Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 4:

1. Annisa Prasetyo Heni 1653022009


2. Eneng Vera Dwi Indriyani 1613022023
3. I Putu Yogi Setia Permana 1613022013
4. Karina Wijaya 1613022035
5. Wilda Vera Simaibang 1613022007

TEORI DISPERSI CAHAYA

Dispersi Cahaya (Disperse Light Wave)

Peristiwa penguraian gelombang (dispersi) akan terjadi pada saat kumpulan


gelombang dengan laju yang sama merambat dalam suatu medium sampai pada
suatu bidang batas sehingga masing-masing gelombang mengalami pembiasan
dengan laju yang berbeda (indeks bias yang berbeda). Sehingga kumpulan
gelombang tersebut akan diuraikan menjadi gelombang masing-masing.

Cahaya putih (polikromatik) adalah sebuah kumpulan gelombang yang


terdiri atas berbagai macam panjang gelombang (mulai dari cahaya merah sampai
cahaya ungu). Pada saat cahaya putih merambat di dalam udara, laju setiap
gelombang sama, yaitu c. Ketika cahaya putih ini jatuh pada bidang batas pertama
sebuah prisma, masing-masing gelombang akan dibiaskan dengan arah pembelokan
yang berbeda-beda karena masing-masing gelombang akan bergerak di dalam
prisma dengan laju yang berbeda-beda, sehingga mereka akan terurai menjadi
masing-masing gelombang. Kemudian, pada saat masing-masing gelombang itu
sampai pada bidang batas kedua prisma itu, arah pembelokan masing-masing
gelombang makin diperbesar, sehingga penguraian menjadi makin jelas.

Seberkas cahaya polikromatik diarahkan ke prisma. Cahaya tersebut


kemudian teruarai menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan
ungu. Tiap – tiap cahaya memiliki sudut deviasi yang berbeda. Selisih antara sudut
deviasi untuk cahaya ungu dan merah disebut sudut dispersi. Besar sudut dispersi
dapat ditulis sebagai berikut

ɸ = 𝛿𝑢 − 𝛿𝑚 = (𝑛𝑢 − 𝑛𝑚 )𝛽
Keterangan :
Φ = sudut dispersi
nu = indeks bias sinar ungu
nm = indeks bias sinar merah
δu = deviasi sinar ungu
δm = deviasi sinar merah

Gambar 2.1 Contoh Dispersi Pada Prisma

Gambar 2.2 Contoh Dispersi Pada Prisma


Gmbar 2.3 Contoh Dispersi Pada Prisima
(Ikram.2016)
https://anekatulis01.blogspot.com/2016/07/fenomena-dispersi-gelombang.html
mohammad noor ikram

Gambar 2.4 Spektrum cahaya tampak menunjukkan interval


panjang gelombang berbagai warna

Sebuah prisma memisahkan cahaya putih menjadi pelangi warna-warni seperti pada
gambar 2.4. Hal ini terjadi karena indeks bias materi bergantung pada panjang
gelombang. Cahaya putih merupakan campuran dari semua panjang gelombang
yang tampak, dan ketika jatuh pada prisma panjang-panjang gelombang yang
berbeda tersebut dibelokkan dengan derajat yang berbeda-beda. Karena indeks bias
lebih besar untuk panjang gelombang yang lebih pendek, cahaya ungu dibelokkan
paling jauh dan merah paling sedikit. Penyebaran cahaya putih menjadi spektum
lengkap ini disebut dispersi.
(Giancoli.2001)
(Giancoli.2001.Fisika Dasar edisi ke 5 jilid 2.Jakarta: Erlangga)
1. Jika seberkas cahaya polikromatik jatuh pada salah satu bidang prisma akan di
uraikan ( mengalami dispersi ) menjadi cahaya monokromatik.
2. Warna merah memiliki panjang gelombang terbesar, sedangkan warna ungu
memiliki panjang gelombang terkecil
3. Warna merah memiliki indeks bias terkecil, sedangkan warna ungu memiliki
indeks bias terbesar.
4. Peristiwa penguraian gelombang (dispersi) terjadi pada saat kumpulan
gelombang dengan laju yang berbeda (indeks bias yang berbeda).
5. Kertas tampak berwarna putih karena kertas memantulkan semua sinar
polikromatik yang jatuh pada kertas tersebut.

(Irine.2015)
(http://fisikaunesa.blogspot.com/2015/04/peristiwa-pembiasan-cahaya-
terhadap.html?m=1)
Penerapan Dispersi:
Contoh peristiwa dispersi pada kehidupan sehari-hari adalah pelangi. Jika seberkas
cahaya matahari mengenai titik-titik air yang besar, maka sinar itu dibiaskan oleh
bagian depan permukaan air. Pada saat sinar memasuki titik air, sebagian sinar akan
dipantulkan oleh bagian belakang permukaan air, kemudian mengenai permukaan
depan, dan akhirnya dibiaskan oleh permukaan depan. Karena dibiaskan, maka
sinar ini pun diuraikan menjadi spektrum matahari. Peristiwa inilah yang kita lihat
di langit dan disebut pelangi.
Gambar 2.5 Terjadinya Pelangi

Gambar 2.6 Terjadinya Pelangi


Gambar 2.7 Proses Terbentuknya Pelangi
http://fisikon.com/kelas3/index.php?option=com_content&view=article&id=38&I
temid=87

Gambar 2.8 Pelangi


Dispersi cahaya matehari oleh butiran air terjadi karena proses pembiasan dan
pemantulan internal cahaya, seperti diilustrasikan pada gambar tersebut. Cahaya
merah dibiaskan dengan sudut 42° terhadap sinar datang, sedangkan cahaya biru
dibiaskan dengan sudut 40° terhadap sinar datang. Hal tersebut menyebabkan pita
cahaya merah terlihat berada pada bagian yang paling tinggi.

