PANDUAN PRAKTIKUM
PRODI FISIKA
9/19/2011
Laboratorium Fisika FKIP Unsri
Panduan Praktikum Fisika Dasar I
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Kehadirat TUHAN YME yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga Panduan Praktikum Fisika Dasar I ini dapat di
selesaikan.
Indralaya, september
2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul....................................................................................................
................... i
Tata Tertib
Praktikum............................................................................................
................ ii
Kata
Pengantar.............................................................................................
......................... iii
Laboratorium Fisika FKIP Unsri
Panduan Praktikum Fisika Dasar I
Daftar
Isi........................................................................................................
........................ iv
Percobaan I : Ketidak pastian Dalam
Pengukuran................................................................... 1
Percobaan II : Pengukuran
Dasar............................................................................................ 6
Percobaan III :
Vektor..................................................................................................
.......... 16
Percobaan IV : Gaya
Gesekan...............................................................................................
. 19
Percobaan V : Hukum
Newton..............................................................................................
21
Percobaan VI : Hukum
Hooke...............................................................................................
24
Percobaan VII : Osilator Harmonik
Sederhana...................................................................... 26
Laboratorium Fisika FKIP Unsri
Panduan Praktikum Fisika Dasar I
1. Pendahuluan
Setiap alat ukur memiliki skala dalam berbagai bentuk, tetapi setiap
skala juga mempunyai batasan yaitu skala terkecil yang dapat dibaca.
Sebagai contoh, penggaris plastik biasa digores dengan garis-garis yang
berjarak 1mm, maka nilai skala terkecilnya adalah 1 mm. Jangka sorong
adalah alat ukur panjang yang dibantu dengan nonius yang
memungkinkan kita membaca hingga 0,1 atau 0,05 mm. Jadi skala
terkecilnya adalah 0,1 atau 0,05 mm, Mikrometer sekrup mempunyai alat
Laboratorium Fisika FKIP Unsri
Panduan Praktikum Fisika Dasar I
b. Ketidakpastian Bersistem
c. Ketidakpastian Acak
I = ( 3,2 0,05 ) mA
Yang berarti nilai I terletak antara 3,15 3.25 mA, dan pasti tidak diluar
angka tersebut. Dalam hal ini skala terkecil berjarak 0,1 mA dan sebagai
ketidakpastian diambil
X = 12 nst .
2
1 NXi 2 Xi
SX N N 1
LA = ( 1,00 0,0005)m
LB = (1,000,05) cm
L
KETIDAKPASTIAN RELATIF = X
l A
LB 105 5%
X = X0X
Y = Y0 Y
Z = Z0 Z
Z0 = (X0, Y0)
2. PENGUKURAN DASAR
1. Sasaran Belajar :
Mahasiswa diharapkan mampu:
7. Mistar
3. Pelaksanaan
a. Menggunakan Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat pengukur panjang suatu benda yang
ukurannya
Laboratorium Fisika FKIP Unsri
Panduan Praktikum Fisika Dasar I
cukup kecil, dan jari jari dalam dan luar, serta kedalaman suatu tabung.
Jangka Sorong memiliki kepekaan hingga 0,1 mm.
Sebelum menggunakan alat ini selidiki dulu skala utama dan skala
noniusnya, apakah berimpit dengan garis nol ketika jangka sorong dikatupkan.
Bila skala utama dan skala noniusnya tidak berimpit maka dikatakan alat
mempunyai kesalahan titik nol. Untuk kasus kesalahan titik nol ini maka
penulisan hasil pengukuran perlu
Dalam suatu pengkuran pada katup A dan B berimpit, skala nol nonius
terletak berimpit dengan skala nol pada skala utama, pada kondisi ini
dikatakan tidak mempunyai kesalahan titik nol Setelah benda yang akan
diukur diletakkan antara katup A dan B teryata titik nol nonius terletak
diantara 2,1 cm dan 2,2 cm, perhatikan (lihat gambar) garis nonius yang
berimpit dengan garis pada sekala utama adalah garis
kelima (5). Jadi hasil yang kita dapat 2,1 + 0,05 = 2,15 cm atau 21,5 mm
tampa ada angka yang ditaksir, seperti pada mistar. Karena hasil
pengikuran selalu mengandung angka terakhir sebagai angka taksiran
maka pengukuran panjang diatas harus dilaporkan sebagai 21,50 mm.
