Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

ISOLASI SOSIAL

Oleh:

SALVINIA SALVY PRIHANTA

202120461011206

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA


ISOLASI SOSIAL

DEPARTEMEN KEPERAWATAN JIWA


KELOMPOK – 17

Nama : Salvinia Salvy Prihanta


NIM : 202120461011206

Pembimbing Lahan, Pembimbing

( ) (Ns. Muhammad Ari Arfianto, M.Kep., Sp.Kep.J)

Mahasiswa

(Salvinia Salvy Prihanta)


LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

ISOLASI SOSIAL

MASALAH UTAMA :
Isolasi Sosial
A. PROSES TERJADINYA MASALAH, MELIPUTI :
a. Pengertian : Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di
sekitarnya. Pasienmungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak
mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
b. Penyebab : Keterlambatan perkembangan, ketidakmampuan menjalin hubungan
yang memuaskan, ketidaksesuaian minat dengan tahap perkembangan,
ketidaksesuaian nilai-nilai dengan norma, ketidaksesuaian perilaku social dengan
norma, perubahan penampilan fisik, perubahan status mental, ketidaksesuaian
sumber daya personal (mis. disfungsi berduka, pengendalian diri buruk)
c. Tanda dan Gejala :

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif

1. Merasa ingin sendiri 1. Menarik diri


2. Merasa tidak aman ditempat umum 2. Tidak
berminat/menola
k berinteraksi
dengan orang lain
atau lingkungan
Gejala dan anda Minor

Subjektif Objektif

1. Merasa berbeda dengan orang lain 1. Afek datar


2. Merasa asyik dengan pikiran sendiri 2. Afek sedih
3. Merasa tidak mempunyai tujuan yang 3. Riwayat ditolak
jelas 4. Menunjukan
permusuhan
5. Tidak mampu
memenuhi harapan
orang tua
6. Kondisi difabel
7. Tindakan tidak berarti
8. Tidak ada kontak mata
9. Perkembangan terlamba
10. Tidak bergairah/lesu

d. Rentang Respons :

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Menyendiri Merasa sendiri Menarik Diri


Depedensi Ketergantungan
Otonomi
Manipulasi
Curiga
Bekerja Sama Curiga

Independent

Penjelasan mengenai rentang respon isolasi sosial :


1) Respon Adaptif : Respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma
sosial dan kebudayaan secara umum serta masih dalam batas normal dalam
menyelesaikan masalah.
a) Menyendiri : respons yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa
yang telah terjadi di lingkungan sosialnya.
b) Otonomi : kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan
ide, pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.
c) Bekerjasama : kemampuan individu yang saling membutuhkan satu sama
lain.
d) Interdependen : saling ketergantungan antara individu dengan orang lain
dalam membina hubungan interpersonal.
2) Respon Maladaptif Respons yang diberikan individu yang menyimpang
dari norma sosial. Yang termasuk respons maladaptif adalah :
a) Menarik diri : seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina
hubungan secara terbuka dengan orang lain.
b) Ketergantungan : seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri
sehingga tergantung dengan orang lain.
c) Manipulasi : seseorang yang menganggap orang lain sebagai objek
individu sehingga tidak dapat membina hubungan sosial secara
mendalam.
d) Curiga : seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang
lain.
e. Dampak/akibat yang terjadi :
Stuart (2013) dalam Kirana (2018) menjelaskan bahwa dampak dari perilaku klien
isolasi sosial tidak dijadikan prioritas karena tidak mengganggu secara nyata.
Namun apabila tidak segera ditangani maka akibat yang ditimbulkan dapat berupa
halusinasi sebagai bentuk gejala negatif yang tidak tertangani dan dapat memicu
terjadinya gejala positif.

B. DATA YANG PERLU DIKAJI


Data dapat ditemukan melalui wawancara, melalui bentuk pertanyaan sebagai berikut;
a. Bagaimana perasaan Anda saat berinteraksi dengan orang lain?
b. Bagaimana perasaan Anda ketika berhubungan dengan orang lain? Apa yang
Anda rasakan? Apakah Anda merasa nyaman?
c. Bagaimana penilaian Anda terhadap orang-orang di sekeliling Anda (keluarga
atau tetangga)?
d. Apakah Anda mempunyai anggota keluarga atau teman terdekat? Bila punya siapa
anggota keluarga dan teman dekatnya itu?
e. Adakah anggota keluarga atau teman yang tidak dekat dengan Anda? Bila punya
siapa anggota keluarga dan teman yang tidak dekatnya itu?
f. Apa yang membuat Anda tidak dekat dengan orang tersebut?

