Anda di halaman 1dari 10

Laporan Pendahuluan

Asuhan Keperawatan Hyperthiroid

Untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Medikal Bedah III

Dosen Pembimbing :
Ns. Seven Sitorus, S.Kep., Sp.KMB
Ns. Martha K. Silalahi, S.Kep., M.Kep
Ilah Muhafilah S.Kp., M.Kes

Di susun oleh :
Nazwa Febriyanti Hasyartianillah (1032161048)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


Fakultas Kesehatan Universitas MH. Thamrin
Jln. Raya Bogor KM.20 Kramat Jati Jakarta Timur
A. Definisi
Tiroid (Kelenjar Gondok) merupakan kelenjar yang berbentuk cuping
kembar dan diantara keduanya terdapat daerah yang tersusun berlapis. Kelenjar ini
terdapat di bawah jakun di depan trakea. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon
tiroksin yang memengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tuhuh.
Kelenjar tiroid memproduksi T3 dan T4 dalam jumlah berlebihan yang
dapat disebabkan oleh suatu penyakit autoimun dimana system kekebalan tubuh
mneyerang kelenjar tiroid. Penyebab lain dapat berupa tumor jinak (adenoma)
yang mengakibatkan membesarnya kelenjar tiroid (goiter) atau produksi TSH
yang berlebihan oleh kelenjar pituitary; disebabkan oleh tumor pituitary
Hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat
produksi hormone tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
Karena tiroid memproduksi hormone tiroksin dari yodium, maka yodium
radioaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi
intensitas fungsinya). (NANDA NIC NOC).

B. Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat mal fungsi kelenjar tiroid akan di sertai
penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negative TH terhadap pelepasan
keduanya. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipofisis memberikan gambaran
kadar TH dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negative
dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan
memperlihatkan HT yang disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
Beberapa penyakit yang menyebabkan hipertiroidisme adalah:
1. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif dan merupakan
penyebab hipertiroid yang paling sering di jumpai. Penyakit ini termasuk penyakit
keturunan. Wanita lebih sering dari pada pria. Di duga penyebabnya adalah
penyakit autoimun, dimana antibody yang di temukan dalam peredaran darah
yaitu tyroid stimulating immunogirobulin (TSI antibodies), thyroid peroksidase
antibodies (TPO), dan TSH reseptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini
adalah stress, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur,
sensitive terhadap sinar, terasa ada pasir dimata, mata dapat menonjol keluar,
2. Toxic Nodular
Benjolan leher akibt pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau
banyak.
3. Mengkonsumsi obat hormone tiroid berlebihan
Kelalaian pasien untuk kembali control dan terus meminum obat tiroid dan
berhubungan dengan hasil lab.
4. Produksi TSH yang abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga
merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
5. Tiroiditis (radang kelenjar tiroid)
Sering terjadi pada pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca
persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiroid 2-3bulan kemudian
keluar gejala hipotiroid
6. Konsumsi yodium berlebihan
Konsumsi yodium berlebihan dapat menimbulkan hipetiroid, kelianan ini akan
timbul jika pasien sebelumnya sudah memiliki riwayat kelenjar tiroid.
C. Patoflow

Konsumsi iodium tinggi Adenoma Tiroiditis

Kerja tiroid meningkat Hiperfungsi kelenjar tiroid Gangguan fungsi


kelenjar

Hipersekresi
hormon

Tiroiditironin (T3) Tiroksin (T4) Kalsitonin

Peningkatan Pertahankan laju Ca dalam


metabolisme metabolisme darah

Otot
Hipermetabolisme kekurangan Ca

Penurunan
Peningkatan Respirasi kardiovaskuler Masukan kerja otot
suhu tubuh nutrisi
kurang dari
Takipnea Takikardi, kebutuhan
Kelemahan
Hipertermi (nafas TD / HT
otot
pendek menurun
cepat) BB
menurun
Kerusakan
Penuruan mobilitas fisik
Ketidakefektifan curah
pola nafas jantung Ketidakefektifan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
D. Manifestasi Klinis
1. Kelenjar tiroid (goiter) membesar akibat tumor
2. Penonjolan bola mata (exophthalmos) akibat erembesan lymphocytic yang
menekan bola mata
3. Berkeringat; kelebihan hormone tiroid menaikkan tingkat metabolisme
4. Nafsu makan naik karena metabolisme meningkat
5. Kecemasan akibat tingginya kadar hormone tiroid
6. Berat badan turun karena metabolisme meningkat
7. Penigkatan frekuensi denyut jantung
8. Peningatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
katekolamin
9. Cepat letih
10. Tidak tahan panas
11. Peningkatan frekuensi BAB

