DOSEN PENGAMPU :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatnya, kami
mempunyai kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini yang berjudul Asuhan pasien
dengan hipo dan hipertiroid secara mandiri dan berkelompok. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas kelompok dari Ibu Eqlima Elfira., S.Kep., Ns., M.Kep sebagai dosen
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II. Selain itu, kami berharap semoga makalah
ini memberi manfaat dan berguna bagi kami dan bagi para pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eqlima Elfira., S.Kep., Ns., M.Kep
karena telah membimbing kami dalam mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan.
Maka dari itu, kritik dan saran sangat kami perlukan guna membangun semangat kami
dalam membuat makalah lainnya.
Penyusun
PEMBAHASAN
C. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala hipertiroid berupa manifestasi hipermetabolisme dan aktivitas
simpatis yang berlebihan (Price dan Wilson, 2005). Pada umumnya, gejala hipertiroid
dapat dibedakan menjadi dua yaitu gejala mayor dan minor. Gejala-gejala mayor, antara
lain strauma, takikardi, tekanan nadi melebar, eksoftalmus, dan nervositas. Sedangkan
gejala-gejala minor, antara lain tremor, intoleransi aktivitas, dan berat badan menurun.
Gejala-gejala lain dari hipertiroid seperti nafsu makan meningkat, banyak berkeringat,
kulit panas, emosi labil, dan sering buang air besar (diare) (Naga, 2012). Perempuan
pramenopause yang menderita hipertiroid cenderung mengalami oligomenore dan
amenore. Secara umum, gejala neurologic mendominasi gambaran klinis pada individu
yang lebih muda, sementara gejala kardiovaskuler dan miopati menonjol pada pasien
yang lebih tua (Isselbacher dkk, 2012).
Menurut Tarwanto,dkk. 2012, tanda dan gejala hipertiroid dapat dilihat
berdasarkan sistem-sistem sebagai berikut :
Sistem kardiovaskuler Meningkatnya frekuensi denyut jantung, kardiak output,
peningkatan kebutuhan oksigen otot jantung, peningkatan vaskuler perifer resisten,
tekanan darah sistole dan diastole meningkat 10 – 15 mmHg, palpitasi, distrimia,
kemungkinan gagal jantung, edema.
Sistem pernafasan Pernafasan cepat dan dalam, bernafas pendek, penurunan kapasitas
paru.
Sistem Perkemihan Retensi cairan, menurunnya output urine
Sistem gastrointestinal Meningkatnya peristaltik usus, peningkatan nafsu makan,
penurunan berat badan, diare, peningkatan penggunaan cadangan adipose dan protein,
penurunan serum lipid, peningkatan sekresi gastrointestinal, hipnatremia, muntah dan
kram abdomen.
Sistem muskuloskeletal Keseimbangan protein negatif, kelemahan otot, kelelahan,
tremor.
Sistem Integumen Berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah, hangat, tidak
toleran panas, keadaan rambut lurus, lembut, halus, dan mungkin terjadi kerontokan
rambut.
Sistem Endokrin Biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
Sistem Saraf,Meningkatnya reflek tendon dalam, tremor halus, gugup, gelisah, emosi
tidak stabil seperti kecemasan, curiga, tegang, dan emosional.
Sistem Reproduksi Amenorehae, anovulasi, mens tidak teratur, menurunya libido,
impoten.
Eksoftalmus Keadaan dimana bola mata menonjol ke depan seperti mau keluar.
Eksoftalmus terjadi karena adanya penimbunan karbohidrat kompleks yang menahan air
di belakang mata. 12 Retensi cairan ini mendorong bola mata ke depan sehingga bola
mata nampak menonjol keluar rongga orbita. Pada keadaan ini dapat etrjadi kesulitan
dalam menutup mata secara sempurna sehingga mata menjadi kering, iritasi, atau
kelainan kornea.
1) Tanda dan gejala hipotiroid pada dewasa meliputi : Kelemahan, rasa cepat lelah,
keluhan mudah lupa, sensitivitas terhadap hawa dingin, kenaikan berat badan
yang tidak jelas penyebabnya, konstipasi dan tanda dan gejala miksedema yang
khas berupa penurunan stabilitas mental; kulit kasar, kering, mengelupas dan
tidak elastis; muka,tangan dan kaki yang sembab; suara parau; edema periorbital
(kelopak mata yang turun) ; rambut yang kering dan distribusinya tipis ; dan kuku
yang tebal serta rapuh (ketika penyakit berlanjut).
2) Tanda dan gejala hipotiroid pada anak meliputi : Bayi dengan kretinisme infantilis
akan memiliki berat badan dan panjang badan yang normal pada saat lahir dan
tanda-tanda khas timbul dalam tiga hingga enam bulan, secara khas bayi dengan
kretinisme tidur secara berlebihan, jarang menangis, dan terlihat tidak aktif,
kesulitan dalam pemberian makan/ASI, lidah 13 yang besar dan menonjol keluar
sehingga dapat menyumbat jalan napas, napas yang keras dan berisik lewat mulut
yang terbuka, kulit yang dingin dan bintikbintik akibat sirkulasi darah yang buruk,
dan erupsi gigi yang terlambat dan gigi yang mudah keropos (Kowalak, 2011).
E. Pemeriksaan penunjang/laboratorium
Diagnosis hipotiroid didasarkan pada pemeriksaan radioimmunoassay yang
memperlihatkan kadar dan yang rendah, peningkatan kadar TSH bila penyebabnya
gangguan tiroid, pemeriksaan faal tiroid yang membedakan antara hipotiroid primer,
hipotiroid sekunder, hipotiroid tertier dan euthyroid sick syndrome, kenaikan kadar
kolesterol, trigliserida, dan alkali fosfatase dalam serum darah, anemia normositik
normokromik, dan kadar natrium serum yang rendah, penurunan pH, dan peningkatan
tekanan parsial karbon dioksida yang menunjukkan asidosis respiratorik (koma miksedema).
Atau bisa di cek dengan:
Pemeriksaan kadar T3 dan T4.
Pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan
TSH serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun)
Pemeriksaan USG : Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang tepat
tentang ukuran dan bentuk kelenjar tiroid dan nodul.
Sedangkan penegakan diagnosis hipertiroid biasanya dilakukan secara langsung.
Penegakan diagnosis ini bergantung pada hasil anamnesis riwayat klinis dan pemeriksaan
fisik yang harus dilakukan dengan cermat, tingkat kecurigaan yang tinggi serta
pengukuran hormon secara rutin. Tes yang dapat memastikan adanya gangguan
hipertiroid antara lain :
1. Pemeriksaaan laboratorium
Serum T3,terjadi peningkatan (N:70-250 ng/dl atau 1,2-3,4 SI unit)
Serum T4,tehrjadi peningkatan (N:4-12 mcg/dl atau 51-154 SI unit)
In deks T4 bebas,meningkat (N:0,8-2,4 ng/dl atau 10-31 SI unit)
T3RU meningkat (N:24-34%)
TRH stimulation test,menurun atau tidak ada respon TSH
Tiroid antibodi antiglobulin antibodi (TSH-Rab), terjadi peningkatan pada
penyakit graves
2. Test penunjang lainnya
CT Scan tiroid
Mengetahui posisi,ukuran dan fungsi kelenjar tiroid. Iodine radioaktif (RAI)
diberikan secara oral kemudian diukur pengambilan iodine oleh kelenjar
tiroid.normalnya tiroid akan mengambil iodine 5-35% dari dosis yang diberikan
setelah 24 jam.pada pasien Hipertiroid akan meningkat.
USG,untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid apakah massa
atau nodule.
ECG untuk menilai kerja jantung,mengetahui adanya takhikardia,atrial fibrilasi
dan perubahan gelombang P dan T (Tarwoto,dkk.2012)
Tentang “Asuhan Keperawatan pada klien Ny. N dengan Hipertiroid di Unit Pelayanan
Fungsional Dalam Wanita Rumah Sakit Umum Dokter Soedarso Pontianak.” Studi kasus ini
dilaksanakan selama tiga hari perawatan yaitu dimulai dari tanggal 12 Mei sampai 14 Mei 2014.
Dalam penyusunan laporan hasil studi kasus ini penulis menggunakan metode pendekatan proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
A. Pengkajian
Pada tahap pengkajian ini, penulis menggunakan data primer yang berupa data langsung
dari klien dan data sekunder yang diperoleh dari keluarga dan perawat ruangan dimana
klien dirawat yaitu Unit Pelayaan Fungsional Dalam wanita. Adapun cara pengumpulan
data dengan menggunakan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, catatan
medis, dan pemeriksaan penunjang.
1. Identitas Klien
Klien berinisial Ny. Y, berumur 26 tahun, beragama Islam, bangsa / suku adalah WNI
/ melayu, pendidikan terakhir SD, pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga, status
perkawinan sudah menikah, alamat di Jl. Dusun Mega Jaya Pontianak, dengan
diagnosa medis hipertiroid.
2. Keluhan Utama
Sesak (+), badan sebelah kanan terasa lemah (+), sakit sudah 4 hari
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan pusing kepala pada saat mau ke WC, mata terasa berputar-putar
dan pandangan gelap. Badan terasa panas, S : 38,3oC
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan bahwa tidak pernah mengalami penyakit DM, Hemoroid dan
penyakit hipertensi.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pada saat di data klien dan keluarga tidak pernah mengalami penyakit yang sering
yaitu demam dan batuk biasa.
6. Keadaan lingkungan yang Mempengaruhii timbulnya Penyakit
Lingkungan rumah klien sangat bersih, perkarangan rumah dimanfaatkan untuk
bercocok tanam.
7. Pola Kesehatan
Pola persepsi dan tata tertib laksana kesehatan
Klien biasanya minum the setiap pagi dan klien jarang berolahraga
Pola nutrisi dan metabolisme
Sebelum sakit Klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan komposisi
nasi, lauk, dan sayur. Klien biasanya menghabiskan 1 porsi makanan yang
disediakan.nafsu makan baik dan minum 6 – 8 gelas perhari. Saat sakit Klien
mengatakan makan 1 kali sehari dan menghabiskan 3 sendok makan dari
porsi makanan yang disediakan di rumah sakit dan minum klien hanya bisa
menghabiskan 2-3 gelas sehari.
Pola Eliminasi
Sebelum sakit Klien mengatakan BAK lancar tidk ada rasa sakit 4 – 5 x
sehari berwarna kuning pekat dan BAB 2 x / hari dengan kosisten lunak.
Saat Sakit Klien mengatakan BAK 2-3 x/hari, selama di rumah sakit klien
tidak ada BAB.
Pola aktivitas dan kebersihan diri
Sebelum sakit klien mengatakan beraktivitas secara mandiri dan mandi 2 – 3
x sehari dengan menggunakan sabun dan shampoo, menggosok gigi 2x
sehari dengan menggunakan pasta gigi. Saat sakit, klien mengatakan mandi
hanya di lap – lap saja oleh keluarga dank lien beraktivitas dibantu perawat
dan keluarga.
Pola Istirahat Tidur
Sebelum sakit, klien mengatakan tidur malam 6 – 7 jam/hari dan tidur siang
1 – 2 jam/hari. Saat sakit klien mengatakan tidur siang lebih dari 2 jam tetapi
sering terbangun.
Pola Kognitif dan Persepsi Sensori
Klien sehari – hari menggunakan bahasa melayu. Dapat mengikuti instruksi
perawat / dokter dengan baik.
Pola Konsep Diri
Gambaran diri klien menyukai seluruh anggota tubuhnya. Ideal diri yaitu
klien ingin cepat sembuh dan ingin pulang. Harga diri yaitu klien menerima
penyakit yang dideritanya. Sedangkan peran diri adalah klien seorang ibu
dari satu anak.
Pola Hubungan Peran
Hubungan klien dengan keluarga serta tetangganya harmonis, komunikai
klien dengan perawat/dokter dapat berkomunikasi dengan baik.
Pola Fungsi Seksual
Klien mengatakan tidak mengalami masalah dalam fungsi seksual
Pola Mekanisme Koping
Klien orangnya ceria, mudah bergaul dan klien dengan keluarganya sangat
baik, klien memecahkan masalahnya dengan membicarakn pada kelurganya.
Pola Nilai Kepercayaan
8. Pemeriksaan Fisik
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada isnus maksilaris dan frontalis ekspansi
dinding dada kiri dan kanan sama.
c. Sistem Kardiovaskular
d. Sistem Persyarafan
Bracialis : klien dapat melakukan perintah dengan baik seperti mengerutkan dahi
Sofarigus : dapat membedakan berbagai macam rasa seperti manis atau pahit
e. Sistem Pencernaan
Inspeksi : bentuk mulut simetris, mukosa bibir kering, tidak terdapat lesi atau
stomatitis, lidah bewarna merah muda
f. Sistem Muskuloskeletal
Inspeksi : tidak ada odema pada bagian kiri terpasang infus RL 20tpm
g. Sistem Perkemihan
Alat genitalia bersih, urine bewarna kuning, ada nyeri tekan dan tidak ada keluhan
saat BAK.
h. Sistem integumen
Warna kulit sawo matang, turgor tidak baik, kulit bersih, tidak ada penyakit kulit,
tekstur kulit elastis.
i. Sistem endokrin
j. Sistem Reproduksi
9. Data Penunjang
Laboratorium :
Hb : 11,8 g/dl
10. Terapi
Tanggal 12 – 05 – 2014
Tanggal 13 – 05 – 2014
Tanggal 14 – 05 – 2014
+ Ranitidine 25 mg + Tramadol
4mg
Analisa Data
NO Sympt Etiologi Problem
om
1 DS : Klien mengatakan badan Proses jalannya Hipertermi
terasa panas penyakit
DO: - Klien tampak lemah
- S:38 ,3oC
- Mukosa bibir kering
Setelah dilakukan pengkajian dan analisa data, maka tahap selanjutnya adalah perumusan
diagnosa keperawatan. Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada klien Ny. N adalah
sebagai berikut:
C. Perencanaan/Intervensi
Pada tahap ini dirumuskan tujuan dan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa
D. Pelaksanaan/Implementasi
Keluarga
- Klien hanya baring ditempat
tidur
D:Klien mengatakan tidak
mengetahui tentang
penyakit yang dideritanya
A: - kaji tingkat
pengetahuan klien
- Memberikan penyuluhan
kesehatan tentang
hipertiroid R: -klien masih
bingung
- Keluarga Klien masih
belum mengerti tentang
proses penyakit klien
2 Hipertemi b/d 13-5-2014 D : Klien mengatakan badan
proses jalannya terasa panas
penyakit A:- berikan kompres hangat
sesuai kebutuhan.
- Anjurkan klien menggunakan
baju yang dapat menyerap
keringat.
- Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian obat
R: - Klien tampak lemah
Ketidakseimbanga - Klien merasa tubuhnya tidak
n nutrisi kurang panas lagi
dari kebutuhan - S: 37oC
tubuh b/d anoreksia
D: Klien mengatakan
menghabiskan ¼ dari porsi
makanan yang disediakan
A: - Anjurkan klien makan
sedikit tapi sering
- Berikan HE tentang
Intoleransi aktivitas pentingnya nutrisi bagi tubuh
b/d kelemahan - Kolaborasi dengan tim medis
fisik dalam pemberian obat
R: - Klien tampak
menghabiskan ½ dari porsi
makanan
- Klien tampak kooperatif
E. Evaluasi
1. Pengkajian
a) Identitas klien
Nama : Ny.S
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Surabaya
No. RM : 1201008
Tanggal masuk RS : Selasa, 3 Oktober 2017
c) Kasus
Ny.S umur 35 tahun datang ke UGD diantar keluarga dengan kendaraan pribadi pada
pukul 15.00, dalam kondisi kesadaran baik. Pasien mengatakan sesak nafas, pasien
mengatakan seperti terasa ada Pembengkakan dan rasa nyeri pada leher, Sulit menelan
sehingga tidak nafsu makan, suara parau, pasien mengatakan merasa capek/lelah, terlihat
kuku menebal, Kulit kering, pecah-pecah. pasien mengatakan keluarganya tidak mempunyai
riwayat penyakit yang sama. TD : 110/80 mmHg, RR : 28 x/ mnt, HR : 90x/mnt, T :
36.9°C. BB sebelum sakit : 50, BB selama sakit : 45, TB : 155
d) Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak nafas, ada Pembengkakan dan rasa nyeri pada leher, Sulit
menelan, tidak nafsu makan dan suara parau, kuku menbal, kulit kering dan pecah-pecah.
e) Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang diantar oleh suaminya pada tanggal 3 oktober 2017 di Rumah Sakit dengan
keluhan Sesak nafas, terasa ada pembengkakan dan rasa nyeri pada leher, Sulit menelan
sehingga membuat klien tidak nafsu makan serta suara parau. Untuk mengatasi sakitnya
klien tidak berani minum obat-obatan, klien hanya mengatur posisi agr tidak semakin
sesak dan minum air putih hangat sebelum diantar ke rumah sakit oleh suaminya.
Suaminya mengatakan bahwasanya klien dulu pernah sakit pada lehernya dan berobat
serta mendapatkan obat, setelah itu sembuh dan klien tidak mengira bahwa penyakitnya
akan kambuh dan semakin parah. Hingga akhirnya klien takut dan meminta suami untuk
mengantar ke rumah sakit
f) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan pernah melakukan pengobatan 2 tahun lalu dengan keluhan terdapat
benjolan di leher depan dan nyeri saat ditekan.
g) Riwayat Kesehataan Keluaarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengalami atau menderita
penyakit yang sama dengan klien dan tidak mengalami penyakit keturunan.
2. Kebiasaan hidup sehari-hari :
a) Pola makan
Mengkonsumsi makanan yang kadar yodiumnya rendah, klien tidak suka makanan asin
dan nafsu makan menurun
b) Pola tidur
Pasien sering tidur larut malam/lembur untuk pekerjannya di pasar keesokan harinya.
c) Pola aktivitas
Pasien terlalu memforsir pekerjaan berharap pekerjaan cepat segera terselesaikan
sehingga sering mengeluh kelelahan
3. Pemeriksaan fisik :
a) Sistem intergument : kulit kering dan pecah-pecah, pertumbuhan kuku buruk, kuku
menebal, rambut kering, kasar, rambut rontok dan pertumbuhannya rontok.
b) Sistem pulmonary : hipoventilasi, pleural efusi, dispenia
c) Sistem kardiovaskular, seperti : bradikardi, disritmia, pembesaran jantung, toleransi
terhadap aktifitas menurun.
d) Metabolik : penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi terhadap
dingin.
e) Sistem musculoskeletal : nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot yang melambat.
f) Sistem neurologi : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata,
perhatian kurang, bingung, hilang pendengaran, penurunan refleks tendom.
g) Gastrointestinal : anoreksia, obstipasi, distensi abdomen.
Psikologis dan emosional : Depresi, paranoid, menarik diri/kurang percaya diri.
4. Pemeriksaan
5. Analisis Data
7. INTERVENSI
8. IMPLEMENTASI
NO Hari/ Tanggal/ Jam Tindakan Respon Hasil TTD
1 Selasa, 3 Oktober TTV DS : pasien mengatakan mau
2017 di TTV
08.00 DO : TD : 110/80 mmHg, RR
: 28 x/ m, HR : 90x/m, T :
36.9°C
Berikan terapi O2
DS : Pasien mengatakancepat
Anjurkan pasien untuk lelah jika beraktifitas
11.15 posisi yang lebih DO : Klien
nyaman, kelihatan lelah,lemas, dan
misalnya : posisi mengatakan nyeri pada
semifowler (Peninggian ototnya
kepala tempat
tidur, posisi setengah
duduk)
11.50 DS : pasien mengatakan
Pasang NGT pada peninggian kepala tempat
pasien tidur membuat lebih mudah
untuk benapas.
DO : terlihat pasien lebih
12.50 nyaman
· Kolaborasikan dengan
tim medis lain
Lakukan pemeriksaan
laboratorium
DS : pasien mengatakansulit
menelan dan sulit untuk
makan
DO : terlihat pasienterpasang
NGT
DS : -
DO : Pemeriksaan TSH (pada
klien dengan hipotiroidisme
primer akan terjadi
peningkatan TSH serum,
sedangkan pada yang
sekunder kadar TSH dapat
menurun atau normal) :
Kadar TSHpada pasien
tersebut yaitu <0 i=""
ml="">
DS : Pasien mengatakansesak
nafasnya sudah mendingan
DO : terapi O2 di turunkan
17.00 Berikan makanan menjadi : 3 liter
pasien yang mudah di
cerna (susu) DS : -
18.10 Anjurkan pasien untuk DO : -
makan terlebih dahulu
saat akan beraktivitas DS : -
DO : terlihat
pasienmelakukan aktivitasnya
sendiri
3 Kamis, 5 Oktober TTV DS : pasien mengatakan mau
2017 di TTV
08.00 DO : TD : 120/90 mmHg, RR
: 18 x/ m, HR : 74 x/m, T :
10.00 Memantau pola nafas 37,2°C
pasien
DS : pasien mengatakansesak
nafasnya sudah mendingan
DO : terlihat pasien tidak
11.30 Mengajarkan keluarga menggunakan alat bantu
pasien untuk pernafasan
memberikan makan
melalui NGT DS : -
DO : keluarga pasien faham
Ajarkan pasien untuk yang di ajarkan perawat
13.30 melakukan aktivitas
sehari-harinya sendiri
Ds : -
DO : terlihat aktivitas pasien
sudah tidak di bantu oleh
perawat dan keluarga
9. EVALUASI
Hari/ Tanggal NOs DP Respon TTD
Jumat, 6 Oktober 2017 1 S : pasien mengatakan masih sesak nafas
O : terapi O2 : 5 liter
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi 1
NIC : Manajemen Jalan Nafas
(terapi O2 : 5 liter)
2
S : Pasien mengatakan sulit untuk menelan
O : Pasien terlihat menggunakan alat bantu
makan (NGT)
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
NIC : Pemantauan Nutrisi
(ajarkan kepada keluarga cara memberi
makan melalui NGT)
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.umbjm.ac.id/698/4/BAB%202.pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/23020/F.%20Bab%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
NOVALIA, Nessy. KARYA TULIS ILMIAH PERBANDINGAN KADAR T_3, T_4 DAN TSH
PADA PENDERITA DISFUNGSI TIROID DI RSD MAYJEND HM. RYACUDU KOTABUMI
PERIODE MARET 2019-MARET 2020. 2020. PhD Thesis. Poltekkes Tanjungkarang.
https://www.academia.edu/23573499/Asuhan_Keperawatan_Pada_klien_Hipertiroid
https://www.academia.edu/34949181/BAB_I_3_hipotiroid