Anda di halaman 1dari 26

PENGUKURAN DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM

MATAKULIAH PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Oleh :

Nama / NIM : Fatarro Andronikus Situmorang


Fakultas / Jurusan : MIPA / Kimia
Kelompok :1
Asisten : Wardatul M
Koordinator Asisten : Wardatul M
Tanggal Praktikum / Jam : Selasa,26 September 2023 / 07.00-09.40

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2023
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………10

Latar Belakang….………………………………………………………………10

Rumusan Masalah…………………………………………………………........10

BAB 2 TINJAUAN PUSAKA……………………….…………………………12

2.1 Sejarah………………………………………………………………………12

2.2 Definisi……………………………………………………………………….13

2.3 Literatur……………………………………………………………………..12

BAB 3 METODE PRAKTIKUM………………………………………….......21

3.1 Alat dan Bahan………………………………………………………….......12

3.2 Metode Kerja………………………………………………………………..12

3.2.1 Desain Eksperimen……………………………………………………12

3.2.2 Variabel Eksperimen…………………………………………………12

3.2.3 Prosedur Kerja……………………………………………………......12

3.2.4 Flowchart……………………………………………………………...12

3.3 Metode Analisis Data……………………………………………………….12

3.3.1 Analisis Data………………………………………………………….12

3.3.2 Formula……………………………………………………………….12

3.3.3 Tabel………………………………………………………………......12

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………12

2
4.1 Hasil………………………………………………………………………….12

4.2 Pembahasan…………………………………………………………………12

BAB 5 PENUTUP……………………………………………………………….12

5.1 Kesimpulan……………………………………………………………….....12

5.2 Saran…………………………………………………………………………12

Daftar Pustaka…………………………………………………………………..22

Lampiran………………………………………………………………………..12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang memerlukan pengamatan dan


pengukuran yang dilakukan melalui percobaan-percobaan. Pengamatan gejala
alam dilakukan dengan memperhatikan dan menganalisis faktor-faktor sebab
dan akibat yang saling berkaitan dan mempengaruhi. Pada umumnya, gejala-
gejala alam tidak memberi kesempatan dalam menganalisis berbagai pengaruh
yang dialami. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan eksperimen dimana
berbagai pengaruh dirancang sebelumnya dan keadaan yang diinginkan
dikontrol sebaikbaiknya. Eksperimen mengambil peranan yang sangat penting
dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern dan menempatkan pentingnya
bekerja di laboratorium bagi mahasiswa dan peneliti.
Dalam ilmu bidang fisika, pengukuran merupakan dasar materi yang harus
dipahami terlebih dahulu. Mengukur dapat diartikan sebagai pengamatan
kuantitas atau jumlah. Pengukuran berarti suatu metode atau cara yang
digunakan untuk menyatakan sifat fisis dalam bentuk bilangan sebagai hasil
perbandingan dengan sebuah besaran baku sebagai satuan. Membandingkan
keadaan yang diukur dengan instrument pengukur yang ditetapkan skalanya
untuk melakukan pengukuran pada setiap besaran.
Keakuratan pada hasil pengukuran sangat diperlukan dalam melakukan
suatu pengukuran sangat diperlukan dalam melakukan suatu pengukuran,
namun pada kenyataannya tidak ada satupun pengukuran yang benar-benar
tepat. Kurang tepatnya pengukuran tersebut menimbulkan adanya
ketidakpastian. Ketidakpastian berasal dari perbedaan sumber, alat
pengukuran yang dipakai maupun ketelitian yang kurang ketika membaca
skala membaca skala pada alat ukur.
2
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam praktikum kali ini, yaitu:
1. Bagaimana menggunakan alat ukur ?
2. Bagaimana menentukan nilai nst dari alat ukur ?
3. Bagaimana perbedaan pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung?

