Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

Di Susun Oleh :

Lasmita ismiana

0432950118054

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
JL.R.A KARTINI NO.66 BEKASI TIMUR KOTA BEKASI
I. Masalah Utama : Isolasi Sosial
II. Proses Terjadinya Masalah :
A. Pengertian
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seseorang individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya
(Damaiyanti, 2008).
Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat
adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku maladaptif dan
mengganggu fungsi seseorang dalam dalam hubungan sosial (Depkes RI, 2000).
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya.
Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
B. Tanda dan Gejala
1. Data Subjektif
a. Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak orang lain.
b. Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain.
c. Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain.
d. Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu.
e. Pasien tidak bisa berkonsentrasi dan membuat keputusan.
f. Pasien merasa tidak berguna.
g. Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup.
2. Data Objektif
a. Tidak emiliki teman dekat
b. Menarik diri
c. Tidak komunikatif
d. Tindakan berulang dan tidak bermakna
e. Asyik dengan pikirannnya sendiri
f. Tak ada kontak mata
g. Tampak sedih, afek tumpul.
C. Penyebab Masalah
1. Faktor Predisposisi
a. Biologis
 Adanya faktor herediter
 Adanya resiko bunuh diri
 Riwayat penyakit trauma kepala
 Dan riwayat penggunaan NAPZA, selain itu ditemukan adanya patologis
anak dari pemeriksaan penunjang.
b. Psikologis
 Sikap bermusuhan, sikap mengancam, merendahkan dan menjelek-
jelekkan anak, selalu mengkritik, dan anak tidak diberikan kesempatan
untuk menyampaikan pendapat.
 Mengalami kegagalan dalam mencapai keinginan
 Koping individu biasanya mal adaptif, seperti represi, supresi, sublimasi,
dan proyeksi.
c. Sosial Budaya
 Norma-norma yang salah dianut oleh satu keluarga seperti, anggota yang
tidak produktif diasingkan dari lingkungan sosial.
 Golongan sosial ekonomi rendah.
2. Faktor Presipitasi
a. Stress sosiokultural: perceraian, berpisah dari orang yang berarti, kehilangan
pasangan pada usia tua kesepian.
b. Stress psokologis: tuntukan untuk berpisah dengan orang terdekat atau
kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan ketergantungan.
c. Pengalaman kegagalan yang berulang, serta kurangnya penghargaan baik
dari individu maupun lingkungan.
D. Akibat Masalah
Akibat isolasi sosial adalah resiko perubahan sensori persepsi halusinasi. Halusinasi
adalah suatu keadaan yang merupakan gangguan penerapan (persepsi) panca indra
tanpa ada rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaaan
padas seseorang dalam keadaan sadar penuh (baik).
III. Masalah
A. Pohon Masalah
Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi Efek

Isolasi Sosial Masalah Utama

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah Penyebab


B. Masalah keperawatan dan data yang perlu di kaji
1. Masalah Keperawatan:
a. Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi
b. Isolasi Sosial: Menarik diri
c. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
2. Data yang perlu dikaji
a. Data Subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
b. Data Objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
IV. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial: menarik diri
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
V. Rencana Tindakan Keperawatan 
Tujuan Umum: Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi
halusinasi.
Tujuan Khusus: Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi:
1. Bina hubungan saling percaya
a. Mengucapkan salam setiap berinteraksi
b. Berkenalan dengan pasien
c. Buat kontrak interaksi yang jelas
2. Membantu pasien menyadari perilaku isolasi sosial
a. Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain.
b. Tanyakan apa yang menyebabkan pasien mengurung diri atau tidak ingin
berinteraksi.
c. Diskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman dan bergaul akrab
dengan mereka.
d. Diskusikan kerugian bila pasien mengurung diri dan tidak bergaul dengan
orang lain.
e. Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik klien.
3. Melatih pasien berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
a. Jelaskan kepada pasien cara berinteraksi dengan orang lain.
b. Berikan contoh cara berbicara kepada orang lain.
c. Beri kesempatan pada pasien mempraktikkan cara berinteraksi dengan orang
lain.
d. Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan pasien
e. Melatih pasien bercakap-cakap dengan anggota keluarga saat melakukan
kegiatan harian dan kegiatan sosial.
f. Siap mendengarkan ekspresi klien setelah berinteraksi dengan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Alif. Isolasi Sosial. Diunduh dari https://www.academia.edu/7317167/ISOLASI_SOSIAL.
Diakses pada 23/03/2020
Saktian, Yusuf. Laporan Pendahuluan Isolasi Sosial. Diunduh dari
https://www.academia.edu/28333406/LAPORAN_PENDAHULUAN_ISOLASI_SOSIA
L. Diakses pada 23/03/2020
Teguh, Khomail, dkk. 2017. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien Dengan
Masalah Isolasi Sosial (Menarik Diri). Diunduh dari
https://samoke2012.files.wordpress.com/2017/03/lpsp-isolasi-sosialb.pdf. Diakses pada
23/03/2020

Anda mungkin juga menyukai