Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

Halusinasi

Di Susun Oleh :

Lasmita ismiana

0432950118054

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
JL.R.A KARTINI NO.66 BEKASI TIMUR KOTA BEKASI
I. Kasus Utama : Gangguan Halusinasi

II. Proses terjadinya masalah :


Pengertian
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata,
artinya klien menginterpretasikan sesuatu yang tidak nyata tanpa
stimulus/rangsangan dari luar (Stuart, 2007).Halusinasi adalah hilangnya
kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan
rangsangan eksternal (dunia luar).
Jenis Halusinasi adalah sebagai berikut:
a. Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk
kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien,
bahkan sampai pada percakapan lengkap antara dua orang yang mengalami
halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa
klien disuruh untuk melakukan sesuatu kadang dapat membahayakan.Halusinasi
pendengaran adalah mendengar suara manusia, hewan atau mesin, barang,
kejadian alamiah dan musik dalam keadaan sadar tanpa adanya rangsang apapun
(Maramis, 2005). Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi
yang berkisar dari suara sederhana sampai suara yang berbicara mengenai klien
sehingga klien berespon terhadap suara atau bunyi tersebut (Stuart, 2007).
b. Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar kartun,
bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bias yang menyenangkan atau
menakutkan seperti melihat monster.
c. Penghidung
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses umumnya bau-
bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidu sering akibat stroke,
tumor, kejang, atau dimensia.
d. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
e. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa
tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
f. Chenesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan
makan atau pembentukan urine.
g. Kinistetik
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
C. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala halusinasi penting perlu diketahui oleh perawat agar dapat
menetapkan masalah halusinasi ,antara lain: 1) Berbicara, tertawa dan
tersenyum sendiri 2) Bersikap seperti mendengarkan sesuatu 3) Berhenti
berbicara sesaat ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu. 4)
Disorientasi 5) Tidak mampu atau kurang konsentrasi 6) Cepat berubah pikiran 7)
Alur pikir kacau 8) Respon yang tidak sesuai 9) Menarik diri 10) Suka marah
dengan tiba-tiba dan menyerang orang lain tanpa sebab 11) Sering melamun
D. Rentang Respon
Rentang respon neurobiologis menurut Struat dan laria, 2001 :
Respon Adaptif Respon Psikososial Respon Maladaptif

pikiran logis kadang-kadang waham


proses pikiran
persepsi akurat halusinasi
terganggu

emosi konsisten ilusi kerusakan perubahan


dengan emosi
emosi berlebihan
pengalaman perilaku tidak
perilaku yang tidak terorganisasi
perilaku cocok
biasa
isolasi sosial
hubungan sosial
menarik diri
harmonis

E. Fase-fase Halusinasi

Fase Halusinasi Karakteristik Perilaku Klien


Fase I: Comforting Ansietas Klien mengalami ansietas, Tersenyum, tertawa
sedang Halusinasi- kesepian, rasa bersalah dan yang tidak sesuai-
Menyenangkan. takut, mencoba untuk Menggerakkan bibir
“Menyenangkan” berfokus pada pikiran yang tanpa suara-
menyenangkan untuk Pergerakan mata
meredakan Ansietas.Individu yang cepat- Respon
mengenali bahwa pikiran verbal yang lambat-
dan pengalaman sensori Diam, dipenuhi rasa
dalam kendali kesadaran jika yang mengasyikkan
ansietas dapat ditangani
(non psikotik)
Fase II: Condemning Ansietas Pengalaman sensori Meningkatkan
berat Halusinasi menjadi menjijikan dan menakutkan tanda-tanda sistem
menjijikkan. “Menyalahkan” klien lepas kendali dan saraf otonom akibat
mungkin mencoba untuk ansietas (Nadi, RR,
mengambil jarak dirinya TD) meningkat-
dengan sumber yang penyempitan
dipersepsikan. Klien mungkin kemampuan untuk
mengalami dipermalukan konsentrasi- Asyik
oleh pengalaman sensori dan dengan pengalaman
menarik diri dari orang lain. sensori dan
Psikotik Ringan. kehilangan
kemampuan
membedakan
halusinasi dan
realita
Fase III: Controlling Ansietas Klien berhenti atau - Lebih cenderung
berat Pengalaman sensori menghentikan perlawanan mengikuti petunjuk
menjadi berkuasa terhadap halusinasi dan halusinasinya
“Mengendalikan” menyerah pada halusinasi - Kesulitan
tersebut. Isi halusinasi berhubungan
menjadi menarik,klien dengan orang lain
mungkin mengalami - Rentang perhatian
pengalaman kesepian jika hanya dalam
sensori halusinasi berhenti. beberapa menit
Psikotik. atau detik
- Gejala fisik
Ansietas berat,
berkeringat,
tremor, tidak
mampu mengikuti
petunjuk
Fase IV: Conquering panik Pengalaman sensori menjadi - Perilaku teror
umumnya menjadi melebur mengancam jika klien akibat panik
dalam halusinasinya. mengikuti perintah - Potensial suicide
halusinasi.Halusinasi berahir atau homocide
dari beberapa jam atau hari - Aktivitas fisik
jika tidak ada intervensi merefleksikan isi
terapiutik. Psikotik Berat. halusinasi seperti
kekerasan, agitasi,
menarik diri,
katatonia
- Tidak mampu
merespon terhadap
perintah yang
kompleks
- Tidak mampu
merespon > 1 orang