1.3 Tujuan
Tujuan Praktikum kali ini, yaitu :
1. Mampu menggunakan beberapa alat ukur dasar.
2. Mampu menentukan nilai skala terkecil (nst) dari alat ukur.
3. Mampu membedakan pengukuran langsusng dan alat tidak langsung.
4. Mampu melakukan pengukuran langsung sebanyak satu kali dan
menghitung ketidakpastian hasil pengukuran menggunakan ralat nst.
5. Mampu melakukan pengukuran langsung secara berulang dan dan
menghitung ketidakpastian hasil pengukuran menggunakan ralat
standart deviasi.
6. Mampu menentukan pengukuran tidak langsung dengan satu kali
pengukuran dan menentukan ralat nst
7. Mampu menentukan pengukuran tidak langsung dengan pengukuran
secara berulang dan menggunakan ralat standart deviasi.
8. Mampu menentukan pengukuran tidak langsung secara gabungan
yaitu pengukuran secara berulang menggunakan ralat standart deviasi
dan satu kali pengukuran menggunakan ralat nst.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat pada praktikum pengukuran dasar adalah untuk
mengetahui macam-macam alat ukur dan cara menggunakannya. Untuk
mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan pengukuran baik diukur
secara tidak langsung maupun secara langsung dengan menggunakan nilai
skala terkecil maupun standart deviasi. Manfaat lain adalah dapat menentukan
alat ukur untuk mengukur suatu benda yang berbeda
2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran dalam fisika adalah membandingkan dua hal, dengan salah satunya
menjadi pembanding atau alat ukunya yang dimana, besarnya harus distandarkan
dan bertujuan untuk mengetahui kualitass dan kuantitas suatu besaran.
Pengukuran didefinisikan sebagai suatu proses membandingkan suatu besaran
dengan besaran lain (sejenis) yang dipakai sebagai satuan. Satuan adalah
pembanding di dalam pengukuran. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu
dengan sesuatu yang lain yang dianggap sebagai patokan. Jadi dalam pengukuran
terdapat dua faktor utama yaitu perbandingan dan patokan (standar).

Pengamatan suatu gejala pada umumnya belum lengkap jika tidak disertai
informasi/data kuantitatif. Untuk memperoleh informasi kuantitatif tersebut
diperlukan pengukuran suatu sifat fisis. Pengetahuan barulah akan memuaskan
jika kita dapat mengatakannya dalam bilangan. Pengukuran adalah suatu teknik
untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam bilangan sebagai hasil perbandingan
dengan suatu besaran baku yang diterima sebagai satuan. Pengukuran harus
dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang telah dikalibrasi dengan baik.

Pengamatan besaran-besaran fisis untuk mengetahui bagaimana hubungan


antara suatu variabel dan tujuan lainnya dilakukan melalui kegiatan pengukuran.
Oleh karena itu, pengukuran sangat penting dilakukan dalam berbagai bidang
ilmu termasuk fisika. Agar pengamatan menjadi teliti, maka pengukuran harus
dilakukan dengan tepat dan cermat. Dengan demikian gejala ataupun peristiwa
yang terjadi dapat diprediksi dengan lebih akurat. Meskipun telah diupayakan
secara hati-hati, pengukuran akan selalu disertai dengan ketidakpastian (Aruan
dkk, 2019).

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur. Alat ukur yang


digunakan tergantung pada besaran ukur yang nilainya ningin diukur. Dalam
fisika terdapat dua jenis pengukuran yaitu pengukuran tunggal dan pengukuran
2
berulang. Pengukuran tunggal merupakan pengukuran yang hanya dilakukan satu
kali saja langsung diperoleh hasil ukurannya meski dilakukan berulang kali
hasilnya akan tetap sama. Sedangkan pengukuran berulang merupakan
pengukuran yang dilakukan lebih dari satu kali karena disetiap hasil pengukuran
diperoleh hasil yang berbeda (Trita Sari.L., 2017).

Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.


Pengukuran langsung adalah pengukuran yang dilakukan untuk mendapatkan nilai
hasil pengukuran secara langsung, misalnya pengukuran panjang meja
menggunakan mistar. Sedangkan pengukuran tidak langsung adalah pengukuran
yang dilakukan apabila sulit atau tidak mungkin mendapatkan nilai ukuran secara
langsung. Dalam hal ini, nilai ukuran yang dicari diperoleh berdasarkan hubungan
fungsional tertentu dari beberapa hasil pengukuran langsung. Contoh pengukuran
tidak langsung adalah mengukur tinggi sebuah pohon berdasarkan hasil
pengukuran sudut dan jarak (Sani, 2012).

Dalam pengukuran ada hal yang tidak bisa di hindari dari kesalahan dan
ketidakpastian. Sehingga para fisikawan mengenalkan konsep ketidakpastian atau
ralat. Ralat adalah sarana untuk mengungkapkan keraguan-keraguan akan hasil
ukur. Ralat ditulis dalam bentuk bilangan positif. Semakin besar ralat yang
dituliskan pertanda semakin besar pula keraguan dari hasil pengukuran,
sebaliknya semakin kecil ralat yang dituliskan semakin yakinlah orang yang
mengukur dengan hasil pengukurannya. Besar kecilnya ralat dipengaruhi oleh
beberapa factor, yakni kualitas alat, kemampuan orang yang melakukan
pengukuran dan jumlahn pengukuran yang dilakukan. Cara menentukan ralat
sangat bervariasi tergantung pada alat ukur dan cara pengukuran yang kita
gunakan (Raymond dkk, 2012).

Suatu pengukuran selalu disertai dengan ketidakpastian pengukuran.