Data juga data ditemukan melalui observasi, sebagai berikur;

a. Pasienbanyak diam dan tidak mau bicara

b. Pasienmenyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat

c. Pasientampak sedih, ekspresi datar dan dangkal

d. Kontak mata kurang

C. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Isolasi Sosial
D. POHON MASALAH
Resiko Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi (Effect)

Isolasi Sosial (Core Problem)

Harga Diri Rendah (Causa)

Berdasarkan pohon masalah diatas dapat dijelaskan bahwa masalah utama (Care
Problem) adalah isolasi social. Isolasi social disebabkan karena pasien memiliki harga
diri rendah. Apabila pasien isolasi sosial tidak diberikan asuhan keperawatan akan
mengakibatkan gangguan sensori persepsi halusinasi.
E. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A) FAKTOR PREDISPOSISI
1. Faktor Perkembangan
• Kurangnya stimulasi
• Kasih sayang
• Perhatian
• Kehangatan
2. Faktor Biologis
• Genetik
• Kelainan struktur otak (Atropi, pembesaran ventrikel)
3. Faktor Sosial Budaya
• Anggota keluarga yang tidak produktif, komunikasi kurang, pola asuh
(-)
• Diasingkan lingkungan sosial
B) FAKTOR PRESIPITASI
1. Stressor Sosial Budaya
• Stress dalam keluarga
• Dirawat di Rumah Sakit
2. Stressor Psikologis

Individu cemas berat

Ketidakmampuan atasi masalah sendiri

Gangguan berhubungan dengan orang lain (fokus diri)


F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Isolasi sosial: menarik diri s/d ketidakmampuan menangani stressor
G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
SLKI SIKI
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Promosi Sosialisasi (I.09313)
selama …..x 24 jam, diharapkan Observasi
Keterlibatan Sosial (L13116) - Identifikasi kemampuan
meningkat. Dengan Kriteria Hasil : melakukan interaksi dengan
- Minat interaksi meningkat orang lain
- Verbalisasi isolasi menurun - Identifikasi hambatan melakukan
interaksi dengan orang lain
- Verbalisasi ketidakamanan di Terapeutik
tempa umum menurun - Motivasi meningkatkan
- Perilaku menarik diri menurun keterlibatan dalam suatu
hubungan
- Motivasi kesabaran dalam
mengembangkan suatu hubungan
- Motivasi berpartisipasi dalam
aktivitas baru dan kegiatan
kelompok
- Motivasi berinteraksi di luar
lingkungan
- Diskusikan kekuatan dan
keerbatasan dalam
berkomunikasi dengan orang lain
- Diskusikan perencanaan kegiatan
di masa depan
- Berikan umpan balik positif
dalam perawatan diri
- Berikan umpan balik positif pada
setiap peningkatan kemampuan
Edukasi
- Anjurkan berinteraksi dengan
orang lain secara berahap
- Anjurkan ikut serta kegiatan
social dan kemasyarakatan
- Anjurkan berbagi pengalaman
dengan orang lain
- Anjurkan meningkatkan
kejujuran diri dan menghormati
hak orang lain
- Anjurkan penggunaan alat bantu
(mis. kacamata dan alat bantu
dengar)
- Anjurkan membuat perencanaan
kelompok kecil untuk kegiatan
khusus
- Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan
komunikasi
- Latih mengekspresikan marah
dengan tepat
STRATEGI PELAKSANAAN

NO DIAGNOSA TINDAKAN SP
1 2 3 4 5 S.D 12
1 ISOLASI PASIEN 1. Identifikasi penyebab isolasi sosial, siapa yang 1. Evaluasi kegiatan bercakap-cakap 1. Evaluasi kegiatan bercakap- 1. Evaluasi kegiatan bercakap-cakap 1. Evaluasi kegiatan
SOSIAL serumah, siapa yang dekat, yang tidak dekat, (berapa orang). Beri pujian. cakap (berapa orang) saat saat melakukan 4 kegiatan harian. bercakap-cakap saat
dan apa sebabnya. 2. Latih cara bercakap-cakap dengan 2 melakukan 2 kegiatan Beri pujian. melakukan kegiatan
2. Keuntungan punya teman dan bercakap- orang lain dalam 2 kegiatan harian. harian. Beri pujian. 2. Latih cara bercakap-cakap dalam harian dan sosialisasi.
cakap. 3. Masukkan pada jadwal kegiatan 2. Latih cara bercakap-cakap kegiatan sosial: belanja ke warung, Beri pujian.
3. Kerugian tidak punya teman dan tidak untuk latihan bercakap-cakap (4-5 orang) dalam 2 meminta sesuatu, menjawab 2. Latih kegiatan harian.
bercakap-cakap. dengan 2-3 orang: tetangga atau kegiatan harian baru. pertanyaan. 3. Nilai kemampuan yang
4. Latih cara bercakap-cakap dengan anggota tamu, saat melakukan kegiatan 3. Masukkan pada jadwal 3. Masukkan pada jadwal kegiatan telah mandiri.
keluarga dalam 1 kegiatan harian. harian. kegiatan untuk latihan untuk latihan bercakap-cakap 4. Nilai apakah isolasi
5. Masukkan dalam jadwal untuk kegiatan bercakap-cakap dengan 4-5 dengan >5 orang, orang baru, saat sosial teratasi.
harian. orang saat melakukan 4 melakukan kegiatan harian, dan
kegiatan harian. sosialisasi.
KELUARGA 1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam 1. Evaluasi kegiatan
merawat pasien. merawat/melatih pasien bercakap- dalam merawat/melatih merawat/melatih pasien bercakap- keluarga dalam
2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan cakap saat melakukan kegiatan pasien bercakap-cakap saat cakap saat melakukan kegiatan merawat/melatih pasien
proses terjadinya isolasi sosial (gunakan harian. Beri pujian. melakukan kegiatan harian harian, RT, berbelanja. Beri pujian. bercakap-cakap saat
booklet). 2. Jelaskan kegiatan rumah tangga dan rumah tangga. Beri 2. Jelaskan follow up ke PKM, tanda melakukan kegiatan
3. Jelaskan cara merawat isolasi sosial. yang dapat melibatkan pasien pujian. kambuh dan rujukan. harian, RT, berbelanja,
4. Latih cara merawat: bercakap-cakap saat bercakap-cakap (makan, solat 2. Jelaskan cara melatih 3. Anjurkan membantu pasien sesuai kegiatan lain dan follow
melakukan kegiatan harian. bersama). pasien dalam melakukan jadual dan memberi pujian. up. Beri pujian.
3. Latih cara membimbing pasien kegiatan sosial, seperti 2. Nilai kemampuan
bercakap-cakap dan member pujian. berbelanja, meminta keluarga merawat
sesuatu, dll. pasien.
3. Latih keluarga mengajak 3. Nilai kemampuan
pasien belanja. keluarga melakukan
control ke PKM.
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE-1

Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

Pertemuan : Ke 1 (Satu)

Hari, Tanggal :

SP 1

1. Membina hubungan saling percaya

2. Mengenal penyebab isolasi sosial

3. Mengenal keuntungan berhubungan social dan kerugian menarik diri

4. Mengenalkan pasien berkenalan

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien
Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain, klien mengatakan orang lain
tidak selevel dengan dirinya, klien tampak menyendiri, mengurung diri dan tidak mau
bercakap-cakap dengan orang lain.
2. Diagnosis Keperawatan

Isolasi Sosial
3. Tujuan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x 24 jam, Klien dapat berinteraksi
dengan orang lain.

4. Intervensi Keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik


1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal

2) Perkenalkan diri dengan sopan

3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

4) Jelaskan tujuan pertemuan


5) Jujur dan menepati janji

6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

7) Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien.

b. Sesuai SP 1 :

1) Mengenal penyebab isolasi sosial

2) Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang


lain

3) Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian menarik diri

4) Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang.

5) Menganjurkan pasien memasukan kegiatan Latihan berbincang-bincang


dengan 0rang lain dalam kegiatan harian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN

1. Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Perawat :“Assalamu’alaikum bapak/ibu, Perkenalkan saya V, bisa memanggil,
saya mahasiswa praktek dari Poltekkes Kemenkes Malang. Hari ini saya dinas pagi,
mulai pukul 07.00-14.00 wib, sebelumnya nama bapak/ibu siapa? Senang
dipanggil siapa?’’

