LAPORAN PENDAHULUAN
1. Menyendiri (Solitude)
Merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah
dilakukan dilingkungan sosialnya dan suatu cara mengevaluasi diri untuk
menentukan langkah selanjutnya. Solitude umumnya dilakukan setelah melakukan
kegiatan.
2. Otonomi
Merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide-ide
pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.
3. Kebersamaan (mutualisme)
Mutualisme adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu
tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima.
4. Saling ketergantungan (Intedependen)
Intedependen merupakan kondisi saling ketergantungan antar inivide dengan orang
lain dalam membina hubungan interpersonal.
5. Kesepian
Merupakan kondisi dimana individu merasa sendiri dan terasing dari lingkungannya.
6. Isolasi sosial
Merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina
hubungan secara terbuka dengan orang lain.
7. Ketergantungan (Dependen)
Dependen terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri atau
kemampuannya untuk berfungsi secara sukses. Pada gangguan hubungan sosial jenis
ini orang lain diperlakukan sebagai objek, hubungan terpusat pada maslah
pengendalian orang lain, dan individu cenderung berorientasi pada dir sendiri atau
tujuan, bukan pada orang lain.
8. Manipulasi
Merupakan gangguan hubungan sosial yang terdapat pada individu yang menganggap
orang lain sebaga objek. Individu tersebut tidak dapat membina hubungan sosial
secara mendalam.
9. Impulsif
Individu impulsif tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari
pengalaman, tidak dapat diandalkan, dan penilaian yang buruk.
10. Narkisisme
Pada individu narsisme terdapat harga diri yang rapuh, secara terus menerus berusaha
mendapatkan penghargaan dan pujian, sikap egosentrik, pencemburu, marah jika
orang lain tidak mendukung.
3. Faktor predisposisi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan isolasi sosial adalah:
1) Faktor perkembangan
Setiap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu dengan sukses,
karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat dipenuhi, akan menghambat
masa perkembangan selanjutnya. Keluarga adlah tempat pertama yang memberikan
pengalaman bagi individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Kurangnya
stimulasi, kasih sayang, perhatian dan kehangatan dari ibu/pengasuh pada bayi
akan memberikan rasa tidak aman yang dapat menghambat terbentuknya rasa
percaya diri. Rasa ketidakpercayaan tersebut dapat mengembangkan tingkah laku
curiga pada orang lain maupun lingkungan di kemudian hari. Komunikasi yang
hangat sangat penting dalam masa ini, agar anak tidak merasa diperlakukan sebagai
objek.
2) Faktor Biologis
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Insiden tertinggi
skizofrenia ditemukan pada keluarga yang anggota keluarganya ada yang
menderita skizofrenia.
3) Faktor Sosial Budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan merupakan faktor pendukung
terjadinya gangguan berhubungan. Dapat juga disebabkan oleh karena norma-
norma yang salah dianut oleh satu keluarga seperti anggota tidak produktif
diasingkan diri dari lingkungan sosial.
Kelainan pada struktur otak seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat
dan volume otak serta perubahan struktur limbik, diduga dapat menyebabkan
skizofrenia.
4. Faktor presifitasi
Stresor presipitasi terjadinya isolasi sosial dapat ditimbulkan oleh faktor internal
maupun eksternal, meliputi:
1. Stresor sosial budaya
Stresor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan, terjadinya
penurunan stabilitas keluarga seperti perceraian, berpisah dengan orang yang
dicintai, kehilangan pasangan di usia tua, kesepian karena ditinggal jauh, dirawat
dirmah sakit atau dipenjara. Semua ini dapat menibulkan isolasi sosial.
2. Stresor Biokimia
1. Teori Doapamine: kelebihan dopamine pada mesokortikal dan mesolimbik serta
tractus saraf dapat merupakan indikasi terjadinyaa skizofrenia.
2. Menurunnya MAO (Mono Amino Oksidasi) didalam darah akan meningkatkan
dopamine dalam otak. Karen salah satu kegiatan MAO adalah sebaga enzim
yang menurunkan dopamin, maka menurunnya MAO juga dapat merupakan
indikasi terjadinya skizofrenia.
3. Faktor endokrin: jumlah FSH dan LH yang rendah ditemukan pada klien
skizofrenia. Demikian pula prolaktin mengalami penurunan karena dihambat.
5. Tanda dan Gejala
1) Gejala Subjektif
1) Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
2) Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
3) Respon verbal kurang dan sangat singkat
4) Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
5) Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
6) Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
7) Klien merasa tidak berguna
8) Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
9) Klien merasa di tolak
2) Gejala Objektif
10) Klien banyak diam dan tidak mau berbicara
11) Tidak mengikuti kegiatan
12) Banyak berdiam diri dikamar
13) Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat
14) Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
15) Kontak mata kurang
16) Kurang spontan
17) Apatis (acuh terhadap lingkungan)
18) Ekspresi wajah kurang berseri
19) Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
20) Mengisolasi diri
21) Tidak atau urang sadar terhadap lingkungan sekitar
22) Masukan makanan dan minuman terganggu
23) Retensi urin dan feses
24) Aktivitas menurun
25) Kurang energi (tenaga)
26) Rendah diri
27) Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus/janin (khususnya pada posisi tidur)
d. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial
1. Masalah lain yang mungkin muncul
28) Harga diri rendah kronis
29) Perubahan persepsi sensori: halusinasi
30) Koping keluarga tidak efektif
31) Koping individu tidak efektif
32) Intoleransi aktivitas
33) Defisit perawatan diri
34) Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
e. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa Perencanaan
No Rasional
keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1. Isolasi sosial Tujuan umum, Pasien Setelah 1 x 30 menit SP 1 : 1. Hubungan saling percaya
mampu : pertemuan pasien dapat : a. Bina hubungan saling percaya merupakan landasan dasar
1. Membina 1. Mampu membina dengan tindakan : interaksi perawat dengan klien
hubungan saling hubungan saling percaya Mengucapkan salam setiap sehingga klien terbuka dalam
percaya di tandai dengan pasien kali interaksi dengan pasien mengungkapkan masalahnya
2. Menyadari menunjukkan ekspresi 1. Berkenalan dengan dan menimbulkan sikap
penyebab isolasi wajah bersahabat, pasien : perkenalakan menerima terhadap orang lain
sosial memperlihatkan rasa nama dan nama
3. Pasien mampu senang, ada kontak mata, panggilan yang disukai, 2. Hal ini dapat membuat klien
berinteraksi mau berjabat tangan, mau serta tanyakan nama dan mengenal dan mengungkapkan
dengan orang lain menyebutkan namanya, nama panggilan pasien penyebab isolasi sosial yang
secara optimal. mau menjawab salam, 2. Menanyakan perasaaan terjadi
Tujuan Khusus : pasien mau duduk dan keluhan pasien saat 3. Hal ini dimaksudkan agar klien
Setelah dilakukan berdampingan dengan ini mempunyai keinginan
pertemuan …x perawat, mau 3. Buat kontrak asuhan apa berinteraksi dengan orang lain,
diharapkan klien mengutarakan masalah yang akan dilakukan Agar klien menyadari kerugian
dapat : yang dihadapi bersama pasien berapa yang ditimbulkan akibat
1. Bersikap terbuka 2. Mampu mengenal lama akan dikerjakan, berinteraksi dengan orang lain,
dan mau membina penyebab isolasi sosial, dan dimana tempatnya dan Dengan belajar berkenalan
hubungan saling keuntungan berhubungan 4. Setiap saat tunjukkan menimbulkan motivasi klien
dengan orang lain, dan sikap empati terhadap untuk berinteraksi dengan
percaya
kerugian tidak pasien orang lain
2. Berkenalan berhubungan dengan
dengan orang lain orang lain 4. Memberikan rasa
b. Bantu pasien mengenal
3. Mampu mengenal 3. Mampu berkenalan tanggungjawab pada pasien
penyebab isolasi sesuai
penyebab isolasi dengan perawat untuk melaksanakan kegiatan
dengan tindakan sebagai
dirinya 4. Mampu menyusun jadwal dengan teratur
berikut :
4. Mampu kegiatan harian
- Menanyakan pendapat
berkenalan
berinteraksi pasien tentang kebiasaan
dengan perawat berinteraksi dengan orang
dan sesama lain
pasien.
- Siapa yang satu rumah
dengan pasien
- Siapa yang dekat dengan
pasien. Apa sebabnya?
- Siapa yang tidak dekat
dengan pasien dan apa
sebabnya
- Menanyakan apa yang
menyebabkan pasien
tidak ingin berinteraksi
dengan orang lain
- Bantu pasien mengenal
keuntungan berhubungan
dengan orang lain dengan
cara mendiskusikan
keuntungan bila pasien
memiliki banyak teman
dan bergaul akrab dengan
mereka
- Bantu pasien mengenal
kerugian bila pasien
hanya mengurung diri
dan tidak bergaul dengan
orang lain
- Menjelaskan pengaruh
isolasi sosial terhdap
kesehatan fisik pasien
Damaiyanti, M & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan jiwa. Bandung: Refika Aditama
Yosep, I & Sutini, T. (2007). Buku Ajar Keperawatan Jiwa Dan Advance Mental Health
Nursing. Bandung: Refika Aditama