Anda di halaman 1dari 10

lOMoARcPSD|16452513

MAKALAH
Alat Ukur dan Pengukuran

OLEH :

Ahmad Auzan 22072008


Sajid Yufi 22072066
Muhammad Habil Alamsyah 22072049
Taufiq Akbar 22072072

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
lOMoARcPSD|16452513

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkatrahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul ”Alat Pengukuran” ini sesuai dengan petunjuk,
kemampuan, serta ilmu pengetahuaan yang penulis miliki.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, semoga makalah ini
bemanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi siapa saja yang membacanya.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh darikesempurnan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman-teman yang
bersifat membangunsangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 29 Agustus 2023


lOMoARcPSD|16452513

BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan


sebagai patokan. Dalam fisika pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu
pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran-pengukuran
yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa yang akan terjadi
dapat diprediksi dengan kuat. Namun bagaimanapun juga ketika kita mengukur suatu
besaran fisis dengan menggunakan instrumen, tidaklah mungkin akan mendapatkan nilai
benar X0, melainkan selalu terdapat ketidakpastian.

Setiap pengukuran tidak pernah tetap dan mempunyai taksiran nilai. Dalam kegiatan
sehari-hari, apabila seseorang akan melakukan pengukuran maka tidak terlepas ia akan
melakukan penaksiran dari hasil yang diperoleh. Hal ini tidak lain hanya untuk
memudahkan suatu perhitungan tetapi juga harus memperhatikan taksiran tersebut agar
kesalahan yang dilakukan dalam pengukuran tersebut dapat diperkecil dengan kata lain
harus memperhatikan ketelitiannya disamping barang apa yang diukur.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
a. Agar mampu mengatasi kesalahan yang terjadi pada saat melakukan pengukuran, dan
b. Untuk mengetahui macam-macam kesalahan yang terjadi pada saat melakukan
pengukuran.

C. Manfaat

Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui kesalahan-
kesalahan yang terjadi pada saat melakukan pengukuran dan bagaimana kita dapat
mengatasi kesalahan yang terjadi tersebut, kita juga dap[at mengetahui macam-macam
kesalahan yang sering terjadi.

D. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah “kesalahan pengukuran”
ini adalah :

a. Apa-apa saja Kesalahan dalam pengukuran pada saat melakukan pengukuran ?


b. Bagaimana cara mengatasi kesalahan pada saat melakukan pengukuran ?
c. Macam-macam kesalahan pengukuran ?
d. Apa-apa saja kesalahan pengukuran variabel itu ?

1
lOMoARcPSD|16452513

BAB II
PEMBAHASA
N

A. Pengertian

Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan besaran sejenis


(alat ukur) yang ditetapkan sebagai satuan. Perlu diketahui bahwa setiap alat ukur
memiliki tingkat ketelitian yang berbeda. Dalam melakukan pengukuran banyak alat
pengukur yang bisa digunakan, contohnya: mistar, timbangan, thermometer, jangka
sorong, micrometer sekrup, meteran, dll.

Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara:

1. Secara Langsung

Yaitu ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur, langsung menyatakan nilai
besaran yang diukur, tanpa menggunakan rumus untuk menghitung nilai yang
diinginkan.

2. Secara tidak langsung

Yaitu dalam pengukuran memerlukan penghitungan tambahan untuk


mendapatkan nilai besaran yang diukur.

Untuk mendaptkan hasil pengukuran yang akurat, faktor yang harus


diperhatikan antara lain :

 alat ukur yang dipakai


 aturan angka penting
 posisi mata pengukuran

(paralax) Contoh Alat Ukur

Gambar 1. Alat ukur analog Gambar 2. Alat ukur digital


lOMoARcPSD|16452513

Gambar 3 - Skala utama suatu alat ukur dengan NST = 0.25 satuan

B. Kesalahan pengukuran

Kesalahan adalah penyimpangan nilai ukur dari nilai benar. Dalam melakukan
suatu pengukuran tidak selamanya memberikan hasil yang tepat dan akurat.
Kesalahan yang terjadi baik kesalahan alat ukur maupun kesalahan si pengukur.
Dengan kata lain pasti akan ada kesalahan dalam pengukuran.

