Disusun Oleh :
M. Dzakwan fernandez
132020047
Bimbingan :
Muhammad Athuf
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, saya bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul
"Pengukuran dan Instrumentasi Listrik" Tidak lupa saya mengucapkan terima
kasih kepada Kak Muhammad Athuf selaku Dosen Pengampuh Mata Kuliah
Intrumentasi dan Pengukuran yang telah membantu membimbing dalam
mengerjakan karya ilmiah ini.. Karya ilmiah ini memberikan panduan dalam
pembelajaran Instrumentasi dan Pengukuran . Bagi Mahasiswa/i untuk memahami
dan menggunakan Instrumentasi Listrik yang baik dan benar. Saya menyadari ada
kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa
diharapkan demi perbaikan karya Saya. Saya juga berharap semoga karya ilmiah
ini mampu memberikan pengetahuan tentang pentingnya penggunaan
Instrumentasi Listrik dan Pengukuran dalam pembelajarn.
A. Pengukuran Listrik
A. Simpulan ..................................................................................................................
A. PENGUKURAN LISTRIK
Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran
yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah diketahui
nilainya, misalnya dengan besaran standart. Pekerjaan membandingkan tersebut tiada lain adalah
pekerjaan pengukuran atau mengukur. Sedangkan pembandingnya yang disebut sebagai alat
ukur. Pengukuran banyak sekali dilakukan dalam bidang teknik atau industri. Sedangkan alat
ukurnya sendiri banyak sekali jenisnya, tergantung dari banyak faktor, misalnya objek yang
diukur serta hasil yang di inginkan.
Mengetahui karakteristik alat ukur adalah penting agar pekerjaan pengukuran secara
menyeluruh (persiapan, pelaksanaan dan analisis) dapat diandalkan keberhasilannya. Seseorang
tidak akan dapat merancang pengukuran dengan benar tanpa mengetahui arti karakteristik dari
alat ukur. Beberapa karakteristik penting dari alat ukur adalah:
3. Resolusi
Resolusi adalah nilai perubahan terkecil yang dapat dirasakan oleh alat ukur. Sebagai
contoh : suatu timbangan pada jarum penunjuk yang menunjukkan perubahan 0,1 gram (terkecil
yang dapat dilihat) maka dikatakan bahwa resolusi dari timbangan tersebut adalah 0,1 gram.
Harga resolusi sering dinyatakan pula dalam persen skala penuh.
4. Sensitivitas (Sebsitifity)
Sensitifitas adalah ratio antara perubahan pada output terhadap perubahan pada input.
Pada alat ukur yang linier, sensitivitas adalah tetap. Dalam beberapa hal harga sensitivitas yang
besar menyatakan pula keunggulan dari alat ukur yang bersangkutan. Alat ukur yang terlalu
sensitif adalah sangat mahal, sementara belum tentu bermanfaat untuk maksud yang kita
inginkan.
5. Error
Error dalam pengukuran dapat diartikan sebagai beda aljabar antara nilai ukuran yang
terbaca dengan nilai“sebenarnya “ dari obyek yang diukur. Tidak ada komponen atau alat ukur
yang sempurna, semuanya mempunyai kesalahan atau ketidak-telitian. Setiap hasil pengukuran
selalu mengandung error. Tidak ada pengukuran yang bebas error, ini merupakan sifat alamia,
kecuali jika yang diukur/dihitung adalah jumlah barang atau jumlah kejadian. Error dalam
pengukuran dikelompokan menjadi 3 jenis, yaitu spurious error, systematic error dan random
error.
6. Validity
Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi
apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas
rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.
Terkandung di sini pengertian bahwa ketepatan validitas pada suatu alat ukur tergantung
pada kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur
yang valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat akan tetapi juga harus memberikan
gambaran yang cermat mengenai data tersebut.
7. Reliability
Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur
gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur
tersebut reliable. Dengan kata lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di
dalam pengukur gejala yang sama.
Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau
serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan
tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif,
apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas
tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara
konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap
konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama.