III. Data yang perlu dikaji :

Data Obyektif Data Subyektif


 Klien berbicara dan tertawa sendiri  Klien mengatakan mendengar
 Klien bersikap seperti bunyi yang tidak berhubungan
dengan stimulus nyata
mendengar/melihat sesuatu  Klien mengatakan melihat
 Klien berhenti bicara ditenga gambaran tanpa ada stimulus
kalimat untuk mendengarkan yang nyata
sesuatu  Klien mengatakan mencium
 Disorientasi bau tanpa stimulus
 Klien merasa makan sesuatu
 Klien merasa ada sesuatu pada
kulitnya
 Klien takut pada
suara/bunyi/gambar yang
dilihat dan didengar
 Klien ingin memukul/melempar
barang-barang

IV. Pohon masalah dan proritas diagnosa keperawatan :


Effect
Resiko tinggi perilaku kekerasan

Core Problem
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi

Cause
Isolasi Sosial

Harga diri rendah kronis

Diagnosa Keperawatan :
a. Perubahan persepsi sensori; halusinasi pendengaran
b. Isolasi sosial
c. Resiko tinggi perilaku kekerasan

V. Rencana tindakan keperawatan :

Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional


Tujuan Umum: Klien mampu 1. Bina hubungan Hubungan saling percaya
Klien tidak membina hubungan saling percaya merupakan langkah awal
menciderai diri saling percaya dengan menentukan keberhasilan
sendiri atau dengan perawat, menggunakan rencana selanjutnya.
orang lain dengan kriteria prinsip komunikasi Untuk mengurangi kontak
ataupun hasil: terapeutik: klien dengan halusinasinya
lingkungan. - Membalas sapaan a. Sapa klien dengan dengan mengenal halusinasi
TUK 1: Klien perawat ramah baik verbal akan membantu mengurangi
dapat membina - Ekspresi wajah maupun non verbal dan menghilangkan halusinasi.
hubungan saling bersahabat dan b. Perkenalkan diri
percaya dengan senang dengan sopan
perawat. - Ada kontak mata c. Tanyakan nama
- Mau berjabat lengkap klien dan
tangan nama panggilan
- Mau menyebutkan kesukaan klien
nama d. Jelaskan maksud
- Klien mau duduk dan tujuan
berdampingan interaksie. Berikan
dengan perawat perhatian pada
- Klien mau klien, perhatikan
mengutarakan kebutuhan dasarnya
masalah yang 2. Beri kesempatan
dihadapi klien untuk
mengungkapkan
perasaannya
3. Dengarkan
ungkapan klien
dengan empati
TUK 2: Klien Klien mampu 1. Adakan kontak Mengetahui apakah halusinasi
dapat mengenali mengenali sering dan singkat datang dan menentukan
halusinasinya. halusinasinya secara bertahap tindakan yang tepat atas
dengan kriteria 2. Tanyakan apa halusinasinya.
hasil: yang didengar dari Mengenalkan pada klien
- Klien dapat halusinasinya terhadap halusinasinya dan
menyebutkan 3. Tanyakan kapan mengidentifikasi faktor
waktu, timbulnya halusinasinya pencetus halusinasinya.
halusinasi datang
- Klien dapat 4. Tanyakan isi
mengidentifikasi halusinasinya
kapan frekuensi 5. Bantu klien
situasi saat terjadi mengenalkan
halusinasi halusinasinya
- Klien dapat - Jika menemukan
mengungkapkan klien sedang
perasaannya berhalusinasi,
tanyakan apakah
ada suara yang
didengar
- Jika klien
menjawab ada,
laanjutkan apa yang
dikatakan
- Katakan bahwa
perawat percaya
klien mendengar
suara itu, namun
perawat sendiri
tidak
- Katakan bahwa
klien lain juga ada
yang seperti klien
- Katakan bahwa
perawat akan
membantu klien
6. Diskusikan
dengan klien:
- Situasi yang
menimbulkan atau
tidak menimbulkan
halusinasi
- Waktu, frekuensi
terjadinya
halusinasi
7. Diskusikan
dengan klien apa
yang dirasakan jika
terjadi halusinasi
(marah, takut,
sedih, senang) beri
kesempatan
mengungkapkan
perasaannya
TUK 3: Klien - Klien dapat 1. Identifikasi
dapat mengidentifikasi bersama klien
mengontrol tindakan yang tindakan yang biasa
halusinasinya. dilakukan untuk dilakukan bila
