KEPERAWATAN JIWA
TAHUN AKADEMIK 2021/ 2022
Jl. Cempaka Putih Tengah I/1 Jakarta Pusat, Kode Pos 10510
Telp/Fax: 021-42802202
LAPORAN PENDAHULUAN
Isolasi Sosial
A. Pengertian
Isolasi Sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya
(Jaya,2015). Isoalsi sosial juga dapat diartikan sebagai gangguan didalam berhubungan
yang merupakan mekanisme individu sesuatu yang mengancam dirinya dengan cara
menghindari interaksi dengan orang lain dan lingkungan (Dalami, 2009)
Definisi Isolasi Sosial lainnya adalah keadaan seorang individu yang mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. Pasien merasa ditolak, tidak diterim, kesepian dan tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang lain disekitarnya. (Keliat, 2011)
Isolasi Sosial merupakan upaya menghindari komunikasi dengan orang lain karna merasa
kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa,
pikiran dan kegagalan. Klien mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan
dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian
dan tidak sanggup berbagi pengalaman.
B. Penyebab
1. Factor predisposisi
Menurut (Dalami & Fitria, 2009) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
isolasi sosial, yaitu:
a. Faktor perkembangan
Pada dasarnya kemampuan seseorang untuk berhubungan sosial berkembang sesuai
dengan proses tumbuh kembang mulai dari usia bayi sampai dewasa lanjut untuk dapat
mengembangkan hubungan sosial yang positif, diharapkan setiap tahapan perkembangan
dapat dilalui dengan sukses. System keluarga yang terganggu dapat menunjang
perkembangan respon sosial maladaptive (Dalami, 2009)
b. Faktor biologis
Faktor genetic dapat berperan dalam respon sosial maladaptive, organ tubuh yang jelas
mengalami perubahan adalah otak misalnya pada skizofrenia, terdapat struktur abnormal
dari organ tersebut, bukti terdahulu menunjukan keterlibatan neurotransmitter dalam
perkembangan gangguan ini, namun tetap diperlukan penilaian lebih lanjut (fitria, 2009)
c. Faktor sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor utama dalam gangguan berhubungan. Hal ini diakibatkan
oleh norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, tidak mempunyai
anggota masyarakat yang kurang produktif seperti lanjut usia, orang cacat dan penderita
penyakit kronis (Dalami, 2009)
d. Faktor dalam keluarga
Komunikasi dalam keluarga dapat mengantar seseorang dalam gangguan berhubungan,
bila keluarga hanya menginformasikan hal-hal yang negative akan mendorong anak
mengembangkan harga diri rendah. Adanya dua pesan yang bertentangan disampaikan
pada saat yang bersamaan mengakibatkan anak menjadi enggan berkomunikasi dengan
orang lain.
e. Faktor sosial budaya
Norma-norma yang salah didalam keluarga atau lingkungan dapat menyebabkan
hubungan sosial, dimana setiap anggota keluarga yang tidak produktif seperti lanjut usia,
berpenyakit kronis dan penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya (Fitria,
2009)
2. Faktor Presipitasi
a. Koping individu tidak efektif, saat individu menghadapi kegagalan menyalahkan orang
lain, ketidakberdayaan, menyangkal tidak mampu menghadapi kenyataan dan menarik
diri dari lingkungan, terlalu tinggi self ideal dan tidak mampu menerima realitas dengan
rsa syukur (Trimelia,2011)
b. Stressor psikologis, ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang
terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan ketergantungan dapat
menimbulkan ansietas tingkat tinggi.
a. Stress sosiokultural, stress dapat ditimbulkan oleh karna menurunnya stabilitas unit
keluarga dan berpisah dari orang yang berarti, misalnya karena dirawat dirumah sakit
(Dalami,2009)
b. Stresor sosial budaya, misalnya ; stress yang ditimbulkan oleh faktor sosial budaya seperti
keluarga (Ade,2011)
Data subjektif :
Data objektif :
C. Akibat
Komplikasi dari isolasi sosial dapat mengakibatkan gangguan sensori persepsi : halusinasi
dan perilaku kekerasan
D. Rentang respon
Menurut Stuart Sundeen rentang respons klien ditinjau dari interaksinya dengan lingkungan
sosial merupakan suatu kontimun yang terbentang antara respon adptif dengan maladaptive,
sebagai berikut :
Respons adaptif :
Respons yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan secara
Respons maladaptif:
Respons yang diberikan individu Respons yang diberikan individu yang menyimpang
Isolasi Sosial
1. Isolasi Sosial
Data subyektif :
Data Objektif
Data subjektif :
Data objektif :
a. Klien berbicara dan tertawa sendiri
b. Klien bersikap seperti mendengar atau melihat sesuatu
c. Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
d. Disorientasi
Data subjektif :
Data objektif :
a. Sulit bergaul
b. Menarik diri dari realitas, cemas panic, cemburu, curiga, halusinasi
c. Kurang memperhatikan perawatan diri
d. Berpakaian tidak rapih
e. Selera makan berkurang
f. Tidak berani menatap lawan bicara
g. Lebih banyak menunduk
h. Bicara lambat dengan nada suara lemah.
1. Isolasi sosial
2. Gangguan sensori persepsi : halusinasi
3. Harga diri rendah
V. Rencana Tindakan Keperawatan
TUK 1 :
Rasional : hubungan saling percaya merupakan dasar dari terjadinya komunikasi terapeutik
sehingga akan memfasilitasi dalam mengungkapkan perasaan emosi dan harapan klien
Intervensi :
TUK 2 :
Intervensi :
2. Diskusikan dengan klien penyebab isolasi sosial atau tidak mau bergaul
3. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya
TUK 3 :
Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain
Intervensi :
TUK 4 :
TUK 5 :
Klien dapat mengungkap kan perasaanya setelah berhubungan dengan orang lain
Intervensi :
1. Diskusikan dengan klien tentang perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
dan kelompok
2. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
TUK 6 :
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung atau keluarga
Intervensi :
1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi
prilaku menarik diri.
2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku isolasi sosial
3. Jelaskan pada keluarga tentang :
− Pengertian isolasi sosial
− Tanda dan gejala isolasi sosial
− Penyebab dan akibat isolasi sosial
− Cara merawat klien isolasi sosial
4. Motivasi keluarga cara merawat klien isolasi sosial
5. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan
6. Beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi
7. beri reinforcement positif atas keterlibatan merawat klien di rumah sakit
TUK 7 :
Intervensi :
1. Jelaskan manfaat menggunakan obat secara teratur dan kerugian jika tidak
menggunakan obat
2. Jelaskan kepada klien :
− Jenis obat
− Nama, warna dan bentuk obat
− Dosis yang tepat untuk klien
− Waktu pemakaian
− Cara pemakaian
− Efek yang akan dirasakan klien