LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………10
Latar Belakang….………………………………………………………………10
Rumusan Masalah…………………………………………………………........10
2.1 Sejarah………………………………………………………………………12
2.2 Definisi……………………………………………………………………….13
2.3 Literatur……………………………………………………………………..12
3.2.4 Flowchart……………………………………………………………...12
3.3.2 Formula……………………………………………………………….12
3.3.3 Tabel………………………………………………………………......12
2
4.1 Hasil………………………………………………………………………….12
4.2 Pembahasan…………………………………………………………………12
BAB 5 PENUTUP……………………………………………………………….12
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………….....12
5.2 Saran…………………………………………………………………………12
Daftar Pustaka…………………………………………………………………..22
Lampiran………………………………………………………………………..12
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan Praktikum kali ini, yaitu :
1. Mampu menggunakan beberapa alat ukur dasar.
2. Mampu menentukan nilai skala terkecil (nst) dari alat ukur.
3. Mampu membedakan pengukuran langsusng dan alat tidak langsung.
4. Mampu melakukan pengukuran langsung sebanyak satu kali dan
menghitung ketidakpastian hasil pengukuran menggunakan ralat nst.
5. Mampu melakukan pengukuran langsung secara berulang dan dan
menghitung ketidakpastian hasil pengukuran menggunakan ralat
standart deviasi.
6. Mampu menentukan pengukuran tidak langsung dengan satu kali
pengukuran dan menentukan ralat nst
7. Mampu menentukan pengukuran tidak langsung dengan pengukuran
secara berulang dan menggunakan ralat standart deviasi.
8. Mampu menentukan pengukuran tidak langsung secara gabungan
yaitu pengukuran secara berulang menggunakan ralat standart deviasi
dan satu kali pengukuran menggunakan ralat nst.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat pada praktikum pengukuran dasar adalah untuk
mengetahui macam-macam alat ukur dan cara menggunakannya. Untuk
mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan pengukuran baik diukur
secara tidak langsung maupun secara langsung dengan menggunakan nilai
skala terkecil maupun standart deviasi. Manfaat lain adalah dapat menentukan
alat ukur untuk mengukur suatu benda yang berbeda
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran dalam fisika adalah membandingkan dua hal, dengan salah satunya
menjadi pembanding atau alat ukunya yang dimana, besarnya harus distandarkan
dan bertujuan untuk mengetahui kualitass dan kuantitas suatu besaran.
Pengukuran didefinisikan sebagai suatu proses membandingkan suatu besaran
dengan besaran lain (sejenis) yang dipakai sebagai satuan. Satuan adalah
pembanding di dalam pengukuran. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu
dengan sesuatu yang lain yang dianggap sebagai patokan. Jadi dalam pengukuran
terdapat dua faktor utama yaitu perbandingan dan patokan (standar).
Pengamatan suatu gejala pada umumnya belum lengkap jika tidak disertai
informasi/data kuantitatif. Untuk memperoleh informasi kuantitatif tersebut
diperlukan pengukuran suatu sifat fisis. Pengetahuan barulah akan memuaskan
jika kita dapat mengatakannya dalam bilangan. Pengukuran adalah suatu teknik
untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam bilangan sebagai hasil perbandingan
dengan suatu besaran baku yang diterima sebagai satuan. Pengukuran harus
dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang telah dikalibrasi dengan baik.
Dalam pengukuran ada hal yang tidak bisa di hindari dari kesalahan dan
ketidakpastian. Sehingga para fisikawan mengenalkan konsep ketidakpastian atau
ralat. Ralat adalah sarana untuk mengungkapkan keraguan-keraguan akan hasil
ukur. Ralat ditulis dalam bentuk bilangan positif. Semakin besar ralat yang
dituliskan pertanda semakin besar pula keraguan dari hasil pengukuran,
sebaliknya semakin kecil ralat yang dituliskan semakin yakinlah orang yang
mengukur dengan hasil pengukurannya. Besar kecilnya ralat dipengaruhi oleh
beberapa factor, yakni kualitas alat, kemampuan orang yang melakukan
pengukuran dan jumlahn pengukuran yang dilakukan. Cara menentukan ralat
sangat bervariasi tergantung pada alat ukur dan cara pengukuran yang kita
gunakan (Raymond dkk, 2012).
2
Untuk pengukuran tunggal diambil kebijakan Δx = ½ nilai skala terkecil alat.
Sedangkatn ketidak pastian pengukuran berulang jika pengukuran dilakukan
sebanyak 3 kali dengan hasil X1, X2, dan X3 maka x dan Δx dapat ditentukan,
dimana Δx adalah deviasi (Penyimpangan) dan x adalah rata-rata (Giancoli,
2014).
Dalam pengukuran ada yang Namanya akurasi dan presisi. Akurasi adalah
nilai hasil pengukuran yang didapatkan pada dasarnya merupakan pendekatan dari
nilai yang sesungguhnya (teliti). Presisi adalah suatu istilah yang digunakan untuk
mempresentasikan seberapa handl dan konsisten jika dilakukan secara berulang
untuk mendapatkan hasil yang serupa. tak hanya akurasi dan presisi, didalam
pengukuran juga ada istilah angka penting. Dalam hasil ukur juga ada sitilah
2
angka penting dan tidak penting. Angka penting dalam pengukuran menunjukkan
tangka ketelitian pengukuran tersebut (Rasyid dkk, 2015).
BAB III
2
METODE PRAKTIKUM
Bahan yang digunakan dalam praktikum dasar kali ini, yaitu Balok logam
berfungsi sebagai bahan yang diukur massa, panjang, tinggi, diameter luar dan
dalam. Bola besi kecil berfungsi sebagai bahan yang diukur diameter
panjangnnya. Cincin berfungsi sebagai bahan yang diukur diameter luar dan
dalam.
2
3.2 Metode Kerja
Metode kerja yang dilakukan dalam praktikum fisika dasar kali ini, yaitu
menentukan Nilai Skala Terkecil (nst) dan Kesalahan Titik Nol yang dilakukan
pada alat-alat praktikum. Alat-alat yang digunkan, yaitu Jangka sorong diambil
dan tentukan nst-nya. Catat juga apabila skalanya tidak menunjukkan titik nol saat
jangka sorong belum digunakan. Mikrometer diambil dan tentukan nst-nya. Catat
juga apabila skalanya tidak menunjukkan titik nol saat mikrometer belum
digunakan. Termometer diambil dan tentukan nst-nya. Neraca pegas (spring
balance) diambil dan dtentukan nst-nya. Catat juga apabila skalanya tidak
menunjukkan titik nol saat pegas belum terbebani. Stopwatch diambil dan
ditentukan nst-nya. Mistar/penggaris panjang diambil dan ditentukan nst-nya.
Neraca /timbangan diambil dan ditentukan nst-nya.
2
Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil
(nst) ini dilakukan hanya 1 kali saja. Diukur panjang (l), lebar (b) dan tinggi (t)
balok yang tersedia dengan menggunakan mistar panjang. Berjalanlah anda dari
titik A ke B sejauh, jarak 2,5 meter, 3 meter dan 3,5 meter, catat masing-masing
waktunya, hitung waktunya dengan stopwacth
3. 3 Analisis Data
∆s= √∑ (x−x )2
n
2
∆x
d= ×100
x
K=100−I
∆x
AP=1−log( )
x
a. Ralat nst
δz δz
∆z = |[ ]||∆x|+|[ ]||∆ y|
δx δy
√
∆z = (¿ [
δz
δx
δz
]∨¿ ∆ x∨+¿ [ ]∨¿ ∆ y ¿2 )
δy
c. Ralat gabungan
∆z = √ ¿ ¿
dp dp
∆ρ = | ||∆m|+| ||∆s|
dm dm
2
BAB IV
4.1 Hasil
2
Tabel 4.1.1 Tabel Hasil Pengukuran Langsung Dengan Menggunakan Nilai
Skala Terkecil
Kecepatan
No t v ± Δv
2
1 0,08 31,45 ± 10,398
2 0,09 32,97 ± 10,398
3 0,07 50,17 ± 10,398
Kecepatan
4.2 Pembahasan
Alat yang digunakan kali ini dalam praktikum fisika dassar adalah jangka
sorong, mikrometer, ampermeter, voltmeter, thermometer, neraca lengan,
stopwatch, dan mistar. Jangka sorong adalah alat pengukur diameter suatu benda.
Jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu rahang tetap dan geser (sorong). Skala
Panjang yang ada dalam rahang tetap adalah skala utama, sedangkan skala pendek
pada rahang geser adalah skala nonius. Skala utama memiliki skala dalam cm dan
mm. skala terkecil pada jangka sorong 0,1 mm atau 0,01 cm.
2
Termometer berfungsi sebagai alat ukur suhu. Mistar berfungsi untuk mengukur
panjang dan lebar benda yang berukuran relatif besar.
Alat ukur waktu yang sering digunakan dalam percobaan fisika adalah
stopwatch. Dengan stopwatch digital, praktikum langsung dapat membaca selang
waktu yang diukur pada layar stopwatch. Tingkat ketidakpastiaan stopwatch lebih
rendah dibandingkan jam tangan, dimana stopwatch memiliki skala
2
ketidakpastiaan 0,2 sekon. Jadi, pengukuran dengan menggunkan stopwatch dapat
memperkecil tingkat kesalahan dalam pengukuran waktu.
Pada percobaan kedua dilakukan pengukuran langsung dengan nilai skala
terkecil (nst) sebanyak 1 kali pengukuran. Pengukuran pertama dilakukan pada
alat jangka sorong dengan bahan cincin. Bahan cincin diukur diameter dalam dan
diameter luarnya. Setalah dilakukan pengukuran, diameter dalam pada cincin
yaitu 1,65 cm sedangkan diameter luar pada cincin yaitu 1,83 cm.
Pengukuran kedua dilakukan pada alat mikrometer dengan bahan bola
pejal. Bola pejal diukur dan ditentukan diameter pada bola pejal tersebut. Setelah
dilakukan pengukuran, diperoleh diameter bola pejal yaitu 7,81 mm. Pengukuran
ketiga dilakukan pada alat voltmeter dengan tegangan listrik dan diperoleh hasil
pengukuran 28 V. Pengukuran keempat dilakukan pada alat amperemeter
diperoleh hasil pengukuran 32 A.
Pengukuran kelima dilakukan dengan alat neraca dan bahan balok besi.
Balok besi ditimbang dan hasil pengukurannya yaitu 64,5 gram.er Pengukuran
keenam dilakukan pada alat stopwatch dengan jarak 2 meter diperoleh waktu 7,44
sekon .Pengukuran ketujuh dilakukan dengan alat ukur mistar dan bahannya
balok besi. Balok besi diukur dan ditentukan Panjang, lebar, dan tinggi balok besi
tersebut. Panjang (p) yang diperoleh yaitu 2,5 cm, lebar (l) yang diperoleh yaitu
2,5 cm dan tinggi yang diperoleh yaitu 2,5 cm. Pengukuran kedelapan dilakukan
pada alat termometer diperoleh hasil suhu ruang 28°C.
Dalam pengukuran ada yang disebut dengan nilai x. nilai x merupakan
hasil pengukuran (X- ΔX) dengan X adalah rata rata hasil pengukuran . Pada
pengukuran kali ini, jangka sorong memiliki nilai x pada diameter dalam adalah
1,675 cm dan pada diameter luar adalah 1,755 cm. ,Mikrometer memiliki nilai x
yaitu 6,295 cm, sedangkan voltmeter memiliki nilai x 3,3 V. Neraca memiliki
yaitu 21,795 gram, stopwatch memiliki nilai x yaitu 2,75 s dan mistar memiliki
nilai x baik pada Panjang(p), lebar (l) dan tinggi (t) balok besi yaitu 2 cm.
