NPM : 211106020951
Kelompok : -
FT-LAB-PO3-F-04
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas praktikum fisika dasar 1. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi
anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan tugas praktikum fisika dasar 1.
Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya selama pembuatan laporan praktikum fisika ini berlangsung sehingga dapat
terealisasikan.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap tugas laporan praktikum fisika ini agar
kedepannya dapat saya perbaiki. Karena saya sadar,tugas laporan praktikum fisika yang saya
buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.
FT-LAB-PO3-F-04
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu fisika banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari.Salah satu penggunaan ilmu
fisika yang sering ditemui yaitu berkaitan dengan pengukuran.Pengukuran dalam fisika
adalah membandingkan dua hal dengan salah satunya menjadi pembanding atau alat ukur
yang besarnya harus di standarkan.Tujuan pengukuran yaitu untuk mengetahui kualitas atau
kuantitas suatu besaran.
Memahami suatu pengukuran dan besarnya terhadap benda perlu dilakukan hal yang
spesifik.Besaran suatu benda dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur yang sesuai
dengan benda yang akan di ukur.Jenis alat ukur yang digunakan dalam pengukuran
berpengaruh terhadap keakuratan atau tingkat ketelitian suatu perhitungan.Ukuran benda
dapat ditentukan dari skala yang terdapat pada alat ukur yang digunakan.
Paham mengenai pengukuran merupakan suatu hal yang dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari.Oleh karena itu,perlu untuk memahami mengenai pengukuran karena pengukuran
dibutuhkan dalam banyak hal.Praktikum ’’Besaran,Pengukuran,dan Ketidakpastian
Pengukuran ’’kali ini akan mengenalkan beberapa alat ukur dan cara pengukuran terhadap
suatu benda dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.
Tempat : Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Ibn Khaldun
Bogor
FT-LAB-PO3-F-04
1.4. Bahan dan Alat
Jangka sorong
Penggaris
Timbangan
Silinder Pejal
FT-LAB-PO3-F-04
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengukuran adalah suatu proses membandingkan nilai suatu besaran dengan beberapa nilai
satuan besaran tersebut yang telah ditentukan. Hasil pengukuran akan akurat jika kita
mengukur dengan alat ukur yang tepat. Karena setiap alat ukur memiliki skala tertentu ,
maka penggunaan suatu jenis alat ukur ditentukan oleh beberapa faktor ketelitian hasil ukur
yang diinginkan, ukuran besaran yang diukur, dan bentuk benda yang akan diukur. Semakin
kecil skala yang akan digunakan, semakin teliti hasil yang diperoleh. Berikut dijelaskan
beberapa alat ukur yang sering digunakan untuk mengukur panjang, massa, dan waktu.
Hasil dari suatu pengukuran yang dilakukan tidak mutlak benar atau akurat. Banyak faktor
yang menyebabkan hasil pengukuran itu memiliki tingkat kesalahan tertentu. Oleh karena
itulah, dalam proses pengukuran terdapat ketidakpastian pengukuran
Secara umum penyebab ketidakpastian hasil pengukuran ada tiga, yaitu kesalahan umum,
kesalahan sistematik, dan kesalahan acak.
a. Kesalahan Umum
Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan oleh keterbatasan pada pengamat saat
melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh kesalahan membaca skala
kecil dan kekurangterampilan dalam menyusun dan memakai alat, terutama untuk alat yang
melibatkan banyak komponen
b. Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat yang digunakan
dan/atau lingkungan disekitar alat yang memengaruhi kinerja alat, misalnya kesalahan
kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan komponen alat atau kerusakan alat,kesalahan
paralaks, perubahan suhu dan kelembapan
1) KESALAHAN KALIBRASI
Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nilai skala pada saat pembuatan atau kalibrasi
(standarisasi) tidak tepat. Hal ini mengakibatkan pembacaan hasil pengukuran menjadi
FT-LAB-PO3-F-04
lebihbesar atau lebih kecil dari nilai sebenarnya. Kesalahan ini dapat diatasi dengan
mengkalibrasi ulang alat menggunakan alat yang telah terstandarisasi.
Kesalahan titik nol terjadi karena titik nol skala pada alat yang digunakan tidak tepat
berimpit dengan jarum penunjuk atau jarum penunjuk yang tidak bisa kembali tepat pada
skala nol. Akibatnya, hasil pengukuran dapat mengalami penambahan atau pengurangan
sesuai dengan selisih dari skala nol semestinya. Kesalahan titik nol dapat diatasi dengan
melakukan koleksi pada penulisan hasil pengukuran.
Kerusakan pada alat jelas sangat berpengaruh pada pembaca alat ukur. Sebagai contoh pada
neraca pegas. Jika pegas yang digunakan sudah lama dan aus akan berpengaruh pada
pengurangan konstanta pegas.Hal ini menjadikan jarum atau skala penunjuk tidak tepat pada
angka nol yang membuat skala berikutnya bergeser.
4) KESALAHAN PARALAKS
Kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk dengan garis-garis skala dan
posisi mata pengamat tidak tegak lurus dengan jarum.
C. KESALAHAN ACAK
Kesalahan acak adalah kesalahan yang terjadi karena adanya fluktasi-fluktasi halus pada saat
melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh adanya gerak Brown molekul
udara, fluktuasi tegangan listrik, landasan bergetar, bising, dan radiasi.
Hasil pengukuran = x0 ± Δ x
FT-LAB-PO3-F-04
keterangan ;
Δ x = ketidakpastian pengukuran
Dengan adanya ketidakpastian dalam pengukuran, maka tingkat ketelitian hasil pengukuran
dapat dilihat dari ketidakpastian relatif yang diperoleh dari hasil bagi nilai ketidakpastian (Δ
x) dengan nilai benar dikalikan 100%.
Ketidakpastian relatif
Percobaan 2
1. Ambil silinder pejal berbahan logam
2. Timbang silinderr pejal tersebut satu kali dan catat hasilnya
3. Ukur panjang silinder pejal tersebut dengan menggunakan jangka sorong sebanyak 5 kali
ulang dan catat hasilnya.
BAB III
FT-LAB-PO3-F-04
HASIL PRAKTIKUM
3.1 Pengumpulan data
FT-LAB-PO3-F-04
FT-LAB-PO3-F-04
BAB IV
FT-LAB-PO3-F-04
ANALISA
FT-LAB-PO3-F-04
BAB V
FT-LAB-PO3-F-04
KESIMPULAN DAN SARAN
FT-LAB-PO3-F-04
BAB I
FT-LAB-PO3-F-04
PENDAHULUAN
Adapun tujuan dari melakukan pratikum fisika dasar mengenai vector ini adalah
sebagai berikut :
1. Mampu menguraikan sebuah vector menjadi dua buah vector yang sebidang
Praktikum fisika tentang vektor komponen dan resultan gaya dilaksanakan pada :
hari Jum’at, 16 Desember 2021 pada pukul 15.30 – 17.30 WIB.
FT-LAB-PO3-F-04
1.4 Alat dan Bahan
1 Neraca pegas/Dinanometer 3N
4 Tali nilon
5 Busur derajat
FT-LAB-PO3-F-04
BAB II
LANDASAN TEORI
Misalkan vektor \bar{v} merupakan vektor yang berawal dari titik A(x_1,y_1)
menuju titik B(x_2,y_2) dapat digambarkan koordinat cartesius dibawah. Panjang
garis sejajar sumbu x adalah v_1 = x_2 - x_1 dan panjang garis sejajar sumbu y
adalah v_2 = y_2 - y_1 merupakan komponen-komponen vektor \bar{v}.
Komponen vektor dapat ditulis untuk menyatakan vektor secara aljabar yaitu:
atau
Jenis-jenis Vektor
Ada beberapa jenis vektor khusus yaitu:
Vektor Posisi
Suatu vektor yang posisi titik awalnya di titik 0 (0,0) dan titik ujungnya di
A
FT-LAB-PO3-F-04
Vektor Nol
Suatu vektor yang panjangnya nol dan dinotasikan . Vektor nol tidak memiliki
arah vektor yang jelas.
Vektor satuan
Panjang vektor tersebut dapat dikaitkan dengan sudut yang dibentuk oleh vektor
dan sumbu x. positif.
FT-LAB-PO3-F-04
Operasi Vektor di R^2
Penjumlahan dan pengurangan vektor di R^2
Dua vektor atau lebih dapat dijumlahkan dan hasilnya disebut resultan.
Penjumlahan vektor secara aljabar dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan
FT-LAB-PO3-F-04
Sifat-sifat dalam penjumlahan vektor sebagai berikut:
Perkalian vektor di R^2 dengan skalar
Suatu vektor dapat dikalikan dengan suatu skalar (bilangan real) dan akan
menghasilkan suatu vektor baru. Jika adalah vektor dan k adalah skalar. Maka
perkalian vektor:
Dengan ketentuan:
FT-LAB-PO3-F-04
(dibaca : a dot b)
Sehingga:
Dimana:
Perhatikan bahwa:
Vektor di R^3
Vektor yang berada pada ruang tiga dimensi (x, y, z).jarak antara dua titik vektor
dalam dapat diketahui dengan pengembangan rumus phytagoras. Jika
titik dan titik maka jarak AB adalah
FT-LAB-PO3-F-04
Atau jika , maka
Dan
FT-LAB-PO3-F-04
Hasil kali skalar dua vektor
Selain rumus di , ada rumus lain dalam hasil kali skalar dua vektor.
Jika dan maka adalah:
Diketahui:
Sehingga:
atau
Pembahasan 1:
FT-LAB-PO3-F-04
Jika titik-titik A, B, dan C segaris maka vektor dan vektor bisa searah atau
berlainan arah. Sehingga akan ada bilangan m yang merupakan sebuah kelipatan
dan membentuk persamaan
Jika B berada diantara titik A dan C, diperoleh:
sehingga:
Diperoleh:
disimpulkan: p+q=10+14=24
FT-LAB-PO3-F-04
1. Susunan alat seperti pada gambar 2.2 dengan M = 50 g, D 1: Neraca Pegas 1,
D 2: Neraca Pegas 2, D 3 Neraca Pegas 3.
3. Baca gaya nilai F 1 yang ditunjukan pada skala neraca pegas D1 dan ukur
sudut yang dibentuk oleh gaya F 1 dengan bidang horizontal α yang
menggunakan busur derajat.
4. Baca gaya nilai F 2 yang ditunjukan pada skala neraca pegas D 2 dan ukur
sudut yang di bentuk oleh gaya D2 dengan bidang horizontal β yang
menggunakan busur derajat.
5. Baca F 3 yang ditunjukan pada skala neraca D3 .Hitung gaya gravitasi yang
bekerja pada beban M dengan persamaan F 3 = Mg.
FT-LAB-PO3-F-04
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
FT-LAB-PO3-F-04
3.2 Pengolahan data
FT-LAB-PO3-F-04
FT-LAB-PO3-F-04
BAB IV
ANALISA
FT-LAB-PO3-F-04
FT-LAB-PO3-F-04
BAB V
FT-LAB-PO3-F-04
FT-LAB-PO3-F-04
FT-LAB-PO3-F-04
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ayokbelajar.com/bab--besaransatuan-dan-dimensi-ketidapengukurankpastian-
pengukuran-notasi-ilmiah-dan-angka-penting-aturan-angka-penting/
https://www.studiobelajar.com/vektor/
FT-LAB-PO3-F-04