dapat dilakukan
adalah ziarah (menerima kenyataan), melihat foto-foto proses
pemakaman.
2. Strategi Komunikasi
a. Tahap orientasi
“Selamat sore ibu.bagaimana perasaan ibu hari ini? Seperti janji saya dua
hari yang lalu, sekarang saya datang untuk berbicara tentang perasaan
ibu.bagaimana kalau kita bicara disini? 10 menit saja cukup, bagaimana
setujukah bu? baiklah bu”
b. Tahap kerja
“Ibu tampak agak ceria dan sangat berbeda dengan 2 hari yang lalu.saya
dengar ibu sudah banyak melakukan aktifitas. Bagus, kegiatan apa lagi
yang sudah ibu rencanakan untuk mengisi waktu? saya percaya ibu dapat
kembali semangat dalam mengisi kehidupan ini.kapan ibu akan berziarah
kemakam ibunda ibu? Ibu sudah melihat foto-foto proses pemakaman?
Ya, ibu tampak sudah semangat lagi ”
c. Tahap Terminasi
“Ibu, tidak terasa kita sudah kita lama mengobrol. Bagaimana perasaan
ibu sekarang jauh lebih baik bukan? Syukurlah, ibu jangan lupa dengan
jadwal aktivitas dan waktu untuk berziarah kemakam ibunda ya bu?
Nah ibu sering-sering mengulang melakukan teknik yang saya ajarkan ya
bu, seperti yang saya ajarkan kemarin. Besok kita bertemu lagi ya bu. Ibu
mau jam berapa? Bagaimana kalau siang saja? Ibu maunya dimana?
Baiklah bu, terimakasih banyak dan maaf apabila ada salah tutur kata
saya yang menyakiti hati ibu. Saya pamit ya bu, sampai jumpa
assalamualaikum.”

Anda mungkin juga menyukai