Penelitian dianggap dapat diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran
yang sama. Tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang berulang itu memberikan hasil yang
berbeda-beda
B. KESALAHAN DALAM PENGUKURAN
Kategori error
Setiap hasil pengukuran selalu mengandung error. Tidak ada pengukuran yang bebas
error, ini merupakan sifat alamia, kecuali jika yang diukur/dihitung adalah jumlah barang atau
jumlah kejadian. Error dalam pengukuran dikelompokan menjadi 3 jenis, yaitu spurious error,
systematic error dan random error
b. Systematic error
Systematic error disebabkan oleh berbagai faktor yang secara sistematis mempengaruhi
hasil pengukuran. Misalnya suatu keributan terjadi di dekat ruangan kelas dimana murid-murid
sedang melakukan test. Keributan ini bisa menyebabkan kesalahan menjawab pada semua murid
karena terganggunya konsentrasi akibat keributan tersebut. Contoh lainnya adalah adanya sludge
dalam tanki bahan bakar yang menyebabkan kesalahan pada pengukuran level bahan bakar
dalam tanki tersebut (level sludge juga ikut terukur). Systematic error bernilai tetap atau jika
berubah ia bisa diprediksi. Jadi Systematic error akan memberikan bias pada hasil pengukuran.
Bias tersebut bisa bernilai positif atau negatif. Dalam prakteknya systematic error ini sangat sulit
untuk diidentifikasi/ditentukan.
Systematic error dibagi menjadi 2 yakni:
1. Instrumental errors.
Penyebabnya adalah struktur mekanis alat ukur ( usia alat ukur, gesekan pada tumpuan
alat penunjuk, suhu, dll)
Dapat dihindari dengan:
- Pemilihan instrument yang tepat.
2. Enviromental errors.
Penyebanya adalah keadaan sekitar alat ukur seperti pengaruh medan magnet dan medan
listrik, suhu, kelembaman serta tahanan bocor. Kesalahan seperti ini dapat dikurangi dengan
memilih alat ukur yang tepat dan menerapkan mode yang benar. Environmental errors dibagi lagi
menjadi 2, yakni static error dan dynamic error.
Kesalahan akibat faktor lingkungan, seperti :
- Perubahan suhu, tekanan, kelembaban
- Medan magnet, listrik
Dapat dihindari dengan :
- Penyegelan.
- Ketepatan pemakaian dalam lingkungan yang diijinkan.
- Pemakaian pelindung medan magnet dan listrik.
c. Random error.
Random error disebabkan oleh faktor-faktor yang secara acak/random berpengaruh pada
suatu variable/besaran sepanjang proses cuplikan/sampling pengukuran. Salah satu contoh
faktor tersebut misalnya suasana hati (mood) seseorang yang bisa berpengaruh pada kinerjanya
sehingga bisa mempengaruhi hasil pengukuran. Random error menyebabkan pengukuran
berulang yang dilakukan terhadap suatu besaran tidak pernah menghasilkan nilai yang sama.
Hasil pengukuran berulang tersebut akan terdistribusi di sekitar nilai benar-nya dan mengikuti
distribusi normal (Gausian). Random error dapat ditentukan dengan menggunakan metode
statistik.
Penyebab random errors:
- Pengetahuan yang tidak cukup tentang parameter proses dan kondisi perancangan.
- Perancangan yang pas-pasan.
Untuk membuat suatu hasil pengukuran dapat diterima oleh semua pihak, maka perkiraan
error yang terkandung dalam hasil pengukuran tersebut harus disampaikan, baik menyangkut
besarnya error tersebut maupun tingkat signifikannya
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
2. Pekerjaan mengukur itu pada dasarnya adalah usaha menyatakan sifat sesuatu zat/benda
ke dalam bentuk angka atau harga yang lazim disebut sebagai hasil pengukuran.
3. Pekerjaan mengukur itu pada dasarnya adalah usaha menyatakan sifat sesuatu zat/benda
ke dalam bentuk angka atau harga yang lazim disebut sebagai hasil pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
http://makalah-beta.blogspot.com/2016/02/pengukuran-listrik.html
https://www.google.com/search?
q=kesimpulan+dan+saran+PENGUKURAN+DAN+INSTRUMENTASI+LISTRIK&oq=kesim
&aqs=chrome.0.69i59j69i57j0i433i512j0i512l7.2458j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
http://andiswijaya.blogspot.com/2016/03/makalah-pengukuran-listrik.html