Anda di halaman 1dari 9

Nama : SUPARMI

Pengertian :
WOC KRISIS TIROID NIM : P07220420128
Krisis tiroid merupakan
suatu kondisi
tirotoksikosis yang akut, FAKTOR PENCETUS
dan mengancam nyawa.

Infeksi, pembedahan
Autoimun (tiroid atau nontiroid), Tumor hipofisis, Obat-
Gejala Klinis : (Grave’s disease) terapi radioaktif, stress obatan (Amiodaron)
 Berkeringat terus-menerus. emosi, cerebral vascular
 Demam tinggi lebih dari accident
38,5˚C
 Diare.
 Gemetar (tremor). Hiperaktivitas kelenjar
 Gugup, gelisah, dan tiroid
kebingungan.
 Muntah.
 Nyeri perut.
 Otot menjadi lemah,
Kadar homon tiroid ↑
terutama di lengan atas dan
paha..
 Takikardia Tirotoksikosis
 Kejang.
 Penurunan kesadaran.
Krisis Tiroid

↑ aktivitas saraf simpatis Laju metabolisme ↑ Kadar kalsium ↓

↑ kontraktilitas Otot Kekuragan


↑ kebutuhan Peningkatan ↑ sekresi getah
Kalsium
jantung nutrisi suhu basal pencernaan dan
gerak
peristaltik ↓ kerja otot
Takikardi ↑ proses Hipertermia
glukoneogenesis (D.0130)
Diare (D.0020)
Penurunan Curah Gangguan
Jantung (D.0008) Penurunan Berat Mobilitas Fisik
badan
Pengeluaran (D.0054)
cairan aktif
Penurunan Defisit Nutrisi
berlebihan
sirkulasi darah (D.0019)
ke otak
Hipovolemia
(D.0023)
Penurunan Risiko Perfusi
tingkat
Serebral Tidak Pemeriksaan Penunjang:
kesadaran
Efektif (D.0019) 1. Test T4 serum
2. Test T3 Serum
3. Tesb T3 ambilan Resin
4. Test TSH (Thyroid-Stimulating
Hormone)
5. Test Thyrotropin_Releasing Hormon
6. Tiroglobulin
SUPARMI | WOC Krisis Tiroid
Diagnosis Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Defisit Nutrisi (D.0019) Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi (I.03119)
Defisit nutrisi berhubungan dengan Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Observasi:
peningkatan kebutuhan metabolisme keperawatan 1x24 jam, keadekuatan 1. Identifikasi status nutrisi
dibuktikan dengan : asupan nutrisi membaik 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang disukai
Gejala dan Tanda Mayor 4. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
Subjektif : Dengan Kriteria Hasil : 5. Monitor asupan makanan
1. Tidak tersedia 6. Monitor berat badan
Objektif : 1. Porsi makanan yang dihabiskan Terapeutik:
Berat badan menurun minimal 10% meningkat 7. Lakukan oral hygiene sebelum makan, Jika perlu
dibawah rentang ideal 2. Serum albumin meningkat 8. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
3. Neri abdomen menurun 9. Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastrik jika asupan oral
4. Berat badan membaik dapat ditoleransi
5. Frekuensi makan membaik Edukasi :
6. Nafsu makan membaik 10. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
11. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
12. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan

SUPARMI | WOC Krisis Tiroid


Diagnosis Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Hipertermia (D.0130) Termoregulasi (L.14134) Manajemen Hipertermia (I.15506)
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Observasi :
Hipertermia berhubungan dengan keperawatan 3 x 4 jam , termoregulasi 1. Identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi, terpapar
peningkatan laju metabolisme membaik
lingkungan panas)
dibuktikan dengan : 2. Monitor suhu tubuh
Dengan Kriteria Hasil : 3. Monitor kadar elektrolit
Gejala dan Tanda Mayor 4. Monitor haluan urine
Subjektif : Kriteria Hasil : 5. Monitor komplikasi akibat hipertemia
1. Tidak tersedia 2. Takikardi menurun Terapeutik:
Objektif : 6. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Takipnea menurun
Suhu tubuh di atas nilai normal 7. Berikan cairan oral
4. Suhu tubuh membaik 8. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami
5. Suhu kulit membaik hyperhidrosis (keringat berlebih)
9. Lakukan pendinginan eksternal (mis., kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, aksilla)
Edukasi :
10. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
11. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
12. Kolaborasi dalam pemberian antipiretik

SUPARMI | WOC Krisis Tiroid


Diagnosis Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan Mobilitas Mobilitas Fisik (L.05042) Dukungan Mobilisasi (I.05173)
Fisik (D.0054) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3 x 24 jam , mobilitas fisik Observasi:
Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan meningkat 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
dengan Gangguan Neuromuskular 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
ditandai dengan : 3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai
Gejala dan Tanda Mayor Dengan Kriteria Hasil : mobilisasi
Subjektif : 4. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
Kriteria Hasil :
1. Mengeluh sulit menggerakan Terapeutik:
1. Pergerakan ekstremitas
ekstremitas meningkat 5. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
Objektif : 2. Kekuatan otot meningkat 6. Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
1. Kekuatn otot menurun 3. Rentang gerak meningkat 7. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
2. Rentang gerak menurun 4. Nyeri menurun pergerakan
5. Kaku sendi menurun Edukasi
6. Gerakan terbatas menurun 8. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
7. Kelemahan fisik menurun 9. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
10. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Duduk di
tempat tidur)

SUPARMI | WOC Krisis Tiroid


Diagnosis Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Hipovolemia (D.0023) Status Cairan (L.03030) Manajemen Cairan (I.03098)
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Observasi:
Hipovolemia berhubungan dengan keperawatan 3 x 24 jam , kondisi volume 1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia
kehilangan cairan aktif ditandai dengan : cairan intravaskuler, interstisiel, 2. Monitor intake dan ouput cairan
Gejala dan Tanda Mayor dan/atau intravaskuler membaik Terapeutik:
Subjektif : 3. Hitung kebutuhan cairan
4. Berikan asupan cairan oral
Dengan Kriteria Hasil :
Objektif : Edukasi
1. Frekuensi nadi meningkat 5. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Kriteria Hasil :
2. Nadi teraba lemah 1. Kekuatan nadi meningkat Kolaborasi
3. Tekanan darah menurun 2. Turgor kulit meningkat 6. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
4. Tekanan nadi menyempit 3. Out put urine meningkat 7. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis
5. Turgor kulit menurun 4. Frekuensi nandi membaik
6. Membran mukosa kering 5. Tekanan darah membaik
7. Volume urine menurun 6. Tekanan nadi membaik
8. Hematokrit meningkat 7. Kadar HT membaik
8. Membrane mukosa membaik

SUPARMI | WOC Krisis Tiroid


Diagnosis Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Penurunan Curah Jantung (D.0008) Curah Jantung (L.02011) Perawatan Jantung (I.02075)
Penurunan curah jantung berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi:
dengan perubahan ikontraktilitas dbuktikan 3x24 jam, keadekuatan jantung memompa
1. Indentifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
dengan : darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme meningkat 2. Indentifikasi tanda/gejala skunder penurunan curah jantung
Gejala dan Tanda Mayor 3. Monitor tekanan darah
Subjektif : Dengan Kriteria Hasil : 4. Monitor intake dan out put cairan
1. Lelah 1. Kekuatan nadi perifer meningkat 5. Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
2. Otopnea 2. Lelah menuurn 6. Monitor saturasi oksigen
3. Batuk 3. Edema menuurn
Terapeutik :
4. Paroxysmal nocturnal dyspnea 4. Ortopnea menurun
5. Batuk menurun 7. Posisikan pasien semi-fowler atau fowler
Objektif :
1. Edema 6. Paroxysmal nocturnal dyspnea menurun 8. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksiiegen
2. Distensi vena jugyularis 7. Distensi vena jugyularis menurun >94%
3. Terdengar suara jantung S3 dan/atau S4 8. Suara jantung S3 dan/atau S4 menurun Edukasi :
9. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
10. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
11. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan
harian