Berikut ketidakpastian dalam pengukuran tunggal dan berulang. Pengukuran
tunggal adalah pengukuran yang dilakukan satu kali saja. Keterbatasan skala alat
ukur dan keterbatasan kemampuan mengamati dan banyak sumber kesalahan lain.

2
Untuk pengukuran tunggal diambil kebijakan Δx = ½ nilai skala terkecil alat.
Sedangkatn ketidak pastian pengukuran berulang jika pengukuran dilakukan
sebanyak 3 kali dengan hasil X1, X2, dan X3 maka x dan Δx dapat ditentukan,
dimana Δx adalah deviasi (Penyimpangan) dan x adalah rata-rata (Giancoli,
2014).

Ketidakpastian dalam pengukuran dapat terjadi karena dua macam


kesalahan, yakni kesalahan sistematis (systematic error) dan kesalahan acak
(random error). Kesalahan sistematis adalah kesalahan yang cenderung terjadi
sama berulang untuk pengukuran diulang, sehingga memberikan hasil yang
konsisten di atas nilai sebenarnya atau konsisten di bawah nilai sebenarnya.
Kesalahan muncul karena dalam alat sudah ada suatu kesalahan yang
mempengaruhi hasil ukur sehingga setiap kali mengukur terdapat perbedaan yang
sama antara nilai yang sebenarnya dan hasil ukur. Sedangkan kesalahan acak
terjadi akibat gejala yang tidak dapat dikendalikan dan merupakan
perubahanperubahan yang berlangsung secara cepat, misalnya: terjadinya
fluktuasi tegangan jaringan listrik ketika melakukan pengukuran beda potensial.

Kesalahan kalibrasi dan kerusakan peralatan eksperimen pada umumnya


menjadi penyebab utama kesalahan pengukuran yang terjadi secara sistematis.
Misalnya, sebuah voltmeter bisa salah dikalibrasi sehingga konsisten
menunjukkan bacaan 85% dari tegangan yang sesungguhnya diukur. Kesalahan
sistematis lain yang umum terjadi adalah kegagalan untuk mempertimbangkan
semua variabel penting dalam percobaan.

Dalam pengukuran ada yang Namanya akurasi dan presisi. Akurasi adalah
nilai hasil pengukuran yang didapatkan pada dasarnya merupakan pendekatan dari
nilai yang sesungguhnya (teliti). Presisi adalah suatu istilah yang digunakan untuk
mempresentasikan seberapa handl dan konsisten jika dilakukan secara berulang
untuk mendapatkan hasil yang serupa. tak hanya akurasi dan presisi, didalam
pengukuran juga ada istilah angka penting. Dalam hasil ukur juga ada sitilah

2
angka penting dan tidak penting. Angka penting dalam pengukuran menunjukkan
tangka ketelitian pengukuran tersebut (Rasyid dkk, 2015).

Setiap alat ukur memiliki ketelitian yang berbeda. Ketelitian yang


diperoleh dari suatu pengukuran ditentukan oleh alat pengukuran dan cara yang
dilakukan saat pengukuran. Ketelitian alat ukur ditentukan oleh nilai skala terkecil
yang dapat ditunjukkan oleh sistem skala yang terdapat pada alat ukur tersebut.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini, yaitu jangka sorong,
mikrometer, ampermeter, voltmeter, thermometer, neraca lengan, stopwatch, dan
mistar. Setiap alat-alat yang di gunakan dalam praktikum kali ini, semuanya
memiliki ketidakpastian dalam pengukuran (Giancoli, 2014).

BAB III
2
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum pengukuran dasar, yaitu Jangka


sorong digunakan sebagai alat pengukur dari kebesaran panjang. Alat ini dipakai
untuk mengukur panjang, lebar, tinggi, diameter luar dan dalam, serta kedalaman
lubang suatu benda dengan cukup detail. Mikrometer merupakan alat ukur yang
digunakan khusus untuk mengukur panjang, tebal maupun diameter luar dari
sebuah benda yang berukuran relatif kecil. Amperemeter digunakan untuk
mengukur besarnya kuat arus yang mengalir dalam sebuah rangkaian tertutup
yang menghubungkan sebuah sumber tegangan dengan beban (seperti hambatan,
lampu, dan alat elektronik lainnya). Volmeter digunakan untuk mengukur besar
tegangan dalam sebuah beban yang dialiri oleh arus listrik. Neraca berfungsi
untuk mengukur massa suatu benda. Stopwatch berfungsi sebagai alat ukur waktu
dengan sensitiv hingga 0,0001 sekon. Mistar berfungsi untuk mengukur panjang
dan lebar benda yang berukuran relatif besar. Termometer berfungsi sebagai alat
ukur suhu.

Bahan yang digunakan dalam praktikum dasar kali ini, yaitu Balok logam
berfungsi sebagai bahan yang diukur massa, panjang, tinggi, diameter luar dan
dalam. Bola besi kecil berfungsi sebagai bahan yang diukur diameter
panjangnnya. Cincin berfungsi sebagai bahan yang diukur diameter luar dan
dalam.

2
3.2 Metode Kerja

Metode kerja yang dilakukan dalam praktikum fisika dasar kali ini, yaitu
menentukan Nilai Skala Terkecil (nst) dan Kesalahan Titik Nol yang dilakukan
pada alat-alat praktikum. Alat-alat yang digunkan, yaitu Jangka sorong diambil
dan tentukan nst-nya. Catat juga apabila skalanya tidak menunjukkan titik nol saat
jangka sorong belum digunakan. Mikrometer diambil dan tentukan nst-nya. Catat
juga apabila skalanya tidak menunjukkan titik nol saat mikrometer belum
digunakan. Termometer diambil dan tentukan nst-nya. Neraca pegas (spring
balance) diambil dan dtentukan nst-nya. Catat juga apabila skalanya tidak
menunjukkan titik nol saat pegas belum terbebani. Stopwatch diambil dan
ditentukan nst-nya. Mistar/penggaris panjang diambil dan ditentukan nst-nya.
Neraca /timbangan diambil dan ditentukan nst-nya.

Pengukuran Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil.


Pengukuran langsung dengan menggunakan nst hanya dilakukan satu kali saja.
Dengan menggunakan jangka sorong, ukur diameter dalam dan diameter luar
sebuah cincin. Dengan menggunakan mikrometer, ukurlah diameter luar dari
sebuah bola besi kecil. Berilah beban pada neraca dan catat nilai skalanya.
Ukurlah panjang (l), lebar (b) dan tinggi (t) balok yang tersedia dengan
menggunakan mistar panjang. Berjalanlah anda dari titik A ke B sejauh 2,0 meter,
hitung waktunya dengan stopwacth.

Pengukuran Langsung Dengan Menggunakan Standart Deviasi.


Pengukuran langsung dengan menggunakan standart deviasi hanya diulangi
sebanyak 3 kali. Dengan menggunakan jangka sorong, ukur diameter dalam dan
diameter luar sebuah cincin. Dengan menggunakan mikrometer, ukurlah diameter
luar dari sebuah bola besi kecil. Berilah beban pada neraca dan catat nilai
skalanya. Ukurlah panjang (l), lebar (b) dan tinggi (t) balok yang tersedia dengan
menggunakan mistar panjang. Berjalanlah anda dari titik A ke B sejauh 2,0 meter,
hitung waktunya dengan stopwacth.

2
Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil
(nst) ini dilakukan hanya 1 kali saja. Diukur panjang (l), lebar (b) dan tinggi (t)
balok yang tersedia dengan menggunakan mistar panjang. Berjalanlah anda dari
titik A ke B sejauh, jarak 2,5 meter, 3 meter dan 3,5 meter, catat masing-masing
waktunya, hitung waktunya dengan stopwacth

Pengukuran Tidak Langsung Dengan Menggunakan Standart Deviasi


dilakukancsebanyak 3 kali pengukuran. Diukur panjang (l), lebar (b) dan tinggi (t)
balok yang tersedia dengan menggunakan mistar panjang. Berjalanlah anda dari
titik A ke B sejauh, jarak 2,5 meter, 3 meter dan 3,5 meter, catat masing-masing
waktunya, hitung waktunya dengan stopwacth

Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil


dan Standart Deviasi. Diukur panjang (l), lebar (b) dan tinggi (t) balok yang
tersedia dengan menggunakan mistar dan hitung standart deviasi dan kemudian
penimbangan massa balok menggunakan nst. Berjalanlah anda dari titik A ke B
sejauh, jarak 2,5 meter, 3 meter dan 3,5 meter, catat masing-masing waktunya,
hitung waktunya dengan stopwacth dengan pengukuran jarak menggunakan nst
dan perhitungan waktu menggunakan standart deviasi.

3. 3 Analisis Data

Adapun metode analisis data pada praktikum ini adalah :

3.3.1 Pengukuran langsung

a. Nst dengan satu kali pengamatan ∆x=1 2 nst

b. Standart deviasi dengan n kali pengamatan

∆s= √∑ (x−x )2
n

2
∆x
d= ×100
x

K=100−I

∆x
AP=1−log( )
x

3.3.2 Pengukuran tidak langsung

a. Ralat nst

∆x= 1/ 2nst, gy=1/2nst

δz δz
∆z = |[ ]||∆x|+|[ ]||∆ y|
δx δy

b. Ralat standart deviasi


∆z = (¿ [
δz
δx
δz
]∨¿ ∆ x∨+¿ [ ]∨¿ ∆ y ¿2 )
δy

c. Ralat gabungan

∆z = √ ¿ ¿

d. Ralat massa jenis

dp dp
∆ρ = | ||∆m|+| ||∆s|
dm dm

2
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada praktikum kali ini diperoleh


hasil sebagai berikut :

2
Tabel 4.1.1 Tabel Hasil Pengukuran Langsung Dengan Menggunakan Nilai
Skala Terkecil

Tabel 4.1.2 Tabel Hasil Pengukuran Langsung dengan Menggunakan


Standart Deviasi

Tabel 4.1.3 Tabel Hasil Pengukuran Tidak Langsung dengan menggunakan


Standart Deviasi

Tabel 4.1.4 Tabel Hasil Pengukuran Tidak Langsung Dengan Menggunakan


Standar Deviasi
 Balok
No Percobaan p ± Δp
1 P1 6,4 ± 0,565024
2 P2 5,82 ± 0,565024
3 P3 6,95 ± 0,565024

 Kecepatan
No t v ± Δv
2
1 0,08 31,45 ± 10,398
2 0,09 32,97 ± 10,398
3 0,07 50,17 ± 10,398

Tabel 4.1.5 Tabel Hasil Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan


Nilai Skala Terkecil dan Standar deviasi
 Balok

 Kecepatan

4.2 Pembahasan

Alat yang digunakan kali ini dalam praktikum fisika dassar adalah jangka
sorong, mikrometer, ampermeter, voltmeter, thermometer, neraca lengan,
stopwatch, dan mistar. Jangka sorong adalah alat pengukur diameter suatu benda.
Jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu rahang tetap dan geser (sorong). Skala
Panjang yang ada dalam rahang tetap adalah skala utama, sedangkan skala pendek
pada rahang geser adalah skala nonius. Skala utama memiliki skala dalam cm dan
mm. skala terkecil pada jangka sorong 0,1 mm atau 0,01 cm.

Mikrometer sekrup biasanya digunakan untuk benda-benda yang tipis


seperti tebal kertas dan diameternya. Mikrometer sekrup terdiri dari dua bagian,
yaitu selubung (poros tetap) dan selubung luar (ulir). Mikrometer sekrup memiliki
ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Neraca digunakan untuk mengukur berat benda
secara teliti.

Voltmeter digunakan untuk mengukur beda potensial dalam rangkaian


listrik. Ampermeter digunakan untuk mengukur arus listrik pada suatu rangkaian.
Stopwatch berfungsi sebagai alat ukur waktu dengan sensitif hingga 0,0001 sekon.

2
Termometer berfungsi sebagai alat ukur suhu. Mistar berfungsi untuk mengukur
panjang dan lebar benda yang berukuran relatif besar.

Setiap pengukuran dapat memiliki kesalahan yang berbeda-beda,


tergantung kepada keadaan alat ukur, perbedaan tingkat ketelitian alat ukur,
metode yang digunakan dalam mengukur, dan kemampuan orang yang
mengukurnya. Pada saat melakukan pengukuran menggunakan jangka sorong,
baik pengukuran diameter luar maupun diameter dalam, terdapat kesalahan-
kesalahan tertentu yang dilakukan oleh praktikum. Misalnya, kesalahan dalam
melihat angka yang berimpit pada skala nonius. Ini menunjukkan bahwa
kemampuan membaca skala yang dimiliki oleh praktikan masih kurang.

Kesalahan dalam menggunakan mistar adalah keterbatasan keterampilan


pengamatan serta terdapat beberapa millimeter perbedaan hasil pengukuran
menggunakan mistar dan jangka sorong, disebabkan tingkat ketelitian atau ketidak
pastiannya berbeda-beda. Jangka sorong memiliki tingkat ketelitian 0,01 cm,
sedangkan mistar memiliki tingkat ketelitian 0,1 cm. jadi, jangka sorong memiliki
tingkat ketepatan lebih tinggi dibandingkan mistar.

Dalam kehidupan sehari-hari, massa sering diartikan sebagai berat. Massa


tidak di pengaruhi gravitasi, sedangkan berat dipengaruhi oleh gravitasi. Fungsi
dari neraca elektrik maupun bukan elektrik secara umum adalah sebagai alat
pengukur massa. Kegunaan neraca ini tergantung dari neraca tersebut missal
neraca yang ada di pasar swalayan dengan yang dilaboratorium tentu sensitivitas
dan skala neracanya jauh berbeda. NST dari neraca adalah 0,01 gram.

