Anda di halaman 1dari 8

Sp 2 : RPK

STRATEGI PELAKSANAAN 2 (sp 2)


RESIKO PERILAKU KEKERASAN. (RPK)

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Data Subjektif:

 Klien mengatakan senang dan sedikit tenang setelah ber- kenalan.

 Klien mengatakan rasa kesal sedikit menghilang setelah tarik napas dalam.

Data Objektif:
 Klien menjawab pertanyaan dengan nada bicara keras dan cepat.

 Klien nampak tegang saat berinteraksi.

 Mata klien tampak melotot dan kesal.

 Klien menjawab pertanyaan dengan singkat.

 Klien tampak bermusuhan.

2. Diagnosa Keperawatan

Resiko Perilaku Kekerasan

B. Strategi Komunikasi pelaksanaan tindakan keperawatan

1. Fase Orientasi:

a. Salam terapeutik

“Selamat pagi bu, sesuai janji saya kemarin, sekarang saya datang lagi untuk

berdiskusi dengan ibu tentang mengontrol marah dengan cara fisik, untuk cara

yang kedua.”
“Bagaimana bu apa bersedia? Mau Berapa lama? Disini saja ya?”

2. Fase Kerja:

“Jika ada sesuatu yang membuat ibu merasa jengkel, selain dengan napas dalam,

ibu juga bisa mengontrolnya dengan memukul kasur atau bantal.”

“Sekarang mari kita latihan memukul bantal atau kasur. Nah, mana kamar ibu?

Jadi, jika nanti ibu merasa kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan

lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul bantal atau kasur. Nah, coba ibu

lakukan. Bagus... ibu dapat melakukannya.”

“Kekesalan dilampiaskan pada kasur dan bantal.”

“Cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada rasa marah. Dan jangan lupa

rapikan kembali tempat tidurnya.”

3. Terminasi:

a. Evaluasi respon pasien

“Bagaimana perasaan ibu setelah latihan menyalurkan amarah.

Ada berapa cara yang sudah kita latih? Coba sebutkan lagi. Bagus!”

“Sekarang mari kita masukkan jadwal latihan memukul kasur dalam aktivitas ibu.

Lalu bila ada keinginan marah sewaktu-waktu segera gunakan kedua cara tadi ya

buk”

Nanti tolong ibu tulis M,bila melakukan nya mandiri,jika di berikn bantuan ibu

tulis B,dan jika tidak melakukan ibu tulis T ya bu.

b. Tindak lanjut

Saya harap besok ibu melakukannya secara mandiri ya ibu.dan jangan

lupa untuk masukkan ke dalam jadwal harian ibu.

c. Kontrak yang akan datang

-topik
“Besok pagi kita berjumpa lagi untuk belajar cara mengontrol amarah

dengan belajar bicara yang baik.” Besok y bu.

-tempat

Ibu besok tempat nya mau di mana?

Bagaimana kalau di ruang tengah?

-waktu

Bagaimana kalau besok kita belajar yang ke tiga cara mengontrol

amarah dengan belajar berbicara yang baik.

Apakah ibu setuju,baik kalau begitu saya permisi ya ibu

assalamualaikum.

STRATEGI PELAKSANAAN 3

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Data Subjektif:

 Klien mengatakan perasaanya senang

 Klien mengatakan masih ingat dengan yang diajarkan sebelumnya

Data Objektif:
 Klien nampak tegang saat berinteraksi.

 Mata klien tampak melotot dan kesal.

 Klien menjawab pertanyaan dengan singkat.

 Klien tampak bermusuhan.


2. Diagnosa Keperawatan

Resiko Perilaku Kekerasan

B. Strategi Komunikasi keperawatan

1. Fase Orientasi

1.Salam terapeutik

“Selamat pagi bu, kemarin sudah kita pelajari bahwa jika ibu marah dan muncul

perasaan kesal, berdebar-debar,

mata melotot, ibu juga bisa memukul bantal atau kasur.”

2. Evaluasi/ validasi

“Bagaimana perasaan ibu setelah melakukannya?”

“Coba saya liat jadwal kegiatannya. Bagus! Nah, jika kegiatan napas dalam dan

latihan memukul bantal tulis M (Mandiri). Jika diingatkan perawat tulis B (dengan

bantuan). Jika tidak dilakuka tulis T (belum bisa melakukan).”

