Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DARING

ERA PANDEMI COVID-19


KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DAN TEORI RALAT

Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Hamdan Yusuf
NIM : 205100300111083
Jurusan/Fakultas : TIP/FTP
Kelompok : 03
Tanggal Praktikum : 30 September 2020
Nama Asisten : Arya Nugraha Hananto

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui metode yang tepat dalam melakukan pengukuran
2. Untuk mengetahui alat ukur yang presisi dan akurat
3. Untuk menenmukan ketidakpastian dan ralat dari hasil pengukuran

1.2 Teori
1.2.1 Pengertian Pengukuran Presisi dan Akurat (1 sitasi)
Pengukuran presisi merupakan suatu ketepatan dalam melakukan pengukuran
yang dilakukan pengulangan hingga mencapai hasil yang sesuai. Suatu hasil ukur
dapat dikatakan presisi apabila nilainya tidak akan berubah, walaupun dilakukan
pengulangan. Selain itu, alat ukur yang digunakan juga harus tepat, supaya bisa
mendapatkan hasil ukur yang presisi.
Pengukuran Akurat merupakan suatu hasil pengukuran yang analisis nilainya
mendekati ketepatan. Suatu hasil ukur dapat dikatakan akurat apabila nilai hasil uji
mendetai nilai asli dari variabel yang diukur. Oleh karena itu, alat ukur yang
digunakan disini harus mempunyai ketelitian tinggi, sehingga akan mendapatkan
hasil yang akurat (Hadi dan Aisah, 2020).

1.2.2 Macam-Macam Ketidakpastian Teori Ralat (2 sitasi)


Ketidakpastian teori ralat terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Ketidakpastian mutlak
Merupakan ketidakpastian yang disebabkan karena alat ukur yang
digunakan terbatas dan tidak memadai. ketidakpastian mutlak dapat
menggunakan metode pengukuran tunggal dan pengukuran berulang. Dalam
sekali pengukuran tunggal, dihasilkan ketidakpastian sebagai setengah dari nilai
skala terkecil. Sedangkan dalam pengukuran berulang, ketidakpastian dapat
didapatkan dengan menggunakan metode kesalahan setengah rentang dan
standar deviasi (Aruan dkk., 2019).
2. Ketidakpastian relatif
Merupakan ketidakpastian yang kuat hubungannya dengan ketelitian
pengukuran. Ketidakpastian relatif dapat dinyatakan jika semakin rendah
ketidakpastian relatifnya, akan semakin tinggi juga ketelitiannya. Selain itu
untuk menunjukkan hasil ukur perlu diperhatikan aturan dan pernyataan bahwa
nilai akhir yang berdigit di belakang tanda koma tidak boleh berbeda nilainya
dengan ketidakpastiannya (Pandiangan dan Arkundato, 2018).
BAB II
METODE PERCOBAAN

2.1 Alat, Bahan. dan Fungsi


Alat yang digunakan pada percobaan ini, antara lain:
1. Mistar/penggaris, digunakan untuk mengukur panjang/diameter benda
2. Jeruk, digunakan sebagai variabel yang diukur
3. Panci, digunakan sebagai variabel yang diukur
4. Neraca/timbangan, digunakan untuk menentukan massa benda

2.2 Gambar Alat dan Bahan (Minimal 2 sitasi)

Gambar 2.1.1 Mistar/Penggaris Gambar 2.1.2 Jeruk


Sumber: Saripudin dkk., 2018 Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.1.3 Panci Gambar 2.1.4 Neraca/Timbangan


Sumber: Dokumentasi Pribadi Sumber: Saripudin dkk., 2018

2.3 Cara Kerja


Cara kerja pada percobaan ini, antara lain:
1. Menyiapkan benda untuk dijadikan bahan uji pengukuran (panci dan jeruk).
2. Menyiapkan alat untuk melakukan pengukuran (penggaris dan timbangan).
3. Memilih 3 tempat yang berbeda untuk melakukan pengukuran.
4. Mengukur (panjang/tinggi/diameter) bahan percobaan tadi menggunakan penggaris.
5. Mengukur (massa) bahan percobaan tadi menggunakan timbangan.
6. Mengamati proses pengukuran pada masing-masing benda.
7. Mengolah data hasil pengukuran.
8 Memperhitungkan ketidakpastian dan ralat pengukuran dari DHP.
BAB III
PENGOLAHAN DATA

3.1 Data Hasil Percobaan

Tabel 3.1 DHP


Sumber: Dokumentasi Pribadi
3.2 Perhitungan Data

Gamabar 3.2.1 Perhitungan Volume Benda


Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.2.2 Perhitungan Massa Jenis Benda
Sumber: Dokumentasi Pribadi
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data Percobaan (1 sitasi)


Menurut Pandiangan dan Arkundato (2018) jika variabel x dan x
menyatakan suatu variabel fisis maka hasil pengukurannya bisa ditulis dengan baku.
Data diatas menggunaan pengukuran pengulangan. Artinya dilakukan lebih dari sekali.
Tujuan dilalakukan pengulangan adalah supaya nilai aslinya menjadi semakin baik. Dgan
dihasilkan x1, x2, dan, x3, maka x dan x bisa diitemukan. X menunjukkan nilai rata-rata
pengukuran sedangkan x menunjukkan deviasi (selisih hsail pengukuran dengan nilai
rata-ratanya).