Laboratorium Fisika FKIP Unsri
Panduan Praktikum Fisika Dasar I
a. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat untuk mengukur tebal suatu benda
yang berukuran sangat kecil dengan sangat teliti. Jika selubung luar
diputar lengkap1 kali maka rahang geser dan juga selubung luar maju
atau mundur 0,5 mm. Karena selubung luar memiliki 50 kali skala, maka 1
skala pada selubung luar sama dengan jarak maju atau mundur rahang
Laboratorium Fisika FKIP Unsri
Panduan Praktikum Fisika Dasar I
geser sejauh 0,5 mm/50 = 0.01 mm. Bilangan 0,01 mm ini merupakan
ketelitian micrometer sekrup
Seperti yang terlihat pada gambar diatas cara mendapatkan hasil pengukuran dengan
micrometer sekrup adalah sebagai berikut:
a. Perhatikan garis skala utama yang terdapat dengan tepi selubung luar. Dalam kasus
pada gambar, garis skala utama tersebut adalah 4,5 mm lebih.
b. Perhatikan garis mendatar pada selubung luar yang berimpit dengan garis mendatar
skala utama. Dalam kasus ini garis mendatar pada selubung luar yang berimpit
dengan garis mendatar pada skala utama adalah garis ke- 47 (lihat gambar dengan
seksama)
c. Dari a dan b diperoleh bacaan micrometer sekrup:
4,5 mm + 47 bagian = 4,5 mm + 0,47 mm
= 4,97 mm tanpa ada angka yang ditaksir.
C. Mengunakan Multitester
Pada umumnya multitester dirancang untuk pengukuran besaran arus listrik arus
searah, tegangan searah , hambatan dan besaran listrik bolak balik (AC). Multitester terdiri
dari 6 bagian yaitu:
Laboratorium Fisika FKIP Unsri
Panduan Praktikum Fisika Dasar I
Jarum
Penunjuk
Pengatur
Batas
Nol
kepekaan dari
alat sakelar
pengatur
fungsi
Batas
kepekaan dari
alat
Laboratorium Fisika FKIP Unsri
Panduan Praktikum Fisika Dasar I
Jika kita perhatikan gambar Multitester diatas, maka multitester ini merupakan gabungan dari
ampere meter, volt meter, dan ohm meter, yang hanya menggunakan satu buah galvanometer.
Batas kepekaan dari alat alat ini adalah 4 K/V (tergantung dari jenis multitester yang kita
gunakan,lihat di dekat jarum penunjuk, sebelah kiri).
Apa arti dari kepekaan dari alat ini ; kepekaan arus multitester ini adalah 4000 /volt =
1
Ampere yang setera dengan 250 A. Jadi, Galvanometer yaang digunakan untuk
4000
multitester ini akan menunjukkan simpangan penuh, jika dialiri arus listrik sebesar 250 A.
Dengan kata lain dari arus ini adalah apabila batas ukur yang kita pasang adalah 10 volt,
40k
maka hambatan dalam Rvm dari galvanometer yang dipakai menjadi = 10 volt. x volt ,
sehingga dengan berbagai batas ukur maka nilai hambatan dalam dari galvanometer berubah-
ubah.
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan multitester dalam pengukuran
listrik:
1. Jika kedudukan jarum penunjuk tidak berimpit dengan nol pada busur skala, atur
kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar bagian (2) sampai berimpit dengan nol
pada bagian kiri dari busur skala
Putar sakelar pengatur fungsi bagian (4), sampai tanda pada pada sakelar
berada pada kedudukan (a) fungsi pengukur dan (b) batas tertinggi. Letak dari
fungsi pengukuran hambataan (sebagai ohm meter) () terletak pada panel
bagian atas dibawah busur skala ; fungsi pengukuran tegangan searah (sebagai
ampere meter
10
2. listrik searah) (DCV) terletak pada panel kiri; fungsi pengukuran arus searah (sebagai
ampere meter listrik searah) DC mA terletak pada panel sebelah bawah dan fungsi
pengukuran tegangan bolak balik (sebagai volt meter listrik bolak balik) (ACV)
terletak pada panel sebelah kanan.
Laboratorium Fisika FKIP Unsri
Panduan Praktikum Fisika Dasar I
3. Pada titik terminal tes positif (+) dan negative (-) pasangkan kabel tes warna merah
keterminal (+) dan kabel tes warna hitam ke terminal (-).
4. Letakkaan sakelar pengatur fungsi pada batas ukur tertinggi dari besaran yang akan
diukur.
5. Baterai yang terpasang pada bagian belakang diuji, apakah masih baik atau sudah harus
diganti. Carannya adalah putar sakelar fungsi kedudukan pengukuran hambatan pada
batas ukur X 1. Masing - masing ujung soket kabel tes warna merah dan kabel tes warna
hitam dihubungkan(satukan) putar penyesuaian bagian (3) ke kiri ataau ke ke kanan,
sehingga jarum penunjuk menyimpang pada angka nol pada skala ohm. Jika
penyimpangan jarum penunjuk tidak dapat mencapai skala nol ohm, berarti harus segera
diganti.
perbandingan skala dikalikan dengan batas ukur, anda dapat langsung membaca
tegangan yang diukur. Pengukuran tegangan searah ini mempunyai batas ukur
10 volt,50 volt, 250 volt, 500 volt dan 1000 volt. Kalau kita amati pada busur
skala tegaangan maksimum tegangan searah yang dicantumkan adalah 10, 50,
250, bagaimanaa kita menggunakan batas ukur 500 dan 1000
11
sedangkan skala maksimum hanya 250 volt, misalkan kita hendak mengukur tegangaan 400
volt. Pada skala berapa jarum penunjuk menyimpang? Ada tiga buah skala yang kita pakai:
Laboratorium Fisika FKIP Unsri
Panduan Praktikum Fisika Dasar I
1. 1 Skala 10, batas ukur diletakkan pada 500 volt, maka penyimpangan maksimum pada
angka 10 menunjukkan tegangan 500 volt. Ada cara sederhana untuk memudahkan
400volt
X 10 Skala 8, tegangan yang terbaca adalah 8adalah 8 Volt .
500volt
2. Skala 50, batas ukur diletakkan pada 5000 volt, maka penyimpangan maksimum pada
angka 50 menunjukkan tegangan 500 volt. Ada cara sederhana untuk memudahkan
penunjukan nilai, yaitu: sehingga dari hasil pengukuran diatas dapat kita baca
400 volt
X 50 skala = 40, tegangan yang terbaca adalah 40 volt.
500 volt
3. Skala 250, batas ukur diletakkan pada 500 volt, maka penyimpangan maksimum pada
angka 250 menunjukkan tegangan 500 volt. Ada cara sederhana untuk memudahkan
penunjukan nilai, yaitu: sehingga dari hasil pengukuran di atas dapat kita baca
400 volt
X 250 skala 200, tegangan yang terbaca adalah 200 volt.
500 volt
12
6 Skala
arus listrik searah yang mengalir dalam rangkaian adalah 10 Skala X 500 mA = 300 mA.
Pemasangan multimeter pada pengukuran arus searah ini harus terhubung secara seri dengan
komponen rangkaian Perhatikan gambar di bawah ini
13
Langkah pertama yang harus anda lakukan adalah mengkalibrasi alat dengan cara,
menghubungkan kabel merah dan kabel hitam, lalu lihat jarum penunjuk skala apakah tepat
pada angka nol ataau tidak ( lihat pada multimeter, Skala 0 ohm terletak pada bagian kanan
jarum penunjuk skala). Kalau tidak tepat maka puta tombol penyesuaian jarum pada
penunjuk angka nol. Seandainya masih tidak bisa maka batere multimeter harus segera
diganti. Untuk mengukur hambatan ini, kita menganggap bahwa panjang kabel tes
mempunyai nol ohm. Hambatan yang hendak diukur dihubungkan dengan kabel tes. Lihat
gambar!
Skala hambatan di dalam busur skala terbagi atas 2 bagian yaitu skala dan skala
K. Untuk nilai hambataan di bawah 1000 , pergunakan skala dan untuk pengukuran
nilai hambatan diatas 1000 pergunakan skala K. Biasanya batas pengukuran hambataan
pada (1) batas ukur 1x, antara 0 sampaai dengan 500 , (2) batas ukur x10, adalah 0 sampai
dengan 5 K, dan (3) batas ukur K, adalah antara 0 sampai dengan 1 M. Penggunaan
multimeteer dalam pengukuran hambatan tidaklah sesulit untuk pengukuran arus dan
tegangan. Yang perlu diperhatikan adalah pengaturan penyesuaian jarum penunjuk pada
angka 0 ohm, yang harus diuji setiap kita hendak mengukur hambatan.