Alat ukur waktu yang sering digunakan dalam percobaan fisika adalah
stopwatch. Dengan stopwatch digital, praktikum langsung dapat membaca selang
waktu yang diukur pada layar stopwatch. Tingkat ketidakpastiaan stopwatch lebih
rendah dibandingkan jam tangan, dimana stopwatch memiliki skala

2
ketidakpastiaan 0,2 sekon. Jadi, pengukuran dengan menggunkan stopwatch dapat
memperkecil tingkat kesalahan dalam pengukuran waktu.
Pada percobaan kedua dilakukan pengukuran langsung dengan nilai skala
terkecil (nst) sebanyak 1 kali pengukuran. Pengukuran pertama dilakukan pada
alat jangka sorong dengan bahan cincin. Bahan cincin diukur diameter dalam dan
diameter luarnya. Setalah dilakukan pengukuran, diameter dalam pada cincin
yaitu 1,65 cm sedangkan diameter luar pada cincin yaitu 1,83 cm.
Pengukuran kedua dilakukan pada alat mikrometer dengan bahan bola
pejal. Bola pejal diukur dan ditentukan diameter pada bola pejal tersebut. Setelah
dilakukan pengukuran, diperoleh diameter bola pejal yaitu 7,81 mm. Pengukuran
ketiga dilakukan pada alat voltmeter dengan tegangan listrik dan diperoleh hasil
pengukuran 28 V. Pengukuran keempat dilakukan pada alat amperemeter
diperoleh hasil pengukuran 32 A.
Pengukuran kelima dilakukan dengan alat neraca dan bahan balok besi.
Balok besi ditimbang dan hasil pengukurannya yaitu 64,5 gram.er Pengukuran
keenam dilakukan pada alat stopwatch dengan jarak 2 meter diperoleh waktu 7,44
sekon .Pengukuran ketujuh dilakukan dengan alat ukur mistar dan bahannya
balok besi. Balok besi diukur dan ditentukan Panjang, lebar, dan tinggi balok besi
tersebut. Panjang (p) yang diperoleh yaitu 2,5 cm, lebar (l) yang diperoleh yaitu
2,5 cm dan tinggi yang diperoleh yaitu 2,5 cm. Pengukuran kedelapan dilakukan
pada alat termometer diperoleh hasil suhu ruang 28°C.
Dalam pengukuran ada yang disebut dengan nilai x. nilai x merupakan
hasil pengukuran (X- ΔX) dengan X adalah rata rata hasil pengukuran . Pada
pengukuran kali ini, jangka sorong memiliki nilai x pada diameter dalam adalah
1,675 cm dan pada diameter luar adalah 1,755 cm. ,Mikrometer memiliki nilai x
yaitu 6,295 cm, sedangkan voltmeter memiliki nilai x 3,3 V. Neraca memiliki
yaitu 21,795 gram, stopwatch memiliki nilai x yaitu 2,75 s dan mistar memiliki
nilai x baik pada Panjang(p), lebar (l) dan tinggi (t) balok besi yaitu 2 cm.
Percobaan ketiga yaitu pengukuran langsung dengan menggunakan
standart deviasi yang dilakukan sebanyak 3 kali. Pengukuran pertama dilakukan
pada jangka sorong dengan mengukur diameter dalam dan diameter luar. Hasil
2
pengukuran diameter dalam yaitu 1,55 cm; 1,575 cm; 1,57cm dan hasil
pengukuran diameter luar yaitu 1,76 cm; 1,74 cm; 1,78 cm. Pengukuran kedua
dilakukan pada mikrometer dengan hasil pengukuran 6,3 mm; 6,275 mm; 6,27
mm. Pengukuran ketiga dilakukan pada voltmeter dengan hasil pengukuran 85 V;
84,5 V; 85 V. Pengukuran keempat dilakukan pada neraca dengan hasil
pengukuran 21,81 gr; 21,8 gr; 21,8 gr. Pengukuran kelima dilakukan pada
stopwatch dengan hasil pengukuran 2,9 s; 2,2 s; 2,45s. pengukuran keenam
dilakukan pada mistar dengan mengukur Panjang, lebar dan tinggi balok besi.
Hasil pengukuran Panjang (p) yaitu 2,5 cm; 2,2 cm; 2,3 cm. Hasil pengukuran
lebar (l) yaitu 2,5 cm; 2,2 cm; 2,3 cm. Hasil pengukuran tinggi (t) yaitu 2,5 cm;
2,2 cm; 2,3 cm.
Jangka sorong memiliki nilai x pada diameter dalam yaitu 1,565 cm dan
pada diameter luar yaitu 1,76. Nilai x pada mikrometer yaitu 6,28167 mm. Nilai x
pada voltmeter yaitu 84,8333 V. Nilai x pada neraca yaitu 21,8033 gram. Nilai x
pada stopwatch yaitu 2,51667 s. Dan nilai x pada mistar terbagi menjadi tinggi
bagian diantaranya Panjang (p), lebar (l) dan tinggi (t). Nilai x dari Panjang, lebar
dan tinggi adalah 2,33333 m.
Percobaan keempat yaitupengukuran tidak langsung dengan menggunakan
nilai skala terkecil (nst). Objek yang digunakan dalam pengukuran ini ada dua,