4.2 Analisa Perhitungan Data (1 sitasi)


Menurut Pandiangan dan Arkundato (2018) suatu pengukuran dinyatakan
memiliki presisi dan akurasi tinggi, apabila nilai ketidakpastiannya kecil. Jadi
perhitungan data pada jeruk mengenai volume dan massa jenis benda adalah tetap
dikarenakan hasil pengukuran sama di berbagai tempat. Niali ralat dari jeruk sebersar 0
dan 0 (cara dan perhitungan tertera pada gambar 3.2.1 dan gambar 3.2.2 ) Sedangkan
volume dan massa jenis benda pada panci adalah berubah-ubah. Pada panci hanya
berubah 1 kali sehingga didapatkan nilai ralat sebesarn 94,96 dan 1,06 (perhitungan dan
caranya tertera pada gambar 3.2.1 dan gambar 3.2.2 )

4.3 Faktor yang Mempengaruhi Kesalahan Pengukuran (2 sitasi)


Faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan pengukuran terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Random error (kesalahan acak)
Merupakan kesalahan yang terjadi karena banyaknya perubahan yang sifatnya
acak. Kejadian ini berada diluar kontrol praktikan. Namun hal tersebut bisa diatasi
dengan mengulang hasil pengukuran secukupnya (Aruan dkk., 2019).
2. Systematic error (kesalahan sitematis)
Merupakan kesalahan yang sering terjadi dalam pengukuran berulang.
Kesalahan terjadi karena sudah terdapat kesalahan sebelumnya pada alat ang diguakan.
Hal tersebut mengakibatkan hasil pengukuran tadi terkontaminasi. Maka dari itu,
ketika kita melakukan pengukuran berulang, hasil perbedaan pengukuran yang kita
dapatkan antara nilai asli dengan hasil ukur akan konstan (Sani, 2012).
Selain dipengaruhi faktor diatas, pengukuran juga terjadi karena faktor umum, seperti
kondisi praktikan, alat ukur yang digunakan, kondisi lingkungan tempat praktikum,
variabel yang diuji, metode yang digunakan, dan konsep awal praktikan.

4.4 Aplikasi Pengukuran dan Teori Ralat di Bidang Teknologi Pertanian (1 sitasi)
Menurut Laksono (2017) teknologi fertigasi merupakan teknologi yang bisa
meringankan pekerjaan para petani, namun para petai di Indonesia tidak banyak yang
mengetahuinya. Maka dari itu dibuat alat sistem fetigasi venturimeter. Venturimeter
sendiri berfungsi untuk mengetahui debit suatu rangkaian sistem, debit pengeluaran
nutrisi, serta debit dari larutan nutrisi.
Venturimeter akan digunakan pada rangkaian sistem irigasi. Karena
venturimeter berfungsi sebgai pengukur laju aliran dalam pipa, sehinggateknologi ini
sangat dibutuhkan dalam bidang pertanian saat ini. Dasar atau asas kerja dari veturimeter
adalah menggunakan hukum bernouli. Prinsip kerja hukumb bernouli sendiri adalah jika
dalam sebuah pipa, kcepatan fluidanya semakin besar, maka tekanannya akan semakin
rendah. Dan apabila kecepatan fluidanya semakin kecil, maka tekanannya akan semakin
tinggi.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan praktikum dapat disimpulkan bahwa metode yang bisa
digunakan dalam pengukuran untuk meminimalisir kesalahan adalah pengukuran tunggal
dan pengukuran relatif. Namun yang paling tepat digunakan adalah pengukuran relatif
karena perhitungan ketidakpastiannya lebih teliti. Alat yang paling tepat digunakan dalam
pengukuran adalah alat yang mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi seperti
mikrometer sekrup dan jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm. Karena semakin kecil
nilai ralatnya maka semkain tinggi ketelitiannya. Ketidakpastian dan ralat suatu benda
ditentukan menggunakan rumus dan rata-ratanya (x) dengan

5.2 Saran
Sebauknya dalam melakukan pengukuran suatu benda menggunakan alat ukur
yang mempunyai presisi dan akurat. Dengan begitu hasil pengukuran yang didapatkan
memiliki nilai yang tepat. Selain itu hasil data yang didapatkan akan maksimal dan tidak
akan ada kesalahan ataupun faktor lain yang mempengaruhi pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA

Aruan, N. M., Dirgayussa, I. G. E., Sinaga, R. H. M., dkk. 2019. Modul Praktikum Fisika
Dasar 1. IT-DEL. Sumatera Utara. Hal. 5-9.
Hadi, A. dan Aisah. 2020. Verifikasi Metode Pengujian Air dan Air Limbah Mendukung
Penerapan ISO IEC 17025:2017. IPB Press: Bogor.
Sani, R. A. 2012. Pengembangan Laboratorium Fisika. Unimed Press. Medan. Hal. 4-8.
Saripudin, A., Rustiawan, D. K., dan Suganda, A. 2018. Praktis Belajar Fisika Untuk Kelas
X. Edusoftware. Jakarta. Hal. 2-4.
Thressia, Mery. 2019. Penuntun Praktikum Fisika. UEP: Padang. Hal. 24-26.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai