ISOLASI SOSIAL
OLEH :
NADI
NIM:
2014901110057
ISOLASI SOSIAL
I. Definisi
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami perilaku
menarik diri, serta penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain, terutama untuk mengungkapkan dan menginformasi
perasaan negatif dan positif yang dialaminya ( Damanik, R. K., 2020).
II. Rentang Respon
Menurut Stuart tentang respon klien ditinjau dari interaksinya dengan
lingkungan sosial merupakan suatu yang terbentang antara respon adaptif
dengan maladaftive sebagai berikut :
Adaftif Maladaptif
4. Saling
ketergantungan
1
2
Dengan kata lain individu tersebut masih dalam batas normal ketika
menyelesaikan masalah. Berikut adalah sikap yang termasuk respon adaptif:
1. Menyendiri, respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa
yang telah terjadi di lingkungan sosialnya.
2. Otonomi, kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide,
pikiran, dan perasaan dalam hubungan sosial.
3. Kebersamaan, kemampuan individu dalam hubungan interpersonal yang
saling membutuhkan satu sama lain.
4.Saling ketergantungan (Interdependen), suatu hubungan saling
ketergantungan antara individu dengan orang lain
b. Respon Maladaptif
Menurut Sutejo (2017) respon maladaptif adalah respon yang menyimpang
dari norma sosial dan kehidupan di suatu tempat. Berikut ini adalah perilaku
yang termasuk respon maladaptif:
1. Manipulasi, kondisi dimana individu cenderung berorientasi pada diri
sendiri.
2. Impulsif merupakan respon sosial yang ditandai dengan individu sebagai
subjek yang tidak dapat diduga, tidak dapat dipercaya dan tidak mampu
melakukan penilaian secara objektif.
3. Narsisisme, kondisi dimana individu merasa harga diri rapuh, dan mudah
marah.
V. Manifestasi Klinis
1. Manifestasi klinis
Menurut (Yosep dalam Arizka, 2020) isolasi sosial dapat dilihat secara
subjektif dan objektif meliputi:
a. Gejala subjektif
1. Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain.
2. Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain.
3. Respons verbal kurang dan sangat singkat.
4. Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain.
5. Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu.
6. Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan.
7. Klien merasa tidak berguna.
b. Gejala Obyektif
1. Klien banyak diam dan tidak mau bicara.
2. Tidak mengikuti kegiatan.
3. Klien berdiam diri di kamar.
4. Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang
terdekat.
5. Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal.
6. Kontak mata kurang.
7. Kurang spontan.
8. Apatis
9. Ekspresi wajah kurang berseri.
10. Mengisolasi diri
11. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitar.
12. Aktivitas menurun.
Menurut PPNI SDKI, 2017 tanda dan gejala isolasi sosial :
VI. Pathway
Effect Resiko gangguan persepsi sensori : halusinasi
2. Objektif
Kurang spontan
Apatis (acuh terhadap lingkungan)
Ekspresi wajah kurang berseri
Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri.
Tidak ada atau kurang komunikasi verbal
Mengisolasi diri
Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya.
Asupan makanan dan minuman terganggu.
Retensi urin dan feses
Aktivitas menurun.
Kurang berenergi atau bertenaga
Rendah diri
Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus atau janin
(khususnya pada posisi tidur).
b. Diagnosa Keperawatan
Perubahan persepsi sensori (D.0121): Isolasi Sosial
7
SP 2: Setelah ... interaksi, Evaluasi kegiatan harian klien Evaluasi sebagai upaya untuk
Jadwal kegiatan klien dapat mengenai kegatan berbincang- merencanakan kegiatan
9
harian klien dapat mengevaluasi bincang dengan orang lain. selanjutnya apakah klien bisa
teravaluasi mengenai kegiatan harian klien melakukan intraksi sosial
kegiatan berbincang- mengenai kegiatan dengan dua orang atau lebih.
bincang dengan berbincang-bincang
orang lain dengan orang lain
SP 2: Setelah ... intraksi, Dorongan klien untuk Melibatkan klien dalam
Klien dapat klien dapat mempraktikan cara berkenalan intraksi sosial akan
mempraktikan cara mempraktikan cara dengan satu orang. mendorong klien untuk
berkenalan dengan berkenalan dengan melihat dan merasakan secara
satu orang satu orang langsung keutungan dari
berinteraksi sosial serta
meningkatkan konsep diri
klien.
SP 2: Setelah ... intraksi, Masukan kegiatan berbincang- Memasukan kegiatan
Klien dapat klien dapat bincang dengan orang lain sebagai berbincang-bincang dengan
memasukan kegiatan memasukan kegiatan salah satu kegian harian. orang lain kedalam kegiatan
bebincang-bincang berbincang-bincang harian akan membantu klien
dengan orang lain dengan orang lain mencapai interaksi sosial
sebagai salah sebagai salah satu secara bertahap.
kegiatan harian kegiatan harian
SP 3: Setelah... interaksi Evaluasi jadwal kegiatan harian evaluasi sebagai upaya untuk
10
2) SP II
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b) Memberikan kesempatan kepada klien mempraktikkan cara berkenalan
dengan satu orang (perawat).
c) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
3) SP III
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b) Memberikan kesempatan kepada klien mempraktikkan cara berkenalan
dengan satu orang (klien lain).
c) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
4) SP IV
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b) Memberikan kesempatan kepada klien untuk mempraktikkan cara
berkenalan dengan dua orang atau lebih (kelompok).
c) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
5) SP V
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b) Menjelaskan cara patuh minum obat.
12
2) SP II
a) Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien dengan isolasi
sosial.
b) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien.
3) SP III
a) Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning).
b) Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
4) SP IV
a) Evaluasi kegiatan keluarga dalam melatih/merawat pasien berkenalan dan
berbicara saat melakukan kegiatan harian/RT, berbelanja, beri pujian
b) Jelaskan follow up ke RSJ/PKM tanda kambuh dan rujukan
c) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal kegiatan dan berikan pujian.
DAFTAR PUSTAKA
Arizka, S. (2020). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. I dengan Isolasi Sosial di
Ruang Kuantan Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau : Poltekkes
Kemenkes Riau.
Damanik, R. K., dkk.(2020). Terapi Kognitif Terhadap Kemampuan Interaksi Pasien
Skizofrenia dengan Isolasi Sosial. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidananan
Vol.11 No.2 (2020) 226-235.
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Sutejo. (2017). Keperawatan Jiwa dan Konsep Praktik Asuhan Keperawatan
Kesehatan Jiwa: Gangguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta: PT Pustaka
Baru.
Nadi, S,Kep
Marlina, S.Kep Ns
13