yaitu balok dan perjalanan yang dilakukan tiga kali pengukuran. Objek balok
memiliki tiga bagian yaitu Panjang (p), lebar (l), dan tinggi (t) dengan hasil
pengukuran yang sama yaitu 2,2 cm. Massa dan volume balok secara berturut-
turut yaitu 21,8 dan 10,648. Nilai x pada balok yaitu 2,04733. Objek yang kedua
yang digunakan yaitu perjalanan yang dilakukan sebanyak tiga kali pengukuran.
Pada perjalanan pertama jarak yang ditempuh yaitu 2,5 m dan waktu yang
dibutuhkan adalah 2,25 s. Nilai x yang dihasilkan dalam perjalanan pertama yaitu
1,11111. Pada perjalanan kedua jarak yang ditempuh adalah 3 m dan waktu yang
dibutuhkan adalah 2,3 s. Nilai x yang dihasilkan dalam perjalanan kedua yaitu
1,30435. Pada perjalanan ketiga jarak yang ditempuh yaitu 3,5 m dan waktu yang
dibutuhkan adalah 4,3 s. nilai x yang di hasilkan dalam perjalanan ketiga ini yaitu
0,81395.
2
Percobaan kelima yaitu pengukuran tidak langsung dengan menggunakan
standart deviasi. Dalam pengukuran ini ada 2 objek yang dibutuhkan yaitu balok
dan perjalanan yang dilakukan tiga kali pengukuran setiap objeknya. Dalam
pengukuran pertama pada masa jenis balok menghasilkan Panjang (p) 2,25 cm
dengan lebar (l) 2,25 cm dan tinggi 2,25 cm. Pada percobaan ini dihasilkan massa
dan volume dengan hasil berturut-turut yaitu 21,73 gr dan 12,656. Pada percobaan
kedua dihasilkan Panjang (p) 2,2 cm, lebar (l) 2,2 cm dan tinggi (t) 2,2 cm.
pengukuran kedua pada massa jenis balok menghasilkan Panjang (p), lebar (l) dan
tinggi (t) yaitu 2,2 cm. massa dan volume balok yang dihasilkan secara berturut-
turut yaitu 21,63 gr dan 10,648. Pengukuran ketiga dilakukan pada massa jenis
balok dihasilkan Panjang (p), lebar (l) dan tinggi (t) yaitu 2 cm. massa dan volume
yang dihasilkan yaitu 21,52 gr dan 8.
Objek yang kedua adalah kecepatan perjalanan. Objek ini melakukan tiga
kali percobaan dalam setiap jaraknya. Pada jarak 2,5 cm waktu pertama yang
dibutuhkan yaitu 3,25 s, pengukuran kedua dengan jarak yang sama waktu yang
dibutuhkan yaitu 2,5 s. Pada pengukuran ketiga dilakukan dengan jarak yang
sama waktu yang dibutuhkan yaitu 3 s. Percobaan ke dua dilakukan Pada jarak 3
m. Pengukuran pertama waktu yang dibutuhkan 4 s, pada pengukuran kedua
waktu yang dibutuhkan yaitu 3,4 s. dan pengukuran ketiga waktu yang dibutuhkan
yaitu 4,1 s. percobaan ketiga dilakukan dengan jarak 3,5 m. waktu yang
dibutuhkan pada pengukuran pertama yaitu 4,9 s. pada pengukuran kedua waktu
yang dibutuhkan yaitu 4,5 s. pada pengukuran ketiga, waktu yang dibutuhkan
yaitu 4,5 s.
Percobaan terakhir yaitu pengukuran tidak langsung dengan menggunakan
nilai skala terkecil dan standart deviasi. Pengukuran kali ini dilakukan pada massa
jenis balok dan kecepatan perjalanan. Setiap pengukuran dilakukan tiga kali
pengukuran.
Pengukuran pada massa jenis balok. Percobaan pertama menemukan hasil
pengukuran yang sama pada panjang, lebar dan tinggi balok yaitu 2,2 cm. Massa
dan volume yang di dapatkan secara berturut-turut yaitu 21,89 gr dan 10,648.
Percobaan kedua ditemukan hasil yang sama pada panjang, lebar, dan tinggi yaitu
2
2,15 cm. Massa dan volume yang dihasilkan secara berturut-turut yaitu 21,9 gr
dan 9,938. Percobaan ketiga ditemukan hasil yang sama pada panjang, Lebar dan
tinggi balok yaitu 2,25 cm. Massa dan volume yang dihasilkan secara berturut-
turut yaitu 21,8 gr dan 11,39.
Pengukuran pada kecepatan. Pada percobaan pertama jarak yang ditempuh
yaitu 2,5 m. Waktu yang dibutuhkan dalam melakukan tiga kali percobaan
menghasilkan perbedaan yaitu 3,1 s; 3,25 s; 3,15 s. percobaan pertama ini
menghasilkan kecepatan 0,8 m/s. Pada percobaan kedua dengan jarak 3 m
menghasil kan perbedaan waktu dalam melakukan praktikum yaitu 4,15 s; 4,2 s;
4,15 s. Percobaan kedua ini menghasilkan kecepatan 0,7 m/s. Pada percobaan
ketiga dengan jarak 3,5 m menghasilkan perbedaan waktu dalam melakukan
praktikum yaitu 5 s; 5,1 s; dan 5,4 s. Percobaan ketiga ini menghasilkan
kecepatan 0,69 m/s.

2
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan pada saat praktikum pengukuran dasar dapat


disimpulkan bahwa nst dapat ditentukan dengan skala pada alat ukur. Nst pada
masing – masing alat ukur berbeda nst menentukan tingkat ketelitian alat ukur
tersebut. Dalam menggunakan alat ukur harus memahami cara menggunakannya
dengan benar. Pengukuran langsung dilakukan hanya sekali sedangkan
pengukuran tidak langsung dilakukan pengukuran berulang, maka hasil yang
diperoleh lebih akurat.

Pengukuran dibagi menjadi 2 yaitu pengukuran secara langsung dan


pengukuran tidak langsung. Menentukan pengukuran langsung dengan
menggunakan nst atau ralat nst yaitu dengan menentukan terlebih dahulu.
Merupakan hasil yang diperoleh dari ½ nst. Cara menentukan pengukuran
langsung dengan menggunakan standart deviasi dengan menggunakan /
melakukan dapat diperoleh hasil I%, K% dan AP.

Pengukuran tidak langsung yaitu pengukuran yang dilakukan berulang.


Pada praktikum ini pengukuran tidak langsung dilakukan pada semua alat ukur
namun pengukuran tidak langsung dibagi menjadi 2 yaitu pengukuran tidak
langsung menggunakan standart deviasi dan menggunakan nst. Pengukuran tak
langsung menggunakan standart deviasi yaitu jangka sorong, mikrometer,
amperemeter, voltmeter, sedangkan mistar dan stopwatch dilakukan kembali
dengan pengukuran tidak langsung menggunakan nst.

2
5.2 Saran

Saran untuk praktikum kali ini yaitu, sebelum melakukan percobaan


praktikan haru memahami hal apa yang akan di praktikan dan mengetahui apa
yang harus dilakukan. Praktikan harus mengetahui dan memahami tata cara
menggunakan alat ukur agar tidak terjadi kesalahan dalam mengukur suatu benda.
Praktikan juga sebaiknya mengetahui cara menentukan nst dan kesalahan titik nol.
Jika terjadi hal yang tidak diketahui oleh pratikan sebaiknya bertanya kepada
asisten dan menjalankan setiap instruksi yang diberikan asisten agar praktikum
berjalan dengan lancar.

2
DAFTAR PUSTAKA

Antika, L. 2012. Pengukuran (Kalibrasi) Volume dan Massa Jenis Aluminium.


Jurnal Fisika dan Aplikasinya. 13(1).

Aruan, neni. 2019. Modul Praktikum Fisika Dasar 1. Sumatera Utara : Institut
Teknologi DEL.

Giancoli. 2014. Fisika Aplikasi dan Penerapannya. Seventh Editon. Jakarta :


Erlangga.

Rasyid, Muhammad dkk. 2014. Fisika Dasar Jilid 1 : Mekanika. Yogyakarta :


Penerbit Periuk.

Raymond, Serway dkk. 2012. College physics. Eight Edition.

Sani, Ridwan. 2012. Pengembangan Laboratoriun Fisika. Medan : FMIPA


UNIMED.

Tirtasari, L. 2017. Uji Kalibrasi (Ketidakpastian Pengukuran) Neraca Analitik di


Laboratorium Biologi FMIPA UNNES. Indonesian Journal Of Chemical
Science. 2(6).

2
LAMPIRAN

1.Bukti Acc

Gambar 1 Lembar pengamatan

2. Dokumentasi Praktikum

Gambar 2 Dokumentasi pada saat praktikum

3. Data Excel

Tabel 4.1.1 Tabel Hasil Pengukuran Langsung Dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil

Tabel 4.1.2 Pengukuran Langsung Dengan Menggunakan Standart Deviasi


2
Tabel 4.1.3 Pengukuran Tidak Langsung Dengan Menggunakan Standar
Deviasi

Tabel 4.1.4 Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Standar


Deviasi

Tabel 4.1.5 Pengukuran Tidak Langsung Dengan MEnggunakan Skala Terkecil Dan
Standar Deviasi

Anda mungkin juga menyukai