LAPORAN PENDAHULUAN
(Hari Pertama Praktek)
A. Kasus(masalah utama)
Gangguan isolasi sosial (menarik diri)
C. Pohon masalah
E. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi sosial : menarik diri
b. Gangguan konsep : harga diri rendah
c. Gangguan presepsi sensori : halusinasi
Damayanti, M., & Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama
Keliat, B. A. 2015. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta : EGC
Keliat, B. A., Akemat, Helena, N., & Nurhaeni, H. 2012. Keperawatan Kesehatan Jiwa
Komunitas: CHMN (Basic Course). Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Munith, A. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Andi.
Nurhaeni H.dkk, 2011.Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas.Jakarta:EGC
O’Brien,dkk. 2014. Keperawatan Kesehatan Jiwa Pskiatrik Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.
Yosep,I., & Sutini, T. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika
Yusuf, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medik
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE -
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
Pasien mengatakan malu mengatakan masalah yang terjadi padanya. Pasien mengatakan
jarang mengikuti kegiatan di masayarakat seperti gotong royong, karang taruna, dan
musyawarah. Pasien mengatakan pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan yaitu
kematian kakeknya pada tahun 2004, pasien merasa sedih karena hanya kakeknya orang
yang di percaya. Pasien mengatakan sulit berkomunikasi dengan orang lain malu untuk
membuka diri. Pasien juga takut berinteraksi dengan orang lain karena takut berantam
dengan temannya.
2. Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial: menarik diri
3. Tujuan khusus:
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan orang lain
d. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
e. Klien mampu menjelaskan perasaan setlah berhubungan dengan orang lain
f. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial
g. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
4. Tindakan keperawatan:
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksai dengan orang lain
d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain
e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
f. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian.
2. Evaluasi/ Validasi:
Saya dengar cerita bapak kemarin selalu melamun, dan tidak mau mengatakan
masalah yang dialami bapak, dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain.
Sp 3: Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan orang kedua sebagai pasien)
Perawat: Assalamualaikum bapak A ! Bagaimana perasaan hari ini?
Pasien : Baik
Perawat: Apakah bapak A bercakap- cakap dengan perawat N kemarin siang?
Pasien : Ya
Perawat : Bagaimana perasaan bapak A setelah bercakap- cakap dengan perawat N kemarin
siang?
Pasien: Senang
Perawat: Bagus sekali bapak A menjadi senang karena punya teman lagi. Kalau begitu bapak A
ingin punya banyak teman lagi?
Pasien: Ya
Perawat: bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain, yaitu pasien seperti
biasa, bisa? 10 menit, mari kita temui dia.
Pasien: (mengikuti perawat L)
Perawat: (bersama bapak A mendekati pasien). Selamat pagi ini ada pasien saya ingin
berkenalan, baiklah bapak A, bapak A sekarang bisa kenalan dengannya seperti telah bapak A
lakukan sebelumnya Pasien : (pasien berkenalan)
Perawat: ada lagi bapak A yang ingin tanyakan pada O, kalau tidak ada lagi yang ingin
ditanyakan bapak A bisa sudahi perkenalan ini, lalu bapak A bisa buat janji bertemu lagi,
misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti.
Pasien: (S membuat janji untuk bertemu kembali dengan O)”
Perawat: Baiklah O, karena bapak A sudah selesai berkenalan, saya dan bapak A akan kembali
keruang bapak A, selamat pagi.
Pasien : (Mengikuti perawat L)
Perawat: Bagaimana perasaan bapak A setelah berkenalan dengan O, dibandingkan kemarin pagi
N tampak lebih baik saat berkenalan dengan O. “Pertahankan apa yang sudah bapak A lakukan
tadi. Jangan lupa untuk bertemu kembali dengan O jam 4 sore.
Pasien: Ya
Perawat: Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap dengan orang lain kita
tambahkan ke jadwal harian.