Percobaan ketiga yaitu pengukuran langsung dengan menggunakan
standart deviasi yang dilakukan sebanyak 3 kali. Pengukuran pertama dilakukan
pada jangka sorong dengan mengukur diameter dalam dan diameter luar. Hasil
2
pengukuran diameter dalam yaitu 1,55 cm; 1,575 cm; 1,57cm dan hasil
pengukuran diameter luar yaitu 1,76 cm; 1,74 cm; 1,78 cm. Pengukuran kedua
dilakukan pada mikrometer dengan hasil pengukuran 6,3 mm; 6,275 mm; 6,27
mm. Pengukuran ketiga dilakukan pada voltmeter dengan hasil pengukuran 85 V;
84,5 V; 85 V. Pengukuran keempat dilakukan pada neraca dengan hasil
pengukuran 21,81 gr; 21,8 gr; 21,8 gr. Pengukuran kelima dilakukan pada
stopwatch dengan hasil pengukuran 2,9 s; 2,2 s; 2,45s. pengukuran keenam
dilakukan pada mistar dengan mengukur Panjang, lebar dan tinggi balok besi.
Hasil pengukuran Panjang (p) yaitu 2,5 cm; 2,2 cm; 2,3 cm. Hasil pengukuran
lebar (l) yaitu 2,5 cm; 2,2 cm; 2,3 cm. Hasil pengukuran tinggi (t) yaitu 2,5 cm;
2,2 cm; 2,3 cm.
Jangka sorong memiliki nilai x pada diameter dalam yaitu 1,565 cm dan
pada diameter luar yaitu 1,76. Nilai x pada mikrometer yaitu 6,28167 mm. Nilai x
pada voltmeter yaitu 84,8333 V. Nilai x pada neraca yaitu 21,8033 gram. Nilai x
pada stopwatch yaitu 2,51667 s. Dan nilai x pada mistar terbagi menjadi tinggi
bagian diantaranya Panjang (p), lebar (l) dan tinggi (t). Nilai x dari Panjang, lebar
dan tinggi adalah 2,33333 m.
Percobaan keempat yaitupengukuran tidak langsung dengan menggunakan
nilai skala terkecil (nst). Objek yang digunakan dalam pengukuran ini ada dua,
yaitu balok dan perjalanan yang dilakukan tiga kali pengukuran. Objek balok
memiliki tiga bagian yaitu Panjang (p), lebar (l), dan tinggi (t) dengan hasil
pengukuran yang sama yaitu 2,2 cm. Massa dan volume balok secara berturut-
turut yaitu 21,8 dan 10,648. Nilai x pada balok yaitu 2,04733. Objek yang kedua
yang digunakan yaitu perjalanan yang dilakukan sebanyak tiga kali pengukuran.
Pada perjalanan pertama jarak yang ditempuh yaitu 2,5 m dan waktu yang
dibutuhkan adalah 2,25 s. Nilai x yang dihasilkan dalam perjalanan pertama yaitu
1,11111. Pada perjalanan kedua jarak yang ditempuh adalah 3 m dan waktu yang
dibutuhkan adalah 2,3 s. Nilai x yang dihasilkan dalam perjalanan kedua yaitu
1,30435. Pada perjalanan ketiga jarak yang ditempuh yaitu 3,5 m dan waktu yang
dibutuhkan adalah 4,3 s. nilai x yang di hasilkan dalam perjalanan ketiga ini yaitu
0,81395.
2
Percobaan kelima yaitu pengukuran tidak langsung dengan menggunakan
standart deviasi. Dalam pengukuran ini ada 2 objek yang dibutuhkan yaitu balok
dan perjalanan yang dilakukan tiga kali pengukuran setiap objeknya. Dalam
pengukuran pertama pada masa jenis balok menghasilkan Panjang (p) 2,25 cm
dengan lebar (l) 2,25 cm dan tinggi 2,25 cm. Pada percobaan ini dihasilkan massa
dan volume dengan hasil berturut-turut yaitu 21,73 gr dan 12,656. Pada percobaan
kedua dihasilkan Panjang (p) 2,2 cm, lebar (l) 2,2 cm dan tinggi (t) 2,2 cm.
pengukuran kedua pada massa jenis balok menghasilkan Panjang (p), lebar (l) dan
tinggi (t) yaitu 2,2 cm. massa dan volume balok yang dihasilkan secara berturut-
turut yaitu 21,63 gr dan 10,648. Pengukuran ketiga dilakukan pada massa jenis
balok dihasilkan Panjang (p), lebar (l) dan tinggi (t) yaitu 2 cm. massa dan volume
yang dihasilkan yaitu 21,52 gr dan 8.
Objek yang kedua adalah kecepatan perjalanan. Objek ini melakukan tiga
kali percobaan dalam setiap jaraknya. Pada jarak 2,5 cm waktu pertama yang
dibutuhkan yaitu 3,25 s, pengukuran kedua dengan jarak yang sama waktu yang
dibutuhkan yaitu 2,5 s. Pada pengukuran ketiga dilakukan dengan jarak yang
sama waktu yang dibutuhkan yaitu 3 s. Percobaan ke dua dilakukan Pada jarak 3
m. Pengukuran pertama waktu yang dibutuhkan 4 s, pada pengukuran kedua
waktu yang dibutuhkan yaitu 3,4 s. dan pengukuran ketiga waktu yang dibutuhkan
yaitu 4,1 s. percobaan ketiga dilakukan dengan jarak 3,5 m. waktu yang
dibutuhkan pada pengukuran pertama yaitu 4,9 s. pada pengukuran kedua waktu
yang dibutuhkan yaitu 4,5 s. pada pengukuran ketiga, waktu yang dibutuhkan
yaitu 4,5 s.
Percobaan terakhir yaitu pengukuran tidak langsung dengan menggunakan
nilai skala terkecil dan standart deviasi. Pengukuran kali ini dilakukan pada massa
jenis balok dan kecepatan perjalanan. Setiap pengukuran dilakukan tiga kali
pengukuran.
Pengukuran pada massa jenis balok. Percobaan pertama menemukan hasil
pengukuran yang sama pada panjang, lebar dan tinggi balok yaitu 2,2 cm. Massa
dan volume yang di dapatkan secara berturut-turut yaitu 21,89 gr dan 10,648.
Percobaan kedua ditemukan hasil yang sama pada panjang, lebar, dan tinggi yaitu
2
2,15 cm. Massa dan volume yang dihasilkan secara berturut-turut yaitu 21,9 gr
dan 9,938. Percobaan ketiga ditemukan hasil yang sama pada panjang, Lebar dan
tinggi balok yaitu 2,25 cm. Massa dan volume yang dihasilkan secara berturut-
turut yaitu 21,8 gr dan 11,39.
Pengukuran pada kecepatan. Pada percobaan pertama jarak yang ditempuh
yaitu 2,5 m. Waktu yang dibutuhkan dalam melakukan tiga kali percobaan
menghasilkan perbedaan yaitu 3,1 s; 3,25 s; 3,15 s. percobaan pertama ini
menghasilkan kecepatan 0,8 m/s. Pada percobaan kedua dengan jarak 3 m
menghasil kan perbedaan waktu dalam melakukan praktikum yaitu 4,15 s; 4,2 s;
4,15 s. Percobaan kedua ini menghasilkan kecepatan 0,7 m/s. Pada percobaan
ketiga dengan jarak 3,5 m menghasilkan perbedaan waktu dalam melakukan
praktikum yaitu 5 s; 5,1 s; dan 5,4 s. Percobaan ketiga ini menghasilkan
kecepatan 0,69 m/s.
2
BAB V
5.1 Kesimpulan
2
5.2 Saran
2
DAFTAR PUSTAKA
Aruan, neni. 2019. Modul Praktikum Fisika Dasar 1. Sumatera Utara : Institut
Teknologi DEL.
2
LAMPIRAN
1.Bukti Acc
2. Dokumentasi Praktikum
3. Data Excel
Tabel 4.1.1 Tabel Hasil Pengukuran Langsung Dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil
Tabel 4.1.5 Pengukuran Tidak Langsung Dengan MEnggunakan Skala Terkecil Dan
Standar Deviasi