Anda di halaman 1dari 34

MODUL LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1

Nama : Dimas Ari Bayuaji

NPM : 211106020951

Kelompok : -

Kelas : Teknik Mesin Reguler A

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK&SAINS
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
2020

FT-LAB-PO3-F-04
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas praktikum fisika dasar 1. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi
anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan tugas praktikum fisika dasar 1.
Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya selama pembuatan laporan praktikum fisika ini berlangsung sehingga dapat
terealisasikan.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap tugas laporan praktikum fisika ini agar
kedepannya dapat saya perbaiki. Karena saya sadar,tugas laporan praktikum fisika yang saya
buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Cibinong , Desember 2020

Dimas Ari Bayuaji

FT-LAB-PO3-F-04
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu fisika banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari.Salah satu penggunaan ilmu
fisika yang sering ditemui yaitu berkaitan dengan pengukuran.Pengukuran dalam fisika
adalah membandingkan dua hal dengan salah satunya menjadi pembanding atau alat ukur
yang besarnya harus di standarkan.Tujuan pengukuran yaitu untuk mengetahui kualitas atau
kuantitas suatu besaran.
Memahami suatu pengukuran dan besarnya terhadap benda perlu dilakukan hal yang
spesifik.Besaran suatu benda dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur yang sesuai
dengan benda yang akan di ukur.Jenis alat ukur yang digunakan dalam pengukuran
berpengaruh terhadap keakuratan atau tingkat ketelitian suatu perhitungan.Ukuran benda
dapat ditentukan dari skala yang terdapat pada alat ukur yang digunakan.
Paham mengenai pengukuran merupakan suatu hal yang dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari.Oleh karena itu,perlu untuk memahami mengenai pengukuran karena pengukuran
dibutuhkan dalam banyak hal.Praktikum ’’Besaran,Pengukuran,dan Ketidakpastian
Pengukuran ’’kali ini akan mengenalkan beberapa alat ukur dan cara pengukuran terhadap
suatu benda dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.

1.2. Tujuan Praktikum


A. Dapat Menggunakan alat alat ukur dasar massa dan panjang
B. Dapat mengukur besaran massa, panjang, volume, massa jenis dari silinder pejal logam
C. Dapat menentukan kesalahan pada pengukuran beserta ketidakpastian pengukuran.

1.3. Waktu dan Tempat


Waktu : 07 Desember 2021

Tempat : Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Ibn Khaldun
Bogor

FT-LAB-PO3-F-04
1.4. Bahan dan Alat

Alat dan Bahan Gambar

Jangka sorong

Penggaris

Timbangan

Silinder Pejal

FT-LAB-PO3-F-04
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Besaran, Pengukuran, Ketidakpastian Pengukuran


Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur, mempunyai nilai yang dapat dinyatakan dengan
angka-angka, dan memiliki satuan tertentu. Contoh : Panjang, massa, dan waktu. Besaran-
besaran dalam fisika dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu besaran pokok dan
besaran turunan.

Pengukuran adalah suatu proses membandingkan nilai suatu besaran dengan beberapa nilai
satuan besaran tersebut yang telah ditentukan. Hasil pengukuran akan akurat jika kita
mengukur dengan alat ukur yang tepat. Karena setiap alat ukur memiliki skala tertentu ,
maka penggunaan suatu jenis alat ukur ditentukan oleh beberapa faktor ketelitian hasil ukur
yang diinginkan, ukuran besaran yang diukur, dan bentuk benda yang akan diukur. Semakin
kecil skala yang akan digunakan, semakin teliti hasil yang diperoleh. Berikut dijelaskan
beberapa alat ukur yang sering digunakan untuk mengukur panjang, massa, dan waktu.

Hasil dari suatu pengukuran yang dilakukan tidak mutlak benar atau akurat. Banyak faktor
yang menyebabkan hasil pengukuran itu memiliki tingkat kesalahan tertentu. Oleh karena
itulah, dalam proses pengukuran terdapat ketidakpastian pengukuran

Secara umum penyebab ketidakpastian hasil pengukuran ada tiga, yaitu kesalahan umum,
kesalahan sistematik, dan kesalahan acak.

a. Kesalahan Umum

Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan oleh keterbatasan pada pengamat saat
melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh kesalahan membaca skala
kecil dan kekurangterampilan dalam menyusun dan memakai alat, terutama untuk alat yang
melibatkan banyak komponen

b. Kesalahan Sistematik

Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat yang digunakan
dan/atau lingkungan disekitar alat yang memengaruhi kinerja alat, misalnya kesalahan
kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan komponen alat atau kerusakan alat,kesalahan
paralaks, perubahan suhu dan kelembapan

1) KESALAHAN KALIBRASI

Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nilai skala pada saat pembuatan atau kalibrasi
(standarisasi) tidak tepat. Hal ini mengakibatkan pembacaan hasil pengukuran menjadi

FT-LAB-PO3-F-04
lebihbesar atau lebih kecil dari nilai sebenarnya. Kesalahan ini dapat diatasi dengan
mengkalibrasi ulang alat menggunakan alat yang telah terstandarisasi.

2) KESALAHAN TITIK NOL

Kesalahan titik nol terjadi karena titik nol skala pada alat yang digunakan tidak tepat
berimpit dengan jarum penunjuk atau jarum penunjuk yang tidak bisa kembali tepat pada
skala nol. Akibatnya, hasil pengukuran dapat mengalami penambahan atau pengurangan
sesuai dengan selisih dari skala nol semestinya. Kesalahan titik nol dapat diatasi dengan
melakukan koleksi pada penulisan hasil pengukuran.

3) KESALAHAN KOMPONEN ALAT

Kerusakan pada alat jelas sangat berpengaruh pada pembaca alat ukur. Sebagai contoh pada
neraca pegas. Jika pegas yang digunakan sudah lama dan aus akan berpengaruh pada
pengurangan konstanta pegas.Hal ini menjadikan jarum atau skala penunjuk tidak tepat pada
angka nol yang membuat skala berikutnya bergeser.

4) KESALAHAN PARALAKS

Kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk dengan garis-garis skala dan
posisi mata pengamat tidak tegak lurus dengan jarum.

C. KESALAHAN ACAK

Kesalahan acak adalah kesalahan yang terjadi karena adanya fluktasi-fluktasi halus pada saat
melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh adanya gerak Brown molekul
udara, fluktuasi tegangan listrik, landasan bergetar, bising, dan radiasi.

2. KESALAHAN PADA PENGUKURAN TUNGGAL

Pengukuran tunggal merupakan pengukuran yang hanya dilakukan sekali saja.

Ketidakpastian = Δ x = 1/2 x skala terkecil

Hasil pengukuran = x0 ± Δ x

3. Kesalahan pada Pengkukuran berulang

Ketidakpastian pada pengukuran berulang dapat dirumuskan sebagai berikut.

FT-LAB-PO3-F-04
keterangan ;

x0 = hasil pengukuran yang mendekati nilai benar

Δ x = ketidakpastian pengukuran

N = banyaknya pengukuran yang dilakukan

Dengan adanya ketidakpastian dalam pengukuran, maka tingkat ketelitian hasil pengukuran
dapat dilihat dari ketidakpastian relatif yang diperoleh dari hasil bagi nilai ketidakpastian (Δ
x) dengan nilai benar dikalikan 100%.

Ketidakpastian relatif

ketidakpastian relatif dapat digunakan untuk mengetahui tingkat ketelitian pengukuran.


Semakin kecil nilai ketidakpastian relatif, semakin tinggi ketelitian pengukuran.

2.2. Tahapan dan Prosedur


Percobaan 1

1. Ambilah alat ukur dasar yang akan digunakan


2. Periksa batas ukur dan skala terkecil pada masing- masing alat ukur.
3. Catatlah hasil pengukuran pada tabel yang telah disediakan

Percobaan 2
1. Ambil silinder pejal berbahan logam
2. Timbang silinderr pejal tersebut satu kali dan catat hasilnya
3. Ukur panjang silinder pejal tersebut dengan menggunakan jangka sorong sebanyak 5 kali
ulang dan catat hasilnya.

BAB III
FT-LAB-PO3-F-04
HASIL PRAKTIKUM
3.1 Pengumpulan data

3.2 Pengolahan data

FT-LAB-PO3-F-04
FT-LAB-PO3-F-04
BAB IV
FT-LAB-PO3-F-04
ANALISA

FT-LAB-PO3-F-04
BAB V
FT-LAB-PO3-F-04
KESIMPULAN DAN SARAN

FT-LAB-PO3-F-04
BAB I
FT-LAB-PO3-F-04
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang di perlukan oleh setiap


individu. Karena dengan melakukan sebuah kegiatan pembelajaran ini maka
individu tersebut akan dapat berkembang dengan baik. Ketika kita membicarakan
tentang kegiatan pembelajaran ini maka kita mungkin akan langsung mengarah
pandangan kita pada kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kampus tentunya
untuk mendapatkan sebuah kegiatan pembelajaran yang efektif ini memerlukan
banyak komponen yang harus di perhatikan. Beberapa di antaranya adalah
mengenai tentang tenaga pendidik, para perserta didik, media pembelajaran, materi
pembelajaran, strategi pembelajaran dan perencanaan kegiatan pembeajaran.
Komponen yang saya sebutkan tersebut masing-masing harus dapat digunakan
secara maksimal agar proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung dapat
berjalan dengan efektif.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari melakukan pratikum fisika dasar mengenai vector ini adalah
sebagai berikut :