Pasien: Ya
Perawat : Jadi satu hari bapak A dapat berbincang- bincang dengan orang lain sebanyak 3 kali.
Jam 10 pagi, jam 1 siang, dan jam 8 malam. Bapak A bisa bertemu dengan N dan tambah dengan
pasien yang dikenal. Selanjutnya bapak A bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara
bertahap. Bagaimana bapak A?
Pasien : ya
Perawat : Baiklah bapak A besok ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman bapak A pada
jam yang sama.
Pasien: ya
Perawat: mau di mana? Di sini saja?
Pasien: ya
Perawat: Sampai jumpa. Terimakasih
TERMINASI:
Respon klien terhadap tindakan keperawatan:
- Subyektif: bagaimana perasaan bapak A sekarang setelah kita berbincang?
- Obyektif: apa saja yang tadi kita bicarakan bapak?
Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan):
Baiklah bapak, coba bapak melakukan jadwal harian atau rencana yang kita buat, atau
kegiatan latihan berbincang-bincang bapak.
B. TUJUAN:
1. Tujuan Umum:
Tujuan umum pada terapi aktivitas kelompok sosialisasi yaitu untuk meningkatkan
hubungan interpersonal antar anggota kelompok, berkomunikasi, saling memperhatikan,
memberi tanggapan terhadap orang lain, mengekspresikan ide serta menerima stimulus
eksternal.
2. Tujuan Khusus:
a. Pasien mampu memperkenalkan diri
b. Pasien mampu berespon terhadap pasien lain
c. Pasien mampu mengikuti permainan
d. Pasien mampu mengemukan pendapat dan perasaannya
C. LANDASAN TEORI
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi merupakan suatu terapi yang dilakukan secara
kelompok untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan interaksi sosial
maupun berperan dalam lingkungan sosial (Prabowo, 2014). Terapi aktivitas kelompok
sosialisasi (TAKS) merupakan suatu upaya untuk memfasilitasi kemampuan sosialisasi
sejumlah pasien dengan masalah hubungan sosial (Keliat & Prawirowiyono, 2014). Jadi
dapat disimpulkan terapi aktivitas kelompok merupakan suatu terapi yang dilakukan
bersama kelompok untuk meningkatkatkan kemampuan sosialisasi dengan pasien yang
lain maupun dengan lingkungan sekitarnya.
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) terdiri dari tujuh sesi yaitu sesi 1:
memperkenalkan diri , sesi 2: kemampuan pasien berkenalan, sesi 3: kemampuan pasien
bercakap-cakap, sesi 4: kemampuan pasien bercakap-cakap topic tertentu, sesi 5:
kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi, sesi 6: kemampuan bekerjasama, sesi 7:
evaluasi kemampuan sosialisasi (Prabowo, 2014).
D. KLIEN
1. Karakteristik/ kriteria: klien krisis
2. Proses seleksi
E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu : tanggal, hari, jam, lama tiap langkah kegiatan
2. Tim terapis : leader, Co leader, Fasilitator, Observer
3. Metoda/ media
F. PROSES PELAKSANAAN
1. Orientasi
Salam dan perkenalan
Penjelasan tujuan dan aturan main
2. Kerja
Langkah-langkah standar prosedur operasional
Sesi 1: cara memperkenalkan diri yaitu :
a. Pengertian Terapi yang digunakan untuk
memfasilitasi kemampuan sejumlah pasien dengan masalah hubungan sosial.
b. Tujuan Pasien mampu menyebutkan jati diri :
nama lengkap, nama panggilan, asal, serta hobi.
c. Indikasi
- Pasien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal.