Gambar 2.9. Diagram proses terjadinya pelangi

Proses terbentuknya pelangi


Pelangi sebagai suatu peristiwa alam, seringkali kita temui ketika selesai hujan.
Pelangi memang akan muncul setelah terjadi hujan, walalupun terkadang tidak
begiku. Ada alasan mengenai munculknya pelangi setelah hujan itu. Kemunculan
peangi ini karena melibatkan suatu proses. Sehingga salah jika kita mengatakan
tidak ada alasan dibalik kemunculan pelangi. Adapun proses terjadinya
pelangi adalah sebagai berikut:
1. Pembiasan sinar matahari
2. Sinar matahari melewati tetesan air
3. Pembelokan cahaya
4. Terbentuk warna pelangi
Cara membuat pelangi buatan
Untuk proses pembuatan pelangi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Menggunakan semprotan spry air

Gambar 2.10 Menggunakan semprot spry air


Pelangi yang nyata biasanya muncul setelah hujan, hal tersebut karena setelah hujan
di udara masih ada dan terkena pancaran sinar matahari. Cara yang bisa dilakukan
adalah sebagai berikut:
 Carilah tempat terbuka yang terkena paparan sinar matahari
 Semprotkan air dengan menggunakan semprotan spry di hadapan sinar
matahari tersebut, dan liahtlah warna- warna yang tercipta.
2. Menggunakan segelas air

Gambar 2.11 Menggunakan Segelas Air


Cara selanjutnya yang juga sangat sederhana untuk membuat pelangi adalah dengan
menggunakan segelas air. Langkah- langkah yang dapat kita lakukan antara lain
sebagai berikut:
 Siapkan segelas air, gunakan gelas yang berkaca dan bening.
 Letakkan gelas kaca bening berisi air tersebut di depan jendela kaca yang
terkena sinar matahari cerah (tidak berawan ataupun mendung)
 Simpanlah selembar kertas putih di lantai, jika tidak ada putih boleh
menggunakan kertas berwarna lain yang penting warna terang.
 Basahi jendela kaca dengan air hangat atau panas
 Atur posisi gelas dan juga kerta dan tunggulah hingga pelangi tersebut muncul

3. Menggunakan cermin

Gambar 12 Menggunakan Cermin


Selanjutnya, pelangi buatan juga bisa dimunculkan dengan bantuan cermin.
Langkah- langkah yang bisa kita lakukan antara lain sebagai berikut:
 Letakkan sebuah cermin ke dalam sebuah gelas yang penuh terisi air. Gelas
yang digunakan adalah gelas kaca yang bening.
 Ruangan yang kita gunakan lebih baik gelap dan mempunyai dinding putih.
 Sorotkan senter ke air yang ada di dalam gelas yang di dalamnya ada sermin
tersebut. Atur arah cahanya hingga muncul pelangi yang kita inginkan.
4. Menggunakan senter

Gambar 2.13 Menggunakan Senter


Cara yang dapat kita lakukan untuk membuat pelangi selanjutnya adalah dengan
menggunakan senter. Cara membuatnya sebagai berikut:
 Siapkan selembar kertas putih. Lipatlah kertas tersebut menjadi dua bagian.
Gunting bagian tengah lipatan tersebut hingga terbentuk segitiga kecil.
 Isi sebuah gelas dengan air hingga penuh.
 Masukkan senter ke lubang kertas dan tahan dengan selotip
 Nyalakan senter dan arahkan cahaya tepat ke gelas yang berisi air
 Akan terlihat pelangi
5. Menggunakan kabut

Gambar 14 Menggunakan Kabut

Membuat pelangi buatan dengan menggunakan kabut bisa dilakukan dengan proses
yang sangat sederhana, yakni sebagai berikut:
 Siapkan sebuah selang yang dialiri air di luar ruangan (bila tidak ada selang,
bisa menggunakan mesin yang menghasilkan cipratan air). Pastikan sinar
matahari cerah.
 Tutup sebagian lubang selang agar nanti air bisa keluar seperti mancur dan akan
menghasilkan kabut
 Mengamati hingga pelangi terlihat
https://ilmugeografi.com/geografi-teknik/cara-membuat-pelangi-buatan
(Buku Giancoli.2001.Fisika Dasar edisi ke 5 jilid 2 : Jakarta, Erlangga)
(Buku Sani, Abdullah..2017.Fisika Terapan Smart : Tangerang. ISmart)
Gambar 2.15 Dispersi

Anda mungkin juga menyukai