PENDAHULUAN
Hipotiroidisme merupakan suatu penyakit akibat kekurangan produksi hormon
tiroid atau adanya defek pada reseptornya. Kelainan tersebut dapat ditemukan sejak lahir
yang sering dikenal sebagai hipotiroid kongenital, namun bila tampak gejala-gejala setelah
periode fungsi tiroid yang tampaknya normal maka kelainan ini merupakan kelainan yang
didapat yang biasanya akibat defek kongenital karena manifestasi defisiensinya
terlambat.
Hipotiroid merupakan penyakit yang ditemukan dengan perbandingan 1 : 5000
dari kelahiran hidup dan biasanya ditemukan 80 90 % pada bayi dengan usia < 3 bulan,
lebih sering mengenai perempuan dengan perbandingan antara perempuan dan laki-laki 2 :
1.
Hipotiroid seringkali dikelompokkan berdasarkan organ:
Type
Primer
Origin
Description
Kelenjar
tiroid
Kelenjar
Pituitari
Tersier
Hipotala
mus
BAB II
KELENJAR TIROID dan HORMON TIROID
1
I.
tiroid juga menghasilkan kalsitonin yang berfungsi mengatur jumlah kalsium di dalam
darah.
Hormone T3 sebagian besar berasal dari konversi T4 menjadi T3 yang berlangsung
diluar kelenjar tiroid.
HORMON TIROID
Hormon-hormon tiroid meningkatkan konsumsi oksigen, merangsang sintesis
protein,
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
diferensiasi,
dan
mempengaruhi
Sintesis dan pelepasan TSH distimulasi oleh hormon pelepas-TSH (TRH) yang
disintesis dalam hipotalamus dan disekresi kedalam kelenjar pituitaria.
Pada keadaan produksi hormon tiroid menurun, TSH dan TRH meningkat yang
mengakibatkan hipertrofi dan hiperplasia sel-sel tiroid, penangkapan yodium
meningkat, dan sintesis hormon tiroid meningkat. Peningkatan sintesis hormon tiroid
menghambat produksi TSH dan TRH, kecuali pada neonatus dimana kadar TRH
dalam serum sangat rendah.
BAB III
HIPOTIROID
4
Hipotiroid adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu
tingkat dari aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid-end organ, dengan akibat terjadinya
defisiensi hormon tiroid, ataupun gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid.
Menurut onsetnya, hipotiroid pada anak dibedakan menjadi 2 :
1. Hipotiroid kongenital.
2. Hipotiroid dapatan.
I.
PATOFISIOLOGI
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan
pada respon jaringan terhadap hormon tiroid.
Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
o Hipotalamus membuat thyrotropin releasing hormone (TRH) yang
merangsang hipofisis anterior.
o Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (thyroid stimulating hormone =
TSH) yang merangsang kelenjar tiroid.
o Kelenjar tiroid mensintesis hormone tiroid (triiodothyronin = T3 dan
tetraiodothyronin = T4 = thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan
yang meliputi : konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf,
metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja
daripada hormon-hormon lain.
II.
HIPOTIROID KONGENITAL
Penyebab hipotiroid kongenital dapat sporadis/ familial, gondok atau non gondok.
Pada banyak kasus, defisiensi hormon tiroid berat, dan gejala-gejala berkembang pada
umur beberapa minggu awal. Pada kasus lain, tingkat defisiensi yang lebih rendah
terjadi dan manifestasi dapat terlambat selama beberapa bulan atau beberapa tahun.
Angka kejadian di beberapa negara sangat bervariasi dengan kisaran antara 40006000 kelahiran hidup. Hipotiroid kongenital merupakan salah satu penyebab retardasi
mental dan kegagalan pertumbuhan yang dapat dihindari bila ditemukan dan diobati
sebelum usia 1 bulan. Oleh karena itu banyak negara maju melakukan screening saat
kelahiran.
II.1. ETIOLOGI
A. Disgenesis Tiroid
5
tiroid
ektopik
dari
individu
eutiroid
dapat
mengakibatkan
tahun. Defek ini ditentukan secara genetik dan dipindahkan dengan cara
autosom resesif.
D. Radioyodium
Hipotiroidisme telah dilaporkan akibat dari pemberian radioyodium
secara tidak sengaja selama kehamilan untuk pengobatan kanker tiroid atau
hipertiroidism. Pemberian yodium radioaktif pada wanita yang sedang
menyusui juga terkontraindikasi karena dengan mudah dieksresikan dalam susu.
E. Defisiensi Tirotropin
Defisiensi TSH dan hipotiroidisme dapat terjadi pada keadaan apapun
yang terkait dengan defek perkembangan kelenjar pituitaria atau hipotalamus.
Lebih sering pada keadaan ini, defisiensi TSH akibat defisiensi hormon pelepas
tiroropin (TRH). Mayoritas bayi yang terkena memiliki defisiensi kelenjar
pituitaria multipel dan datang dengan hipoglikemi, ikterus persisten, dan
mikropenis bersama dengan displasia septo-optik, celah bibir linea mediana,
hipoplasia wajah tengah, dan anomali wajah linea mediana yang lain.
F.
Berat badan lahir > 3500 gram; masa kehamilan > 40 minggu.
Hernia umbilikalis.
Makroglosi.
Riwayat BAB pertama > 20 jam setelah lahir dan sembelit (< 1 kali/hari).
Letargi.
Hipotonia
Diagnosis dan pengobatan dini penting untuk mencegah mental yang permanen
pada penderita.
Gejala pada anak besar :
-
Kulit kering.
Miksedema.
Struma pada ibu. Apakah ibu diberi KI, PTU waktu hamil?
Perkembangan anak.
B. Gejala klinis :
Dicurigai adanya hipotiroid bila skor Apgar hipotiroid kongenital > 5;
tetapi tidak adanya gejala atau tanda yang tampak, tidak menyingkirkan
kemungkinan hipotiroid kongenital.
Skore
Hernia umbilicalis
Makroglosi
Hipotoni
1
9
Total
15
C. Laboratorium :
o Pemeriksaan fungsi tiroid T4 dan TSH dilakukan untuk
memastikan diagnosis, apabila ditemukan kadar T4 rendah disertai
TSH meningkat maka diagnosis sudah dapat ditegakkan.
o Pemeriksaan darah perifer lengkap, air kemih, tinja, kolesterol
serum (biasanya meningkat pada anak > 2 tahun).
o Apabila ibu dicurigai menderita hipotiroid maka bayi perlu
diperiksa antibodi antitiroid. Kadar TBG diperiksa bila ada dugaan
defisiensi TBG yaitu bila dengan pengobatan hormon tiroid tidak
ada respon.
Name
Normal Value
Immunoassay
64 142 nmol/L
Free T4 Index
6.5 12.5
Total
T3 95 190 ng/dL or
Immunoassay
Free T3 Index
20 63
Results
inResults
in
Hypothyroidism
Hyperthyroidism
High
Low
Low
High
Low
High
Normal or Low
High
Normal or Low
High
D. Radiologis :
10
Tiroid
scintigrafi,
mendasari
bayi
membantu
dengan
memperjelas
hipotiroidisme
penyebab
kongenital.
yang
Pasien
Mongolisme
Sering disertai hipotiroid kongenital, sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan faal tiroid secara rutin. Pada mongolisme terdapat: epikantus (+),
makroglosi (+), miksedema (-), retardasi motorik dan mental serta adanya
kariotyping dan trisomi 21.
Infeksi kongenital
Intestinal obstruction
Ikterus fisiologis
Miopatik kongenital
II.5. TATALAKSANA
Hormon tiroid
Obat pilihan adalah Sodium L-Thyroxine, diberikan sedini mungkin.
1. Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid ada, diberikan dosis seperti tabel
berikut :
Umur
0-3 bulan
10-15
3-6 bulan
8-10
6-12 bulan
6-8
1-5 tahun
5-6
2-12 tahun
4-5
> 12 tahun
2-3
Kadar T4 dipertahankan di atas pertengahan nilai normal.
3. Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid tidak ada, dapat dilakukan therapeutic
trial sampai usia 3 tahun dimulai dengan dosis rendah dalam 2-3 minggu; bila
ada perbaikan klinis, dosis dapat ditingkatkan bertahap atau dengan dosis
pemberian + 100 g/m2/hari. Penyesuaian dosis tiroksin berdasarkan respon
klinik dari uji fungsi tiroid T3, T4, dan TSH yang dapat berbeda tergantung dari
etiologi hipotiroid.