- Pasien yang mengalami kerusakan verbal yang telah berespon sesuai stimulus
d. Setting: Peserta dan terapis duduk bersama dalam
lingkungan
e. Persiapan alat
- Tape recorder
- Lagu
- Bola tenis
- Buku catatan dan puplpen
- Jadwal kegiatan pasien
f. Metode: Dinamika kelompok
g. Prosedur
- Persiapan:
Membuat kontrak dengan pasien yang sesuai indikasi
Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar dalam suasana ruang yang
tenang dan nyaman)
- Orientasi
Mengucapkan salam terapeutik
Menanyakan perasaan pasien hari ini
Menjalankan tujuan kegiatan
Menjelaskan aturan permainan
Pasien harus mengikuti kegiatan awal sampai akhir
Bila ingin keluar dari kelompok harus minta izin dari terapis
Lama kegiata kurang lebih 45 menit
Pasien mampu menyebutkan jati diri
- Kerja
Terapis menjelaskan langkah selanjutnya yaitu akan dinyalakan saat music terdengar
dan bola tenis dipindahkan dari satu peserta ke peserta lain. Saat lagu dihentikan
peserta yang sedang memegang bola tenis akan menyebutkan salam, nama, nama
panggilan serta hobi.
Terapis menyalakan tape dan mengedarkan bola lalu menghentikan. Saat lagu
dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis menyebutkan salam, nama,
nama panggilan, hobi.
Tulis nama panggilan pada kertas dan pakaikan.
Ulangi langkah no 3 sanpai peserta mendapat giliran.
Terapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai menceritakan perasaanya.
- Terminasi
Evaluasi
Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAKS
Memberikan pujian atas pencapaian kelompok
Rencana tindak lanjut
Menganjurkan agar pasien melatih perkenalan dengan orang lain di kehidupan
sehari-hari
Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri kepada jadwal kegiatan harian pasien
Kontrak yang akan datang
Membuat kontrak kembali untuk TAKS selanjutnya
TUK 3: Pasien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian bila
tidak berhubungan dengan orang lain
Kriteria hasil : Setelah 3x pertemuan, pasien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan
dengan orang misalnya banyak teman, tidak kesepian, bisa diskusi, saling menolong. Serta
pasien juga dapat menyebutkan kerugian berhubungan dengan orang misalnya sendiri, tidak
punya teman, serta tidak ada teman untuk mengobrol Intervensi :
a. Kaji pasien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang
lain serta kerugiannya bila tidak berhubungan dengan orang lain
b. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya
tentang berhubungan dengan orang lain
c. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan tentang
kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
d. Diskusikan bersama tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
e. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian bila tidak
berhubungan dengan orang lain
TUK 5: Pasien mampu untuk mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang
lain
Kriteria hasil: Setelah 5x beriteraksi, pasien dapat mengungkapkan perasaan setelah
berhubungan dengan orang lain, diri sendiri, serta kelompok
Intervensi:
a. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaanya bila berhubungan dengan orang
lain/kelompok
b. Diskusikan dengan pasien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain
c. Beri reinforcement atas kemampuan pasien mengungkapkan perasaannya berhubungan
dengan orang lain.
TUK 6: Pasien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga mampu mengembangkan
kemampuan pasien untuk berhubungan dengan orang lain
Kriteria hasil : Setelah 6x pertemuan keluarga dapat menjelaskan tentang pengertian menarik diri
tentang pengertian menarik diri dan tanda gejalanya, penyebab dan akibat menarik diri, cara
merawat pasien dengan menarik diri.
Intervensi:
a. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga (salam, perkenalkan diri, sampaikan tujuan,
buat kontrak eksplorasi perasaan keluarga
b. Diskusikan pentingnya peranan keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi perilaku
menarik diri
c. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang perilaku menarik diri, penyebab perilaku
menarik diri, akibat yang terjadi jika periku menarik diri tidak ditanggapi, cara keluarga
menghadapi pasien menarik diri
d. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu mengatasi pasien menarik diri
e. Latih keluarga untuk merawat pasien menarik diri
f. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatih
g. Anjurkan anggota keluarga untuk memberi dukungan kepada pasien untuk berkomunikasi
dengan orang lain
h. Dorong anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk pasien minimal satu kali
seminggu
i. Beri reinforcement atas hal-hal yang telah dicapai keluarga