E. Komplikasi
1. Eksoftalmos
Perubahan ini terkait proses autoimun pada jaringan retro orbital. Klien yang
menunjukan eksoftalmos mempunyai mata yang menonjol dan pandangan yang
menetap. Eksoftalmos muncul karna proptosis, pembengkakan otot, dan edema
jaringan
2. Penyakit jantung
Takikardi dan fibrilasi atrium seringkali menyertai tirotoksikosis. Gagal jantung
kadang di temuakn pada klien lansia dengan tirotoksikosis yang sudah lama.
3. Krisis tiroid
Tirotoksikosis berpotensi menyebabkan episode akut mematikan karena overaktif
kelenjar tiroid. Ditandai dengan panas tinggi, takikardi yang berat, delirium,
dehidrasi, dan iritabilitas ekstrim.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Magnetic Resonance Imaging (RMI) – tiroid
2. Radio Iodione Uptake (RIA)
3. Antibody tiroid (Thyroid Antibodies, TA)
4. Pindai Tiroid
5. Thyroid-Stimulating Hormone (TSH)
6. Thyroid Suppression Test
7. Pemeriksaan stimulasi Thyrotropin-Releasing Hormone (TRH)
8. Tiroksin (T4)
9. Triioditironin (T3)
10. Triiodothyronine Resin Uptake (T3RU)
11. EKG ( Elektro Kardio Gram)

G. Pengkajian
1. Data biografi dan demografi
Catat data biografi dan demografi seperti umur, jenis kelamin, latar belakang
etnis, dan lokasi rumah
2. Keluhan utama
Tanyakan kepada klien kapan masalah tersebut muncul; yang meliputi durasi,
intensitas, karakteristik masalah, dan juga gangguan lainnya pada status kesehatan
klien.
3. Riwayat kesehatan sebelumnya dan Riwayat Rawat Inap
Riwayat kesehatan terdahulu, termasuk rawat inap terakhir harus diketahui, perlu
diketahui juga jika klien atau keluarganya pernah mengalami atau pernah
didiagnosa gangguan endokrin
4. Riwayat operasi bedah
Tanyakan kepada klien tentang riwayat operasi, kemoterapi, atau terapi radiasi
untuk gangguan endokrin, khususnya dibagian kepala dan leher. Radiasi, secara
khusus, dapat menyebabkan masalah kelenjar tiroid
5. Alergi
Klien harus memberitahukan riwayat alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
Secara khusus, tanyakan reaksi klien terhadap asupan yodium
6. Kebiasaan makan (Diet)
Kebiasaan makan dapat menjadi faktor yang memperburuk atau meringankan
penyakit
7. Riwayat social
Kebiasaan klien dalam mengonsumsi alcohol, merook, dan penggunaan obat
terlarang adalah informasi untuk dikaji. Tanyakan apa pekerjaan klien dan
bagaimana lingkungan tempat kerjanya. Tanyakan kepada klien tentang rumah
dan lingkungan kerjanya. Pengkajian riwayat psikososial dan gaya hidup
memberikan informasi tentang status fisik dan psikologinya. Tanyakan kepada
klien apakah menerapkan gaya hidup sehat, seperti latihan fisik dan cukup tidur?.
Secara spesifik, tanyakan tentang makanan, alcohol, obat terlarang, atau produk
tembakau sebagai penghilang stress.
8. Riwayat kesehatan keluarga
Sejumlah gangguan endokrin diturunkan dalam keluarga. Tanyakan juga tentang
riwayat keganasan yang sudah teridentifikasi. Adakah anggota keluarga lain
dengan masalah yang serupa.

H. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Hipertermia b.d peningkatan laju metabolisme

I. Intervensi
1. Ketidakefektifan pola nafas
 Tujuan :
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2x24 jam pasien diharapkan
keefektifan pola napas
 Kriteria hasil:
- Suara napas bersih, tidak ada dyspneu dan sianosis (mampu bernapas
dengan mudah)
- TTV dalam keadaan normal
- Menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama
nafas, frekueni pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara napas
abnormal)
 Intervensi
- Atur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
- Monitor TTV
- Lakukan fisioterapi dada jika

2. Hipertermia b.d peningkatan laju metabolisme


 Tujuan :
 Kriteria hasil :
- Suhu tubuh dalam rentang normal
- Nadi dan RR dalam rentang normal
- Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada
pusing
 Intervensi :
- Monitor suhu sesering mungkin
- Monitor warna dan suhu kulit
- Monitor TTV
- Berikan antipiretik
- Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab
demam

J. Evaluasi
Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa
jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses
menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri. Evaluasi
dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam
perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai
efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan
pelaksanaan.
Evaluasi disusun menggunakan SOAP
S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh
keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang objektif.
A: Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
P: Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.

Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data


sesuai dengan kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk
membuat keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan. (Nurhayati, 2011)
Daftar Pustaka
Baradero, Mary. 2009. Klien Gangguan Endokrin. Jakarta: EGC
Manurung, Nixson. 2017. Sistem Endokrin, Ed. 1, Cetakan. 1. Yogyakarta:
Deepublish
Digiulio, Mary. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Rapha
Publishing
LeMone, Priscilla. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Ed. 5,
Vol. 2. Jakarta: EGC
Elsevier. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan, Ed. 8, Buku. 2. Jakarta: Salemba Medika
NANDA. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan brdasarkan diagnose medis
& NANDA NIC NOC, jilid 2. Yogyakarta. MediAction
Nurhayati, 2011. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta:
Prodi DIII Keperawatan RSIJ FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai