Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RUTIN ALAT ALAT UKUR FISIKA

FADLI ARDIANSYAH RITONGA

PRODI PENDIDIKAN FISIKA

KELAS D

FMIPA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


Responsi Pertemuan 2 PR-Alat-alat Ukur Fisika
15 September 2020

1. Sebutkan dan jelaskan dasar-dasar pengukuran.


2. Seburkan dan jelaskan dasar-dasar kalibrasi.
3. Sebutkan dan jelaskan penyebab terjadinya kesalahan dalam pengukuran.
Berikan contohnya.
4. Sebutkan dan jelaskan penyebab terjadinya kesalahan dalam kalibrasi.Berikan
contohnya.
5. Sebutkan jenis-jenis alat ukur serta jelaskan cara penggunaannya.

Jawaban
1. Ada tiga elemen dasar dalam pengukuran mekanis :
- Elemen empiris didasarkan atas pengalaman dan akal sehat
kerekayasaan.
- Elemen rasional didasarkan pada prinsip perancangan kuantitatif,
hokum fisika, dan sebagainya.
- Elemen eksperimental didasarkan pada pengukuran sebagai jenis yaitu
sesuai terhadap percobaan.

2. - Obyek Ukur (Unit Under Test)


- Standar Ukur(Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar
(Mengacu ke standar kalibrasi internasional atau prosedur yg
dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah teruji (diverifikasi)).
- Operator / Teknisi ( Dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai
kemampuan teknis kalibrasi (bersertifikat)).
- Lingkungan yg dikondisikan (Suhu dan kelembaban selalu dikontrol,
Gangguan faktor lingkungan luar selalu diminimalkan & sumber
ketidakpastian pengukuran).

3. Kesalahan digolongkan menjadi dua,yaitu kesalahan sistematik


(systematic eror) dan kesalahan acak (random eror).
- Kesalahan sistematik (systematic eror) adalah kesalahan yang
berhubungan dengan dengan alat ukur. Contoh :
 Penskalaan yang tidak sempurna
Lebar skala harus konsisten (sama) dan standar. Kebanyakan alat
ukur sudah memenuhi syarat ini. Akan tetapi dalam pembuatannya
mungkin terjadi ketidaksempurnaan. Kesalahan Karena penskalaan
yang tidak sempurna dapat diatasi dengan cara membandingkan
alat ukur tersebut dengan alat ukur lain yang sejenis.

- Kesalahan acak (random eror) adalah kesalahan yang berhubungan


dengan faktor pengamat dan lingkungan. Contoh :
 Kesalahan menaksir
Memperkirakan angka di antara dua skala selalu dilakukan dalam
setiap kegiatan pengukuran. Dalam membaca skala alat ukur tidak
boleh hanya sampai pada skala yang sudah pasti saja. Kegiatan ini
membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Sangat sering terjadi,
taksiran seorang pengamat berbeda dengan pengamat lainnya. Hal
ini adalah wajar
 Kondisi yang berubah-ubah misalnya suhu, beda potensial listrik,
tekanan udara, goncangan alat ukur.

4. Kesalahan pengukuran karena alat ukur


Jika kesalahan dalam pengukuran tidak diperhatikan maka sifat-sifat
merugikan ini tentu akan menimbulkan banyak kesalahan dalam
pengukuran. Oleh karena itu, untuk mengurangi terjadinya penyimpangan
pengukuran sampai seminimal mungkin maka alat ukur yang akan dipakai
harus dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi ini diperlukan disamping
untuk mengecek kebenaran skala ukurnya juga untuk menghindari sifat-
sifat yang merugikan dari alat ukur, seperti kestabilan nol, kepasifan,
pengambangan, dan sebagainya.

Kesalahan Karena Metode Pengukuran yang Digunakan


Alat ukur dalam keadaan baik, badan sehat untuk melakukan pengukuran,
tetapi masih juga terjadi penyimpangan pengukuran. Hal ini tentu
disebabkan metode pengukuran yang kurang tepat. Kekurangtepatan
metode yang digunakan ini berkaitan dengan cara memilih alat ukur dan
cara menggunakan atau memegang alat ukur. Misalnya benda yang akan
diukur diameter poros dengan ketelitian 0,1 milimeter. Alat ukur yang
digunakan adalah mistar baja dengan ketelitian 0,1 milimeter. Tentu saja
hasil pengukurannya tidak mendapatkan dimensi ukuran sampai 0,01
milimeter. Kesalahan ini timbul karena tidak tepatnya memilih alat ukur.
Cara memegang dan meletakkan alat ukur pada benda kerja juga akan
mempengaruhi ketepatan hasil pengukuran. Misalnya posisi ujung sensor
jam ukur, posisi mistar baja, posisi kedua rahang ukur jangka sorong,
posisi kedua ujung ukur dari mikrometer, dan sebagainya. Bila posisi alat
ukur ini kurang diperhatikan letaknya oleh si pengukur maka tidak bisa
dihindari terjadinya penyimpangan dalam pengukuran.

5. Alat ukur massa


 Neraca Ohaus
Cara kerja dari neraca ini membandingkan massa benda yang akan
diukur dengan anak timbangan yang berada pada
neraca ohaus tersebut.Untuk pengukuran neraca ohaus bisa dengan
menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan.Kemudian
memutar sekrup yang berada disamping atas piringan neraca ke
kiri atau ke kanan posisi dua garis pada neraca sejajar.

 Timbangan Digital
Cara penggunaan alat ini sangat mudah, dengan meletakkan benda
di atasnya, kemudian akan muncul nilai massa benda tersebut pada
layar digital yang tersedia.Ketelitian neraca digital ini mencapai
0,001 gram. Karena tingkat ketelitian yang begitu tinggi,
timbangan ini banyak digunakan pada laboratorium untuk
mengukur massa benda yang begitu kecil.

Alat ukur panjang


 Mistar
Cara menggunakan mistar ini cukup mudah, tinggal letakkan
mistar pada benda, posisikan ujung benda ke angka nol, kemudian
lihat berapa hasil pengukurannya.
 Mikrometer sekrup
Cara menggunakannya dengan membuka rahang mikrometer
sekrup, kemudian taruh benda yang akan diukur ke dalam rahang,
dan lihat hasil pengukurannya.

Alat ukur waktu


 Jam
Yang mana dalam satu jam dibagi menjadi beberapa unit waktu
yang lebih kecil lagi yakni 60 menit dan 3600 detik.Biasanya
dalam setiap jenis jam dilengkapi dengan jarum second, jarum
menit, dan jarum jam. Satuan terkecil pada jam adalah detik. Pada
sekarang ini banyak kita jumpai jenis lain dari jam, yakni arloji,
atau jam tangan. Prinsip kerja arloji dan jaam sama persis hanya
berbeda ukuran dan desainnya.
 Jam pasir
Salah satu lubang tabung tersebut diisi dengan pasir yang bisa
mengalir ke tabung lain melalui lubang kecil tersebut.Ketika pasir
sudah berpindah semua ke tabung bawah, maka bisa dibalik dan
mengatur waktu dari awal.Umumnya untuk memindahkan seluruh
pasir dari tabung atas ke bawah diperlukan waktu sekitar satu jam.

Anda mungkin juga menyukai