14
1
2
3
4
5
No Diameter Volume
1
2
3
4
5
15
3. VEKTOR
Laboratorium Fisika FKIP Unsri
Panduan Praktikum Fisika Dasar I
Tujuan
1. Beban
2. Katrol
3. Kertas grafik
4. Papan vector
5. Busur derajat
6. Mistar plastic
7. Paku payung
8. Benang nyilon
Landasan Teori
Sejumlah dua vektor atau lebih dapat diganti dengan satu vector yang
kita sebut resultan. Besar dan arah resultan dapat kita tentukan dengan
kertas grafik. Pada kasus mencari perpindahan total, sesungguhnya kita
telah menerapkan cara menulis perpindahan vector dengan metode segi
banyak.
16
17
Cara kerja
N
m1 m2 m3 Resultan
o
1 60 gr 90 gr 60 gr
2 40 gr 80 gr 60 gr
3 60 gr 80 gr 40 gr
4 30 gr 50 gr 40 gr
Laboratorium Fisika FKIP Unsri
Panduan Praktikum Fisika Dasar I
18
4. GAYA GESEKAN
1. Sasaran
2. Teori
Bila dua buan benda yang saling diam memberikan gaya kontak pada
sebuah bidang tidak licin, maka gaya kontak mempunyai komponen
sepanjang bidang sentuh yang disebut gesekan. Gaya gesekan untuk
benda diam disebut gaya gesekan statis, dan gaya gesekan untuk benda
dalam keadaan bergerak disebut gaya gesekan kinetik.
Fs = 0 Fs = F Fs = F Fsi max = F
4. Prosedur Percobaan
19
1. Percobaan pertama
< (akan
< (meluncur meluncur
No. Bahan
dengan dengan k
Gesekan
sendirinya) sentuhan
tangan)
2. Percobaan Kedua
e. Analisa Data
Laboratorium Fisika FKIP Unsri
Panduan Praktikum Fisika Dasar I
20
5. Hukum Newton
1. Sasaran belajar
Mahasiswa dapat
2. Teori dasar
Jika pada sebuah benda dikenai sejumlah gaya maka benda tersebut akan
mengalami perubahaan kecepatan. Besarnya perubahaan kecepatan
tersebut sebanding dengan gaya yang diberikan dan berbanding terbalik
dengan massa benda tersebut yang dinyatakaan dengan hukum kedua
Newton
F
a= m
suatu gaya yang bekerja pada sebuah benda selalu berasal dari benda
lain . Jika sebuah benda melakukan gaya pada sebuah benda lain, benda
kedua selalu melakukan gaya balasan pada benda pertama. Disamping itu
kedua gaya ini mempunyai besar yang sama dan arah berlawanan. Hal
tersebut dikenal dengan hukum ketiga Newton
F aksi F reksi
Alat dan Bahan
1. Katrol
3 3. Neraca Pegas
4. Anak Timbangan
Laboratorium Fisika FKIP Unsri
Panduan Praktikum Fisika Dasar I
21
Cara kerja :
Katrol
2.
Neraca Pegas
Beban
diubah-ubah
3 Neraca pegas
Beban
22
No Massa F Keterangan
Kesimpulan
No F Keterangan
Kesimpulan:
No F Keterangan
Kesimpulan:
Laboratorium Fisika FKIP Unsri
Panduan Praktikum Fisika Dasar I
23
6. HUKUM HOOKE
1. Sasaran Belajar
2. Teori
F = -kx
E = kx2
- Statif
- Beban
- Jepit penahan
- Pegas Spiral
- Mistar
4. Prosedur Percobaan
24
No. W F = W F0 L (Cm) L = L L0
(Newton) (N)
25
1. Sasaran
2. Teori
Bila sebuah pegas ditarik atau ditekan dengan sebuah gaya F, maka
akan terjadi perubahan panjang pada pegas sebesar x. Sebagai reaksi,
pegas juga akan melakukan gaya sebagai reaksi terhadap gaya yang
diberikan. Akibatnya pegas akan melakukan gerakan bolak balik secara
periodik yang dinamakan dengan gerak harmonik sederhana.
d 2x k
2 x
dt m
k 2
dengan solusi x = A cos (t + ), dimana = dengan perioda .
m
2
Karena T sama dengan , maka perioda dap[at ditulis menjadi T =
m
2 .
k
- Statif - Beban
- Stopwatch - Pegas
- Neraca Teknis
4. Prosedur Percobaan
26
Laboratorium Fisika FKIP Unsri
Panduan Praktikum Fisika Dasar I