MAKALAH
Alat Ukur dan Pengukuran
OLEH :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkatrahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul ”Alat Pengukuran” ini sesuai dengan petunjuk,
kemampuan, serta ilmu pengetahuaan yang penulis miliki.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh darikesempurnan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman-teman yang
bersifat membangunsangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUA
A. Latar Belakang
Setiap pengukuran tidak pernah tetap dan mempunyai taksiran nilai. Dalam kegiatan
sehari-hari, apabila seseorang akan melakukan pengukuran maka tidak terlepas ia akan
melakukan penaksiran dari hasil yang diperoleh. Hal ini tidak lain hanya untuk
memudahkan suatu perhitungan tetapi juga harus memperhatikan taksiran tersebut agar
kesalahan yang dilakukan dalam pengukuran tersebut dapat diperkecil dengan kata lain
harus memperhatikan ketelitiannya disamping barang apa yang diukur.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
a. Agar mampu mengatasi kesalahan yang terjadi pada saat melakukan pengukuran, dan
b. Untuk mengetahui macam-macam kesalahan yang terjadi pada saat melakukan
pengukuran.
C. Manfaat
Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui kesalahan-
kesalahan yang terjadi pada saat melakukan pengukuran dan bagaimana kita dapat
mengatasi kesalahan yang terjadi tersebut, kita juga dap[at mengetahui macam-macam
kesalahan yang sering terjadi.
D. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah “kesalahan pengukuran”
ini adalah :
1
lOMoARcPSD|16452513
BAB II
PEMBAHASA
N
A. Pengertian
1. Secara Langsung
Yaitu ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur, langsung menyatakan nilai
besaran yang diukur, tanpa menggunakan rumus untuk menghitung nilai yang
diinginkan.
Gambar 3 - Skala utama suatu alat ukur dengan NST = 0.25 satuan
B. Kesalahan pengukuran
Kesalahan adalah penyimpangan nilai ukur dari nilai benar. Dalam melakukan
suatu pengukuran tidak selamanya memberikan hasil yang tepat dan akurat.
Kesalahan yang terjadi baik kesalahan alat ukur maupun kesalahan si pengukur.
Dengan kata lain pasti akan ada kesalahan dalam pengukuran.
Kesalahan Hasil Pengukuran Sering kali terjadi sebuah benda diukur dengan hasil
yang berbeda- beda, dan secara logis hal ini jelas salah. Mengapa kejadian ini dapat
terjadi? Selisih antara ukuran sebenarnya dan ukuran yang di peroleh dari pengukuran
itu disebut kesalahannya. Kesalahan dalam pengukuran tidak mungkin dapat
dihilangkan, tetapi hanya dapat dikurangi (diperkecil) dengan menggunakan alat ukur
yang lebih teliti.. Besarnya kesalahan ini dapat diperkecil dengan menggunakan alat
pengukur yang lebih teliti dan cara pengukuran yang lebih teliti pula.
Akan tetapi, hasil pengukuran tidak akan pernah eksak sekalipun tidak terjadi
kesalahan cara mengukurnya. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui pada setiap
keadaan, sampai di mana kita dapat mempercayai pengukuran kita, yaitu kita harus
mengetahui kesalahan maksimum yang dapat di tenggang. Maka kita menggunakan
satuan ukuran terkecil, yaitu satu angka yang diperhitungkan sebagai tingkat ketelitian
alat ukur, misalnya: sebuah benda diukur dengan tiga alat ukur yang masing-masing
hasilnya adalah 5 satuan ukur; 5,2 satuan ukur dan 5,16 satuan ukur, sehingga satuan
ukuran terkecil dari masing-masing alat ukur tersebut adalah 1 satuan, 0,1 satuan dan
0,01 satuan.
a. Kesalahan mutlak
Rumus: SM = ½ x SPT
b. Kesalahan relatif
SR = SM/Hasil Pengukuran
macam:
Kesalahan sistematik adalah kesalahan yang sumbernya dapat diikuti dan dipelajari
sehingga dapat diperbaiki sampai batas sekecil – kecilnya. Umumnya kesalahan
sistematik disebabkan oleh alat-alat ukur sendiri (panjang pita, pembagian skala,
pembagian lingkaran theodolit) atau cara pengukuran yang tidak benar. Jenis Kesalahan-
kesalahan ini biasanya dibagi dalam dua bagian :
Hal ini terjadi karena titik nol skala tidak berimpit dengan titik nol jarum
penunjuk.
c. Kelelahan Alat
lOMoARcPSD|16452513
Dikarenakan alat sering dipakai terus menerus sehingga alat tidak akurat lagi.
Contoh: pegas yang mulai mengendur; jarum penunjuk pada voltmeter
bergesekan dengan garis skala.
e. Kondisi Lingkungan
Kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pemula adalah pemakaian instrumen
yang tidak sesuai. Umumnya instrumen- instrumen penunjuk berubah kondisi sampai
batas tertentu setelah digunakan mengukur sebuah rangkaian yang lengkap, dan akibatnya
besaran yang diukur akan berubah. Sebagai contoh sebuah voltmeter yang telah
dikalibrasi dengan baik dapat menghasilkan pembacaan yang salah bila dihubungkan
antara dua titik di dalam sebuah rangkaian tahanan tinggi sedang bila voltmeter tersebut
dihubungkan ke sebuah rangkaian yang tahanannya rendah, pembacaannya bisa berlainan
bergantung pada jenis voltmeter yang digunakan. Contoh-contoh berikut menunjukkan
bahwa voltmeter menimbulkan suatu “efek pembebanan” (loading effect) terhadap
rangkaian, yakni mengubah keadaan awal rangkaian tersebut sewaktu mengalami proses
pengukuran.
contoh :
salah baca
salah mencatat
salah dengar
BAB III
PENUTU
P
A. Kesimpulan
Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan besaran sejenis (alat ukur)
yang ditetapkan sebagai satuan. Perlu diketahui bahwa setiap alat ukur memiliki tingkat
ketelitian yang berbeda.
Metrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dan pengendalian kualitas,
dan sangat penting dalam memastikan keakuratan dan ketelitian alat ukur.
Kesalahan adalah penyimpangan nilai ukur dari nilai benar. Dalam melakukan suatu
pengukuran tidak selamanya memberikan hasil yang tepat dan akurat. Kesalahan yang terjadi
baik kesalahan alat ukur maupun kesalahan si pengukur. Dengan kata lain pasti akan ada
kesalahan dalam pengukuran.
Kesalahan Hasil Pengukuran Sering kali terjadi sebuah benda diukur dengan hasil yang
berbeda- beda, dan secara logis hal ini jelas salah. Mengapa kejadian ini dapat terjadi? Selisih
antara ukuran sebenarnya dan ukuran yang di peroleh dari pengukuran itu disebut
kesalahannya.
a) Kesalahan mutlak
b) Kesalahan relatif
Dalam pengukuran pasti tidak akan mendapatkan hasil yang maximal pasti terdapat
kesalahan-kesalahan. Kesalahan tersebut tidak dapat dihindari, tapi bisa diperkecil. Adapun
macam-macam kesalahan dalam pengukuran yaitu kesalahan sistematis, kesalahan yang tidak
disengaja dan kesalahan umum yang disebabkan oleh keteledoran pengamat.
B. Saran
Diharapkan bagi yang telah mengetahui beberapa kesalahan dalam pengukuran agar dapat
perhatikan secara seksama apabila melakukan pengukuran. Karena dalam melakukan
pengukuran tidak selamanya dapat hasil yang maximal jadi dalam pengukuran kita harus
mengetahui beberapa macam kesalahan dan bagaimana caranya untuk mengurangi kesalahan-
kesalahan dalam pengukuran.
lOMoARcPSD|16452513
DAFTAR PUSTAKA
Bartholomew davis, Allyn and Bacon. Electerial measurement and instrumnent, bab 1- 2.
Boston, Inc, 1963.
Frank, ernest. Electerial measurement analysis, New york : mc.graw-hill book company,
inc, 1960.
http://d4fath.wordpress.com/2010/01/04/aproksimasi-kesalahan/
http://www.scribd.com/mobile/documen/16102810
http://jokosby.files.wordpress.com/2008/02/salah-mutlak-dan-salah-relatif.ppt
http://id.wikipedia.org/