Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SUMEDANG


Jln. Mayor Abdul Rahman No. 211 Kota Kaler Sumedang Utara Sumedang Telp. (0261)20124 Jalan Margamukti No. 93 Licin Cimalaka Sumedang
45353 Telp/Fax ( 0261) 203084/205172

INSTITUSI PENDIDIKAN : UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


PRODI KEPERAWATAN KAMPUS
SUMEDANG

NAMA MAHASISWA : ILHAM IMAMUDIN UTAMA

LAPORAN PENDAHULUAN

1. KASUS (Masalah Utama)

Resiko Perilaku Kekerasan

2. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditunjukan
untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan
datangnya tingkah lakutersebut (Genny, Purba, Mahnum dan Daulay,
2018).
Resiko perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik dalam
diri sendiri maupun orang lain disertai dengan amuk dan gaduh gelisah
yang tidak terkontrol (Direja, 2011).
2. Rentang respon
Rentang Respon Marah
Respon Adaptif Respon Maladaptif

1. Asertif adalah pengungkapan marah tanpa menyakiti, melukai persaan


orang lain, tanpa merendahkan harga diri orang lain.
2. Frustasi adalah respon yang timbulakibat gagal mencapai tujuan.
3. Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan
perasaan yang dialami, sifat tidak berani mengemukakan keinginan
dan pendapat sendiri.
3. Faktor predisposisi
1. Psikologis :
1. Teori psikoanalitik : Tidak terpenuhinya kepuasan dan rasa aman
2. Teori pembelajaran : Merupakan perilaku yang dipelajari.
2. Perilaku : Reinforcement yang diterima pada sat melakukan kekerasan,
sering mengobservasi kekerasan dirumah/diluar rumah.
3. Social Budaya : Proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi
informasi memberikan dampak terhadap nilai-nilai sosial dan budaya
pada masyarakat.
4. Bioneurologis : Banyak bahwa kerusakan sistem limbik, lobus frontal,
lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmitter turut berperan
dalam terjadinya perilaku kekerasan.
4. Faktor presifitasi
a. Kondisi klien : kelemahan fisik, keputus asaan, ketidak berdayaan,
kehidupan yang penuh dengan agresif dan masa lalu yang tidak
menyenangkan.
b. Interaksi : penghinaan, kekerasan, kehilangan orang, merasa terancam
baik internal dari permasalahan diri klien sendiri maupun eksternal.
c. Lingkungan : Panas, padat dan bising.
5. Tanda dan gejala
Muka merah dan tegang, mata melotot/pandangan tajam, tangan
mengepal, rahang mengatup, wajah memerah, tegang, postur tubuh kaku,
pandangan tajam, jalan mondar-mandir.

3. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


DS :
1) Mengungkapkan mendengar atau melihat objek yang mengancam.
2) Mengungkapkan perasaan takut, cemas dan khawatir.
DO :
1. Wajah tegang merah
2. Mondar-mandir
3. Mata melotot, rahang mengatup
4. Tangan mengepal
5. Keluar banyak keringat
6. Mata merah
7. Tatapan mata tajam
8. Muka merah
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri dan orang lain.
2) Harga diri rendah kronik
5. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATA
Diagnosa Kep. Rencana Tindakan Keperawatan Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Risiko Perilaku TUM : 1. Klien mau membalas 1) Beri salam dan panggil Hubungan saling percaya
Kekerasan Klien tidak melakukan salam nama klien merupakan dasar untuk
tindakan kekerasan baik 2. Klien mau berjabat 2) Sebutkan nama perawat hubungan selanjutnya.
tangan sambil berjabat tangan
kepada diri sendiri, orang lain
3. Klien mau menyebut 3) Jelaskan maksud
maupun lingkungan. nama hubungan interaksi
TUK 1 : 4. Klien mau tersenyum 4) Jelaskan kontrak yang
Klien dapat membina 5. Klien ada kontak akan dibuat
hubungan saling percaya mata 5) Beri rasa aman dan
6. Klien mau tunjukkan sikap empati
mengetahui nama 6) Lakukan kontak singkat
perawat tetapi sering
7. Klien mau 7) Penuhi kebutuhan dasar
menyediakan waktu pasien.
untuk perawat. SP 1 Pasien : Membina
hubungan saling
percaya.

TUK 2 : Kriteria Evaluasi : a. Beri kesempatan klien Beri kesempatan untuk


Klien dapat mengidentifikasi a. Klien untuk mengungkapkan mengungkapkan
penyebab perilaku kekerasan mengungkapkan perasaanya perasaannya dapat
perasaannya b. Bantu klien untuk membantu mengurangi
b. Klien dapat mengungkapkan stress dan penyebab
mengungkapkan penyebab perasaan
marah, jengkel/ kesal
penyebab perasaan marah, jengkel/ kesal.
marah, jengkel/ kesal dapat diketahui.
( diri sendiri, orang SP 2:
lain dan lingkungan) Identifikasi penyebab
perasaan marah