Kesalahan Hasil Pengukuran Sering kali terjadi sebuah benda diukur dengan hasil
yang berbeda- beda, dan secara logis hal ini jelas salah. Mengapa kejadian ini dapat
terjadi? Selisih antara ukuran sebenarnya dan ukuran yang di peroleh dari pengukuran
itu disebut kesalahannya. Kesalahan dalam pengukuran tidak mungkin dapat
dihilangkan, tetapi hanya dapat dikurangi (diperkecil) dengan menggunakan alat ukur
yang lebih teliti.. Besarnya kesalahan ini dapat diperkecil dengan menggunakan alat
pengukur yang lebih teliti dan cara pengukuran yang lebih teliti pula.

Akan tetapi, hasil pengukuran tidak akan pernah eksak sekalipun tidak terjadi
kesalahan cara mengukurnya. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui pada setiap
keadaan, sampai di mana kita dapat mempercayai pengukuran kita, yaitu kita harus
mengetahui kesalahan maksimum yang dapat di tenggang. Maka kita menggunakan
satuan ukuran terkecil, yaitu satu angka yang diperhitungkan sebagai tingkat ketelitian
alat ukur, misalnya: sebuah benda diukur dengan tiga alat ukur yang masing-masing
hasilnya adalah 5 satuan ukur; 5,2 satuan ukur dan 5,16 satuan ukur, sehingga satuan
ukuran terkecil dari masing-masing alat ukur tersebut adalah 1 satuan, 0,1 satuan dan
0,01 satuan.

C. Kesalahan dalam berbagai variabel

a. Kesalahan mutlak

Kesalahan mutlak adalah kesalahan yang dihitung berdasarkan kuantitas variabel


yang diukur. Salah Mutlak (SM) adalah kesalahan terbesar yang mungkin timbul
dalam pengukuran. Suatu nilai kesalahan mutlak yang disebabkan karena keterbatasan
alat ukur itu sendiri. Pada pengukuran tunggal, kesalahan yang umumnya digunakan
bernilai setengah dari NST. Untuk suatu besaran X maka ketidakpastian mutlaknya
dalam pengukuran tunggal adalah:
lOMoARcPSD|16452513

Rumus: SM = ½ x SPT

b. Kesalahan relatif

Kesalahan relatif adalah kesalahan yang dihitung berdasarkan prosentasi dari


kuantitas variabel yang diukur, Dari satu variabel yang diukur bisa ditentukan
kesalahan absolut dari konversi kesalahan relatif atau sebaliknya. Kesalahan relatif
juga dapat diartikan kesalahan pengukuran dibandingkan dengan hasil pengukuran.

SR = SM/Hasil Pengukuran

D. Macam-macam kesalahan dalam

pengukuran Kesalahan pengukuran ada tiga

macam:

1. Kesalahan Sistematis(systematic errors )

Kesalahan sistematik adalah kesalahan yang sumbernya dapat diikuti dan dipelajari
sehingga dapat diperbaiki sampai batas sekecil – kecilnya. Umumnya kesalahan
sistematik disebabkan oleh alat-alat ukur sendiri (panjang pita, pembagian skala,
pembagian lingkaran theodolit) atau cara pengukuran yang tidak benar. Jenis Kesalahan-
kesalahan ini biasanya dibagi dalam dua bagian :

a) Kesalahan-kesalahan instrumental yakni kekurangan-kekurangan dari instrumen itu


sendiri.
b) Kesalahan-kesalahan lingkugan, yakni disebabkan oleh keadaan-keadaan luar yang
mempengaruhi pengukuran.
cara menghindari kesalahan :
 alat perlu dikalibrasi sblm digunakan
 dgn cara-cara pengukuran tertentu ( pengamatan biasa dan luar biasa
danhasilnya dirata-rata)
 koreksi pada pengolahan data.
Kesalahan terjadi karena :

a. Kesalahan Kalibrasi (Faktor alat)