3. Kontrak

a. Topik

“Sesuai janji saya kemarin, sekarang saya datang lagi untuk berdiskusi dengan ibu,

tentang mengontrol amarah dengan belajar bicara yang baik.”

b. Waktu

“Bagaimana buk? Mau Berapa lama?

c. Tempat

Ibu mau dimana tempatnya,Disini saja ya?”

4. Fase Kerja:
“Jika rasa marah sudah disalurkan dengan cara bernapas dalam atau memukul

kasur, setelah lega kita berbicara kepada orang yang membuat kita marah, ada tiga

caranya yaitu:

a. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak

menggunakan kata-kata kasar

b. Menolak dengan baik, bila ada yang menyuruh dan ibuk tidak ingin

melakukannya, katakan: maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang

ada kerjaan. Coba ibu praktekkan. Bagus!

c. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat

kesal, katakan: saya jadi ingin marah dengan perkataan mu itu, tetapi tidak

dengan nada kasar apalagi mengancam. Coba ibu praktekkan. Bagus, bu!”

5. Terminasi:

1.evaluasi /respon pasien

“ Nah, bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang mencegah

marah dengan berbicara yang baik?”

“ Coba ibu sebutkan lagi cara bicara yang baik yang sudah kita pelajari. Bagus.”

2.tindakan lanjut

Saya harap besok ibu bisa melakukannya secara mandiri ya,dan jangan lupa untuk

memasukkan kegiatan ibu ke jadwal harian ibu,sudah tau kan caranya gimana.

3.kontak yang akan datang

-topik

Besok kita akan belajar cara mengatasi marah yang lain, yaitu dengan cara berdoa

ya buk?

-waktu
Mau Berapa lama? Oh iya 10 menit saja ya bu.

-tempat

Mau dimana besok belajarnya,apa mau Disini saja? Baik sampai jumpa bu”

assalamualaikum.

STRATEGI PELAKSANAAN 4
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Data Subjektif:

 Klien mengatakan ia jarang sholat

 Klien mengatakan perasaanya senang

 Klien mengatakan masih ingat dengan yang diajarkan sebelumnya

Data Objektif:
 Klien dapat melakukan sholat namun melakukannya dengan cepat.

 Klien nampak tegang saat berinteraksi.

 Mata klien tampak melotot dan kesal.

 Klien menjawab pertanyaan dengan singkat.

 Klien tampak bermusuhan.

2. Diagnosa Keperawatan

Resiko Perilaku Kekerasan

B. Strategi Komunikasi

1. Fase Orientasi:
a.Salam terapeutik

“assalamualaikum bu, Selamat pagi buk,jumpa lagi sama saya hari ini ya bu”.

b...Evaluasi/ validasi

bagaimana perasaan bapak hari ini”

“ Kemarin sudah kita pelajari bahwa jika bapak akan marah dan muncul perasaan

kesal, berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam maka bapak juga bisa

memukul bantal atau kasur”

“ Kemudian setelah amarahnya reda, bapak bisa bicara baik-baik kepada orang yang

membuat bapak marah. Nah, bagaimana sudah dilatih semuanya? Bagus! Bagaimana

perasaan marahnya?”

c.Kontrak

-topik

“ Hari ini kita akan bicara mengenai cara mencegah amarah dengan cara ibadah.”

-tempat

“ Dimana enaknya kita berbincang-bincang?

-waktu

Mau Berapa lama bu? Bagaimana jika 15 menit?”ok baiklah

C. Fase Kerja

“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang ibu lakukan. Bagus... Wah banyak sekali. Yang

mana yang mau kita coba?”

“Nah, jika bapak sedang marah, coba ibu langsung duduk dan tarik napas dalam, jika

tidak reda juga segera rebahkan badan agar rileks. Bila masih tidak reda juga, segera

berdoa lagi.”
“ibu bisa berdoa secara teratur untuk mencegah kemarahan jangan lupa memohon

ampun kepada tuhan dan memohon agar terlindungi dari sifat pemarah.”

D. Terminasi:

1.Evaluasi respon pasien

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol

amarah dengan beribadah tadi?”

“Mari kita masukkan jadwal berdoa dan ibadah lainnya kedalam jadwal sehari-hari

ibu.”

Baik ibu ini pertemuan kita yang terakhir ya bu,ibu harus ingat ya ibu apa yang sudah

saya ajarkan dalam 1 minggu ini,dan ibu harus rajin melakukannya supaya ibu bisa

menahan rasa marah ibu.

Saya pamit ya ibu,assalamualaikum.

Anda mungkin juga menyukai