SUPARMI | WOC Krisis Tiroid


Diagnosis Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Diare (D.0020) Eliminasi Fekal (L.04033) Manajemen Diare (I.03101)
Diare berhubungan dengan malabsorpsi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi:
dbuktikan dengan : 3x24 jam, eliminasi fekal membaik 1. Identifikasi penyebab diare
2. Monitor warna, volume, frekuensi dan konsistensi tinja
Gejala dan Tanda Mayor Dengan Kriteria Hasil :
Subjektif : 1. Kontrol pengeluaran feses meningkat 3. Monitor tanda dan gejala hypovolemia
2. Konsistensi feses membaik 4. Monitor jumlah pengeluaran diare
Objektif : 3. Frekuensi defekasi membaik 5. Terapeutik :
1. Defekasi lebih dari 3x dalam 24 jam 4. Peristaltic usus membaik 6. Berikan asupan cairan oral
2. Feses lembek atau cair 7. Pasang jalur intravena
8. Berikan cairan intravena
9. Edukasi :
10. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
11. Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas dan
mengandung laktosa
12. Kolaborasi :
13. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas
14. Kolaborasi pemberian obat antispasmodic
15. Kolaborasi pemberian obat pengeras feses

SUPARMI | WOC Krisis Tiroid


Diagnosis Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif Perfusi Serebral (L.02014) Pemantauan Neurologis (I.06197)
(D.0017) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi:
Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif 3x24 jam, keadekuatan aliran darah 1. Monitor ukuran ,bentuk, kesimetrisan dan refeleks pupil
dbuktikan dengan : seerebral untuk menunjang fungsi otak
2. Monitor tingkat kesadaran
meningkat
3. Monitor tingkat orientasi
1. Penurunan kinerja ventrikel kiri
2. Fibrilasi atrium Dengan Kriteria Hasil : 4. Monitor tanda-tanda vital
1. Tingkat kesadaran meningkat 5. Monitor batuk dan refleks muntah
2. Sakit kepala menurun 6. Monitor adanya tremor
3. Gelisah menurun
7. Monitor keluhan sakit kepala
4. Nilai rata-rata tekanan darah
membaik Terapeutik :
5. Tekanan darah sistolik dan diastolik 8. Tingkatkan frekuensi pemaantauan neurologis
membaik Edukasi :
9. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

DAFTAR PUSTAKA
(Permana, 2018), (Decroli & Decroli, 2019) (De Leo et al., 2016)(Soetjipto et al., 2017)(Pandey et al., 2020)(Kaddis & Tellez,
2019)(Salwani & Amerika, 2013)(Dharmawan Harjanto et al., 2008)(Putra, 2017)
De Leo, S., Lee, S. Y., & Braverman, L. E. (2016). Hyperthyroidism. The Lancet, 388(10047), 906–918.
https://doi.org/10.1016/S0140-6736(16)00278-6
Decroli, G. P., & Decroli, E. (2019). Krisis Tiroid pada Wanita Multipara Usia 42 Tahun. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(1), 178.
https://doi.org/10.25077/jka.v8i1.988
Dharmawan Harjanto, D., Ratna Saraswati, M., & Suastika, K. (2008). Seorang Penderita Hipokalsemia Berat Oleh Karena
Hipoparatiroidisme Didapat. Journal of Internal Medicine, 9(2), 134–143.
Kaddis, A., & Tellez, T. (2019). Thyrotoxicosis: an unusual cause of syncope. American Journal of Emergency Medicine, 37(4),
797.e5-797.e6. https://doi.org/10.1016/j.ajem.2019.01.018
Pandey, R., Kumar, S., & Kotwal, N. (2020). Thyroid Storm: Clinical Manifestation, Pathophysiology, and Treatment. Goiter -

SUPARMI | WOC Krisis Tiroid


Causes and Treatment. https://doi.org/10.5772/intechopen.89620
Permana, I. G. K. A. (2018). Impending krisis tiroid pada struma multinodusa toksik dengan pneumonia komunitas. Jurnal Penyakit
Dalam Udayana, 2(1), 5–9. https://doi.org/10.36216/jpd.v2i1.13
Putra, B. F. K. (2017). Fibrilasi Atrium pada Hipertiroid. Pb Idi, 44(9), 619–621.
Salwani, D., & Amerika, D. (2013). Osteoporosis Pada Hipertiroidisme. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 13(3), 179–186.
https://doi.org/10.24815/jks.v13i3.3423
Soetjipto, S., Sinardja, K., & Wiryana, M. (2017). Penatalaksanaan Pasien Krisis Tiroid di Intensive Care Unit. Medicina Journal,
48(1), 24. https://doi.org/10.15562/medicina.v48i1.19

DAFTAR PUSTAKA KEPERAWATAN

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1 cetakan II. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus
Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 cetakan II. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus
Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 cetakan II. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus
Pusat PPNI

SUPARMI | WOC Krisis Tiroid

Anda mungkin juga menyukai