4. Penundaan atau
keterlambatan
pengobatan
akan meningkatkan
risiko
komplikasi
5. Monitoring pengobatan harus dilakukan setiap bulan pada tahun pertama dan
selanjutnya setiap 2-3 bulan
6. Pemantauan tumbuh kembang yang optimal namun hindari overtreatment
7. Kasus transien hipotiroid kongenital boleh tidak diobati, namun jika penurunan
T4 dan peningkatan TSH menetap harus segera diobati.
II.6. PEMANTAUAN
A. Terapi
12
bulan sampai 6 bulan sekali dengan mengevaluasi pertumbuhan linear, berat badan,
perkembangan motorik dan bahasa serta kemampuan akademis untuk yang sudah
bersekolah. Umur tulang dipantau tiap tahun. Karena levothyroxine identik dengan
thyroxine yang dihasilkan badan, efek samping jarang ditemukan. Namun bila dosis
terlalu kecil atau terlalu besar akan terjadi efek samping seperti tertulis di tabel
berikut.
Dosis berlebih
kurang
Lemas
kedinginan
13
Kram otot Gejala intestinal dan metabolic (pperubahan nafsu makan, diare,
penurunan BB)
Demam dan intoleransi terhadap panas
B. Tumbuh Kembang
Hipotiroid kongenital sangat mengganggu tumbuh kembanganak
apabila tidak terdiagnosis secara dini ataupun bila pengobatan dilakukan
tidak benar. Apabila hipotiroid diobati dini dengan dosis adekuat, proses
pertumbuhan linier pada sebagian besar kasus mengalami kejar tumbuh
yang optimal sehingga mencapai tinggi badan normal. Pengobatan yang
dilakukan setelah usia 3 bulan akan mengakibatkan taraf IQ subnormal atau
lebih rendah.
II.7. PROGNOSIS
Dengan
adanya
program
skrining
neonatus
untuk
mendeteksi
hipotiroidisme kongenital, prognosis untuk bayi yang terkena telah baik secara
dramatis. Diagnosis awal dan pengobatan yang cukup sejak umur minggu-minggu
pertama memungkinkan pertumbuhan linier yang normal dan intelegensianya
setingkat dengan saudara kandung yang tidak terkena.
Tanpa pengobatan dini akan terjadi sekuale neurologis berupa
retardasi mental
hipotonia muskuler
ataxia
Dengan pengobatan dini retardasi mental dapat dihindari. Lebih dini
HIPOTIROID DIDAPAT
III.1. ETIOLOGI
A. Tiroiditis Limfositik.
Tiroiditis limfositik merupakan penyebab paling lazim terjadinya
hipotiroidisme didapat. Meskipun secara khas ditemukan pada remaja,
keadaan ini terjadi seawal pada usia 2 tahun. Penyakit ini merupakan suatu
14
Sel T dan B menginfiltrasi kelenjar tiroid dalam jumlah yang setara. Kedua sel ini
berperan dalam respon primer terhadap infeksi. Sel T mengidentifikasi molekul
invasive (cth: virus) dan membantu sel B untuk memproduksi antibodi.
Pada kasus autoimunitas, sel T mengira molekul badan kita sebagai molekul invasive.
Sehingga sel B memproduksi antibodi yang disebut autoantibody.
Antibodi kemudian menyerang protein tiroid yang disebut thyroid peroxidase yang
menyebabkan kehancuran dari sel tiroid.
Ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa sel T dan B menhancurkan sel tiroid,
antara lain:
Salah satu teori mengatakan selama infeksi sel T menginduksi sel B untuk
mengeluarkan antibodi guna melawan invasi virus. Namun tanpa diduga, sel T juga
menginduksi sel B untuk menghancurkan protein tiroid yang serupa.
Faktor genetic paling berperan pada autoimun tiroiditis. Sebagai contoh, pasien
dengan hashimotos tiroiditis memiliki gen yang disebut fas Gen, yang berinteraksi
dengan sel tiroid dan merangsang proses yang disebut apoptosis, yang memulai
terjadinya kehancuran sel.
Pada beberapa wanita, autoimunitas terjadi ketika sedang mengandung. Dalam hal ini
sel fetal terakumulasi di kelenjar tiroid ibu, merangsang respon imun.
Pada hashimotos tiroiditis antibodi memblok reseptor pada sel tiroid yang mengikat
TSH. Efek ini lebih menjelaskan perburukan dari kelainan ini, tapi tidak menjelaskan
sebab awal terjadinya kehancuran sel tiroid..
subtotal
pada
tirotoksikosis
atau
kanker
dapat
hipotiroidisme,
biasanya
disertai
dengan
gondok.
III.4. KOMPLIKASI
Kondisi Emergensi
Koma myxedema, merupakan komplikasi yang mengancam jiwa bila hipotiroid
tidak diobati. Gejalanya antara lain meliputi penurunan suhu tubuh yang drastis
(hypothermi), delirium, penurunan fungsi paru, perlambatan denyut jantung,
konstipasi, retensi urin, kejang, stupor dan akhirrnya koma. Jarang terjadi, tetapi
lebih sering ditemukan pada pasien yang mendapat paparan stresss yang berat,
seperti infeksi, operasi, atau cuaca yang terlalu dingin. Obat-obatan tertentu
17
BAB IV
PENUTUP
Hipotiroidisme merupakan salah satu penyakit endokrin yang diakibatkan oleh
kekurangan produksi hormon tiroid atau defek pada reseptornya. Kelainan tersebut dapat
nampak sejak lahir atau yang dikenal sebagai hipotiroidisme kongenital dan kelainan yang
didapat (hipotiroidisme didapat) yang merupakan akibat dari salah satu variasi defek
kongenital karena manifestasi defisiensinya terlambat.
18
Prinsip penatalaksanaan hipotiroid adalah dengan pemberian tiroksin (natrium-Ltiroksin) secara oral. Karena 80% T3 yang bersirkulasi dibentuk oleh monodeiodinasi T4,
kadar T4 dan T3 serum pada bayi yang diobati kembali normal. Demikian hal pada otak,
dimana 80% T3 yang dibutuhkan dihasilkan dari T4 secara lokal. Dalam pemberian tiroksin
perlu adanya konfirmasi diagnosis yang diperlukan untuk mengesampingkan adanya
kemungkinan hipotiroidisme sementara. Namun, perlu diingat bahwa tiroksin mempunyai
pengaruh yang berbahaya terkait dengan dosisnya, dimana terkadang anak yang lebih tua (813 th) dengan hipotiroidisme didapat akan menjadi pseudomotor otak dalam 4 bulan
pengobatan pertama. Peranan orang tua sangat dibutuhkan dalam pengobatan hipotiroidisme
untuk memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada anak mereka selama pengobatan
dilakukan karena pengobatan hipotiroidisme adalah seumur hidup.
Sampai saat ini, dengan melakukan pengobatan yang rutin prognosis hipotiroidisme
adalah baik karena gejala-gejala yang timbul perlahan-lahan akan berkurang, namun tetap
perlu diperhatikan perkembangan mental dan pertumbuhannya karena dengan adanya
hipotiroidisme dapat menyebabkan terjadinya retardasi mental.
DAFTAR PUSTAKA
1. Digeorge, A. Hipotiroidisme. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Vol 3. Jakarta :
EGC. 2000
2. Guyton, A. Hormon Metabolik Tiroid. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
Jakarta : EGC. 1997
3. Rose, S. R. Update Newborn Screening and Therapy for Congenital Hypothyroidism.
Off. J of AAP. Pediatrics. 2006
19
Med. 2002
Ogilvy-Stuart AL. Neonatal thyroid disorders. Arch Dis Child Fetal Neonatal. 2008
Faizi M. Hipotiroid .www.pediatrik.com. 2009. diakses tanggal 24 Mei 2015
Raven, P. Anatomi Manusia. Atlas Anatomi, Jakarta : Djambatan, 2005
Postellon, D.Congenital. Hypothyroidism.Emedicinearticle.www.emedicine.com.
2010 diakses tanggal 24 Mei 2015
20