Anda di halaman 1dari 27

DISUSUN OLEH :

1. Anwar Yasin 1. Ilham Rohmanul Hakim


2. Satria Maulana Saputra 2. Endro Prabowo
3. Fauzziyatun Khasanah 3. Ikhmatul Lailiyah
4. Hana Mufida 4. Devi Rahmawati Handayani
5. Tiyas Sastian 5. Nihayatul Illah
6. Adelia Eva Amanda 6. Astrit Firyal Sabila
PROSES KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Tahapan proses keperawatan

Pengkajian Diagnosa Keperawatan

Evaluasi Perencanaan

Tindakan Keperawatan
Pengkajian awal :

Pengkajian 2 menit
berdasarkan
keluhan pasien.

Tanda-tanda yang
mendukung adanya gangguan Pengkajian kesehatan jiwa :
jiwa (+) Keluhan utama Riwayat
Menggunakan kesehatan jiwa,Psikososial,
format dan status mental
pengkajian
Teknik :
wawancara,
pengamatan,
pemeriksaan.
PENGKAJIAN PADA ANAK

Perawat mengkaji penguasaan anak


terhadap tipe area keterampilan yang
dibutuhkan anak dapat menjadi orang
dewasa yang kompeten.

1. Identitas
2. Data demografi
3. Riwayat kesehatan dahulu
4. Riwayat tumbuh kembang
5. Kegiatan hidup anak sehari-hari
6. Keadaan fisik
7. Status mental
8. Hubungan interpesonal
9. Riwayat personal dan keluarga
PENGKAJIAN PADA REMAJA

1. Identitas
2. Keadaan biofisik (penyakit, kecelakaan)
3. Keadaan emosi (status mental, termasuk proses berfikir, dan
pikiran tentang bunuh diri atau membunuh orang lain)
4. Latar belakang sosial budaya, ekonomi, dan agama
5. Penampilan kegiatan kehidupan sehari-hari
( rumah,sekolah)
1. Pola interaksi (keluarga, teman sebaya)
2. Persepsi remaja tentang kepuasan terhadap keadaan
kesehatanya
PENGKAJIAN PADA LANSIA

Pengkajian psikososial lansia adalah tercapainya integritas


diri yang utuh. Lansia yang tidak mencapai integritas diri
akan merasa putus asa dan menyesali masa lalunya karena
tidak mersakan hidupnya bermakna

1. Identitas
2. Keluhan utama pasien
3. Kesehatan fisik pasien
4. Riwayat perkawinan
5. Riwayat keluarga
6. Dukungan sosial (lkeluarga,masyarakat)
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Masalah kesehatan jiwa pada Anak :


1. Depresi
2. Perilaku kekerasan
Masalah kesehatan pada usia Remaja :
1. Harga diri rendah
2. Perilaku kekerasan
3. Resiko bunuh diri
4. Isolasi sosial
5. Halusinasi
6. Waham
7. Defisit perawatan diri
Masalah kesehatan jiwa pada Lansia :
1. Demensia
2. Depresi
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Rencana tindakan Standar asuhan Keperawatan jiwa

Tindakan psikoterapetik :
 Komunikasi terapeutik
 Penkes ttg prinsip-prinsip
kesehatan jiwa dan gangguan jiwa Tujuan :
 Perawatan mandiri Ditujukan kepada
 Terapi modalitas individu,keluarga,
 Tindakan kolaborasi kelompok dan
masyarakat

Membutuhkan beberapa kali pertemuan

Tercapainya kemampuan yang diharapkan


TINDAKAN KEPERAWATAN
Perawat
bekerja sama
dengan
pasien,
keluarga dan
tim kesehatan
lain Tindakan
keperawatan
dilakukan
sesuai
dengankebutuh
an dan kondisi
pasien saat ini.
Tujuan :
Memberdayakan pasien dan keluarga agar mampu
mandiri memenuhi kebutuhannya
Meningkatkan keterampilan koping dalam
menyelesaikan masalah
EVALUASI
Individu :
Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
Membina hubungan dengan orang lain dilingkungannya
Secara bertahap melakukan cara-cara penyelesaian masalah secara
konstruktif.

Keluarga :
Membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien hingga pasien mandiri
Mengenal tanda dan gejala dini terjadinya gangguan jiwa
Melakukan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa atau kekambuhan
Mengidentifikasi perilaku pasien yang membutuhkan konsultasi segera
Menggunakan sumber-sumber yang tersedia dimasyarakat seperti tetangga,
teman dekat, pelakanan kesehatan terdekat.
No Data Fokus Masalah Keperawatan
1 DS : Gangguan Persepsi Sendiri :
“Aku mendengar suara menakutkan Halusinasi Pendengaran.
mbak,suaranya muncul setiap hari saat
saya sendiri. Saat suara itu muncul
saya hanya diam dan kadang mengikuti
suara itu.”
DO :
Pasien kontak mata kurang,kadang
tersenyum sendiri,bicara sendiri ,klien
lebih sering mengalihkan pandangan
kearah lain.
2 DS : “Saya kalau ada orang yang bicara yang Resiko Perilaku Menciderai Diri
menyinggung perasaan ingin marah dan Sendiri, Orang Lain dan
kadang saya memukul orang yang ada Lingkungan
didekat saya atau memecahkan barang
mbak.”
DO : Pada saat diajak bicara ,klien
menjawab dengan nada suara yang tegas.
Saat diajak bicara klien kelihatan bingung
dan tampak ragu – ragu untuk menjawab.
Klien tampak tegang, kontak mata kurang
,tangan kadang mengepal dan mata kadang
melotot. Kaki klien tampak gelisah saat
duduk. Jika ada orang yang menyingung
pasien ingin marah dan memukul.
3 DS : “Klien mengatakan saya dekat Isolasi Social : Menarik Diri
dengan kakakku dan saya sulit bergaul
dengan orang lain mbak jadi saya tidak
pernah mengikuti kegiatan social yang
ada di masyarakat.”
DO : Saat di ruangan klien tidak banyak
berbicara dan jarang mengobrol dengan
pasien lain, pasien tidak mau bergabung
dengan pasien lain dan sulit
bergaul,pasien tampak sering
menyendiri,kontak mata kurang ,afek
tumpul mau berbicara kalau ditanya dank
lien lebih sering berada di kamar.
Resiko Tinggi Perilaku Mencederai Diri Akibat

Masalah
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
Utama

Isolasi Social : Menarik Diri Penyebab

MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
2. Resiko tinggi mencederai diri,orang lain dan lingkungan
3. Isolasi social : menarik diri
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendngaran
2. Isolasi social : menarik diri
Rencana Tindakan Keperawatan
Hari/ Tgl Jam Dx
Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan keperawatan
Kamis, 17.30 1 TUM :
21 WIB Klien tidak mencederai
Februari diri ,orang lain dan
2019 lingkungan.
TUK 1 : 1. Ekspresi wajah klien 1. Beri salam/panggil
Klien dapat membina bersahabat nama klien
hubungan saling percaya 2. Klien menunjukkan 2. Sebutkan nama
(SP 1P). rasa senang perawat sambil
3. Ada kontak mata berjabat tangan
4. Klien mau berjabat 3. Jelaskan maksud
tangan hubungan interaksi
5. Klien mau 4. Jelaskan tentang
menyebutkan nama kontrak yang akan
6. Klien mau menjawab dibuat
salam 5. Beri rasa aman dan
7. Klien mau duduk sikap empati
berdampingan 6. Lakukan kontrak
dengan perawat singkat tapi sering.
8. Klien bersedia
mengungkap
masalah yang
dihadapi.
TUK 2 : 1. Klien dapat 1. Lakukan kontak sering dan
Klien dapat mengenal menyebutkan singkat secara bertahap
halusinasinya jenis,waktu,isi,situas 2. Observasi tingkah laku klien
(jenis,waktu,isi,situasi i,frekuensi, dan terkait dengan halusinasinya :
,frekuensi,dan respon respon timbulnya bicara dan tertawa tanpa
saat timbulnya stimulus. stimulus,mengarahkan telinga
halusinasi). kekiri,kekanan, kedepan
(SP 1P) seolah-olah klien mendengar
suara-suara.
3. Bantu klien mengenal
halusinasinya :
a. Tanyakan apakah ada suara
yang didengar
b. Tanyakan apa yang dikatakan
halusinasinya
c. Katakan perawat percaya klien
mendengar suara itu, namun
perawat sendiri tidak
mendengarnya
d. Katakan bahwa klien lain juga
ada yang seperti itu.
e. Katakan bahwa perawat akan
membantu klien
4. Diskusikan dengan klien
Situasi yang menimbulkan
/tidak menimbulkan halusinasi.
5. Waktu dan frekuensi
terjadinya halusinasi
Diskusikan dengan klien apa
yang dirasakan jika terjadi
halusinasi
(marah,takut,sedih,dan
senang)
6. Beri kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya.
TUK 3 : 1. Klien dapat menyebutkan 1. Identifikasi bersama klien
Klien dapat mengontrol tindakan yang biasanya cara tindakan yang
halusinasinya (SP 2P,SP 3P) dilakukan untuk dilakukan jika terjadi
mengendalikan halusinasi
halusinasinya 2. Diskusikan manfaat cara
2. Klien dapat menyebutkan yang digunakan klien, jika
cara baru untuk bermanfaat beri pujian
mengontrol halusinasi. 3. Diskusikan cara baru untuk
3. Klien dapat memilih cara memutus/mengontrol
mengatasi halusinasi timbulnya halusinasi
seperti yang telah dengan cara :
didiskusikan dengan a. Menghardik
perawat. b. Menemui orang lain untuk
bercakap-cakap
c. Melakukan kegiatan yang
biasa dilakukan (kegiatan
terjadwal)
4. Bantu klien memilih dan
melatih cara mengontrol
halusinasinya secara
bertahap
5. Beri kesempatan kepada
klien untuk melakukan cara
yang telah dilatih, evaluasi
hasilnya dan beri pujian jika
berhasil.
TUK 4 : 1. Klien dapat 1. Diskusikan dengan klien
Klien dapat menggunakan menyebutkan dan keluarganya tentang
obat dengan benar untuk manfaat,dosis, dan efek dosis, frekuensi dan
mengendalikan samping obat manfaat minum obat
halusinasinya 2. Klien dapat 2. Anjurkan klien meminta
(SP 4P) mendemontrasikan sendiri obat pada
penggunaan obat perawat dan merasakan
dengan benar manfaatnya
3. Klien dapat informasi 3. Anjurkan klien bicara
tentang efek dan efek dengan dokter tentang
samping manfaat dan efek
4. Klien dapat memahami samping minum obat
akibat berhentinya yang dirasakan
mengonsumsi obat-obat 4. Diskusikan akibat
tanpa konsultasi berhenti mengonsumsi
5. Klien dapat obat-obat tanpa
menyebutkan prinsip 6 konsultasi
benar penggunaan obat 5. Bantu klien
menggunakan obat
dengan prinsip 6 benar.
TUK 5 : Keluarga mengatakan 1. Buat kontrak waktu,tempat,
Klien dapat Dukungan setuju untuk dengan keluarga saat keluarga
dari keluarga dalam 1. Untuk mengikuti berkunjung.
mengontrol pertemuan dengan 2. Diskusikan pada keluarga tentang
halusinasinya perawat pengertian halusinasi,tanda dan
(SP 1K) 2. Kelurga mampu gejala halusinasi,serta cara yang
menyebutkan dapat dilakukan klien untuk
pengertian, tanda memutus halusinasi.
dan gejala,proses 3. Jelaskan tentang obat-obatan
terjadinya halusinasi halusinasi.
dan tindakan untuk 4. Jelaskan cara merawat anggota
mengendalikan keluarga yang hausinaasi di rumah
halusinasi. misalnya beri kegiatan,jangan
biarkan sendirian,makan Bersama
5. Anjurkan keluarga untuk
memantau obat-obatan dan cara
pemberiannya untuk mengatasi
halusinasi.
6. Beri informasi waktu konrol ke
rumah sakit dan bagaimana cara
mencari bantuan jika halusinasi
tidak bisa diatasi dirumah.
Hari/ Tindakan
Tgl Jam Dx Keperawatan Evaluasi
Kamis, 17.30 1 1. Membina hubungan saling S: Klien mengatakan “Selamat pagi,nama
21 WIB percaya saya Sdr. A, senang di panggil Sdr.A, umur saya 18 tahun dari
Februari 2. Melaksanakan Demak,saya sering mendengar suara-suara tiap kali
2019 SP 1 Pasien halusinasi sendirian,suara tersebut mengatakan supaya saya melakukan
meliputi: sesuatu.
a. Membantu pasien mengenal Suara-suara tersebut sering terdengar pada pagi,siang,dan malam
halusinasi (isi,waktu hari. Tiap kali suara itu datang saya hanya diam dan kadang
terjadinya,frekuensi,situasi mengikuti suara tersebut. Frekuensi kurang lebih satu menit.
pencetus,perasaan saat O: Klien mau berjabat tangan dan menjawab salam , klien dapat
terjadi halusinasi) menyebutkan nama,kontak mata kurang dan klien duduk
b. Menjelaskan cara berhadapan dengan perawat,wajah bersahabat, terkadang melihat
mengontrol halusinasi ke arah lain, melamun,dan mau mengutarakan masalah yang
c. Melatih mengontrol dihadapi.
hausinasi dengan cara A: SP 1 Pasien BHSP
menghardik tercapai (pasien mau berjabat tangan dan menjawab salam,klien
d. Evaluasi SP 1 Pasien dapat menyebutkan nama,latihan menghardik belum optimal).
halusinasi. P: Untuk klien,bantuk dalam melakukan cara mengontrol
halusinasi dengan menghardik halusinasi kedalam jadwal harian
ketika halusinasinya muncul secara mandiri, untuk
perawatan ulang SP 1 Paien mengoptimalkan cara mengontrol
halusinasi dengan menghardik halusinasi
Jum’at, 09.30 1 1. Mengoptimalkan cara mengontrol S: “Saya mau berlatih cara
22 WIB halusinasi dengan cara menghardik mengontrol halusinasi dengan cara
Februari halusinasi. menghardik”. “Saya mau
2019 2. Evaluasi SP 1 Pasien halusinasi melakukannya, pergi sana kamu
suara palsu! Jangan ganggu aku,
aku tidak mau dengar!”, saya
akan melakukannya kembali bila
halusinasi datang.
O: Klien berlatih menghardik
halusinasi namun masih tampak
malu-malu,klien cukup kooperatif.
A: SP 1 Pasien ( cara mengontrol
halusinasi dengan cara
menghardik) tercapai.
P: Untuk klien lakukan cara
mengontrol halusinasi dengan
menghardik halusinasi ketika
halusinasinya muncul, untuk
perawat lanjutkan ke SP 2 Pasien
halusinasi.
Sabtu, 13.30 1 1. Melaksanakan SP 2 Pasien S: “Saya masih ingat mengontrol halusinasi”,
23 WIB meliputi: “pergi sana kamu suara palsu, aku tidak mau
Februari a. Mengevaluasi mendengarkannya!”. saya akan mencoba cara
2019 SP 1 Pasien yang kedua mengontrol halusinasi bercakap-
a. Melatih bercakap-cakap cakap dengan orang lain”.
dengan orang lain saat O: Klien masih ingan tentang cara mengontrol
halusinasi muncul halusinasi, klien yaitu bercakap-cakap dengan
b. Memasukkan dalam jadwal orang lain,untuk perawat melakukan
kegiatan harian pasien pendelegasian pasien kepada perawat yang
bertanggung jawab untuk mengulangi SP 2
Pasien.
A: Klien sudah mencoba melakukan SP 2 Pasien
belum tercapai (cara yang kedua mengontrol
halusinasi bercakap-cakap dengan orang lain).
P: Untuk klien,
Anjurkan mengingat kembali tentang cara
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
dengan orang lain.
Untuk perawat,
ulang SP 2 Paien mengoptimalkan cara
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
dengan orang lain.
Minggu 13.00 1 1. Mengulangi SP 2 Pasien S: Klien mengatakan ,“ Tadi sedikit demi sedikit
24 WIB 2. Evalusi SP 2 Pasien suudah mengobrol dengan pasien lain”.
Februari Klien mengatakan
2019 “tadi saya ngobrol dengan Sdr. F, dan saya
mengajak ngobrol dengan saya mbak”.
O: Klien mampu berbicara dengan orang lain dan
mampu memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang
lain.
A: SP 2 Pasien (cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap dengan orang lain) tercapai.
P: Untuk klien,
Anjurkan untuk mengingat kembali tentang cara-
cara mengontrol halusinasi yang sudah diajarkan.
Untuk perawat,
melakukan pendelegasian pasien kepada perawat
yang brtanggung jawab untuk mengajarkan SP
3P,SP 4P, dan SP Keluarga tampak kooperatif,
klien dapat melakukan cara mengontrol
halusinasinya dengan menghardik sambal
menutup kedua telingaanya,klien masih tampak
malu-malu untuk bercakap-cakap dengan orang
lain , kontak mata klien kurang.

Anda mungkin juga menyukai