FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
1 PENDAHULUAN
A. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk bisa lebih mengenal dan mempelajari
penggunaan atau proses penimbangan dengan timbangan analitik.
B. Dasar Teori
Pengukuran adalah kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan nilai suatu besaran. [1]
Pengukuran merupakan salah satu cara untuk mendapatkan data dalam sebuah pengamatan,
dengan membandingkan suatu nilai yang terukur dengan alat yang telah distandarisasi. [2]
Kegiatan pengukuran mempunyai dampak yang luas terhadap ilmu pengetahuan serta
kehidupan pribadi manusia dan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi. [1] Pada proses
pengukuran dibutuhkan pengetahuan mengenai identifikasi, pengolahan, pengaturan dan
analisis.
Alat yang digunakan dalam pengamatan ini antara lain timbangan analitik digital, gelas arloji,
kertas, tabung reaksi, gelas beker, blue tip dan micropipette. Sedangkan bahan yang digunakan dalam
pengamatan ini antara lain NaHCO3 padat, NaOH padat, larutan NaOH jenuh, dan terakhir akuades.
1. Persiapan menimbang
Pertama – tama, timbangan disiapkan dalam kondisi bersih. Timbangan diperiksa kebersihannya bila
terlihat ada kotoran, dibersihkan dengan hati – hati hingga bersih. Kemudian ditentukan pintu masuk
sampel yang akan dibuka dan ditutup sesuai dengan perlengkapan pembantu menimbang yang
digunakan.
2. Menimbang padatan
Untuk menimbang padatan, pertama – tama disiapkan padatan yang akan ditimbang, yaitu
NaOH dan NaHCO3, gelas arloji, dan kertas sebagai alas timbang. Kemudian alas timbang diletakkan
di atas tempat sampel dan pintu ditutup. Selanjutnya ditunggu hingga muncul tanda bintang sebagai
indikator pengukuran sudah stabil, lalu tekan tombol tare untuk mengurangi berat total dengan berat
alas timbang. Selanjutnya, masukkan sampel padatan sebanyak 2 gram dan tunggu hingga muncul
tanda bintang yang mengindikasikan pengukuran stabil. Catat hasil pengukuran hingga 3 angka di
belakang koma, dan catat data dalam satuan gram dan miligram. Selanjutnya tunggu selama 3 menit,
dan lakukan pencatatan lagi untuk mengetahui perbedaan yang ada. Lakukan langkah – langkah ini
kembali dengan mengganti jenis sampel padatan.
3. Menimbang cairan
Untuk menimbang cairan, pertama – tama disiapkan cairan yang akan ditimbang, yaitu akuades
dan NaOH jenuh sebagai sampel, tabung reaksi, dan gelas beker sebagai alas timbang, serta blue tip
dan micropipette sebagai alat pembantu penimbangan. Selanjutnya, letakkan gelas beker dan tabung
reaksi di atas tempat sampel, tutup pintu dan tunggu hingga muncul tanda bintang sebagai indikator
pengukuran telah stabil. Selanjutnya, tekan tombol tare untuk mengurangi berat total dengan berat
alas timbang, kemudian masukkan sampel sebanyak 2 ml dengan menggunakan blue tip dan
micropipette. Lalu tunggu hingga muncul tanda bintang sebagai indikator pengukuran telah stabil,
dan catat data yang didapat hingga 3 angka di belakang koma, catat data dengan satuan gram dan
milligram. Lakukan langkah – langkah ini kembali dengan mengganti jenis sampel cairan. Terakhir,
bersihkan timbangan secara menyeluruh agar siap digunakan kembali.
1. Menimbang padatan
2. Menimbang cairan
Pada praktikum kali ini, didapatkan dua hasil data dari dua percobaan penimbangan.
Langkah awal dari kedua percobaan sama, yakni meletakkan alas timbang pada tempat
sampel di timbangan analitik digital yang digunakan. Alas timbang yang digunakan pada
penimbangan padatan adalah gelas arloji dan kertas. Gelas arloji terbuat dari kaca dengan ukuran
penampang lintang yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan. Gelas arloji digunakan untuk
menimbang zat berbentuk kristal atau padatan.[9] Sedangkan pada penimbangan cairan, alas
timbang yang digunakan adalah tabung reaksi dan gelas beker. Tabung reaksi terbuat dari gelas
kaca, biasanya dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah sedikit.
Gelas beker juga terbuat dari gelas kaca. Gelas beker memiliki tanda volume, tetapi bukan alat
pengukur. Gelas beker terdapat dalam berbagai ukuran. Gelas beker biasanya digunakan untuk
wadah sementara larutan/reagen, untuk memanaskan larutan, atau untuk menguapkan atau
memekatkan pelarut,[9] tetapi pada penimbangan ini, gelas beker digunakan sebagai penyangga
tabung reaksi.
Setelah alas timbang diletakkan ke atas tempat sampel, kemudian pintu ditutup dan ditunggu
hingga muncul tanda bintang. Ini menandakan bahwa keadaan sudah stabil. Neraca analitik
adalah salah satu alat penimbang yang paling sensitif, sehingga memiliki pintu yang dapat
ditutup ketika melakukan penimbangan agar hasil timbangan tidak terpengaruh oleh angin.
Setelahnya, ditekan tombol tare. Tare sendiri dalam kamus memiliki definisi berat wadah ketika
kosong. Sehingga dengan menekan tombol ini maka berat wadah (alas timbang) tidak akan ikut
ditimbang sehingga hasil timbangannya nanti berupa massa murni dari bahan.
Setelah menekan tombol tare dan memastikan angka kembali nol, mulai dilakukan
penimbangan terhadap bahan. Yang pertama adalah bahan kering atau padatan. Pada percobaan
ini digunakan dua sampel bahan, yaitu natrium hidroksida (NaOH) dan natrium bikarbonat
(NaHCO3), masing – masing sebanyak 2 gram diletakkan pada alas timbang, menutup pintu dan
menunggu tanda bintang atau tanda stabil sebelum mencatat angka yang tertera untuk melihat
keakuratan timbangan. Kemudian ditunggu 3 menit sebelum dilihat dan dicatat kembali angka
yang muncul. Pada sampel natrium hidroksida atau NaOH, dari kedua data sebelum dan sesudah
tiga menit, didapatkan perubahan sebesar 0,01 gram, sedangkan pada sampel natrium bikarbonat
atau NaHCO3, perubahannya sebesar 0,001 gram.
Neraca analitik memiliki keakuratan yang berbeda – beda, dari 0,0001 – 0,001 gram. Pada
neraca analitik yang memiliki dual range balance, bisa memiliki keakuratan ganda, misalnya
pada beberapa jenis dan tipe neraca, di bawah 200 gram maka keakuratannya 0,0001 gram, tetapi
di atas 200 gram keakuratannya akan menurun hingga 0,001 gram. Neraca yang digunakan pada
praktikum ini diasumsikan memiliki keakuratan 0,0001 gram. Pada pengukuran padatan yang
dilakukan, setelah tiga menit terjadi perubahan data yang cukup besar dibandingkan dengan
keakuratan neraca ini. Perubahan hasil data ini bisa disebabkan karena kualitas neraca analitik
yang sudah menurun atau faktor lain, misalnya karena perubahan lingkungan (contohnya
perubahan tekanan udara, suhu, kelembaban), karena perubahan lebih besar pada penimbangan
NaOH dan NaOH memiliki sifat mudah menyerap air dan CO2 dari udara.[10]
Yang kedua adalah penimbangan bahan cairan. Pada percobaan ini digunakan dua sampel
bahan, yaitu larutan NaOH jenuh dan akuades, masing – masing sebanyak 2 ml dimasukkan
dalam tabung reaksi sebagai alas timbang. Ketika telah stabil, didapatkan hasil bahwa 2 ml
NaOH jenuh memiliki massa 3,251 gram sedangkan 2 ml akuades memiliki massa 1,961 gram.
Perbedaan hasil ini dikarenakan perbedaan massa jenis pada kedua jenis larutan. Massa jenis
(densitas) adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis
suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap
benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya.[11] Pada praktikum ini, Air
memiliki massa jenis yang lebih rendah, yaitu 0,9805 g/ml dibandingkan larutan NaOH jenuh,
yaitu 1,6255 g/ml.
5 KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat dipelajari dan dipahami penimbangan dengan menggunakan neraca
analitik. Dari penimbangan zat padatan, dapat disimpulkan bahwa hasil akhir dari penimbangan dapat
disebabkan karena kualitas neraca analitik yang kurang baik, maupun faktor lingkungan. Pada
praktikum ini disimpulkan bahwa kualitas neraca analitik yang digunakan sudah sedikit menurun
karena adanya perbedaan hasil penimbangan yang cukup besar. Sedangkan dari penimbangan cairan
dapat disimpulkan bahwa penimbangan dapat digunakan untuk mengetahui massa jenis suatu cairan,
seperti pada praktikum ini diketahui bahwa untuk 2 ml sampel bahan, akuades memiliki massa jenis
lebih kecil dibandingkan larutan NaOH jenuh dibuktikan dari massa akuades yang lebih kecil.
DAFTAR PUSTAKA