Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PSIKOLOGI FAAL
HIPERTIROIDISME
Dosen Pengampu : Jessica Johanna

Disusun oleh :
Kelompok 7

Anindya Humaira Duiyarti (11521582)


Cira Puspa Prasetio (10521366)
Fadiyatul Unsya (10521513)
Rana Diva Arhath (11521186)
Zahra Erisha Putri (11521549)

FAKULTAS PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2022

1
DAFTAR ISI

BAB 1................................................................................................................................3
PENDAHULUAN............................................................................................................3
A. Latar Belakang..........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................4
BAB 2................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
A. Pengertian hipertiroidisme........................................................................................5
B. Penyebab hipertiroidisme..........................................................................................7
C. Tanda dan Gejala Hipertiroid....................................................................................7
D. Diagnosis Hipertiroidisme.........................................................................................8
E. Pengobatan Hipertiroidisme......................................................................................9
F. Cara Pencegahan Hipertiroidisme............................................................................11
G. Hipertiroidisme dan kaitannya dengan perilaku manusia.......................................12
BAB 3..............................................................................................................................14
PENUTUP......................................................................................................................14
A. KESIMPULAN.......................................................................................................14
B. SARAN....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelenjar tiroid berfungsi untuk menghasilkan hormon tiroid yaitu tiroksin


(T4) dan triiodotironin (T3). Pembentukan hormon-hormon tersebut disebabkan
oleh pengaruh mekanisme umpan balik yang melibatkan hormone Thyroid
Stimulating Hormon (TSH). Apabila terjadi peningkatan pada hormon tiroid
maka produksi TSH akan menurun. Begitupun sebaliknya, apabila produksi
hormon tiroid tidak mencukupi kebutuhan maka akan terjadi peningkatan
produksi TSH.
Hormon tiroid memliki peran yang sangat penting dalam proses metabolisme
dan aktivits fisiologik pada hampir semua organ tubuh manusia. Kadar hormon
tiroid yang berlebih maupun yang kurang dapat mempengaruhi tidak hanya
proses metabolisme dan aktifitas fisiologik melainkan juga mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan berbagai jaringan tubuh.
Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui bahwa kelenjar tiroid memiliki
peran
yang sangat penting bagi tubuh. Pembahasan mengenai kelenjar tiroid ini masih
kurang dan jarang mendapatkan perhatian khusus oleh masyarakat. Masyarakat
tidak mengetahui gejala-gejala yang ditimbulkan oleh gangguan kelenjar tiroid
karena gejalanya yang mirip dengan gejala penyakit lainnya, sehingga terlambat
untuk berkonsultasi ke dokter.
Penyakit endokrin yang menempati peringkat ke dua setelah diabetes
adalah gangguan tiroid. Laporan mengenai gangguan tiorid diperoleh sekitar 300
juta orang di dunia. Dari jumlah tersebut terdapat lebih dari setengahnya tidak
menyadari gangguan tersebut. Gangguan tiroid yang paling banyak ditemukan

3
adalah hipotiroidisme dan hipertiroidisme dengan jumlah 1,6 miliar orang yang
tersebar pada 110 negara di seluruh dunia.

B. Rumusan Masalah

a. Apa definisi dari hipertiroidisme?


b. Bagaimana cara mencegah penyakit hipertiroidisme?
c. Apa saja penanganan penyakit hipertiroidisme ?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui definisi dari hipertiroidisme


b. Untuk mengetahui cara untuk mencegah hipertiroidisme
c. Untuk mengetahui penanganan apa saja yang dapat dilakukan jika terkena
hipertiroidisme

4
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian hipertiroidisme

Hipertiroid adalah kumpulan gejala klinis disebabkan kelebihan hormon


tiroid. Hipertiroid disebabkan oleh gangguan sistem imun dimana suatu antibodi
yang disebut thyroid stimulating immunoglobulin (TSI) mengikat reseptor
thyroid stimulating hormone (TSH) dalam kelenjar tiroid, sehingga kadar TSH
menjadi rendah. Antibodi TSI juga merangsang kelenjar tiroid untuk
mengeluarkan hormon tiroid yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) dalam
kadar tinggi. Selain itu, terdapat hubungan timbal balik yaitu apabila kadar
hormon tiroid tinggi dalam darah, maka kelenjar pituitari akan mengeluarkan

5
TSH yang lebih sedikit untuk menurunkan produksi hormon tiroid di kelenjar
tiroid. Penyebab lain hipertiroid yaitu peradangan kelenjar tiroid, adanya
benjolan atau nodul pada kelenjar tiroid, serta terdapat tumor pada kelenjar tiroid
atau pituitari .

Penyakit hipertiroid adalah gangguan kelenjar tiroid yang membuat


kinerja kelenjar jadi terlalu aktif. Perlu diketahui, kelenjar tiroid adalah bagian
dari kelenjar endokrin yang bentuknya mirip kupu-kupu. Kelenjar ini letaknya di
leher bawah bagian depan. Fungsi kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon
tiroid, mengeluarkannya ke dalam darah, lalu menyalurkannya ke setiap jaringan
di dalam tubuh. Sedangkan hormon tiroid berguna untuk mengatur penggunaan
energi di dalam tubuh, menjaga suhu tubuh tetap hangat, dan menunjang kinerja
otak sampai jantung. Ketika kelenjar tiroid terlalu aktif, produksi hormon tiroid
jadi meningkat dibandingkan biasanya. Kondisi ini menyebabkan hormon tiroid
di dalam aliran darah melimpah dan memengaruhi kesehatan.

B. Penyebab hipertiroidisme

Penyakit graves penyakit autoimun ini membuat antibodi merangsang


kelenjar tiroid untuk memproduksi lebih banyak hormon.

Benjolan yang terbentuk di kelenjar tiroid karena adenoma toksik, gondok, atau
penyakit plummer.

6
Radang kelenjar tiroid; biasanya peradangan ini terjadi setelah kehamilan,
penyakit autoimun, atau penyebab yang tidak jelas.

Penyakit hipertiroid yang tidak dikontril bisa menyebabkan masalah kesehatan,


seperti ganguan penglihatan, komplikasi kehamilan, sampai badai tiroid.

C. Tanda dan Gejala Hipertiroid

Kelebihan hormontiroid menyebabkan proses metabolik dalam tubuh


berlangsung lebih cepat. Keluhan utama biasanya berupa salah satu dari
meningkatnya nervositas, berdebar-debar atau kelelahan. Gejala-gejala
hipertiroidi ini dapat berlangsung dari beberapa hari sampai beberapa tahun
sebelum penderita berobat ke dokter, bahkan sering seorang penderita tidak
menyadari penyakitnya.

Susunan saraf; Labil/emosional, menangis tanpa alasan yangjelas (iritabel),


psikosis, tremor, nervositas, sulit tidur, sulit konsentrasi.

Mata; Pandangan ganda, melotot.

Kelenjar tiroid; Pembesaran tiroid.

Jantung dan paru; Sesak nafas (dispnoe), hipertensi, aritmia, berdebar-debar,


gagal jantung, tekanan nadi meningkat (takikardi)/

Saluran cerna; Sering buang air besar, lapar, banyak makan, haus, muntah, berat
badan turun cepat, toleransi obat.

Sistem reproduksi; Tingkat kesuburan menurun, menstruasi berkurang, tidak


haid,libido menurun.

Darah - limfatik; Limfositosis, anemi, pembesaran limpa, pembesaran kelenjar


limfe leher.

7
Tulang; Osteoporosis, epifisis cepat menutup, nyeri tulang.

Otot; Lemah badan (thyrotoxic periodic paralysis), refleks meningkat,


hiperkenesis, capai, tangan gemetar.

Kulit; Berkeringat tidak wajar (berlebihan) di beberapa tempat

D. Diagnosis Hipertiroidisme

Dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, kemudian melakukan


pemeriksaan fisik untuk mendeteksi tanda hipertiroidisme, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya. Jika dokter telah melihat tanda hipertiroidisme, tes darah
akan dilakukan untuk mengukur kadar hormon TSH dan hormon tiroid dalam
darah. Tes darah juga dilakukan untuk mengukur tingginya kadar kolesterol dan
gula dalam darah yang dapat menjadi tanda gangguan metabolisme akibat
hipertiroidisme. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk
mendeteksi penyebab hipertiroidisme, antara lain:

1. USG tiroid, untuk memeriksa kondisi kelenjar tiroid dan mendeteksi


benjolan atau tumor di kelenjar tersebut
2. Thyroid scan (nuklir tiroid), untuk memindai kelenjar tiroid
menggunakan kamera khusus, dengan terlebih dahulu menyuntikkan zat
radioaktif ke dalam pembuluh darah
3. Tes iodium radioaktif, untuk memindai kelenjar tiroid dengan terlebih
dahulu meminta pasien menelan zat radioaktif yang mengandung iodium
dosis rendah

E. Pengobatan Hipertiroidisme

Pengobatan hipertiroid bertujuan untuk mengembalikan kadar normal


hormon tiroid, sekaligus mengatasi penyebabnya. Metode pengobatannya akan
disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala, serta usia dan kondisi pasien

8
secara keseluruhan. Berikut ini adalah beberapa cara mengobati dan mengatasi
hipertiroidisme:

1. Obat-obatan
Pemberian obat bertujuan untuk menghambat atau menghentikan fungsi
kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon berlebih dalam tubuh. Jenis
obat yang digunakan adalah methimazole dan propylthiouracil. Dokter
juga akan memberikan obat tertentu, seperti propranolol, yang dapat
menurunkan detak jantung, untuk mengurangi gejala jantung berdebar.
Dokter akan menurunkan dosis obat apabila kadar hormon tiroid dalam
tubuh telah kembali normal, biasanya 1–2 bulan setelah mulai kosumsi
obat. Penting diingat, diskusikan dengan dokter endokrin mengenai lama
penggunaan obat.

2. Terapi iodium radioaktif


Terapi iodium radioaktif bertujuan untuk menyusutkan kelenjar tiroid
sehingga mengurangi produksi jumlah hormon tiroid. Pasien akan
diberikan cairan atau kapsul yang mengandung zat radioaktif dan iodium
dosis rendah, yang akan diserap oleh kelenjar tiroid. Terapi ini
berlangsung selama beberapa minggu atau bulan. Meski dosis yang
diberikan rendah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pasien
setelah menjalani pengobatan ini, yaitu:
 Hindari kontak dengan anak-anak dan ibu hamil selama
beberapa hari atau minggu untuk mencegah penyebaran radiasi
 Tidak dianjurkan untuk hamil setidaknya selama 6 bulan setelah
pengobatan

9
3. Operasi

Operasi pengangkatan kelenjar tiroid atau tiroidektomi dilakukan jika:

 Pemberian obat dan terapi iodium radioaktif tidak efektif untuk


mengatasi hipertiroidisme
 Pembengkakan yang terjadi pada kelenjar tiroid cukup parah
 Kondisi pasien tidak memungkinkan untuk menjalani pengobatan
dengan obat-obatan atau terapi iodium radioaktif, misalnya
sedang hamil atau menyusui.
 Pasien mengalami gangguan penglihatan yang cukup parah

Prosedur tiroidektomi dapat bersifat total atau sebagian, tergantung pada kondisi
pasien. Namun, sebagian besar tiroidektomi dilakukan dengan mengangkat
seluruh kelenjar tiroid untuk mencegah risiko hipertiroidisme kambuh atau
muncul kembali.

Pasien yang menjalani operasi pengangkatan kelenjar tiroid total dan terapi
radioaktif iodium dapat terkena hipotiroidisme. Kondisi ini dapat diatasi dengan
mengonsumsi obat berisi hormon tiroid. Akan tetapi, konsumsi obat ini mungkin
perlu dilakukan seumur hidup.

F. Cara Pencegahan Hipertiroidisme

1. Berhenti merokok

Merokok menjadi penyebab utama dari berbagai penyakit yang mematikan,


seperti kanker paru dan PPOK (penyakit paru obstruktif kronis). Hal ini
terjadi karena rokok mengandung zat kimia berbahaya yang bisa menghambat
kinerja organ dan jaringan, termasuk kelenjar tiroid. Zat kimia rokok dapat
mengganggu penyerapan yodium yang pada akhirnya meningkatkan risiko

10
terjadinya orbitopathy graves atau dikenal dengan kelainan mata menonjol
akibat hipertiroid. Jika kebiasaan buruk ini dihentikan, risiko terjadinya
penyakit hipertiroid juga berkurang. Untuk itu, berhenti merokok jadi cara
mencegah hipertiroid yang sebaiknya dilakukan terutama jika Anda perokok
berat.

2. Konsumsi alkohol dengan bijak

Sebagian penelitian menunjukkan bahwa minum alkohol memberikan


pengaruh pada kesehatan tiroid. Meski dibutuhkan studi lebih lanjut, alangkah
baiknya jika Anda membatasi kebiasaan minum alkohol. Pastikan Anda tidak
minum alkohol secara berlebihan. Misal, jika dalam sehari Anda terbiasa
minum 3 gelas alkohol, coba kurangi jadi segelas saja per harinya. Cara ini
dilakukan tidak hanya untuk mencegah hipertiroid tapi juga penyakit lain,
salah satunya sirosis alkoholik yang menyerang hati.

3. Konsumsi makanan yang menyehatkan tiroid

Menurunkan risiko penyakit tertentu bisa Anda lakukan dengan


meningkatkan asupan makanan yang sehat bernutrisi. Nah, untuk menjaga
kesehatan kelenjar tiroid, kacang kedelai menjadi salah satu makanan yang
direkomendasikan. Anda bisa mendapatkan nutrisi kedelai dari tempe, tahu,
atau susu kedelai. Namun ingat, konsumsinya tidak boleh berlebihan dan
harus dihindari jika Anda memiliki alergi kedelai. Selain kedelai, cara
mencegah hipertiroid juga bisa Anda lakukan dengan memperhatikan asupan
selenium dalam makanan. Mineral ini mendukung kerja hormon tiroid,
meningkatkan sistem kekebalan dan fungsi kognitif. Anda bisa mendapatkan
selenium dari udang, salmon, kepiting, ayam, telur, bayam, jamur shitake, dan
beras merah. Selenium juga tersedia dalam bentuk suplemen. Namun, tubuh

11
lebih maksimal menyerap selenium organik pada makanan, yakni
selenomethionine ketimbang selenium anorganik yaitu natrium selenite. Jika
Anda tertarik minum suplemen selenium, konsultasikan lebih dahulu dengan
dokter.

4. Cek kesehatan tiroid

Cara terakhir yang bisa Anda lakukan untuk mencegah hipertiroid adalah
melakukan pemeriksaan kelenjar tiroid secara berkala. Tes ini dilakukan
dengan mendeteksi adanya benjolan atau pembengkakan di sekitar leher.
Apabila tidak ada benjolan tetapi ada gejala-gejala tiroid, seperti mudah
berkeringat, lebih sensitif dengan panas, siklus menstruasi dan nafsu makan
berubah, segera periksakan diri ke dokter.

G. Hipertiroidisme dan kaitannya dengan perilaku manusia

Penderita gangguan tiroid secara tidak langsung pasti akan mengalami


masalah emosional. Mereka akan merasa lebih emosional atau mengalami
perubahan suasana hati yang ekstrim. Terkadang bisa sedih, lalu beberapa waktu
kemudian bahagia, mirip seperti perilaku penderita gangguan bipolar. Beberapa
masalah emosional yang mungkin akan dirasakan adalah

1. Kecemasan yang ditandai dengan gugup, jantung berdebar, gemetar,


mudah marah, hingga sulit tidur.
2. Stres hingga depresi, menyebabkan seseorang merasa rendah diri, tidak
bersemangat, dan kehilangan nafsu makan yang signifikan.
3. Perubahan suasana hati yang ekstrim, jadi terkadang seseorang merasa
sedih lalu senang kembali beberapa saat kemudian.
4. Sulit fokus

12
5. Masalah pada memori jangka pendek

Hormon memang memiliki peran penting dalam mengatur suasana hati


seseorang. Apabila jumlah hormonnya berlebihan atau tidak normal, maka
bukan tidak mungkin akan berdampak pada suasana hati. Contohnya, seseorang
yang hipertiroid cenderung mengalami kenaikan berat badan secara signifikan.

Kemudian, ia pun berupaya menurunkan berat badannya seperti semula.


Namun dalam prosesnya, ia akan mengalami rendah diri dan tidak percaya diri
yang berujung pada depresi dengan perubahan bentuk tubuhnya saat ini. Untuk
itu, cara terbaik untuk mengobati hormon abnormal sebenarnya adalah dengan
terapi.

Selain itu penderitanya hendaknya melakukan pengendalian diri, misalnya


dengan menjauhi makanan tertentu yang dapat meningkatkan jumlah hormon.
Selain itu, dapat pula melakukan pencegahan seperti yang telah dianjurkan oleh
Yayasan Thyroid Inggris berikut ini:

1. Konsultasikan segala gejala yang berhubungan dengan masalah kejiwaan


kepada dokter atau ahli kesehatan jiwa. Sebaiknya sebelum Kamu
mendiagnosis apakah menderita gangguan tiroid atau tidak, periksakan
diri dulu ke dokter. Setelah itu, biasanya dokter akan memberikan
beberapa obat terkait diagnosis.
2. Seringlah bercerita kepada teman atau orang yang Kamu percaya jika
sedang mengalami masa yang sulit. Jangan biarkan pikiranmu terbebani
dengan masalah yang dapat dipecahkan dengan sederhana. Terlebih
jangan biarkan dirimu depresi karena menahan emosi.
3. Berbagi dengan orang yang memiliki masalah serupa, misalnya dengan
sesama penderita gangguan tiroid dan yang memiliki masalah gangguan
jiwa.

13
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penyebab dari hipertiroidisme yaitu adanya Gangguan homeostatic yang


disebabkan oleh produksi TSHI yang berlebihan atau adanya perubahan
autonomic kelenjar tiroid menjadi hiperfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Ada banyak gejala pada penderita penyakit ini yakni
gemetar,palpitasi,gelisah,penurunan berat badan yang drastis,nafsu makan
meningkat, emosional, dsb.

Penyakit gangguan kelenjar tiroid tersebut dapat mengganggu emosi dan


perilaku anak, serta dapat mengakibatkan komplikasi yang dapat membahayakan
kehidupan sang anak. Namun, karena kurangnya pengetahuan dari orangtua, dan
kesehatan kelenjar tiroid kurang diperhatikan, maka orangtua kurang
memperhatikan makanan yang dimakan serta tidak menjalani hidup yang sehat.

Maka dari itu bahaya penyakit gangguan kelenjar tiroid itu perlu diperk
enalkan dan perlu diberikan pengertian yang lebih agar kita mengerti kelenjar tir
oid harus diperhatikan juga, dengan solusi menjaga makanan yang dimakan dan
menjalani pola hidup sehat agar tumbuh kembang anak dapat dijalani secara sem
purna.

B. SARAN

Sarannya adalah agar kita lebih memperhatikan lagi masalah kesehatan


kelenjar tiroid, agar kesehatan kelenjar tiroid tetap terjaga dan kita semua
terhindar dari penyakit gangguan kelenjar tiroid. Menjaga kesehatannya dengan

14
menjaga makanan yang dimakan serta merubah pola hidup menjadi pola hidup y
ang sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, M. N. (2021, Desember 23). Kenali Apa Itu Penyakit Hipertiroid, Gejala, Dan
Penyebabnya. KOMPAS.com. Diakses pada Juli 2, 2022, dari https://health.komp
as.com/read/2021/12/23/130100368/kenali-apa-itu-penyakit-hipertiroid-gejala-da
n-penyebabnya 

krakatau_medika. (n.d.). Penyakit tiroid, Gejala, Penyebab Dan Pencegahannya. RS Kr


akatau Medika. Diakses pada Juli 2, 2022, dari https://krakataumedika.com/info-
media/artikel/penyakit-tiroid-gejala-penyebab-dan-pencegahannya 

Puji, A. (2020, Januari 22). 4 Cara untuk Menurunkan Risiko Hipertiroid (Kelenjar Tir
oid yang Terlalu Aktif). Hello Sehat. Diakses pada Juli 2, 2022, dari https://hellose
hat.com/sehat/gejala-umum/cara-mencegah-hipertiroid/ 

15

Anda mungkin juga menyukai