mengendalikan terjadi halusinasi
halusinasinya 2. Diskusikan
- Klien dapat manfaat dan cara
menunjukkan cara yang digunakan
baru untuk klien, jika
mengontrol bermanfaat beri
halusinasi. pujian
3. Diskusikan cara
baik memutus atau
mengontrol
halusinasi
- Katakan ‘saya
tidak mau dengar
kamu (pada saat
halusinasi terjadi)
- Temui orang lain
(perawat atau
teman atau anggota
keluarga) untuk
bercakap-cakap
atau mengatakan
halusinasi yang
didengar
- Membuat jadwal
kegiatan sehari-hari
- Meminta keluarga
atau teman atau
perawat untuk
menyapa klien jika
tampak berbicara
sendiri, melamun
atau kegiatan yang
tidak terkontrol
4. Bantu klien
memilih dan
melatih cara
memutus halusinasi
secara bertahap
5. Beri kesempatan
untuk melakukan
cara yang dilatih.
evaluasi hasilnya
dan beri pujian jika
berhasil.
6. Anjurkan klien
mengikuti terapi
aktivitas kelompok.
jenis orientasi
realita atau
stimulasi persepsi
TUK 4: Klien - Klien dapat 1. Anjurkan klien Membantu klien menentukan
dapat dukungan memilih cara untuk memberi cara mengontrol halusinasi.
dari keluarga mengatasi tahu keluarga jika Periode berlangsungnya
untuk halusinasi mengalami halusinasinya:
mengontrol - Klien halusinasi. 1. memberi support kepada
halusinasinya melaksanakan cara 2. Diskusikan klien
yang telah dipilih dengan keluarga 2. menambah pengetahuan
untuk memutus (pada saat keluarga klien untuk melakukan
halusinasinya berkunjung atau tindakan pencegahan
- Klien dapat kunjungan rumah) halusinasi
mengikuti terapi a. Gejala halusinasi Membantu klien untuk
aktivitas kelompok. yang dialami klien beradaptasi dengan cara
b. Cara yang dapat alternatife yang ada.
dilakuakan klien dan Memberi motivasi agar cara
keluarga untuk diulang.
memutus halusinasi
c. Cara merawat
anggota keluarga
yang mengalami
halusinasi di rumah:
beri kegiatan,
jangan biarkan
sendiri, makan
bersama, bepergian
bersama.
d. Beri informasi
wakto follow up
atau kapan perlu
mendapat bantuan
halusinasi tidak
terkontrol dan
resiko menciderai
orang lain.
3. Diskusikan
dengan keluarga
dan klien tentang
jenis, dosis,
frekuensi dan
manfaat obat
4. Pastikan klien
minum obat sesuai
dengan program
dokter
TUK 5: Klien - Keluarga dapat 1. Anjurkan klien Partisipasi klien dalam
dapat membina hubungan bicara dengan kegiatan tersebut membantu
menggunakan saling percaya dokter tentang klien beraktivitas sehingga
obat dengan dengan perawat manfaat dan efek halusinasi tidak muncul.
benar untuk - Keluarga dapat samping obat Meningkatkan pengetahuan
mengendalikan menyebutkan 2. Diskusikan akibat keluarga tentang obat.
halusinasinya pengertian, tanda, berhenti obat tanpa Membantu mempercepat
tindakan untuk konsultasi penyembuhan dan
mengalihkan 3. Bantu klien memastikan obat sudah
halusinasi menggunakan obat diminum oleh klien.
- Klien dan keluarga dengan prinsip 5 Meningkatkan pengetahuan
dapat menyebutkan benar tentang manfaat dan efek
manfaat, dosis dan samping obat.
efek samping obat. Mengetahui reaksi setelah
Klien minum obat minum obat.
secara teratur Ketepatan prinsip 5 benar
- Klien dapat minum obat membantu
informasi tentang penyembuhan dan
manfaat dan efek menghindari kesalahan minum
samping obat obat serta membantu
- Klien dapat tercapainya standar.
memahami akibat
berhenti minum
obat tanpa
konsultasi
- Klien dapat
menyebutkan
prinsip 5 benar
penggunaan obat

VI. Referensi :
Lilik Ma’rifatul,AzizahImam Zainuri, Amar Akbar. (2016). Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa : Yogyakarta.
http://rsjiwajambi.com/wp-
content/uploads/2019/09/Buku_Ajar_Keperawatan_Kesehatan_Jiwa_Teori-dan-
Aplikasi-Praktik-Klinik-1.pdf

Anda mungkin juga menyukai