Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN PENDAHULUAN

Keperawatan Komunitas pada Keluarga

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktik PLKK Keperawatan Komunitas yang
Dibimbing Oleh Ns. Achmad Efendi,S.Kep

DISUSUN OLEH:

NAMA: HERLINA DWI JAYANTI


NIM: 2018.02.020

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BANYUWANGI
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan keperawatan keluarga pada hipertiroid di lingkungan Papring Kecamatan Kalipuro


Kabupaten Banyuwangi Tahun 2021.

Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik laboratorium klinik (PLKK)
Keperawatan keluarga yang dilaksanakan pada 05 – 16 Juli 2021.

Laporan ini telah disetujui pada tanggal Juli 2021

Oleh

Pembimbing institusi

( Ns. Achmad Efendi. S.Kep)

NIK. 06.082.0913

(HERLINA DWI JAYANTI)

201802020
I. Konsep Hipertiroid

A. Definisi

Hipertiroid atau tirotoksikosis merupakan suatu ketidakseimbangan


metabolisme yang terjadi karena produksi berlebihan hormon tiroid (Kowalak,
2011). Faktor risiko gangguan tiroid diantaranya, umur, jenis kelamin
(perempuan lebih beresiko terjadi gangguan tiroid), genetik, merokok, stress,
riwayat penyakit keluarga, zat kontras yang mengandung iodium, dan obat-
obatan tertentu (Kemenkes RI, 2015).

Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana


didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu
kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan
memberikan hormon tiroid berlebihan. Hipertiroidisme dapat didefinisikan
sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh metabolik terhadap
hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson: 337) Hipertiroidisme
(Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja
secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di
dalam darah. Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan.
Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin: 296).

B. Etiologi

Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis,


atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan
disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap
pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipofisis memberikan
gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan
balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus
akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
Menurut Tarwoto,dkk (2012) penyebab hipertiroid diantaranya adenoma
hipofisis, penyakit graves, modul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium
dan pengobatan hipotiroid.
1. Adenoma hipofisis Penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar
hipofisis dan jarang terjadi
2. Penyakit graves Penyakit graves atau toksi goiter diffuse merupakan
penyakit yang disebabkan karena autoimun, yaitu dengan terbentuknya
antibody yang disebut thyroid-stimulatin immunoglobulin (TSI) yang
melekati sel-sel tiroid. TSI merinu tindakan TSH dan merangasang tiroid
untuk membuat hormon tiroid terlalu banyak. Penyakit ini dicirikan
adanya hipertiroidisme, pembesaran kelenjar tiroid atau (goiter) dan
eksoftalmus (mata yang melotot).
3. Tiroditis Tiroditis merupakan inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya
disebabkan oleh bakteri seperti streptococcus pyogenes, staphycoccus
aureus dan pnemucoccus pneumonia. Reaksi peradangan ini
menimbulkan pembesaran pada kelenjar tiroid, kerusakan sel dan
peningkatan jumlah hormon tiroid. Tiroditis dikelompokan menjadi
tiroiditis subakut, tiroiditis posetpartum, dan tiroiditis tersembunyi. Pada
tiroiditis subakut terjadi pembesaran kelenjar tiroid dan biasanya hilang
dengan sendirinya setelah beberapa bulan. Tiroiditis pesetpartum terjadi
sekitar 8% wanita setelah beberapa bulan melahirkan. Penyebabnya
diyakini karena autoimun. Seperti halnya dengan tiroiditis subakut,
tiroiditis wanita dengan posetpartum sering mengalami hipotiroidisme
sebelum kelenjar tiroid benar-benar sembuh. Tiroiditis tersembunyi juga
disebabkan juga karna autoimun dan pasien tidak mengeluh nyeri, tetapi
mungkin juga terjadi pembesaran kelenjar. Tiroiditis tersembunyi juga
dapat mengakibatkan tiroiditis permanen.
4. Konsumsi yodium yang berlebihan, yang mengakibatkan peningkatan
sistesis hormon tiroid.
5. Terapi hipertiroid, pemberian obat obatan hipotiroid untuk menstimulasi
sekresi hormon tiroid. Penggunaan yang tidak tepat menimbulkan
kelebihan jumlah hormon tiroid.

C. Manifestasi Klinis

Gejala-gejala hipertiroid berupa manifestasi hipermetabolisme dan


aktivitas simpatis yang berlebihan (Price dan Wilson, 2005). Pada umumnya,
gejala hipertiroid dapat dibedakan menjadi dua yaitu gejala mayor dan minor.
Gejala-gejala mayor, antara lain strauma, takikardi, tekanan nadi melebar,
eksoftalmus, dan nervositas. Sedangkan gejala-gejala minor, antara lain
tremor, intoleransi aktivitas, dan berat badan menurun.
Gejala-gejala lain dari hipertiroid seperti nafsu makan meningkat,
banyak berkeringat, kulit panas, emosi labil, dan sering buang air besar (diare)
(Naga, 2012). Perempuan pramenopause yang menderita hipertiroid
cenderung mengalami oligomenore dan amenore. Secara umum, gejala
neurologic mendominasi gambaran klinis pada individu yang lebih muda,
sementara gejala kardiovaskuler dan miopati menonjol pada pasien yang lebih
tua (Isselbacher dkk, 2012).

D. Klasifikasi

Dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya terbagi menjadi 2, yaitu:


Hipertiroid Primer: Terjadinya hipertiroid karena berasal dari kelenjar tiroid
itu sendiri, contohnya: Penyakit grave, Functioning adenoma, Toxic
multinodular goiter, Tiroiditis. Hipertiroid Sekunder : Jika penyebab
hipertiroid berasal dari luar kelenjar tiroid,contohnya :Tumor hipofisis,
Pemberian hormone tiroid dalam jumlah besar, Pemasukan iodium berlebihan.
E. Patofisiologi

Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter


toksika, dan tiroiditis. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar
tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan
banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel,
sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan
dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan
sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada
normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada
sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi
immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin),
yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang
mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel,
dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien
hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI
meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada
kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya
berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh
TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis
anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon
hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel
sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering
berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid
yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas
normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang
penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan
sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme
ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15
kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal.
Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek
hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi
merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan
periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.
F. Pathway

Sekresi hormone tiroid yang


berlebihan

hipertirod

hipermetabolisme aktivitas simpatik Gerakan kelopak mata


meningkat berlebihan lambat dari bola mata

berat badan ketidakseimbangan perubahan kondisi infiltrasi


energi dengan kebutuhan listrik jantung limfosit
tubuh

Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan kelelahan beban kerja jantung
meningkat
eksoftalmus

kurang informasi

aritmia Resiko kerusakan


integritas kulit
Kurang
pengetahuan
Resiko penurunan
curah jantung

G. Pemeriksaan Penunjang

Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini:


1. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4),
TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan
lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar
tiroid.
2. TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
3. Bebas T4 (tiroksin)
4. Bebas T3 (triiodotironin)
5. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk
memastikan pembesaran kelenjar tiroid
6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat
menyebabkan hiperglikemia.
Test penunjang lainnya
1. CT Scan tiroid Mengetahui posisi,ukuran dan fungsi
kelenjar tiroid. Iodine radioaktif (RAI) diberikan secara oral
kemudian diukur pengambilan iodine oleh kelenjar
tiroid.normalnya tiroid akan mengambil iodine 5-35% dari
dosis yang diberikan setelah 24 jam, pada pasien
Hipertiroid akan meningkat.
2. USG, untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar
tiroid apakah massa atau nodule.
3. ECG untuk menilai kerja jantung, mengetahui adanya
takhikardia, atrial fibrilasi dan perubahan gelombang P dan
T (Tarwoto,dkk.2012)

H. Penatalaksanaan

Menurut Tarwoto,dkk (2012) tujuan pengobatan adalah untuk


membawa tingkat hormon tiroid keadaan normal, sehingga mencegah
komplikasi jangka panjang, dan mengurangi gejala tidak nyaman. Tiga pilihan
pemberian obat-obatan, terapi radioiod, dan pembedahan.
1. Obat-obatan antitiroid
a. Propylthiouracil (PTU), merupakan obat antihipertiroid
pilihan, tetapi mempunyai efek samping agranulocitosis
sehingga sebelum di berikan harus dicek sel darah
putihnya. PTU tersedia dalam bentuk tablet 50 dan 100
mg.
b. Methimozole (Tapazole), bekerja dengan cara memblok
reaksi hormon tiroid dalam tubuh. Obat ini mempunyai
efek samping agranulositosis, nyeri kepala, mual
muntah, diare, jaundisce, ultikaria. Obat ini tersedia
dalam bentuk tablet 3 dan 20 mg.
c. Adrenargik bloker, seperti propanolol dapat diberikan
untuk mengkontrol aktifitas saraf simpatetik. Pada
pasien graves yang pertama kali diberikan OAT dosis
tinggi PTU 300-600mg/hari atau methimazole 40-
45mg/hari.
2. Radioiod Terapi
Radio aktif iodin-131, iodium radio aktif secara bertahap akan
melakukan sel-sel yang membentuk kelenjar tiroid namun tidak
akan menghentikan produksi hormon tiroid.
3. Bedah Tiroid
Pembedahan dan pengangkatan total atau parsial
(tiroidektomy). Operasi efektif dilakukan pada pasien dengan
penyakit graves. Efek samping yang mungkin terjadi pada
pembedahan adalah gangguan suara dan kelumpuhan saraf
kelenjar tiroid.
I. Komplikasi

Menurut Tarwoto,dkk (2012)


1. Eksoftalmus, keadaan dimana bola mata pasien menonjol
benjol keluar, hal ini disebabkan karena penumpukkan cairan
pada rongga orbita bagian belakang bola mata. Biasanya terjadi
pasien dengan penyakit graves.
2. Penyakit Jantung, terutama kardioditis dan gagal jantung.
3. Stromatiroid (tirotoksikosis), pada periode akut pasien
mengalami demam tinggi, takikardia berat, derilium, dehidrasi,
dan iritabilitas ekstrim. Keadaan ini merupakan keadaan
emergency sehingga penganganan lebih khusus. Faktor
presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah
hipertiroidisme yang tidak terdiagnosis dan tidak tertangani,
infeksi, ablasitiroid, pembedahan, trauma, miokardiak infark,
overdosis obat. Penanganan pasien dengan stromatiroid adalah
dengan menghambat produksi hormon tiroid, menghambat
konfersi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon terhadap
jaringan tubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat
kerja hormon tersebut diantaranya sodium ioded intravena,
glococorticoid, dexamethasone, dan propylthiouracil oral. Beta-
blockers diberikan untuk menurunkan efek stimulasi saraf
simpatik dan takikardia.
II. Konsep ASKEP

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan data yang perlu dikaji pada proses perawatan
keluarga menurut Friedman (2010) meliputi data dasar keluarga, lingkungan
keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga dan
fungsi perawatan kesehatan.
a. Data dasar keluarga, data yang perlu dikaji antara lain: nama keluarga,
alamat dan nomor telepon, komposisi keluarga, tipe keluarga, latar
belakang budaya (etnis), identifikasi religi, status kelas keluarga,
aktivitas rekreasi dan waktu senggangkeluarga.
b. Data lingkungan keluarga, data yang perlu dikaji antara lain:
karakteristik rumah, karakteristik dan lingkungan sekitar dan
komunitas yang lebih besar, mobilitas geografi keluarga, perkumpulan
dan interaksi keluarga dengan masyarakat, serta sistem-sistem
pendukung keluarga.
c. Struktur keluarga yang terdiridari:
1) pola komunikasi keluarga: data yang harus dikaji adalah observasi
seluruh anggota keluarga dalam berhubungan satu sama lain, apakah
komunikasi dalam keluarga berfungsi atau tidak, seberapa baik setiap
anggota keluarga menjadi pendengar, jelas dalam penyampaian,
perasaan terhadap komunikasi dan interaksi apakah keluarga
melibatkan emosi atau tidak dalam penyampaian pesan.
2) Struktur kekuatan keluarga: yang perlu dikaji antara lain: siapa yang
mengambil keputusan dalam keluarga, siapa yang mengambil
keputusan penting seperti anggaran keluarga, pindah kerja, tempat
tinggal, mengatur disiplin dan aktivitas anak serta proses dalam
pengambilan keputusan dengan concerisus tawar-menawar dan
sebagainya.
3) Struktur peran keluarga: data yang dapat dikaji dalam peran formal
adalah peran dan posisi formal setiap anggota keluarga tidak ada
konflik dalam peran, bagaimana perasaan terhadap perannya. Jika
dibutuhkan dapatkah peran berlaku fleksibel. Jika ada masalah dalam
peran siapa yang mempengaruhi anggota keluarga, siapa yang
memberikan mereka penilaian tentang pertumbuhan, pengalaman
baru, peran dan tekhnik komunikasi.
4) Peran informal: peran informal dan peran yang tidak jelas apa yang
ada di dalam keluarga. Bagaimana anggota keluarga melaksanakan
perannya, apakah sudah sesuai posisi keluarga dengan peran yang
dilaksanakannya, apabila peran tidak terlaksana tanyakan siapa yang
biasanya melaksanakan peran tersebut sebelumnya dan
apapengaruhnya.
5) Nilai dan budaya, data yang dapat dikaji adalah nilai-nilai yang
dominan yang dianut oleh keluarga, nilai keluarga seperti siapa yang
berperan dalam mencari nafkah, kemauan dan penguasaan lingkungan,
orientasi masa depan, kegemaran-kegemaran keluarga, apakah ada
kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dan komunitas yang lebih luas,
apakah ada kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dan nilai-nilai sub
sistem keluarga, bagaimana pentingnya nilai-nilai terhadap keluarga,
apakah keluarga menganut nilai-nilai keluarga secara sadar atau tidak,
apakah ada konflik nilai yang menonjol dalam keluarga itu sendiri,
bagaimana nilai-nilai mempengaruhi kesehatankeluarga.
b. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif, atau yang dapat dikaji antara lain: pola kebutuhan
keluarga dan respon, apakah anggota keluarga merasakan keutuhan
individu lain dalam keluarga, apakah orang tua/pasangan mampu
menggambarkan kebutuhan persoalan lain dan anggota yang lain,
bagaimana sensitifnya anggota keluarga dengan melihat tanda-tanda
yang berhubungan dengan perasaan dan kebutuhan orang lain, apakah
anggota keluarga mempunyai orang yang dapat dipercayainya saling
memperhatikan, sejauh mana anggota keluarga memberikan perhatian
satu sama lain, bagaimana mereka sating mendukung, apakah terdapat
perasaan akrab dan intim diantara lingkungan hubungan keluarga,
sebaik apa hubungan anggota keluarga dengan anggota yang lain,
apakah ada kedekatan khusus anggota keluarga dengan anggota
keluarga yang lain, keterpisahan dan keterikatan, bagaimana keluarga
menanamkan perasaan kebersamaan dengan anggota keluarga, apakah
sudah sesuai perpisahan yang terjadi di keluarga dengan tahap
perkembangan di keluarga.
2) Fungsi sosial, data yang perlu dikaji adalah: bagaimana keluarga
membesarkan anak dan keluarga dalam area orang: kontrol perilaku,
disiplin, penghargaan, hukuman, otonomi dan ketergantungan,
memberi dan menerima cinta serta latihan perilaku sesuai dengan usia,
siapa yang menerima tanggung jawab.
3) Fungsi sosialisasi atau peran membesarkan anak/fungsi anak, apakah
fungsi tersebut dipikul bersama, bagaimana cara pengaturannya,
bagaimana anak-anak dihargai oleh keluarga kebudayaan yang dianut
dalam membesarkan anak, apakah keluarga merupakan resiko tinggi
mendapat masalah dalam membesarkan anak, faktor resiko apa yang
memungkinkan, apakah lingkungan memberikan dukungan dalam
perkembangan anak seperti tempat bermain dan istirahat (kamar
tidursendiri).
4) Fungsi reproduksi, data yang perlu dikaji, berapa jumlah anak,
bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak, metode apa yang
digunakan keluarga dalam pengendalian jumlahanak.
c. Stress dan koping keluarga hal yang perlu dikaji, stressor jangka pendek
dan jangka panjang, kemampuan keluarga berespondalam masalah, strategi
koping yang digunakan, strategi adaptasi difungsional dan pemeriksaan
fisik dilakukan secara head tohead.
d. Fungsi perawatan kesehatan dalam melaksanakan lima tugas kesehatan
keluarga, hal yang perlu dikaji meliputi:
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, data yang perlu
dikaji, pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan asam urat
yang meliputi pengertian, faktor penyebab, tanda dan gejala dan
persepsi keluarga terhadapmasalah.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang
tepat untuk mengatasi masalah asam urat, hal yang perlu dikaji adalah
kemampuan keluarga tentang pengertian, sifat dan luasnya masalah
asam urat, apakah masalah dirasakan keluarga. apakah keluarga
pasrah terhadap masalah, apakah keluarga akut dan akibat tindakan
penyakitnya, apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap
masalah kesehatan, apakah ada informasi yang salah terhadap
tindakan dalam menghadapimasalah.
3) Untuk mengetahui kemampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan asam urat, data yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga
mengetahui keadaan penyakit, bagaimana sifat dan perkembangan
perawatan yang dibutuhkan, bagaimana pengetahuan keluarga tentang
fasilitas yang diperlukan untuk perawatan, apakah keluarga
mengetahui sumber-sumber yang ada, sikap keluarga terhadapsakit.
4) Kemampuan keluarga untuk memelihara lingkungan rumah yang
sehat, hal yang perlu dikaji adalah pengetahuan keluarga tentang
sumber-sumber yang dimiliki keluarga, bagaimana keluarga melihat
keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan, sejauh mana
keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi, keluarga
mengetahui upaya pencegahan penyakit, bagaimana sikap atau
pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi, sejauh mana
kekompakankeluarga.
5) Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan, hal
yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan
fasilitas kesehatan, keuntungan-keuntungan dari fasilitas kesehatan,
tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan atau fasilitas
kesehatan, ada pengalaman yang kurang baik terhadap fasilitas
kesehatan yang terjangkau oleh keluarga.
2. Diagnosa keperawatan
SDKI:
1) Defisit pengetahuan tentang penyakit b/d kurang terpapar informasi
(D.0111)
2) Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan menelan makanan (D.0019)
3) Keletihan b/d kondisi fisiologis (D.0057)
4) Risiko penurunan curah jantung b/d perubahan irama jantung (D.0011)
5) Risiko gangguan integritas jaringan b/d (D.0139)

3. Intervensi keperawatan
SIKI & SLKI:
1) Tingkat pengetahuan (L.12111)
Tujuan: setelah dilakukan pengkajian selama satu minggu diharapkan
tingkat pengetahuan terhadap penyakit meningkat.
Kriteria hasil:
a. Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat
b. Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun
c. Perilaku membaik

Intervensi: (promosi kesiapan penerimaan informasi I.12470)


 Observasi
a) Identifikasi informasi yang akan disampaikan
b) Identifikasi pemahaman tentang kondisi
penyakit saat ini
c) Identifikasi kesiapan menerima informasi

 Terapiutik
a) Lakukan penguatan potensi pasien dan keluarga
untuk menerima informasi
b) Libatkan pengambilan keputusan dalam
keluarga untuk menerima informasi
c) Fasilitasi akses pelayanan pada saat dibutuhkan

 Edukasi
a) Berikan informasi berupa alur, leaflet atau
gambar untuk memudahkan pasien mendapatkan
informasi kesehatan.

2) Status nutrisi (L.03030)


Tujuan: setelah dilakukan pengkajian selama satu minggu diharapkan
status nutrisi membaik
Kriteria hasil:
a. Berat badan IMT membaik
b. Frekuensi makan membaik
c. Nafsu makan membaik

Intervensi: (manajemen nutrisi I. 03119)


 Observasi
a) Identifikasi nutrisi
b) Identifikasi makanan yang disukai
c) Monitor asupan makanan
 Terapeutik
a) Fasilitasi menentukan pedoman diet
b) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
c) Berikan makanan tinggi kalori tinggi protein
 Edukasi
a) Ajarkan diet yang diprogramkan

3) Tingkat keletihan (L.05046)


Tujuan: setelah dilakukan pengkajian selama satu minggu tingkat
keletihan menurun
Kriteria hasil:
a. Kemampuan melakukan aktivitas rutin meningkat
b. Lesu menurun
c. Sakit kepala menurun

Intervensi: (manajemen energi I.05178)


 Observasi
a) monitor kelelahan fisik dan emosional
b) monitor pola dan jam tidur
 terapeutik
a) lakukan Latihan rentang gerak pasif dan aktif
b) berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
 edukasi
a) anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
b) ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan

4. Implementasi Keperawatan
1) Promosi kesiapan penerimaan informasi I.12470
 Observasi
a) Mengidentifikasi informasi yang akan
disampaikan
b) Mengidentifikasi pemahaman tentang
kondisi penyakit saat ini
c) Mengidentifikasi kesiapan menerima
informasi

 Terapiutik
a) Melakukan penguatan potensi pasien dan
keluarga untuk menerima informasi
b) Melibatkan pengambilan keputusan
dalam keluarga untuk menerima
informasi
c) Memfasilitasi akses pelayanan pada saat
dibutuhkan

 Edukasi
a) Memberikan informasi berupa alur,
leaflet atau gambar untuk memudahkan
pasien mendapatkan informasi
kesehatan.

2) Manajemen nutrisi I. 03119


 Observasi
a) Mengidentifikasi nutrisi
b) Mengidentifikasi makanan yang disukai
c) Memonitor asupan makanan
 Terapeutik
a) Memfasilitasi menentukan pedoman diet
b) Menyajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
c) Memberikan makanan tinggi kalori
tinggi protein
 Edukasi
a) Mengajarkan diet yang diprogramkan

3) Manajemen energi I.05178


 Observasi
a) Memonitor kelelahan fisik dan
emosional
b) Memonitor pola dan jam tidur
 terapeutik
a) Melakukan Latihan rentang gerak pasif
dan aktif
b) Memberikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
 edukasi
a) Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
b) Mengajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan

5. Evaluasi Keperawatan
1) Tingkat pengetahuan meningkat
2) Status nutrisi membaik
3) Keletihan menurun
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Yanti dan Hasan Leniwita. 2019. “MODUL KEPERAWATAN MEDIKAL


BEDAH II”. http://repository.uki.ac.id/2750/1/fmodulKMB2.pdf, diakses
pada 14 Juli 2021 pukul 18.47

Srikandi, Ni Made Putri Rahayu. 2020. “HIPERTIROIDISMEE GRAVES DISEASE:CASE


REPORT”.https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jukeraflesia/article/
download/10986/7081, diakses pada 14 Juli 2021 pukul 19.21

Astuti, Luh Seri. 2018. “LAPORAN PENDAHULUAN


HIPERTIROID”.https://kupdf.net/download/laporanpendahuluanhipertiroiddoc
_5a8c0465e2b6f57014ef4979_pdf, diakses pada 14 Juli 2021 pukul 20.46
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
( INSTITUTE OF HEALTH SCIENCES )
BANYUWANGI
Jl. Letkol Istiqlah No. 40 Telp (0333) 421610 – Fax. (0333) 414070 Banyuwangi

FORMAT PENGKAJIAN
( KEPERAWATAN KELUARGA )

A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. W
b. Alamat : Lingk. Papring RT 03/ Rw 04 Kalipuro
c. Telpon : 0822 3239 6247
d. Pekerjaan : petani
e. Pendidikan : SD/Sederajat
f. Komposisi : ayah, ibu, anak, orang tua

Status Imunisasi
U
Hub. Dng Pendi
Nama JK mu Polio DPT Hepatitis Ket
KK dikan BCG Campak
r
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

Tn. W L KK 43 SD - - - - - - - - - - - -

Ny. H P Istri 43 SLTP - - - - - - - - - - - -

Sdr. A L Anak 16 SMA √ √ - - - - - - - - - -

Sdr. M L Anak 14 SMP - - - - - - - - - - - -

Sdr. M L Anak 11 SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √

Ny. N P Orang tua 76 - - - - - - - - - - - - -


2. Genogram

Ny.n

Ny.h tn.w

Sdr. a Sdr. m Sdr. m

Keterangan:

: wanita

: pria

3. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. W termasuk tipe keluarga inti karena dalam satu rumah terdapat ayah, ibu, anak

4. Suku Bangsa
Bahasa yang digunakan keluarga Tn. W yaitu Bahasa jawa, madura, serta osing. Keluarga juga
dapat menggunakan Bahasa Indonesia.

5. Agama
Keluarga Tn. W beragama islam semua serta sering melakukan ibadah Bersama-sama

6. Status Sosial Ekonomi Keluarga


Keluarga Tn. W bekerja sebagai petani, jadi setiap hari tn. W dan istrinya pergi ke kebun,
biasanya anaknya membantu di kebun.

7. Aktivitas rekreasi keluarga


Keluarga Tn. W melakukan aktivitas rekreasi dengan berbincang-bincang serta pergi
ke kebun.

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap 5: keluarga dengan anak remaja. Tugas perkembangan keluarga pada Tn.W yang
dapat terpenuhi tugasnya adalah membangun komunikasi dengan anak, serta pemberian
tanggung jawab sesuai usia anak.

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tugas yang belum terpenuhi pada Tn. W yaitu melihat anak-anaknya lulus sekolah

3. Riwayat keluarga inti

Riwayat keseh KK : Kelg berkata : “pernah mengalami sakit paru namun sudah sembuh”

Riwayat keseh Istri : Kelg berkata : “mengalami sakit tiroid sudah dioperasi namun bekas
operasinya masih terasa nyeri

Riwayat keseh anak : Kelg berkata : “tidak memiliki penyakit, hanya demam biasa”

Riwayat keseh kelg lain : Kelg berkata : “-“

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Riwayat keseh ortu suami ,Kelg berkata : “tidak ada”

Riwayat keseh ortu Istri,Kelg berkata : “pernah mengalami penyakit tiroid juga”

PENGKAJIAN LINGKUNGAN

1.Karakteristik rumah
Rumah yang ditinggali merupakan milik pribadi memiliki 2 kamar tidur, ruang tamu, ruang
keluarga, kamar mandi, serta ada dapur disamping

Denah Rumah :

kamar
pintu

Masalah keseh dg karakteristik rumah, Kelg berkata :” nyaman tinggal dirumah dan
tidak ada masalah”

2.Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Keluarga Tn.W tinggal di kelurahan kalipuro. Biasanya berkumpul dengan para warga pada
waktu luang.

3. Mobilitas geografis keluarga


Tn.w sudah tinggal dirumah tersebut sejak kecil
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. W memiliki komunikasi yang baik dengn para tetangga sekitar
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn. W saling mendukung satu sama lain terutama saat terjadi masalah keluarga Tn. W
melakukan musyawarah untuk mencari solusi
STRUKTUR KELUARGA

1.Komunikasi keluarga
Keluarga Tn. W berkomunikasi menggunakan Bahasa jawa, madura, osing, serta Bahasa
indonesia

2. Struktur kekuatan keluarga


Tn. W berperan besar dalam penyelesaian masalah serta pemberi nasehat kepada anaknya
3. Struktur peran
 tn.w merupakan kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangganya
serta pengambilan keputusan
 ny. H sebagai istri membantu mengurus rumah tangga serta mengurus anaknya
4. Norma keluarga
Nilai dan norma yang diterapkan dalam keluarga mengikuti aturan agama islam serta aturan
masyarakat
FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Keluarga selalu damai dan rukun dalam membina hubungan rumah tangga
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga selalu menanamkan perilaku sosial pada anaknya

3. Fungsi perawatan kesehatan

Keluhan utama :

Kelg berkata : “ny. H mengatakan masih terasa nyeri pada ekas operasi

TUGAS PERAWATAN KELUARGA

a) Mengenal masalah keluarga


1) Pengertian penyakit hipertiroid
Kelg berkata : “adanya pembesaran gondok”
2) Penyebab penyakit
Kelg berkata : “ tidak tahu
3) Tanda adan gejala penyakit
Kelg berkata : “terasa sakit di leher
4) Pre dispossi/cara penularan penyakit
Kelg berkata : “tidak tahu

b) Mengambil keputusan
1) Tindakan yang sudah dilakukan dlm mengatasi penyakit hipertiroid
Kelg berkata : “dilakukan operasi”
2) Tindakan yang akan dilakukan dlm mengatasi penyakit
Kelg berkata : “-
3) Dampak penyakit
Kelg berkata : “tidak tahu
4) Komplikasi penyakit
Kelg berkata : “tidak tahu”

c) Merawat anggota keluarga yang sakit


1) Cara perawatan penyakit hipertiroid
Kelg berkata : “dibawa ke klinik”
2) Demonstrasi perawatan penyakit
Kelg berkata : “
3) Demonstrasi perawatan penyakit
Kelg berkata :
4) Demonstrasi perawatan penyakit
Kelg berkata :

d) Memelihara lingkungan
1) Cara pemeliharaan rumah sehat: ventilasi,pencahayaan,kebersihan
Kelg berkata : “setiap hari membersihkan rumah
2) Lingkungan pskologis/hubungan antar kelg .
Kelg berkata : “hubungan dengan anggota keluargaterjalin lancar

e) Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan


1) Penggunaan pelayanan kesehatan
Kelg berkata : “sering menggunakan fasilitas kesehatan
2) Manfaat, macam macam layanan
Kelg berkata : “untuk mengetahui penyakit
3) Trauma terhadap pelayanan kesehatan
Kelg berkata : “tidak ada

4.Fungsi reproduksi
-
5.Fungsi ekonomi
Memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan hasil dari kebun
STRESS DAN KOPING KELUARGA

a. Stress jangka pendek dan Panjang


Stress jangka panjangnya terkait Pendidikan anak-anak

b. Kemampuan keluarga
Keluarga saling tolong menolong saat ada masalah

c. Strategi koping
Keluarga Tn. W dalam memecahkan masalah sering melakukan musyawarah

d. Strategi adaptasi
Keluarga berkomunikasi untuk menyelesaikan masalah

Pemeriksaan fisik , Nama : Ny. h

Keadaan Umum
a. Tanda – tanda Vital
Tensi : 100/80 Nadi : 80/menit

RR : 19x/menit Suhu : 27C

BB : …………………………. TB : ………………………………….

LL : …………………………. LK : ………………………………….

b. Pemeriksaan Cepalo Caudal


1). Kepala dan Rambut

Inspeksi: rambut berwarna hitam, bersih

2). Hidung

Inspeksi: tidak terdapat cuping hidung, warna kulit sama, tidak ada benjolan

3). Telinga

Simetris kanan dan kiri serta bersih

4). Mata

Simetris kanan kiri

5). Mulut, Gigi, Lidah, Tonsil dan Pharing

Mulut: bersih

Gigi: lengkap

Lidah: bersih

Tonsil: tidak terdapat pembesaran

6). Leher dan Tenggorokan

Leher terdapat bekas operasi, kadang terasa nyeri

7). Dada/ Thorak

a). Pemeriksaan Paru

(1). Inspeksi

(2). Palpasi
-

(3). Perkusi

(4). Auskultasi

b). Pemeriksaan Jantung

(1). Inspeksi

(2). Palpasi

(3). Perkusi

(4). Auskultasi

8). Payudara

(a). Inspeksi

(b). Palpasi

9). Pemeriksaan Abdomen

(a). Inspeksi

(b). Auskultasi

(c). Palpasi

(d). Perkusi
-

10). Ekstrimitas, Kuku dan Kekuatan Otot

Kuku bersih, kekuatan otot penuh

11). Genetalia dan Anus

12). Pemeriksaan Neurologi

8. Pemeriksaan Penunjang
-
HARAPAN KELUARGA
Tn. W berharap bisa menyelesaikan Pendidikan anaknya agar dapat menjadi anak yang berguna bagi
orang tua, agama, dan bangsa.

Banyuwangi, 15, Juli 2021

Herlina Dwi Jayanti

ANALISA DATA

Nama Klien : NY. H


MASALAH : DEFISIT PENGETAHUAN

NO KELOMPOK DATA ETIOLOGI

DATA SUBYEKTIF : KETIDAKMAMPUAN KELUARGA


MENGENAL MASALAH. KESEHATAN
1)Pengertian penyakit hipertiroid PADA ANGGOTA KELUARGA DENGAN
Kelg berkata : “adanya pembesaran hipertiroid
gondok”
2) Penyebab penyakit
Kelg berkata : “ tidak tahu
3) Tanda adan gejala penyakit
Kelg berkata : “terasa sakit di leher
4) Pre dispossi/cara penularan penyakit
Kelg berkata : “tidak tahu

DATA OBYEKTIF : Keluarga tampak bingung saat


ditanya terkait penyakit

DX Keperawatan Keluarga :

1) Defisit pengetahuan b/d KETIDAKMAMPUAN KELUARGA MENGENAL MASALAH.


KESEHATAN PADA ANGGOTA KELUARGA DENGAN hipertiroid
SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
(BAILON DAN MAGLAYA, 1978)
Masalah :

PERHITU PEMBENARAN
NO KRITERIA Skor BOBOT
NGAN

1. Sifat Masalah 1 2/3X1= 1

Skala : Tidak/kurang sehat 3

Ancaman kesehatan 2

Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat 2 1/2X2= 1
diubah

Skala : Mudah
2
Sebagian
1
Tidak dapat
0

3. Potensial masalah untuk 1 2/3X1= 1


dicegah

Skala : Tinggi
3
Cukup
2
Rendah
1

4. Menonjolnya masalah 1 1/2X2=1

Skala :

 Masalah berat, harus 2


segera ditangani
 Ada masalah tetapi tidak
perlu ditangani
 Masalah tidak dirasakan 1

JUMLAH 4

Skoring :

1. Tentukan skore untuk setiap criteria


2. Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah

Skore X bobot
Angka tertinggi

3. Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama anggota kelg yang sakit : Ny. H

Diagnosa keperawatan kelg yaitu : DEFISIT PENGETAHUAN

TG NO TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS KRITERIA HASIL INTERVENSI TT


L
RESPON STANDART
1. Setelah dilakukan tindakan Verbal  Perilaku sesuai Intervensi mengikuti T.U.K
keperawatan selama dan dengan pengetahuan
psikomoto  Observasi
SATU minggu diharapkan meningkat
a) Identifikasi informasi yang akan disampaikan
keluarga mengatasi r  Persepsi yang keliru
masalah terhadap masalah b) Identifikasi pemahaman tentang kondisi penyakit
menurun saat ini
 Perilaku membaik c) Identifikasi kesiapan menerima informasi

 Terapiutik
a) Lakukan penguatan potensi pasien dan keluarga
untuk menerima informasi
b) Libatkan pengambilan keputusan dalam keluarga
untuk menerima informasi
c) Fasilitasi akses pelayanan pada saat dibutuhkan

 Edukasi
a) Berikan informasi berupa alur, leaflet atau gambar
untuk memudahkan pasien mendapatkan
informasi kesehatan.

Setelah dilakukan tindakan VERBAL Keluarga mampu a. BHSP


keperawatan selama 1-2 X menjelaskan kembali tentang b. Jelaskan pada /diskusikan dengan keluarga
kunjungan, keluarga mampu penyakit hipertiroid: tentang hipertiroid yaitu :
mengenal masalah pada definisi: keadaan yang disebabkan karena
a. Definisinya yaitu keadaan kalenjar tiroid memproduksi hormone tiroid yang
anggota keluarga dengan
yang disebabkan karena berlebih
Penyakit hipertiroid
kalenjar tiroid
memproduksi hormone
tiroid yang berlebih c. tanda dan gejala: gelisah, tremor, sulit tidur, serta
b. Tanda dan gejalanya yaitu penglihatan kabur
gelisah, tremor, sulit tidur, d. Penyebab : terlalu banyak mengonsumsi makanan
serta penglihatan kabur iodium tnggi seperti makanan laut, olahan susu, serta
c. Penyebabnya yaitu terlalu telur
banyak mengonsumsi
makanan iodium tnggi
e. Predisposisi/ penularan: penyakit hipertiroid tidak
seperti makanan laut,
menular namun dapat menurun
olahan susu, serta telur
f. Motivasi keluarga untuk mengulang penjelasan
d. Cara penularannya
g. Berikan pujian atas kemampuan keluarga mengenal
/predisposisi yaitu
masalah
penyakit hipertiroid tidak
h. Evaluasi penjelasan perawat
menular namun dapat
menurun
CATATAN KEPERAWATAN

Nama klien : ny. H


Nama KK : Tn. W
Diagnosa Kep Kelg : defisit pengetahuan

NO
T
TANGGAL JAM TU TINDAKAN KEPERAWATAN
T
K

15 Juli 2021 6.31 1. Mengidentifikasi informasi yang akan disampaikan


2. Mengidentifikasi pemahaman tentang kondisi
penyakit saat ini
3. Mengidentifikasi kesiapan menerima informasi
4. Melibatkan pengambilan keputusan dalam keluarga
untuk menerima informasi
5. Memberikan informasi berupa alur, leaflet atau
gambar untuk memudahkan pasien mendapatkan
informasi kesehatan

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny. H
Nama kk : Tn. W
Diagnosa Kep Kelg : Defisit pengetahuan

NO TANGGAL TANGGAL
TANGGAL
TUK 15 juli 2021 16 juli 2021

S : keluarga mengatakan S : keluarga mengatakan S:


tidak mengetahui terkait sudah memahami ap aitu
penyakit hipertiroid penyakit hipertiroid

O:

O : keluarga tampak O : keluarga mampu


bingung saat ditanyakan menjawab saat ditanya A:
terkait penyakit hipertiroid terkait penyakit hipertiroid

A : masalah belum teratasi A : masalah teratasi P:

P : lakukan intervensi P : pertahankan intervensi

PRA PLANING ASKEP KELUARGA

NAMA KK : Tn. W
ALAMAT : Ling. Papring RT 03/ RW 04
KASUS : HIPERTIROID
KUNJUNGAN KE : 1
HARI/TANGGAL : 10 Juli 2021
TOPIK KEIATAN : perkenalan dan pengkajian tahap 1

I. FASE PERSIAPAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka merubah perilaku keluarga yang kurang menunjang kesehatan
karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan keluarga dalam memberikan
perawatan pada anggota keluarga yang sakit maka dilakukan pembinaan berupa
asuhan keperawatan keluarga. Dalam memberikan pembinaan askep keluarga
maka mahasiswa harus mengenal lebih dekat kepada keluarga binaan.
Mahasiswa yang mau melakukan pembinaan masih belum saling kenal antara
mahasiswa dan keluarga binaan sehingga akan menyebabkan kesulitan melakukan
interkasi dalam pembinaan askep keluarga, juga keluarga belum mengetahui
tujuan, manfaat pembinaan oleh mahasiswa.
Untuk menghindari permasalahan-permasalahan tersebut maka diperlukan
adanya perkenalan mahasiswa dengan keluarga yang menjadi keluarga binaan.
Adapun kegiatan perkenalan meliputi :
1. Memperkenalkan identitas mahasiswa dan juga seluruh keluarga binaan
2. Menyampaikan tujuan , manfaat pembinaan
3. Menyampaikan kontrak waktu pembinaan dari awal sampai akhir
2. ANALISA SITUASI : Mahasiswa belum mengenal keluarga yang menjadi
keluarga binaan, demikian juga keluarga binaan juga belum mengenal mahasiswa
3. TUJUAN
TUJUAN UMUM : Mahasiswa mampu melakukan perkenalan dengan keluarga
binaan dengan baik
TUJUAN KHUSUS :
1) Mahasiswa mampu memperkenalkan diri, keluarga juga memperkenalkan diri
2) Mahasiswa mampu menyampaikan tujuan melakukan pembinaan askep keluarga
dan keluarga dapat memahami yang disampaikan oleh mahasiswa
3) Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada keluarga,
dan keluarga dapat menerima kontrak waktu dan ada kesepakatan bersama untuk
melaksanakannya.

II. FASE PENDAHULUAN :


Tujuan kunjungan :
a. Mahasiswa mengexplorasi situasi dan kondisi (kebiasaan,pengetahuan, dll)
keluarga binaan melalui data sekunder yaitu petugas puskesmas (perawat/bidan)
b. Mahasiswa dapat melakukan perkenalan dengan keluarga dengan baik

III. FASE KERJA


1. Kegiatan yang dilakukan :
Dalam melakukan perkenalan dengan keluarga yang dilakukan yaitu :
a. Memperkenalkan identitas mahasiswa dan sebaliknya keluarga binaan
b. Menyampaikan tujuan, manfaat melakukan pembinaan askep keluarga
c. Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep keluarga

2. Uraian kegiatan

TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN


MAHASISWA KELUARGA
Pembukaan 3-5 menit 3 S (senyum, salam, sapa) Membalas 3 S
(senyum, salam,
sapa )

Isi 20 menit Memperkenalkan Keluarga


identitas mahasiswa mendengarkan.
secara detail. Mahasiswa Keluarga juga
mendengarkan dengan memperkenalkan
baik dan seksama. identitas dari
Menyampaikan tujuan masing masing
dan manfaat dari keluarga
melakukan pembinan Mendengarkan dan
Menyampaikan kontrak memahami yang
waktu selama melakukan disampaikan
pembinaan askep Mendengarkan dan
keluarga mengklarifikasi
yang disampaikan

Penutup 3-5 menit Mengevaluasi dan Menjawab


Menyimpulkan yang pertanyaan, dan
disampaikan Mendengarkan
Menyepakati kegiatan kesimpulan
berikutnya dan waktu Menyetujui
pelaksanaan selanjutnya Menjawab salam
(kunjungan berikutnya)
Mengahiri kunjungan
Menyampaikan salam

IV. FASE TERMINASI


1. Resume kegiatan I
a. Mahasiswa dan keluarga sama sama tau identitas nya
b. Keluarga mengetahui tujuan dari pembinaan
c. Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan
2. Rencana kegiatan pada kunjungan yang akan datang.
Melakukan pengkajian meliputi data :
a. Data umum, genogram, tipe keluarga, suku bangsa, status sosial
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
c. Pengkajian lingkungan
d. Struktur keluarga

Dokumentasi:

PRA PLANING ASKEP KELUARGA

NAMA KK : Tn. W
ALAMAT : Ling. Papring RT 03/ RW 04
KASUS : HIPERTIROID
KUNJUNGAN KE : 2
HARI/TANGGAL : 11 Juli 2021
TOPIK KEIATAN : pengkajian tahap 2

V. FASE PERSIAPAN
4. LATAR BELAKANG
Dalam proses keperawatan Keluarga hal yang utama sebelum melangkah ke
intervensi keperawatan dan implementasi keperawatan kepada Keluarga dengan
penyakit Hipertiroid adalah melakukan pengkajian, untuk mengenal masalah
kesehatan Keluarga lebih detail dan dalam maka diperlukan adanya Pengkajian
askep Keluarga dengan Hipertiroid oleh mahasiswa kepada Keluarga yang
menjadi keluarga binaan. Adapun kegiatan Pengkajian askep Keluarga meliputi :
a. Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep Keluarga
yang telah di setujui pada kunjungan sebelumnya.
b. Melakukan pengkajian meliputi data :
1) Data umum, genogram, tipe Keluarga, suku bangsa, status social
2) Pengkajian lingkungan
3) Struktur Keluarga
4) Fungsi Keluarga
5) Tugas perawatan Keluarga
6) Stres dan koping Keluarga
7) Riwayat kesehatan Keluarga
8) Pemeriksaan fisik
9) Harapan Keluarga
5. ANALISA SITUASI :
Mahasiswa sudah mengenal Keluarga yang menjadi keluarga binaan,
demikian juga Keluarga binaan juga sudah mengenal mahasiswa. Pada pertemuan
sebelumnya (pertemuan I/ Perkenalan dengan Keluarga) mahasiswa dan Keluarga
telah sama – sama tau identitas nya, Keluarga mengetahui tujuan dan manfaat dari
pembinaan, Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan. Saat ini
mahasiswa akan Melakukan pengkajian kepada Keluarga dengan penyakit
Hipertiroid.
6. TUJUAN
TUJUAN UMUM : Mahasiswa mampu melakukan pengkajian dengan keluarga
binaan dengan baik
TUJUAN KHUSUS :
1) Mahasiswa mampu mengkaji masalah kesehatan Keluarga dengan Hipertiroid
2) Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada Keluarga,
dan keluarga dapat menerima kontrak waktu dan ada kesepakatan bersama untuk
melaksanakannya.

VI. FASE PENDAHULUAN :


Tujuan kunjungan :
a. Mahasiswa mengexplorasi pengkajian terhadap Keluarga binaan serta
pengkajian pemeriksaan fisik Keluarga dengan penyakit hipertiroid melalui data
subyektif dan obyektif saat pengkajian berlangsung.
b. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian askep Keluarga dengan baik
VII. FASE KERJA
1. Kegiatan yang dilakukan :
Pengkajian askep Keluarga meliputi :
1) Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep
Keluarga yang telah di setujui pada kunjungan sebelumnya.
2) Melakukan pengkajian meliputi data :
a. Data umum, genogram, tipe Keluarga, suku bangsa, status social
b. Pengkajian lingkungan
c. Struktur erontik
d. Fungsi Keluarga
e. Tugas perawatanKeluarga
f. Stres dan kopingKeluarga
g. Riwayat kesehatan Keluarga
h. Pemeriksaan fisik
i. Harapan Keluarga
2. Uraian kegiatan

TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN


MAHASISWA KELUARGA
Pembukaan 3-5 menit 3 S (senyum, salam, sapa) Membalas 3 S
(senyum, salam, sapa
)

Isi 30 menit  Menyampaikan kontrak  Mendengarkan


waktu selama melakukan dan
pembinaan askep mengklarifikasi
keluarga yang telah di yang
setujui pada kunjungan disampaikan
sebelumnya sesuai kontrak
 Mahasiswa melakukan waktu yang
pengkajian meliputi disetujui
data:Data umum,  Mendengarkan
genogram, tipe dan menjawab
Keluarga, suku bangsa, pertanyaan yang
status social, Pengkajian disampaikan
lingkungan, Struktur sesuai keadaan/
erontik, Fungsi kenyataan
Keluarga, Tugas
perawatan Keluarga,
Stres dan koping
Keluarga, Riwayat
kesehatan Keluarga,
Pemeriksaan fisik,
harapan Keluarga
Penutup 3-5 menit  Mengevaluasi dan  Menjawab
Menyimpulkan yang pertanyaan, dan
disampaikan Mendengarkan
 Menyepakati kegiatan kesimpulan
berikutnya dan waktu  Menyetujui
pelaksanaan selanjutnya
(kunjungan berikutnya)
 Mengahiri kunjungan  Menjawab salam
dan Menyampaikan
salam

VIII. FASE TERMINASI


1. Resume kegiatan II
a. Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan yang telah di setujui
pada kunjungan sebelumnya
b. Keluarga telah terkaji seluruh datanya
2. Rencana kegiatan pada kunjungan yang akan datang.
Melakukan Analisa data dan Perumusan diagnosa keperawatan pada Keluarga
binaan dengan Hipertiroid.

Dokumentasi:

PRA PLANING ASKEP KELUARGA

NAMA KK : Tn. W
ALAMAT : Ling. Papring RT 03/ RW 04
KASUS : HIPERTIROID
KUNJUNGAN KE : 3
HARI/TANGGAL : 12 Juli 2021
TOPIK KEIATAN : Analisa data dan perumusan diagnose

IX. FASE PERSIAPAN


7. LATAR BELAKANG
Dalam memberikan pembinaan askep Keluarga maka mahasiswa harus
menganalisa data dan merumuskan diagnosa keperawatan untuk mengenal
masalah kesehatan Keluarga. Sehingga diperlukan adanya analisis dari hasil
pengkajian Keluarga binaan dengan Hipertiroid mahasiswa kepada Keluarga yang
menjadi Keluarga binaan. Adapun kegiatan analisa data dan perumusan diagnose
keperawatan meliputi :
a. Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep Keluarga
yang telah di setujui pada kunjungan sebelumnya.
b. Melakukan Analisa data dan Perumusan diagnosa keperawatan pada Keluarga
dengan hipertiroid meliputi:
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada anggota
keluarga dengan hipertiroid.
8. ANALISA SITUASI :
Mahasiswa sudah mengenal keluarga yang menjadi keluarga binaan, demikian
juga keluarga binaan juga sudah mengenal mahasiswa. Pada pertemuan
sebelumnya (pertemuan II/ Pengkajian askep keluarga) mahasiswa telah
Mahasiswa melakukan pengkajian meliputi data: Data umum, genogram, tipe
keluarga, suku bangsa, status social, Riwayat dan tahap perkembangan keluarga,
Pengkajian lingkungan, Struktur keluarga, Fungsi keluarga, Tugas perawatan
keluarga, Stres dan koping keluarga, Pemeriksaan fisik, Harapan keluarga, dan
Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan. Saat ini mahasiswa akan
Melakukan Analisa data dan Perumusan diagnose keperawatankepada Keluarga
dengan penyakit Hipertiroid.
9. TUJUAN
TUJUAN UMUM : Mahasiswa mampu melakukan Analisa data dan Perumusan
diagnosa keperawatandengan Keluarga binaan dengan baik
TUJUAN KHUSUS :
1. Mahasiswa mampu menganalisa data dan Perumusan diagnosa keperawatan
keluarga dengan Hipetiroid
2. Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada keluarga,
dan keluarga dapat menerima kontrak waktu dan ada kesepakatan bersama untuk
melaksanakannya.
X. FASE PENDAHULUAN :
Tujuan kunjungan :
a. Mahasiswa menganalisa data dengan hipertiroid meliputi data subyektif dan
obyektif dari hasil pengkajian yang dilakukan sebelumnya
b. Mahasiswa dapat melakukan Perumusan diagnosa keperawatan Keluarga
dengan hipertiroid meliputi data subyektif dan obyektif dari hasil pengkajian yang
dilakukan sebelumnya
XI. FASE KERJA
1. Kegiatan yang dilakukan :
1) Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep
Keluarga yang telah di setujui pada kunjungan sebelumnya.
2) Melakukan Analisa data dan Perumusan diagnosa keperawatan Keluarga
dari diagnosa keperawatan Keluarga yang meliputi :
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada anggota
keluarga dengan hipertiroid.

2. Uraian kegiatan

TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN


MAHASISWA KELUARGA
Pembukaan 3-5 menit 3 S (senyum, salam, sapa) Membalas 3 S
(senyum, salam,
sapa )

Isi 30-50 menit  Menyampaikan kontrak •Mendengarkan


waktu selama dan
melakukan pembinaan mengklarifikasi
askep Keluarga yang yang disampaikan
telah di setujui pada sesuai kontrak
kunjungan sebelumnya waktu yang
 Melakukan Analisa disetujui •
data dan Perumusan Mendengarkan,
diagnosa keperawatan menjawab
dari diagnose pertanyaan yang
keperawatan Keluarga disampaikan
yaitu: 1. sesuai keadaan/
Ketidakmampuan kenyataan, dan
keluarga mengenal memahami yang
masalah kesehatan disampaikan
pada anggota keluarga
dengan hipertiroid.

Penutup 3-5 menit  Mengevaluasi dan • Menjawab


Menyimpulkan yang pertanyaan, dan
disampaikan Mendengarkan
 Menyepakati kesimpulan
berikutnya dan waktu • Menyetujui
pelaksanaan
selanjutnya (kunjungan
berikutnya) • Menjawab salam
 Mengahiri kunjungan
Menyampaikan salam
XII. FASE TERMINASI
1. Resume kegiatan III
1) Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan yang telah di
setujui pada kunjungan sebelumnya
2) Keluarga telah teranalisa datanya dan diagnosa keperawatan
2. Rencana kegiatan pada kunjungan yang akan datang.
Perumusan rencana tindakan askep keluarga sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang telah ditentukan.

Dokumentasi:

PRA PLANING ASKEP KELUARGA

NAMA KK : Tn. W
ALAMAT : Ling. Papring RT 03/ RW 04
KASUS : HIPERTIROID
KUNJUNGAN KE : 4
HARI/TANGGAL : 14 Juli 2021
TOPIK KEIATAN : perumusan rencana tindakan asuhan keperawatan

XIII. FASE PERSIAPAN


10. LATAR BELAKANG
Sebelum melakukan tindakan keperawatan terhadap Keluarga dengan Gastritis
maka diperlukan adanya perumusan rencana tindakan askep keluarga oleh
mahasiswa kepada Keluarga yang menjadi Keluarga binaan sehingga mahasiswa
mempunyai rencana yang bisa dilakukan sebelum melakukan tindakan
keperawatan Keluarga. Adapun kegiatan perumusan rencana tindakan askep
keluarga meliputi:
1) Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep Keluarga
yang telah di setujui pada kunjungan sebelumnya.
2) Perumusan rencana tindakan askep keluarga sesuai sesuai dengan diagnose
keperawatan keluarga yang dirumuskan sebelumnya, meliputi:
a) Intervensi keperawatan, Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan pada anggota keluarga dengan hipertiroid
11. ANALISA SITUASI :
Mahasiswa sudah mengenal Keluarga yang menjadi Keluarga binaan,
demikian juga Keluarga binaan juga sudah mengenal mahasiswa. Pada pertemuan
sebelumnya (pertemuan III/ Analisa data dan Perumusan diagnosa keperawatan
mahasiswa telah melakukan Analisa data dan Perumusan diagnosa keperawatan
meliputi; Data subyektif dan data obyektif dengan:
• Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada anggota
keluarga dengan hipertiroid.
Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan. Saat ini mahasiswa
akan Melakukan Perumusan rencana tindakan askep Keluarga dengan hipertiroid
12. TUJUAN
TUJUAN UMUM : Mahasiswa mampu melakukan perumusan rencana tindakan
askep Keluarga dengan keluarga binaan dengan baik
TUJUAN KHUSUS :
1) Mahasiswa mampu menentukan prioritas perumusan rencana tindakan askep
Keluarga yang menunjang tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
2) Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada Keluarga,
dan Keluarga dapat menerima kontrak waktu dan ada kesepakatan bersama untuk
melaksanakannya.
XIV. FASE PENDAHULUAN :
Tujuan kunjungan :
Mahasiswa mampu melakukan perumusan rencana tindakan askep
Keluargadengan Keluarga binaan dengan baik
XV. FASE KERJA
1. Kegiatan yang dilakukan :
Perumusan rencana tindakan askep keluarga meliputi:
1) Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep keluarga
yang telah di setujui pada kunjungan sebelumnya.
2) Perumusan rencana tindakan askep Keluarga sesuai dengan diagnosa
keperawatan Keluarga yang dirumuskan sebelumnya, meliputi:
a. Intervensi keperawatan tentang Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan pada anggota keluarga dengan hipertiroid.
2. Uraian kegiatan

TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN


MAHASISWA KELUARGA
Pembukaan 3-5 menit 3 S (senyum, salam, sapa) Membalas 3 S
(senyum, salam,
sapa )

Isi 40-50 menit  Menyampaikan • Mendengarkan


kontrak waktu selama dan mengklarifikasi
melakukan pembinaan yang
askep Keluarga yang disampaikansesuai
telah di setujui pada kontrak waktu yang
kunjungan sebelumnya disetujui
 Merumuskan rencana • Mendengarkan,
tindakan askep menjawab
Keluarga sesuai sesuai pertanyaan yang
dengan diagnosa disampaikan sesuai
keperawatan Keluarga keadaan/
yang dirumuskan kenyataan, dan
sebelumnya, meliputi: memahami yang
1. Ketidakmampuan disampaikan
keluarga mengenal
masalah kesehatan
pada anggota keluarga
dengan hipertiroid

Penutup 3-5 menit  Mengevaluasi dan • Menjawab


Menyimpulkan yang pertanyaan, dan
disampaikan Mendengarkan
 Menyepakati kegiatan kesimpulan
berikutnya dan waktu • Menyetujui
pelaksanaan
selanjutnya
• Menjawab salam
(kunjungan
berikutnya)
 Mengahiri kunjungan
dan Menyampaikan
salam
XVI. FASE TERMINASI
1. Resume kegiatan IV
a. Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan yang telah di setujui
pada kunjungan sebelumnya
b. Keluarga telah mengetahui rencana tindakan askep Keluarga sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang diangkat.
2. Rencana kegiatan pada kunjungan yang akan datang.
Melakukan implementasi askep Keluarga dari rencana tindakan yang
disusun sebelumnya yaitu :
a. Intervensi keperawatan tentang Ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga dengan
hipertiroid.

Dokumentasi:

PRA PLANING ASKEP KELUARGA

NAMA KK : Tn. W
ALAMAT : Ling. Papring RT 03/ RW 04
KASUS : HIPERTIROID
KUNJUNGAN KE : 5
HARI/TANGGAL : 15 Juli 2021
TOPIK KEIATAN : intervensi asuhan keperawatan

XVII. FASE PERSIAPAN


13. LATAR BELAKANG
Setelah dilakukan perumusan rencana tindakan askep Keluarga maka
selanjutnya dilakukan implementasi atau tindakan keperawatan yang mengacu
pada intervensi yang telah dibuat sebelumnya. Adapun Implementasi askep
Keluarga meliputi :
1) Melakukan BHSP dengan klien
2) Mengobservasi tanda-tanda vital
3) Memberikan HE tentang :
a) Pengertian hipertiroid dengan menggunakan bahasa yang dipahami oleh
klien (yaitu bahasa indonesia)
b) Penyebab hipertiroid dengan menggunakan bahasa yang dipahami oleh
klien (yaitu bahasa indonesia)
c) Gejala hipertiroid dengan menggunakan bahasa yang dipahami oleh klien
(yaitu bahasa indonesia)
4) Melakukan evaluasi/pertanyaan terhadap keluarga tentang penyakit
hipertiroid dan perawatan yang dilakukan dirumah yang sebelumnya telah
disampaikan oleh mahasiswa
14. ANALISA SITUASI :
Mahasiswa sudah mengenal Keluarga yang menjadi Keluarga binaan,
demikian juga Keluarga binaan juga sudah mengenal mahasiswa. Pada pertemuan
sebelumnya (pertemuan IV/ Perumusan rencana tindakan askep Keluarga)
mahasiswa telah melakukan perumusan rencana tindakan askep Keluarga sesuai
dengan diagnosa yang diambil dan Keluarga mengetahui kontrak waktu selama
pembinaan. Saat ini mahasiswa akan melakukan Implementasi askep Keluarga
dari intervensi tersebut.
15. TUJUAN
TUJUAN UMUM : Mahasiswa mampu melakukan Implementasi askep Keluarga
dengan Keluarga binaan dengan baik.
TUJUAN KHUSUS :
1. Mahasiswa mampu Menjelaskan pengertian, penyebab, gejala, dan faktor resiko
penyakit hipertiroid
2. Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada Keluarga,
dan Keluarga dapat menerima kontrak waktu dan ada kesepakatan bersama untuk
melaksanakannya.
XVIII. FASE PENDAHULUAN :
Tujuan kunjungan :
a. Mahasiswa mengexplorasi kemampuan Keluarga dalam Mengenal penyakitnya
yaitu mengenai pengertian, penyebab, tanda gejala, faktor resiko, dan perawatan
yang dilakukan dirumah dengan penyakit hipertiroid
b. Mahasiswa dapat menjelaskan serta mengevaluasi kemampuan Keluarga dalam
mengenal masalah penyakitnya
XIX. FASE KERJA
1. Kegiatan yang dilakukan :
Implementasi askep Keluarga meliputi:
1) Melakukan BHSP dengan klien
2) Mengobservasi tanda-tanda vital
3) Memberikan HE tentang :
a) Pengertian hipertiroid dengan menggunakan bahasa yang dipahami oleh
klien (yaitu bahasa indonesia)
b) Penyebab hipertiroid dengan menggunakan bahasa yang dipahami oleh
klien (yaitu bahasa indonesia)
c) Gejala hipertiroid dengan menggunakan bahasa yang dipahami oleh klien
(yaitu bahasa indonesia)
4) Melakukan evaluasi/pertanyaan terhadap keluarga tentang penyakit
hipertiroid dan perawatan yang dilakukan dirumah yang sebelumnya telah
disampaikan oleh mahasiswa

2. Uraian kegiatan

TAHAP WAKTU KEGIATAN MAHASISWA KEGIATAN


KELUARGA
Pembukaan 3-5 menit 3 S (senyum, salam, sapa) Membalas 3 S
(senyum, salam,
sapa )

Isi 40-50 menit  Melakukan BHSP • Mendengarkan


dengan klien dan
 Mengobservasi mengklarifikasi
tanda-tanda vital yang disampaikan
 Memberikan HE sesuai kontrak
tentang : waktu yang
a) Pengertian disetujui •
hipertiroid dengan Menanyakan
menggunakan berapa tekanan
bahasa yang darahnya
dipahami oleh •Mendengarkan
klien (yaitu dan
bahasa indonesia) memperhatikan
b) Penyebab
hipertiroid dengan
menggunakan
bahasa yang
dipahami oleh
klien (yaitu
bahasa indonesia)
c) Gejala hipertiroid
dengan
menggunakan
bahasa yang
dipahami oleh
klien (yaitu
bahasa indonesia)
 Melakukan
evaluasi/pertanyaan • Menjawab
terhadap keluarga pertanyaan yang
tentang penyakit diajukan
hipertiroid dan mahasiswa
perawatan yang
dilakukan dirumah
yang sebelumnya
telah disampaikan
oleh mahasiswa

Penutup 3-5 menit  Mengevaluasi dan • Menjawab


Menyimpulkan yang pertanyaan, dan
disampaikan Mendengarkan
 Menyepakati kegiatan kesimpulan
berikutnya dan waktu •Menyetujui
pelaksanaan selanjutnya
(kunjungan berikutnya)
• Menjawab
 Mengahiri kunjungan
salam
dan Menyampaikan
salam

XX. FASE TERMINASI


1. Resume kegiatan V
a). Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan yang telah di
setujui pada kunjungan sebelumnya
b). Keluarga mampu menjelaskan definisi, tanda dan gejala, penyebab, faktor
resiko dengan penyakit Hipertiroid dengan menggunakan bahasa klien sendiri.
c). Keluarga mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas, dan keluarga
dapat menerima kontrak waktu kesepakatan bersama untuk melaksanakannya.
2. Rencana kegiatan pada kunjungan yang akan datang.
1) Mengevaluasi perkembangan setiap intervensi dan implementasi yang
sudah dilaksanakan pada Keluarga binaaan.
2) Mengevaluasi bagaimana perkembangan Keluarga setelah dilakukan
implementasi

Dokumentasi
Satuan Acara Penyuluhan
Hipertiroid
DISUSUN OLEH :

HERLINA DWI JAYANTI (2018.02.020)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI 2021

Topik : hipertiroid
Sasaran : keluarga
Waktu : 10 menit
Tanggal : 16 Juli 2021
Tempat : Rumah warga
Pemateri : Mahasiswa

A. Latar Belakang

Jumlah penderita hipertiroid terus meningkat. hipertiroidisme


adalah tirotoksikosis sebagai akibat produksi tiroid itu sendiri.
Tirotoksikosis terbagi atas kelainan yang berhubungan dengan
hipertiroidisme dan yang tidak berhubungan dengan hipertiroidisme.
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut
pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid
yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid
pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut
hipothalamus, juga suatu bagian dari otak. Hipothalamus melepaskan
suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH), yang
mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating
hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid
untuk melepas hormone-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan
dari yang mana saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah
hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan
demikian berakibat pada hipertiroid.Pengobatan hipertiroidisme adalah
membatasi produksi hormontiroid yang berlebihan.

B. Tujuan

1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan mengetahui
terkait penyakit hipertiroid.

2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 10 menit, keluarga mampu
memahami tentang:
a) Menjelaskan terkait pengertian hipertiroid
b) Mengulang kembali penyebab hipertiroid
c) Mengulang kembali tanda dan gejala hipertiroid
d) Mengulang kembali cara penularan hipertiroid

C. Strategi penyampaian
Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab

D. Media dan alat


Leafled Artritis rheumatoid / Rematik

. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan


a. Langkah-langkah
Tahap dan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Keluarga
waktu
Pendahuluan 2 Pembukaan
menit -  Menjawab salam dan
1.  Memberikan salam dan memperhatikan memperhatikan penyuluh.
kesiapan keluarga  terhadap materi yang
akan disampaikan yaitu tentang -Mendengarkan penyuluh
hipertiroid. -  Keluarga menjawab sesuai
kemampuanya tentang
2.  Memperkenalkan diri materi yang akan
disampaikan.
3.  Menanyakan persepsi keluarga tentang
materi yang disampaikan, yaitu tentang - Menyimak dan
hipertiroid. mendengarkan

4.  Menyampaikan manfaat penyuluhan -Menyimak dan


tentang hipertiroid mendengarkan
5.  Menjelaskan tujuan penyuluhan pada
keluarga

Kegiatan inti 5 Penyajian ·Mendengarkan dan


menit 1. Menjelaskan tentang : memperhatikan
* Pengertian hipertiroid
* penyebab hipertiroid
* tanda dan gejala hipertiroid
* cara penularan hipertiroid
·Mendengarkan dan
2. Memberikan Kesempatan kepada memperhatikan serta
keluarga untuk bertanya mengenai topik menjawab pertanyaan
yang dijelaskan keluarga

Penutup 3 Penutup - Berperan aktif bersama


menit 1. Bersama dengan keluarga menyimpulkan seluruh
menyimpulkan materi penyakit hipertiroid materi
yang telah disampaikan.
- Menjawab dan berespon
2. Mengevaluasi kembali dengan sesuai dengan
menanyakan pada keluarga tentang kemampuannya.
hipertiroid yang telah disampaikan.
-Berperan aktif sesuai
3. Memberi kesempatan pada keluarga dengan kemampuannya.
untuk menjelaskan kembali tentang
hipertiroid sesuai kemampuannya.
- Menerima
4. Memberi Leafled pada keluarga
- Menjawab salam dan
5. Memberi salam dan ucapan terimakasi berterimakasih
pada keluarga.

E. Evaluasi
Prosedur:
Memberi pertanyaan selama dan setelah acara penyuluhan dalam bentuk lisan

F. Lampiran
Materi

Materi

1. Pengertian hipertiroid

Hipertiroid atau tirotoksikosis merupakan suatu ketidakseimbangan


metabolisme yang terjadi karena produksi berlebihan hormon tiroid (Kowalak,
2011). Faktor risiko gangguan tiroid diantaranya, umur, jenis kelamin
(perempuan lebih beresiko terjadi gangguan tiroid), genetik, merokok, stress,
riwayat penyakit keluarga, zat kontras yang mengandung iodium, dan obat-
obatan tertentu (Kemenkes RI, 2015).

2. Penyebab hipertiroid

Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis,


atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan
disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap
pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipofisis memberikan
gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan
balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus
akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
Menurut Tarwoto,dkk (2012) penyebab hipertiroid diantaranya adenoma
hipofisis, penyakit graves, modul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium
dan pengobatan hipotiroid.
6. Adenoma hipofisis Penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar
hipofisis dan jarang terjadi
7. Penyakit graves Penyakit graves atau toksi goiter diffuse merupakan
penyakit yang disebabkan karena autoimun, yaitu dengan terbentuknya
antibody yang disebut thyroid-stimulatin immunoglobulin (TSI) yang
melekati sel-sel tiroid. TSI merinu tindakan TSH dan merangasang tiroid
untuk membuat hormon tiroid terlalu banyak. Penyakit ini dicirikan
adanya hipertiroidisme, pembesaran kelenjar tiroid atau (goiter) dan
eksoftalmus (mata yang melotot).
8. Tiroditis Tiroditis merupakan inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya
disebabkan oleh bakteri seperti streptococcus pyogenes, staphycoccus
aureus dan pnemucoccus pneumonia. Reaksi peradangan ini
menimbulkan pembesaran pada kelenjar tiroid, kerusakan sel dan
peningkatan jumlah hormon tiroid. Tiroditis dikelompokan menjadi
tiroiditis subakut, tiroiditis posetpartum, dan tiroiditis tersembunyi. Pada
tiroiditis subakut terjadi pembesaran kelenjar tiroid dan biasanya hilang
dengan sendirinya setelah beberapa bulan. Tiroiditis pesetpartum terjadi
sekitar 8% wanita setelah beberapa bulan melahirkan. Penyebabnya
diyakini karena autoimun. Seperti halnya dengan tiroiditis subakut,
tiroiditis wanita dengan posetpartum sering mengalami hipotiroidisme
sebelum kelenjar tiroid benar-benar sembuh. Tiroiditis tersembunyi juga
disebabkan juga karna autoimun dan pasien tidak mengeluh nyeri, tetapi
mungkin juga terjadi pembesaran kelenjar. Tiroiditis tersembunyi juga
dapat mengakibatkan tiroiditis permanen.
9. Konsumsi yodium yang berlebihan, yang mengakibatkan peningkatan
sistesis hormon tiroid.
10. Terapi hipertiroid, pemberian obat obatan hipotiroid untuk menstimulasi
sekresi hormon tiroid. Penggunaan yang tidak tepat menimbulkan
kelebihan jumlah hormon tiroid.
3. Tanda dan gejala
Gejala-gejala hipertiroid berupa manifestasi hipermetabolisme dan
aktivitas simpatis yang berlebihan (Price dan Wilson, 2005). Pada umumnya,
gejala hipertiroid dapat dibedakan menjadi dua yaitu gejala mayor dan minor.
Gejala-gejala mayor, antara lain strauma, takikardi, tekanan nadi melebar,
eksoftalmus, dan nervositas. Sedangkan gejala-gejala minor, antara lain
tremor, intoleransi aktivitas, dan berat badan menurun.
Gejala-gejala lain dari hipertiroid seperti nafsu makan meningkat,
banyak berkeringat, kulit panas, emosi labil, dan sering buang air besar (diare)
(Naga, 2012). Perempuan pramenopause yang menderita hipertiroid
cenderung mengalami oligomenore dan amenore. Secara umum, gejala
neurologic mendominasi gambaran klinis pada individu yang lebih muda,
sementara gejala kardiovaskuler dan miopati menonjol pada pasien yang lebih
tua (Isselbacher dkk, 2012).

4. Cara penularan
Hipertiroid tidak dapat menular namun dapat diturunkan
seperti ibu ke anaknya.
PRA PLANING ASKEP KELUARGA

NAMA KK : Tn. W
ALAMAT : Ling. Papring RT 03/ RW 04
KASUS : HIPERTIROID
KUNJUNGAN KE : 6
HARI/TANGGAL : 16 Juli 2021
TOPIK KEIATAN : evaluasi dan terminasi

XXI. FASE PERSIAPAN


16. LATAR BELAKANG
Setelah melakukan asuhan keperawatan Keluarga dengan penyakit gastritis
selanjutnya dilakukan evaluasi askep Keluarga yang meliputi:
a). Mengevaluasi perkembangan setiap intervensi dan implementasi yang sudah
dilaksanakan pada Keluarga dengan hipertiroid
b). Mengevaluasi bagaimana perkembangan Keluarga setelah dilakukan
implementasi
17. ANALISA SITUASI :
Mahasiswa sudah mengenal Keluarga yang menjadi Keluarga binaan,
demikian juga Keluarga binaan juga sudah mengenal mahasiswa pada pertemuan
sebelumnya. Saat ini mahasiswa akan mengevaluasi askep Keluarga yang meliputi
catatan perkembangan setiap intervensi dan implementasi yang telah dilakukan
dalam asuhan keperawatan pada Keluarga dengan hipertiroid
18. TUJUAN
TUJUAN UMUM : Mahasiswa mampu melakukan Evaluasi Keluarga binaan
dengan baik
TUJUAN KHUSUS :
1) Mahasiswa mampu mengevaluasi implementasi yang telah dilakukan
2) Mahasiswa mampu mengevaluasi bagaimana perkembangan Keluarga setelah
dilakukan kegiatan implementasi
3) Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada Keluarga,
dan Keluarga dapat menerima kontrak waktu dan ada kesepakatan bersama untuk
melaksanakannya.

XXII. FASE PENDAHULUAN :


Tujuan kunjungan :
Mahasiswa mengexplorasi kemampuan Keluarga dalam menjelaskan materi
yang telah diberikan dan implementasi yang telah dilakukan kepada Keluarga
dengan penyakit hipertiroid
XXIII. FASE KERJA
1. Kegiatan yang dilakukan :
Evaluasi askep Keluarga yang meliputi:
1) Mengevaluasi perkembangan setiap intervensi dan implementasi yang sudah
dilaksanakanpada Keluarga dengan hipertiroid
2) Mengevaluasi bagaimana perkembangan Keluarga setelah dilakukan
implementasi

2. Uraian kegiatan

TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN


MAHASISWA KELUARGA
Pembukaan 3-5 menit 3 S (senyum, salam, Membalas 3 S
sapa) (senyum, salam, sapa )

Isi 30-40 menit  Menyampaikan  Mendengarkan


kontrak waktu dan
selama melakukan mengklarifikasi
pembinaan askep yang
Keluarga yang telah disampaikan
di setujui pada sesuai kontrak
kunjungan waktu yang
sebelumnya disetujui
 Mengevaluasi  Mendengarkan
perkembangan dan menjawab
setiap intervensi dan pertanyaan
implementasi yang
sudah
dilaksanakanpada
Keluarga dengan
hipertiroid
 Mengevaluasi  Keluarga
bagaimana mendengarkan,
perkembangan dan menjawab
keluarga setelah pertanyaa
dilakukan
implementasi

Penutup 3-5 menit  Mengevaluasi dan • Menjawab


Menyimpulkan yang pertanyaan, dan
disampaikan Mendengarkan
 Menyepakati kegiatan kesimpulan
berikutnya dan waktu • Menyetujui
pelaksanaan
selnjutnya (kunjungan
berikutnya) • Menjawab salam
 Mengahiri kunjungan
Menyampaikan salam
XXIV. FASE TERMINASI
1. Resume kegiatan VI
a. Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan yang telah di setujui
pada kunjungan sebelumnya
b. Keluarga mampu menjelaskan tindakan yang bisa dilakukan sesuai dengan
implementasi yang dilakukan oleh mahasiswa
c. Keluarga mampu melaksanakan perawatan yang harus dilakukan dengan
penyakit hipertiroid
2. Rencana kegiatan pada kunjungan yang akan datang.
Melakukan Terminasi askep Keluarga yang meliputi pemberian leaflet
untuk acuan klien dalam perawatan mandiri saat mahasiswa sudah tidak
melakukan dan melaksanakan asuhan keperawatan Keluarga.

Dokumentasi:
Hipertiroid adalah keadaan yang
disebabkan karena kalenjar tiroid
memproduksi hormone tiroid yang Tanda dan gejalanya yaitu gelisah,
berlebih tremor, sulit tidur, serta penglihatan
kabur

NAMA: HERLINA DWI JAYANTI


NIM: 2018.02.020

Penyakit hipertiroid tidak dapat


ditularkan namun dapat diturunkan Dapat disebabkan oleh banyaknya
ke anaknya mengonsumsi makanan iodium tinggi
seperti makanan laut, olahan susu,
serta telur

Anda mungkin juga menyukai