Evaluasi Validasi

Perawat : “Bagaimana perasaan bapak/ibu saat ini? Tadi malam tidurnya nyenyak?”
Kontrak (Topik, Waktu, Tempat)
Perawat : ‘’Kalau begitu, bagaimana kalau kita berbincang- bincang tentang
perasaan bapak/ibu yang dirasakan saat ini atau penyebab bapak/ibu menarik diri?
Apakah bapak/ibu bersedia? Berapa lama bapak/ibu mau berbincang-bincang ?
bagaimana jika 15 menit ? untuk tempatnya sebaiknya disini saja ya, agar bapak
merasa nyaman.’’
2. Fase Kerja
(sesuai Rencana dan Tujuan)
a. Identifikasi masalah isolasi sosial :
Perawat : ‘’ Adakah seseorang disini yang dekat dengan bapak/ibu ? apa yang
menyebabkan bapak/ibu dekat dengan orang tersebut ? adakah seseorang yang lain
yang tidak dekat dengan bapak/ibu ? apa penyebabnya ? apa saja kegiatan yang
bapak/ibu lakukan saat bersama seseorang ? apakah ada pengalaman yang tidak
menyenangkan saat bersama orang lain ? apa yang menghabat bapak/ibu dalam
bercakap-cakap dengan orang lain ?’’
Perawat :’’ menurut bapak/ibu keuntungan kita memiliki banyak teman apa ?
apakah ada lagi pak? Nah sebaliknya menurut bapak/ibu kerugian apa yang kita
dapatkan jika kita tidak memiliki teman ? Banyak ruginya kan. Nah kalau begitu
apakah bapak/ibu mau berteman dengan orang lain ? Mau yaa. Untuk memulainya
sekarang bapak/ibu bisa latihan berkenalan dengan saya terlebih dahulu. Begini ya
pak/bu, untuk berkenalan dengan orang lain hal pertama yang harus kita sebutkan
yaitu nama kita dan nama panggilan kita. Sebagai contoh : haloo nama saya vini
mulyati, biasanya saya dipanggil vini. Selanjutnya bapak/ibu bisa bertanya nama
orang yang bapak/ibu ajak berkenalan. Contohnya nama bapak/ibu siapa ? biasa
dipanggil apa ? Coba sekarang bapak/ibu berkenalan dengan saya. Yaa bagus
sekali pak/bu. Setelah berkenalan, bapak/ibu bisa melanjutkan percakapan. Misal
tentang hobi, keluarga dan yang lain sebagainya. Nah, bagaimana jika sekarang
kita latihan bercakap-cakap. ’’
b. Masukkan dalam jadwal kegiatan
Perawat :’’Bapak/ibu tadi sudah mempraktikkan, nanti bapak/ibu bisa latihan
berkenalan lagi dengan orang lain. ’’

Perawat :’’Nanti saya masukkan jadwal ya bapak/ibu’’.

3. Fase Terminasi

Evaluasi subjektif

Perawat :“Bagaimana perasaan bapak/ibu dengan obrolan kita tadi? bapak/ibu


merasa senang tidak dengan latihan tadi, apakah bapak/ibu paham?”

Evaluasi objektif

Perawat :“Setelah kita ngobrol tadi, sekarang coba bapak/ibu ulangi cara
berkenalan dengan orang lain seperti tadi.”
Perawat :“Baik bagus sekali pak/bu.”
Rencana tindak lanjut

Perawat :“Baiklah pak/bu, dalam satu hari mau berapa kali bapak/ibu Latihan
bercakap-cakap? Bagaimana jika 2? Nanti akan saya masukan kejadwal ya
pak/bu.”
Kontrak yang akan datang
a. Topik

Perawat :“Bapak/ibu, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang


pengalaman bapak/ibu bercakap-cakap dengan teman teman baru dan
Latihan bercakap-cakap dengan topik tertentu. Apakah bapak/ibu
bersedia?”.
b. Waktu

Perawat :“Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 10.30
WIB, bisa?”

c. Tempat

Perawat : “ Besok kita berjumpa lagi ya, kira-kira enaknya dimana? Baik disini.
Saya pamit dulu bapak/ibu, Wassalamualaikum.

H. Daftar Pustaka
Suciati, Ni Made Ari (2019) GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN
PEMBERIAN TAK SOSIALISASI SESI 2 : KEMAMPUAN BERKENALAN
UNTUK MENGATASI ISOLASI SOSIAL PADA PASIEN SKIZOFRENIA
TAHUN 2019. Diploma thesis, Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar
Jurusan Keperawatan
Ikhtiarini, R. A. (2019). Pengelolaan Keperawatan Isolasi Sosial Pada Tn. R Dengan
Skizofrenia Di Ruang Wisma Antareja Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo
Magelang. Universitas Ngudi Waluyo.
Nurhalimah, NS. (2016). Keperawatan Jiwa. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
PPNI, tim pokja S. D. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, tim pokja S. D. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim pokja siki dpp ppni. (2018). standar intervensi keperawatan indonesia (1st ed.).
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai