Disusun oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
1 Tiroid
2 Hipotiroid
2.1 Epidemiologi
2.2 Etiologi
2.3.1 Primer
Salah satu dampak pada janin dari ibu hamil yang mengalami
defisiensi yodium selama masa kehamilan adalah kretinisme. Kretinisme
dikarakterisasikan dengan deformasi fisik, dwarfisme, retardasi mental,
dan gangguan pendengaran. Perkembangan fisik dan mental anak – anak
yang terdampak kretinisme akan sangat terhambat dan tidak dapat diubah.
Tingkat keparahan dari kondisi tiap anak sangat bervariasi, tetapi
penanganan sejak dini akan sangat membantu mencegah kerusakan lebih
lanjut. (8)
2.5.1 Kardiovaskular
2.5.3 Gastrointestinal
2.5.4 Muskoloskeletal
2.5.6 Reproduksi
2.5.7 Hepatic
Pada hepar atau hati, dampak yang dirasakan dari kejadian hipotiroid
adalah meningkatnya level low-density lipoprotein (LDL) / TC dan
trigliserida. Peningkatan ini tidak hanya mempengaruhi hepar tetapi juga
akan meningkatkan resiko penyakit pada bagian tubuh lainnya seperti
jantung. (5, 6)
3 Hipertiroid
3.1 Epidemiologi
Prevalensi dari hipertiroid overt ada pada rentang 0.2% hingga 1.3% di
wilayah – wilayah yang yodiumnya tercukupi di dunia. Pada sebuah studi tahun
1977 dilaporkan bahwa kejadian hipertiroid diperkirakan antara 100 hingga 200
kasus per 100.000 tahun dengan prevalensi 2.7% pada perempuan dan 0.23%
pada laki – laki. (5) Berdasarkan studi yang pernah dilakukan, di Jawa Tengah
0,5% penduduk terdiagnosis hipertiroid dimana prevalensi perempuan
cenderung lebih tinggi daripada laki-laki. (2)
Berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2013, proporsi yodium dalam rumah
tangga mengalami peningkatan dari tahun – tahun sebelumnya. Hal ini juga
menunjukkan adanya peningkatan angka kelebihan konsumsi yodium. Sejalan
dengan hal itu, Iodine Induced Hyperthyroidism dan risiko gangguan kesehatan
juga mengalami peningkatan dari 24,4% menjadi 66,8%. (2)
3.2.1 Primer
Selain itu ada banyak lagi gejala yang ditimbulkan dari hipertiroid, misalnya
pada sistem kardiovaskuler, frekuensi denyut jantung meningkat atau tachycardia,
peningkatan kebutuhan oksigen otot jantung, peningkatan vaskuler perifer
resisten, tekanan darah sistole dan diastole meningkat 10 – 15 mmHg, palpitasi,
distrimia, kemungkinan gagal jantung, dan edema. (10)
Sistem pernafasan juga terdampak, yakni nafas jadi pendek dan adanya
penurunan kapasitas paru. Pada sistem perkemihan, terjadi retensi cairan dan
menurunnya output urine. Pada sistem gastrointestinal, terjadi peningkatan
peristaltik usus, peningkatan nafsu makan, penurunan berat badan, diare,
peningkatan penggunaan cadangan adipose dan protein, penurunan serum lipid,
peningkatan sekresi gastrointestinal, hipnatremia, muntah dan kram abdomen.
Pada sistem musculoskeletal, terjadi keseimbangan protein negatif, kelemahan
otot, kelelahan, dan tremor. Pada sistem saraf terjadi peningkatan reflek tendon
dalam, tremor halus, rasa gugup, gelisah, emosi tidak stabil seperti cemas, curiga,
tegang, dan emosional. (10)
2. Made, Dewi P, Dewi Widhya Hana Sundari Cokorda, I Wayan Karta. Gambaran
Kadar Thyroid Stimulating Hormone Pada Pasien Disfungsi Tiroid Di
Laboratorium Klinik Niki Diagnostic Center Denpasar. Kementrian Kesehatan
RI. Politeknik Kesehatan Denpasar. (2020)
3. Drake, R., Vogl W, Mitchell A. Gray’s Anatomy for Students. Fourth edition.
Philadelphia, PA : Elsevier. (2020)
4. Hastuti et al. Status mineral dan hormon tiroid penderita hipotiroidisme. Journal
of Community Empowerment for Health. Volume 1(1). November (2018)
7. M, Aprizum Putra Z., Ernawati, Aan Erlansari. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit
Tiroid Menggunakan Metode Naïve Bayes Berbasis Android. Jurnal Rekursif,
Vol. 5 No. 3. 2017
8. Nix, Staci. Williams' Basic Nutrition and Diet Therapy. Elsevier. (2017)
10. Dharri, Eva N. Asuhan Keperawatan Hipertiroid pada Ny. N di Ruang Penyakit
Dalam Wanita Tulip III C Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin.
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. (2018)