Penyesuaian kembali perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari


standar akurasi semula.

b. Kesalahan Titik Nol (0)

Hal ini terjadi karena titik nol skala tidak berimpit dengan titik nol jarum
penunjuk.

c. Kelelahan Alat
lOMoARcPSD|16452513

Dikarenakan alat sering dipakai terus menerus sehingga alat tidak akurat lagi.
Contoh: pegas yang mulai mengendur; jarum penunjuk pada voltmeter
bergesekan dengan garis skala.

d. Kesalahan Paralaks/Paralax (Sudut Pandang)

Ketika membaca nilai skala, pembaca berpindah tempat / tidak tepat


melihatnya / obyek yang dilihat berbeda dengan obyek pertama yang diamati.

e. Kondisi Lingkungan

Ketika melakukan pengukuran, kondisi lingkungan berubah sehingga tidak


bisa dilakukan pengukuran seperti biasa.

2. Kesalahan-kesalahan yang tak disengaja (random errors)


Kesalahan-kesalahan ini diakibatkan oleh penyebab-penyebab yang tidak diketahui
dan terjadi walaupun semua kesalahan-kesalahan sistematis telah diperhitungkan.
Kesalahan-kesalahan ini biasanya hanya kecil pada percobaan/pengukuran yang telah
direncanakan dengan baik, tetapi menjadi penting pada pekerjaan-pekerjaan yang
memerlukan ketelitian tinggi.
Misalkan suatu tegangan akan diukur oleh sebuah voltmeter yang dibaca setiap
setengah jam. Walaupun instrumen dioperasikan pada kondisi-kondisi lingkugan yang
sempurna dan telah dikalibrasikan secara tepat sebelum pengukuran, akan diperoleh hasil-
hasil pembacaan yang sedikit berbeda selama periode pengamatan. Perubahan ini tidak
dapat dikoreksi dengan cara kalibrasi apapun dan juga oleh cara pengontrolan yang ada.
Cara satu-satunya untuk membetulkan kesalahan ini adalah dengan menambah jumlah
pembacaa dan menggunakan cara-cara statistik untuk mendapatkan pendekatan paling
baik terhadap harga yang sebenarnya.
3. Kesalahan Umum ( General/Gross/Human Error)

Umumnya disebabkan oleh keterbatasan pada pengamat, diantaranya kurang terampil


menggunakan instrumen, terutama untuk instrumen canggih yang melibatkan banyak
komponen yang harus diatur atau kekeliruan dalam melakukan pembacaan skala yang
kecil.

Kelompok kesalahan ini terutama disebabkan oleh kekeliruan manusia dalam


melakukan pembacaan atau pemakaian instrumen dan dalam pencatatan serta penaksiran
hasil-hasil pengukuran. Selama manusia terlibat dalam pengukuran, kesalahan jenis ini
tidak dapat dihindari; namum walaupun jenis kesalahan tidak mungkin dihilangkan secara
lOMoARcPSD|16452513

keseluruhan, usaha untuk mencegah dan memperbaikinya perlu dilakukan. Beberapa


kesalahan umum dapat mudah diketahui tetapi yang lainnya mungkin sangat tersembunyi.

Kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pemula adalah pemakaian instrumen
yang tidak sesuai. Umumnya instrumen- instrumen penunjuk berubah kondisi sampai
batas tertentu setelah digunakan mengukur sebuah rangkaian yang lengkap, dan akibatnya
besaran yang diukur akan berubah. Sebagai contoh sebuah voltmeter yang telah
dikalibrasi dengan baik dapat menghasilkan pembacaan yang salah bila dihubungkan
antara dua titik di dalam sebuah rangkaian tahanan tinggi sedang bila voltmeter tersebut
dihubungkan ke sebuah rangkaian yang tahanannya rendah, pembacaannya bisa berlainan
bergantung pada jenis voltmeter yang digunakan. Contoh-contoh berikut menunjukkan
bahwa voltmeter menimbulkan suatu “efek pembebanan” (loading effect) terhadap
rangkaian, yakni mengubah keadaan awal rangkaian tersebut sewaktu mengalami proses
pengukuran.

Kesalahan ini terjadi karena :

1. kurang hati-hati/ gegabah


2. kurang pengalaman / kurang perhatian
3. kesalahan ini tidak boleh terjadi, apabila diketahui ada kesalahan maka
dianjurkan untuk mengulang keseluruhan atau sebagian.

contoh :

 salah baca
 salah mencatat
 salah dengar

untuk menghindari kesalahan ini :


 pengukuran lebih dari satu kali
 pengukuran dengan model dan teknik tertentu
 pengukuran dilakukan dengan 2 orang atau lebih sesuai tugasnya..
lOMoARcPSD|16452513

BAB III
PENUTU
P

A. Kesimpulan

Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan besaran sejenis (alat ukur)
yang ditetapkan sebagai satuan. Perlu diketahui bahwa setiap alat ukur memiliki tingkat
ketelitian yang berbeda.
Metrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dan pengendalian kualitas,
dan sangat penting dalam memastikan keakuratan dan ketelitian alat ukur.

Kesalahan adalah penyimpangan nilai ukur dari nilai benar. Dalam melakukan suatu
pengukuran tidak selamanya memberikan hasil yang tepat dan akurat. Kesalahan yang terjadi
baik kesalahan alat ukur maupun kesalahan si pengukur. Dengan kata lain pasti akan ada
kesalahan dalam pengukuran.

Kesalahan Hasil Pengukuran Sering kali terjadi sebuah benda diukur dengan hasil yang
berbeda- beda, dan secara logis hal ini jelas salah. Mengapa kejadian ini dapat terjadi? Selisih
antara ukuran sebenarnya dan ukuran yang di peroleh dari pengukuran itu disebut
kesalahannya.

Adapun kesalahan-kesalahan dalam berbagai variabel yaitu :

a) Kesalahan mutlak
b) Kesalahan relatif

Dalam pengukuran pasti tidak akan mendapatkan hasil yang maximal pasti terdapat
kesalahan-kesalahan. Kesalahan tersebut tidak dapat dihindari, tapi bisa diperkecil. Adapun
macam-macam kesalahan dalam pengukuran yaitu kesalahan sistematis, kesalahan yang tidak
disengaja dan kesalahan umum yang disebabkan oleh keteledoran pengamat.

B. Saran

Diharapkan bagi yang telah mengetahui beberapa kesalahan dalam pengukuran agar dapat
perhatikan secara seksama apabila melakukan pengukuran. Karena dalam melakukan
pengukuran tidak selamanya dapat hasil yang maximal jadi dalam pengukuran kita harus
mengetahui beberapa macam kesalahan dan bagaimana caranya untuk mengurangi kesalahan-
kesalahan dalam pengukuran.
lOMoARcPSD|16452513

DAFTAR PUSTAKA

Bartholomew davis, Allyn and Bacon. Electerial measurement and instrumnent, bab 1- 2.
Boston, Inc, 1963.

Frank, ernest. Electerial measurement analysis, New york : mc.graw-hill book company,
inc, 1960.

http://d4fath.wordpress.com/2010/01/04/aproksimasi-kesalahan/

Problems of Technical Mathematics, Schaum’s outline, Mc-GRAW.HILL BOOK


COMPANY ST. NEGORO – B. HARAHAP, 1985, Ensiklopedia Matematika,
Jakarta, Ghalia Indonesia. http : // www.mc.edu / courses /csc /

http://www.scribd.com/mobile/documen/16102810

http://jokosby.files.wordpress.com/2008/02/salah-mutlak-dan-salah-relatif.ppt

http://id.wikipedia.org/

Anda mungkin juga menyukai