1. Mampu menguraikan sebuah vector menjadi dua buah vector yang sebidang

2. Mempermudah melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan vector

3. Mempermudah mengetahui arah kerja suatu gaya vector

1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum fisika tentang vektor komponen dan resultan gaya dilaksanakan pada :
hari Jum’at, 16 Desember 2021 pada pukul 15.30 – 17.30 WIB.

Tempat : di Laboratorium Fisika Universitas Ibnu Khaldun Bogor.

FT-LAB-PO3-F-04
1.4 Alat dan Bahan

N Alat dan Bahan Gambar


O

1 Neraca pegas/Dinanometer 3N

2 Batang statif panjang

3 Beban : 50 g, 100 g, 150g

4 Tali nilon

5 Busur derajat

FT-LAB-PO3-F-04
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Vektor

Vektor merupakan sebuah besaran yang memiliki arah. Vektor digambarkan


sebagai panah dengan yang menunjukan arah vektor dan panjang garisnya disebut
besar vektor. Dalam penulisannya, jika vektor berawal dari titik A dan berakhir di
titik B bisa ditulis dengan sebuah huruf kecil yang diatasnya ada tanda garis/ panah
seperti \vec{v} atau \bar{v} atau juga:

Misalkan vektor \bar{v} merupakan vektor yang berawal dari titik A(x_1,y_1)
menuju titik B(x_2,y_2) dapat digambarkan koordinat cartesius dibawah. Panjang
garis sejajar sumbu x adalah v_1 = x_2 - x_1 dan panjang garis sejajar sumbu y
adalah v_2 = y_2 - y_1 merupakan komponen-komponen vektor \bar{v}.

Komponen vektor   dapat ditulis untuk menyatakan vektor secara aljabar yaitu:

 atau 

Jenis-jenis Vektor
Ada beberapa jenis vektor khusus yaitu:

 Vektor Posisi
Suatu vektor yang posisi titik awalnya di titik 0 (0,0) dan titik ujungnya di

FT-LAB-PO3-F-04
 Vektor Nol
Suatu vektor yang panjangnya nol dan dinotasikan  . Vektor nol tidak memiliki
arah vektor yang jelas.
 Vektor satuan

Suatu vektor yang panjangnya satu satuan. Vektor satuan dari   


adalah:
 Vektor basis
Vektor basis merupakan vektor satuan yang saling tegak lurus. Dalam vektor
ruang dua dimensi   memiliki dua vektor basis yaitu  dan  .
Sedangkan dalam tiga dimensi   memiliki tiga vektor basis yaitu 
,  , dan  .
Vektor di R^2
Panjang segmen garis yang menyatakan vektor   atau dinotasikan sebagai   
Panjang vektor sebagai:

Panjang vektor tersebut dapat dikaitkan dengan sudut   yang dibentuk oleh vektor
dan sumbu x. positif.

Vektor dapat disajikan sebagai kombinasi linier dari vektor basis   dan   


berikut:

FT-LAB-PO3-F-04
Operasi Vektor di R^2
Penjumlahan dan pengurangan vektor di R^2
Dua vektor atau lebih dapat dijumlahkan dan hasilnya disebut resultan.
Penjumlahan vektor secara aljabar dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan

komponen yang seletak. Jika   dan   maka:

Penjumlahan secara grafis dapat dilihat pada gambar dibawah:

Dalam pengurangan vektor, berlaku sama dengan penjumlahan yaitu:

FT-LAB-PO3-F-04
Sifat-sifat dalam penjumlahan vektor sebagai berikut:



Perkalian vektor di R^2 dengan skalar
Suatu vektor dapat dikalikan dengan suatu skalar (bilangan real) dan akan
menghasilkan suatu vektor baru. Jika   adalah vektor dan k adalah skalar. Maka
perkalian vektor:

Dengan ketentuan:

 Jika k > 0, maka vektor   searah dengan vektor 


 Jika k < 0, maka vektor   berlawanan arah dengan vektor 
 Jika k = 0, maka vektor   adalah vektor identitas 
Secara grafis perkalian ini dapat merubah panjang vektor dan dapat dilihat pada
tabel dibawah:

Secara aljabar perkalian vektor   dengan skalar k dapat dirumuskan:

Perkalian Skalar Dua Vektor di R^2


Perkalian skalar dua vektor disebut juga sebagai hasil kali titik dua vektor dan
ditulis sebagai:

FT-LAB-PO3-F-04
 (dibaca : a dot b)

Perkalaian skalar vektor   dan   dilakukan dengan mengalikan panjang vektor   


dan panjang vektor   dengan cosinus  . Sudut   yang merupakan sudut antara
vektor  dan vektor  .

Sehingga:

Dimana:

Perhatikan bahwa:

 Hasil kali titik dua vektor menghasilkan suatu skalar



Vektor di R^3
Vektor yang berada pada ruang tiga dimensi (x, y, z).jarak antara dua titik vektor
dalam   dapat diketahui dengan pengembangan rumus phytagoras. Jika
titik   dan titik   maka jarak AB adalah

FT-LAB-PO3-F-04
Atau jika  , maka

Vektor   dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu dalam

kolom   atau dalam baris  .


Vektor juga dapat disajikan sebagai kombinasi linier dari vektor basis   
dan   dan   berikut:

Operasi Vektor di R^3


Operasi vektor di   secara umum, memiliki konsep yang sama dengan operasi
vektor di   dalam penjumlahan, pengurangan, maupun perkalian.

Penjumlahan dan pengurangan vektor di R^3


Penjumlahan dan pengurangan vektor di   sama dengan vektor di   yaitu:

Dan

Perkalian vektor di R^3 dengan skalar


Jika   adalah vektor dan k adalah skalar. Maka perkalian vektor:

FT-LAB-PO3-F-04
Hasil kali skalar dua vektor
Selain rumus di  , ada rumus lain dalam hasil kali skalar dua vektor.
Jika   dan   maka   adalah:

Proyeksi Orthogonal vektor


Jika vektor   diproyeksikan ke vektor   dan diberi nama   seperti gambar
dibawah:

Diketahui:

Sehingga:

 atau 

Untuk mendapat vektornya:

Contoh Soal Vektor dan Pembahasan


Contoh Soal 1
Diketahui titik A(2,4,6), titik B(6,6,2), dan titik C(p,q,-6). Jika titik A, B, dan C
segaris maka tentukan nilai p+q.

Pembahasan 1:

FT-LAB-PO3-F-04
Jika titik-titik A, B, dan C segaris maka vektor   dan vektor   bisa searah atau
berlainan arah. Sehingga akan ada bilangan m yang merupakan sebuah kelipatan
dan membentuk persamaan


Jika B berada diantara titik A dan C, diperoleh:


sehingga:

Maka kelipatan m dalam persamaan:

Diperoleh:

disimpulkan: p+q=10+14=24

2.2 Tahapan Prosedur

FT-LAB-PO3-F-04
1. Susunan alat seperti pada gambar 2.2 dengan M = 50 g, D 1: Neraca Pegas 1,
D 2: Neraca Pegas 2, D 3 Neraca Pegas 3.

2. Vektor gaya F 3 adalah gaya penyeimbang vector resultan F ry yang dibangun


dari vector gaya F 1 y dan F 2 y.

3. Baca gaya nilai F 1 yang ditunjukan pada skala neraca pegas D1 dan ukur
sudut yang dibentuk oleh gaya F 1 dengan bidang horizontal α yang
menggunakan busur derajat.

4. Baca gaya nilai F 2 yang ditunjukan pada skala neraca pegas D 2 dan ukur
sudut yang di bentuk oleh gaya D2 dengan bidang horizontal β yang
menggunakan busur derajat.

5. Baca F 3 yang ditunjukan pada skala neraca D3 .Hitung gaya gravitasi yang
bekerja pada beban M dengan persamaan F 3 = Mg.

6. Hitung besarnya komponen gaya F 1 x , F 1 y , F2 x , F2 y .

7. Ulangi prosedur diatas dengan terlebih dahulu mengganti M = 50 g dengan


M = 100 g, dan M = 75 g.

FT-LAB-PO3-F-04
BAB III

HASIL PRAKTIKUM

3.1 Pengumpulan Data

FT-LAB-PO3-F-04
3.2 Pengolahan data

FT-LAB-PO3-F-04
FT-LAB-PO3-F-04
BAB IV

ANALISA

FT-LAB-PO3-F-04
FT-LAB-PO3-F-04
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

FT-LAB-PO3-F-04
FT-LAB-PO3-F-04
FT-LAB-PO3-F-04
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ayokbelajar.com/bab--besaransatuan-dan-dimensi-ketidapengukurankpastian-
pengukuran-notasi-ilmiah-dan-angka-penting-aturan-angka-penting/

https://www.studiobelajar.com/vektor/

FT-LAB-PO3-F-04

Anda mungkin juga menyukai