Studi Kasus Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dari Mata Kuliah
Disusun oleh:
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTIROID
A. DEFINISI
Hipertiroidisme adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid lebih dari
yang dibutuhkan tubuh. Tirotoksikosis merupakan istilah yang digunakan dalam
manifestasi klinis yang terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormon
tiroid. (Black,2010) Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana
didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks
fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid
berlebihan.
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap
pengaruh metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan. Hipertiroidisme
(Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara
berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah.
Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi
akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
B. ETIOLOGI
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
a) Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang operaktif dan merupakan penyebab
hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali
lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana
antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak.
Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH
sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
c) Tiroiditis
a. Tiroiditis subakut
Pada tiroiditis subakut terjadi pembesaran kelenjar tiroid dan biasanya hilang dengan
sendirinya setelah beberapa bulan .
b. Tiroiditis postpartum
Tiroiditis postpartum terjadi sekitar 8% wanita setelah beberapa bulan melahirkan.
Penyebabnya diyakini autoimun. Seperti halnya dengan tiroiditis subakut, tiroiditis
postpartum sering mengalami hipotiroidisme sebelum kelenjar tiroid benar-benar
sembuh.
c. Tiroiditis tersembunyi
Tiroiditis tersembunyi juga disebabkan karena autoimun dan pasien tidak mengeluh
nyeri, tetapi mungkin juga trejadi pembesaran kelenjar. Tiroiditis tersembunyi dapat
mengakibatkan tiroiditis permanen.
2. Penyebab Lain
a. Penyakit troboblastis
b. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
c. Pemakaian yodium yang berlebihan
d. Kanker pituitari
e. Obat-obatan seperti Amiodarone
Sekresi hormone
tiroid yang
berlebihan
Hipertiroid
Perubahan
konduksi Infiltrasi limfosit,
Penurunan Ketidak listrik sel mast ke jar.
BB seimbangan jantung Orbital & otot-
energy otot
dengan
kebutuhan Beban kerja
tubuh jantung Eksoftalmus
meningkat
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan Resiko
Aritmia kekurangan
integritas
Takikardi
jaringan
Kurang
informasi
Resiko
kelelahan penurunan
curah jantung
Kurang
pengetuahan
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini:
1. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat
atau kelenjar tiroid.
2. TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
3. Bebas T4 (tiroksin)
4. Bebas T3 (triiodotironin)
5. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk memastikan pembesaran
kelenjar tiroid
6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.
8. CT Scan tiroid
Mengetahui posisi, ukuran dan fungsi kelenjar tiroid. Iodine radioaktif (RAI) diberikan
secara oral kemudian diukur pengambilan iodine oleh kelenjar tiroid.
9. USG
Untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid apakah massa atau nodule.
Pemeriksaan ini dapat membantu membedakan kelainan kistik atau solid pada tiroid.
KOMPLIKASI
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik
(thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid
yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar
yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila
tidak diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati
Graves, infeksi.
F. FARMAKOTERAPI
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid
(yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal
Obat-obat antitiroid selain yang disebutkan di atas adalah:
a. Carbimazole (karbimasol)
Berkhasiat dapat mengurangi produksi hormon tiroid. Mula-mula dosisnya bisa sampai 3-
8 tablet sehari, tetapi bila sudah stabil bisa cukup 1-3 tablet saja sehari. Obat ini cukup
baik untuk penyakit hipertiroid. Efek sampingnya yang agak serius adalah turunnya
produksi sel darah putih (agranulositosis) dan gangguan pada fungsi hati. Ciri-ciri
agranulositosis adalah sering sakit tenggorokan yangtidak sembuh-sembuh dan juga
mudah terkena infeksi serta demam. Sedangkan ciri-ciri gangguan fungsi hati adalah rasa
mual, muntah, dan sakit pada perut sebelah kanan, serta timbulnya warna kuning pada
bagian putih mata, kuku, dan kulit.
b. Kalmethasone (mengandung zat aktif deksametason)
Merupakan obat hormon kortikosteroid yang umumnya dipakai sebagai obat anti
peradangan. Obat ini dapat digunakan untuk menghilangkan peradangan di kelenjar tiroid
(thyroiditis).
c. Artane (dengan zat aktif triheksilfenidil)
Obat ini sebenarnya obat anti parkinson, yang dipakai untuk mengatasi gejala-gejala
parkinson, seperti gerakan badan yang kaku, tangan yang gemetar dan sebagainya. Di
dalam pengobatan hipertiroid, obat ini dipakai untuk mengobati tangan gemetar dan
denyut jantung yang meningkat. Namun penggunaan obat ini pada pasien dengan
penyakit hipertiroid harus berhati-hati, bahkan sebaiknya tidak digunakan pada pasien
dengan denyut jantung yang cepat (takikardia). Pada pasien yang denyut nadinya terlalu
cepat (lebih dari 120 kali per menit) dan tangan gemetar biasanya diberi obat lain yaitu
propranolol, atenolol, ataupun verapamil.
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Tanyakan riwayat timbulnya gejala yang berkaitan dengan metabolisme yang
meningkat, hal ini mencakup laporan klien dan keluarga mengenai keadaan klien
yang mudah tersinggung (irritabel) dan peningkatan reaksi emosionalnya.
b. Kaji dampak perubahan yang dialami pada interaksi klien dengan keluarga, sahabat
dan teman sekerjanya.
c. Tanyakan riwayat penyakit yang lalu mencakup faktor pencetus stres dan
kemampuan klie unruk mengatasinya.
d. Kaji status nutris
e. Kaji timbulnya gejala yang b.d haluaran sistem saraf yang berlebihan dan perubahan
pada penglihatan dan penampakkan mata.
f. Kaji keadaan jantung klien secara berkala meliputi frekuensi,, tekanan darah, bunyi
jantung, dan denyut nadi perifer.
g. Kaji kondisi emosional dan psikologis.
h. Pengkajian klien juga ditujukan untuk mendeteksi iritabilitas, ansietas, gangguan
tidur, apati, dan letargi.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien dengan hipertiroid
adalah sebagai berikut :
a. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
b. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
c. Diare berhubungan dengan program pengobatan
d. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan b.d perubahan
frekuensi jatung
e. Risiko hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif
f. Keletihan berhubungan dengan program perawatan/ pengobatan jangka panjang
g. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
3. INTERVENSI
perencanaan keperawatan merukan suatu proses penyususnan bebrabagia intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi
masalah-masalah klien. Adapun proses perencanaan keperawatan pada klien dengan
hipertiroid adalah:
a. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
Tujuan : Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai
dengankebutuhan tubuh.
Kriteria hasil:
1) Nadi perifer dapat teraba normal
2) Vital sign dalam batas normal.
3) Pengisian kapiler normal
4) Status mental baik
5) Tidak ada disritmia
Intervensi:
1) Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika
memungkinkan.
2) Perhatikan besarnya tekanan nadi
3) Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan pasien.
4) Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti
krekels)
5) Observasi tanda dan gejala haus yang hebat,mukosa membran kering, nadi
lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi
b. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan).
Tujuan : Penurunan nutrisi tidak terjadi.
Kriteria hasil : Menunjukan berat badan yang stabil, disertai nilai laboratorium
normal dan terbebas dari tanda-tanda malutrisi.
Intervensi:
1) Auskultasi bising usus
2) Catat dan laporkan adnya anoreksia kelemahan umum/ nyeri abdomen mual
muntah.
3) Pantau masukan makanan setiap hari. Timbang berat badan setiap hari serta
laporkan adanya penurunan berat badan
4) Konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diit tinggi kalori, tinggi
protein, karbohidrat dan vitamin
5) Berikan obat sesuai indikasi : glukosa, vitamin B kompleks.
c. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
perubahan mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak
mata/eksoftalmus.
Tujuan : kerusakan integritas jaringa tidak terjadi
Kriteria hasil : mempertahankan kelembaban membran mukosa terbebas dari
ulkus dan mampu mengidentufikasi tindakan untuk memberikan perlindungan
pada mata
Intervensi:
1) Observasi edema periorbital, gangguan penutupan kelopak mata, gangguan
penutupan kelopak mata, lapang pandang penglihatan sempit, air mata yang
berlebihan.
2) Catatadanya fotophobia, rasa adanya benda di luar mata dan nyeri pada mata
3) Evalusi ketajaman mata, laporkan adanya pandangan mata kabur atau
pandangan ganda (diplopia).
4) Bagian kepala tempat tidur di tinggikan dan batasi pemasukan garam jika ada
indikasi
5) Instruksikan agar pasien melatih otot mata ekstraokuler jika memungkinkan.
6) Kolabrasi berikan obat sesuai indikasi : obat tetes mata metilselulosa, ACTH,
prednison, obat anti tiroid, diuretik.
7) Siapkan pembedahan sesuai indikasi
d. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik.
Tujuan : Ansietas tidak terjadi.
Kriteria hasil : Melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi. Klien
mampu mengidentifikasi cara hidup sehat
Intervensi:
1) Observasi tingkah laku yang menunjukan tingkat ansietas.
2) Pantau respon fisik, palpitasi, gerakan yang berulang-ulang, hiperventilasi,
insomnia.
3) Kurangi stimulasi dari luar : tempatkan pada ruangan yang tenang
4) Terangkan bahwa pengendalian emosi itu harus tetap diberikan sesuai
dengan perkembangan terapi obat.
5) Berikan obat ansietas (transquilizer,sedatif) dan pantau efeknya.
4. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak .
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
Jl.. Jend.A.H Nasution No. G.14 Anduonohu Kota Kendari 93232
Telp. (0401) 3190492 Fax. (0401) 3193339 e-mail poltekkeskendari@yahoo.com
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama Lengkap : T n. G
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki
3. Umur/Tanggal Lahir : 32 Tahun
4. Status Perkawinan : Menikah
5. Agama : Islam
6. Suku Bangsa : Jawa
7. Pendidikan : SD
8. Pekerjaan : Tani
9. Pendapatan :
10. Tanggal MRS : 22 November
B. Identitas Penanggung
1. Nama Lengkap : Tn. A
2. Jenis kelamin : Laki-laki
3. Pekerjaan : wiraswasta
4. Hubungan dengan klien : Saudara kandung
5. Alamat : Desa Motaha
C. Penyebab/faktor pencetus :
1. Sifat keluhan : Klien mengatakan sering kepanasan
2. Lokasi dan penyebarannya : Klien mengatakan hanya dibagian dada
3. Skala keluhan : Klien mengatakan Skala diangka 7
4. Mulai dan lamanya keluhan : Klien mengatakan sejak 3 hari yang lalu ia
Sering merasakan jantungya berdebar
5. Hal-hal yang meringankan/memperberat : klien mengatakan sangat cepat
lelah dan lemas saat aktivitas
32
Keterangan:
Generasi I : Kakak kandung klien meninggal karena kecelakaan
Generasi II : klien mengala
Generasi III : anak klien sehat
b. Riwayat kesehatan anggota keluarga
1. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa: tidak….
2. Apakah ada keluarga yang mempunyai penyakit menular atau menurun
(Tidak)…..……………………….
V. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah : ………130/80……..mmHg
2. Pernapasan : 25 kali / menit, Irama :……………
3. Nadi : 108 kali / menit, regular/ireguler : ………
4. Suhu badan : 38,8 0C
2. Berat badan dan tinggi badan
1. Berat badan : …60…..Kg
2. Tinggi badan : …168……….Cm
3. IMT :… 21,25……..
3. Kepala :
1. Bentuk kepala : simetris kiri dan kanan
2. Keadaan kulit kepala: bersih
3. Nyeri kepala / pusing: sedikit pusing
4. Distribusi rambut: hitam
5. Rambut mudah tercabut : …tidak ada………………….
6. Alopesia : ……………………tidak ada…………….
7. Lain-lain : ……………………………………
4. Mata
1. Kesimetrisan : ……simetrsi (normal)………………………….
Edema kelopak mata : …… ada pembengkakan………
2. Ptosis : ………tidak ada (normal )……………………..
3. Sklera : ……… putih (Normal) ……………………….
4. Konjungtiva : …… tidak pucat Normal ……………………….
5. Ukuran Pupil : tidak ada dilatasi pupil (Normal)………
6. Ketajaman Penglihatan : …mampu melihat dengan jelas (Normal)
7. Pergerakan Bola Mata : tidak ada nistagmus(Normal )…………
8. Lapang pandang : …mampu melihat kesisi samping(normal)……
9. Diplopia : ………tidak ada… …………
10. Photohobia : ……… tidak ada penglihatan ganda(Normal) ……
11. Nistagmus : …bola mata tidak bergerak cepat……(Normal) …
12. Reflex kornea : ………Normal…………………….
13. Nyeri : ………tidak ada nyeri …………………….
14. Lain – lain : …mata agak menonjol keluar…(abnormal)…
5. Telinga
1. Kesimetrisan : simetris(normal)…………………………….
2. Sekret : tidak ada……………………………….
3. Serumen : tidak ada…………………………….
4. Ketajaman pendengaran : baik,dapat mengulangi kata yang dibisikan
5. Tinnitus : …tidak ada tinitus……………………
6. Nyeri : …tidak ada nyeri…………………………
7. Lain – lain : ……………………………….
6. Hidung
1. Kesimetrisan : …………simetris…………………….
2. Perdarahan : …………tidak ada…………………….
3. Sekresi : …………tidak ada…………………….
4. Fungsi penciuman : …………fungsi penciuman baik …….
5. Nyeri : …………tidak ada…………………….
6. Lain – lain : ……………………………….
7. Mulut
1. Fungsi berbicara : ………mampu berbicara(normal)……
2. Kelembaban bibir : ………sedikit kering……………………….
3. Posisi uvula : …simetris tengah……(normal)………
4. Mukosa : ……tidak kering…………(normal)………………
5. Keadaan tonsil :……tidak ada peradangan(normal)…….
6. Stomatitis : … tidak ada stomatitis(sariawan)………………
7. Warna lidah : … merah muda (Normal)………………………….
8. Tremor pada lidah : ……tidak ada tremor………………………….
9. Kebersihan lidah : … bersih ………………………….
10. Bau mulut : ……tidak ada(normal)………………………….
11. Kelengkapan gigi : ……lengkap………………………….
12. Kebersihan gigi : ……bersih………………………….
13. Karies : ……tidak ada karies(normal)…………….
14. Suara parau : ……tidak ada………………………….
15. Kesulitan menelan : ……tidak ada……………………….
16. Kemampuan mengunyah : …mampu mengunyah(normal)…………
17. Fungsi mengecap : ……mampu membedakan rasa (normal)…
18. Lain – lain : ……………………………….
8. Leher
1. Mobilitas leher :……baik (Normal)…………………………….
2. Pembesaran kel. Tiroid : …… ada pembesaran (abnormal)
3. Pembesaran kel. limfe : ……tidak ada pembesaran (normal)……
4. Pelebaran vena jugularis : …tidak ada…peningkatan tekanan (JVP)
……
5. Trakhaea : ………………………………….
6. Lain-lain : ………………………………….
9. Thoraks
Paru – paru
1. Bentuk dada : tidak ada kelainan seperti(burrel chest))…
2. Pengembangan dada tidak ada masalah
3. Retraksi dinding dada : …retraksi dinding dada(-)…
4. Tanda jejas : …tidak ada jejas……………………………..
5. Taktil fremitus : taktil fremitus baik……………………
6. Massa : tidak ada massa…………………………….
7. Dispnea …tidak…ada (RR ;25 X/menit)…………………
8. Ortopnea : tidak ada ortopnea… ………………………
9. Perkusi thoraks : hipersonor…………………………….
10. Suara nafas : …………………
11. Bunyi nafas tambahan : tidak terdapat bunyi nafas tambahan
12. Nyeri dada : tidak terdapat nyeri saat bernafas…………………
13. Lain-lain : -……………………………….
Jantung
1. Iktus kordis : tonjolan kecil yang sifatnya lokal (Normal)………
2. Ukuran jantung : -…………………………….
3. Nyeri dada : tidak terdapat nyeri saat
bernafas……………………
4. Palpitasi : tidak ada palpitasi……………………………….
5. Bunyi jantung : tidak ada bunyi jantung tambahan(normal)………
6. Lain-lain : -klien merasa jatungnya berdebar-debar…………
10. Abdomen
1. Warna kulit : ……sawo matang………………………………..
2. Distensi abdomen : ……tidak ada distensi abdomen
3. Ostomy : ……tidak ada ostomy……………………………….
4. Tanda jejas : ……tidak ada jejas……………………………….
5. Peristaltik : ……7 X/Menit)Normal ………………….
6. Perkusi abdomen : ……………………
7. Massa : …tidak ada ………Lokasi :…
8. Nyeri tekan : tidak…ada ……….Lokasi : …
9. Lain - lain : ……………………………………..
11. Genitalia
Pria
1. Keadaan meatus uretra eksterna : baik
2. Lesi pada genital : …… baik……………………
3. Scrotum : …baik…(norma)………
4. Pembesaran prostat : Tidak ada pembesaran
5. Pendarahan : Tidak ada pendarahan…
6. Lain – lain : ………………………………
Wanita
1. Keadaan meatus uretra eksterna :
2. Leukorrhea : ………………
3. Perdarahan :
4. Lesi pada genital : …………………
5. Lain - lain : -
B. Studi diagnostic :
VIII. Tindakan medik/pengobatan
- Infus RL 20 tts/menit
- Carbimazole 1- tablet sehari
- Klamethazone 0,5-1 gr/hari IV setiap 8 jam
Kendari,
Mahasiswa
Amriani Samad
Klasifikasi Data
DS :
DO :
Pemeriksaan laboratorium
- Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KOMPRES HANGAT
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN 1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Menurunkan suhu tubuh
3. Mengurangi rasa sakit
4. Memberi rasa hangat,nyaman dan tenang pada
klien
KEBIJAKAN Ada tenaga perawat dan tersedia alat yang dibutuhkan
PROSEDUR Persiapan alat
1. Larutan kompres berupa air hangat 40° dalam
wadah (kom)
2. Handuk / kain / washlap untuk kompres
3. Handuk pengering
4. Sarung tangan
5. Termometer
Persiapan pasien
1. Persiapkan lingkungan yang aman dan tenang
2. Jelaskan tujuan prosedur
3. Membuat kontrak waktu
4. Berikan privasi pada klien.
5. Mengatur posisi nyaman
Penatalaksanaan:
1. Beri tahu klien, dan siapkan alat, klien, dan
lingkungan
2. Cuci tangan/pakain sarung tangan
3. Ukur suhu tubuh
4. Basahi kain pengompres dengan air, peras kain
sehingga tidak terlalu basah
5. Letakkan kain pada daerah yang akan dikompres
(dahi, ketiak, perut, leher, bagian belakang)
6. Tutup kain kompres dengan handuk kering
7. Apabila kain telah kering atau suhu kain relatif
menjadi dingin, masukkan kembali kain kompres ke dalam
cairan kompres dan letakkan kembali di daerah kompres,
lakukan berulang-ulang hingga efek yang diinginkan
dicapai
8. Evaluasi hasil dengan mengukur suhu tubuh klien
setelah 20 menit
9. Setelah selesai, keringkan daerah kompres atau
bagian tubuh yang basah dan rapikan alat
10. Cuci tangan
Evaluasi
1. Respon klien
2. Alat kompres terpasang dengan benar
3. Suhu tubuh klien membaik
Dokumentasi
1. Waktu pelaksanaan
2. Catat hasil dokumentasi setiap tindakan yang
dilakukan dan di evaluasi
3. Nama perawat yang melaksanakan
1. Pastikan suhu air yang digunakan untuk kompres aman bagi kulit
2. Jika setelah 20 menit tidak tejadi penurunanan suhu badan segera berikan
Obat penurun panas segera.
3. Pada penggunaan kompres hangat yang berlangsung lama jangan lupa memerksa kulit
penderita
4. Jika kompres diberikan dengan kantong air hangat dibagian tubuh yang
telanjang,lapisi kantong dengan flannel atau handuk.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Hardi .2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan NANDA NIC – NOC. Edisi 1 Revisi. Yogyakarta : Mediaction.
Black & Hawks. (2005). Medical Surgical Nursing: Clinical Management for Positive
Outcomes, 7th Edition. Philadelphia: Elsevier Saunders
Doenges, Marilyn B, dkk. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.
Jakarta : EGC.
Hidayat, A. Azis Alimul .2005. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan.
Jakarta : EGC
http://id.wikipedia.org/wiki/Hipertiroidisme
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, Edisi 4. Jakarta.
Interna Publishing.
Nassisi D .2008. Stroke, Hemorrhagic. Departement of Emergency Medicine, Nursalam.
2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC
Price, S.A & Wilson. L.M. .2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 vol 2. Jakarta: EGC