TUK 3 : Kriteria evaluasi : - Anjurkan klien - Pengungkapan


Diskusikan tanda-tanda pada 1. Klien dapat mengungkapkan yang perasaan yang timbul
pasien jika terjadi perilaku mengungkapkan dialami soal marah, berguna untuk perawat
kekerasan tanda-tanda marah, jengkel/ kesal. agar dapat mengetahui
jengkel/ kesal - Observasi tanda hal yang dialami dan
2. Klien dapat perilaku kekerasan pada dirasakan saat jengkel
menyimpulkan klien - Menilai bagaiaman
tanda-tanda marah, - Simpulkan bersama tanda-tanda saat klien
jengkel/ kesal yang klien tanda-tanda jengkel/ kesal
dialami. jengkel/ kesal yang - Menarik kesimpulan
dialami klien. bersama klien supaya
klien mengetahui
SP 3 : secara garis besar
Diskusikan tanda dan tanda- tanda marah /
kesal.
gejala yang dirasakan
TUK 4 : Kriteria evaluasi: 1. Anjurkan klien untuk 1. Mengeksplorasi
Klien dapat mengidentifikasi 1. Klien dapat mengungkapkan perasaan klien
perilaku kekerasan yang biasa mengungkapkan perilaku kekerasan yang terhadap perilaku
perilaku kekerasan biasa dilakukan klien kekerasan yang biasa
dilakukan.
yang biasa dilakukan 2. Bantu klien bermain dilakukan
klien. peran sesuai dengan 2. Mengidentifikasi
2. Klien dapat bermain perilaku kekerasan yang perilaku kekerasan
peran dengan biasa dilakukan yang biasa klien
perilaku kekerasan 3. Bicarakan dengan klien lakukan dan dengan
yang biasa dilakukan apakah dengan cara bantuan perawat bisa
3. Klien mengetahui yang klien lakukan membedakan
cara yang biasa dapat masalahnya selesai. perilaku konstruktif
menyelesaikan SP 4 : dengan destruktif
masalah/ tidak. Diskusikan perilaku 3. Dapat membantu
kekerasan yang biasa klien, dapat
dilakukan menggunakan cara
yang dapat
menyelesaikan
masalah.

TUK 5 : Kriteria evaluasi : 1. Bicarakan akibat/ 1) Membantu klien


Klien dapat mengidentifikasi Klien dapat menjelaskan kerugian dari cara yang menilai perilaku
akibat perilaku kekerasan akibat dari cara yang telah dilakukan klien kekerasan yang
2. Bersama klien dilakukan.
digunakan klien.
simpulkan akibat cara 2) Dengan mengetahui
yang digunakan oleh akibat perilaku
klien. kekerasan diharapkan
3. Tanyakan pada klien klien dapat mengubah
apakah ia ingin perilaku destruktidf
mempelajari cara baru menjadi konstruktif.
yang sehat. 3) membantu klien untuk
dapat mempelajari
perilaku konstruktif
SP 5 : yang lain.
Diskusikan akibat perilaku
kekerasan.
TUK 6 : Kriteria evaluasi : 1. Tanyakan pada klien a. Dengan
Klien dapat mengidentifikasi Klien dapat melakukan apakah ia ingin mengidentifikasi cara
cara konstruktif dalam cara berespon terhdap mempelajari cara baru yang konstruktif
yang sehat dalam berespon
berespon terhadap kemarahan. kemarahan secara
2. Berikan pujian bila terhadap kemarahan
konstruktif. klien mengetahui cara dapat membantu
lain yang sehat. klien menemukan
3. Diskusikan dengan cara yang baik untuk
klien cara lain yang mengurangi
sehat. kekesalannya
1. Secara fisik: tarik sehingga klien tidak
nafas dalam saat stress lagi.
kesal, memukul b. Reinforcement positif
kasur/ bantal, olah dapat memotivasi
raga, melakukan klien dan
pekerjaan yang meningkatkan harga
penuh tenaga. dirinya.
2. Secara verbal: c. Berdiskusi dengan
katakan pada klien untuk memilih
perawat atau orang cara yang lain dan
lain sesuai dengan
3. Secara sosial: kemampuan klien.
latihan asertif,
manajemen PK.
4. Secara spiritual:
anjurkan klien
sembahyang,
berdoa,/ ibadah
lain.

SP 6 :
Latihan mengontrol
perilaku kekerasan secara
fisik :
1. Evaluasi latihan
nafas dalam
2. Latih cara fisik :
pukul kasur dan
bantal
3. Susun jadwal
kegiatan harian cara
kedua.

TUK 7 : Kriteria evaluasi: 1. Bantu klien memilih 1. Memberikan


Klien dapat 1. Klien dapat cara yang paling tepat stimulasi kepada
mendemonstrasikan cara mendemonstrasikan untuk klien klien untuk menilai
mengontrol perilaku kekerasan cara mengontrol 2. Bantu klien respon perilaku
perilaku kekerasan. mengidentifikasi kekerasan secara
- Fisik: tarik nafas manfaat cara yang tepat.
dalam, olah raga, dipilih 2. Membantu klien
menyiram 3. Bantu klien dalam membuat
tanaman. menstimulasi cara keputusan untuk cara
- Verbal: tersebut (role play) yang telah dipilihnya
mengatakan 4. Beri reinforcement dengan melihat
langsung dengan positif atas keberhasilan manfaatnya
tidak menyakiti. klien menstimulasi cara 3. melatih klien
- Spiritual : tersebut mengetahui cara
sembahyang, 5. Anjurkan klien untuk marah yang
berdoa, ibadah menggunakan cara yang konstruktif
lain. telah dipelajari saat 4. Pujian dapat
marah. meningkatkan
motifasi dan harga
SP 7 : diri klien
Latihan mengontrol perilaku 5. Memberikan
pelajaran klien dapat
kekerasan secara
melaksanakan cara
sosial/verbal : yang telah dipilihnya
1. Evaluasi jadwal jika sedang kesal.
harian untuk dua
cara fisik
2. Latihan
mengungkapkan
rasa marah secara
verbal: menolak
dengan baik,
meminta dengan
baik,
mengungkapkan
perasaan dengan
baik.

TUK 8 : Kriteria evaluasi: a. Identifikasi kemampuan a. Kemampuan


Klien mendapat dukungan Keluarga klien dapat: keluarga klien dari keluarga dalam
keluarga dalam mengontrol 1. Menyebutkan cara sikap apa yang telah mengidentifikasi
merawat klien yang dilakukan keluarga akan memungkinkan
perilaku kekerasan.
berperilaku terhadap klien selama keluarga untuk
kekerasan ini. melakukan penilaian
2. Mengungkapkan rasa b. Jelaskan peran serta terhadap perilaku
puas dalam merawat keluarga dalam merawat kekerasan
klien. klien. b. Meningkatkan
c. Jelaskan cara-cara pengetahuan
merawat klien. keluarga tentang
d. Bantu keluarga cara merawat klien
mendemonstrasikan sehingga keluarga
cara merawat klien. terlibat dalam
e. Bantu keluarga perawatan klien.
mengungkapkan c. Agar keluarga dapat
perasaannya setelah klien dengan
melakukan demonstrasi. perilaku
kekerasannya
SP 8 : d. Agar keluarga
Latihan mengontrol perilaku mengetahui cara
merawat klien
kekerasan secara spiritual : melalui demonstrasi
2. Diskusikan hasil yang dilihat keluarga
latihan mengontrol secara langsung.
perilaku kekerasan e. Mengeksplorasi
secara fisik dan perasaan keluarga
sosial/verbal setelah melakukan
3. Latihan demonstrasi.
sembahyang/berdoa
4. Buat jadwal latihan
sembahyang/berdoa.
TUK 9 : Kriteria evaluasi: o Jelaskan jenis- jenis a. Klien dan keluarga
Klien dapat menggunakan obat Klien dapat menyebutkan obat yang diminum dapat mengetahui
dengan benar (sesuai program obat- obatan yang klien (pada klien dan mana-mana obat
keluarga) yang diminum oleh
pengobatan) diminum dan kegunaan
o Diskusikan menfaat klien.
(jenis, waktu, dosis, dan b. Klien dan keluarga
minum obat dan
efek) kerugian jika berhenti dapat mengetahui
-       klien dapat minum obat minum obat tanpa seijin kegunaan obat yang
sesuai program terapi. dokter dikonsumsi oleh
o Jelaskan prinsip benar klien.
minum obat (nama, c. Klien dan keluarga
dosis, waktu, cara dapat mengetahui
minum). prinsip benar
o Anjurkan klien minta agartidak terjadi
obat dan minum obat kesalahan dalam
tepat waktu. mengkonsumsi
o Anjurkan klien melapor obat.
kepada perawat/ dokter d. Klien dapat
bila merasakan efek memiliki kesadaran
yang tidak pentingnya minum
menyenangkan. obat dan bersedia
o Berikan pujian pada minum obat dengan
klien bila minum obat kesadaran sendiri.
dengan benar. e. Mengetahui efek
samping obat sedini
SP 9 : mungkin sehingga
Latihan mengontrol perilaku tindakan dapat
kekerasan dengan obat : dilakukan sesegera
mungkin untuk
1. Evaluasi jadwal
menghindari
kegiatan harian
komplikasi.
pasien untuk cara
f. Reinforcement
mencegah marah
positif dapat
yang sudah dilatih.
memotivasi
2. Latih pasien minum
keluarga dan klien
obat secara teratur
serta meningkatkan
dengan prinsip lima
harga diri.
benar (benar nama
pasien, benar nama
obat, benar cara
minum obat, benar
waktu minum obat,
dan benar dosis
obat) disertai
penjelasan guna
obat dan akibat
berhenti minum
obat.
3. Susun jadual minum
obat secara teratur.
REFERENSI
Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi ASUHAN KEPERAWATAN JIWA.
Yogyakarta: Nuha Medika
Mukhripah Damaiyanti. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : PT Refika
Aditama
Nuraenah. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga dan Beban Keluarga dalam Merawat
Anggota dengan Riwayat Perilaku Kekerasan di RS. Jiwa Islam Klender
Jakarta Timur, 29-37.

Anda mungkin juga menyukai