Anda di halaman 1dari 10

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Kampus UNP Air Tawar Padang 25131 Telp.(0751) 7058772 Pes 273

BAHAN AJAR (HAND OUT)


MINGGU VII

Nama matakuliah : Pengantar Fisika Material


No Kode : FIS 213
Jumlah SKS : 3 SKS
Pembina matakuliah : Dra. Yenni Darvina, M.Si

A. Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran)

UMUM: Berfikir kritis dalam menerapkan konsep-konsep dan hukum-hukum dasar


Fisika untuk mendeskripsikan,mengaplikasikan, dan menganalisis berbagai
fenomena pada bahan dalam penelitian, kehidupan dan lingkup
pekerjaannya.

KHUSUS: Berfikir kritis dalam menerapkan konsep-konsep dan hukum-hukum dasar


Fisika untuk mendeskripsikan,mengaplikasikan, dan menganalisis
Transportasi electron dalam benda padat:seperti Pembawa muatan,
Konduktor, Isolator,Semikonduktor

Soft skills/Karakter: Berfikir kritis, Teliti, Jujur, Mandiri, Terampil, Bertanggung jawab

B. Materi :
Transportasi electron dalam benda padat:
1.Pembawa muatan
2.Konduktor
3.Insulator
4. Semikonduktor

BAB VII
TRANPORTASI ELEKTRON DALAM BENDA PADAT

A. Pendahuluan

Dalam bab ini kita akan mencurahkan perhatian kita pada elektron dan kebebasan
geraknya diantara atom-atom. Logam dengan ikatannya yang lemah dengan elektron
valensi, merupakan konduktor listrik dan penghantar panas yang baik. Konduktivitas ini
terjadi karena hanya diperlukan energi sedikit saja untuk mengaktifkan elektron yang
terdelokalisir kelevel konduksi. Sebaliknya, elektron memerlukan energi yang cukup besar

61
untuk mengatasi sela energi yang besar dalam isolator. Sedangkan semikonduktor
mempunyai sela energi yang lebih besar dari pada konduktor tetapi lebih kecil dari
isolator, sehingga dengan naiknya suhu dapat memindahkan sejumlah elektron kepita
konduksi.

B. Pembawa muatan
Berbagai bahan yang dapat digunakan oleh ahli tehnik dan ilmuwan mempunyai
konduktivitas dengan nilai yang berbeda-beda ( = 1/). Pada gambar 1 kita lihat bahwa
umumnya bahan dibagi dalam tiga golongan : Konduktor, semikonduktor dan isolator.
Logam masuk golongan pertama, karena memiliki elektron yang terdelokalisir yang bebas
bergerak melalui seluruh struktur. Keramik dan bahan polimer yang memiliki elektron
yang terikat dengan kuat dan ion-ion yang tidak berdifusi termasuk kelompok isolator.
Fungsinya ialah mengisolir konduktor yang berdekatan. Namun kelompok semikonduktor
menjadi sangat penting, bahkan merupakan bahan yang banyak dikembangkan untuk
keperluan elektronik.

Gambar 7.1. Spektrum konduktivitas dan tahanan untuk bahan

Pada jenis bahan yang menghantarkan listrik elektron adalah pembawa muatan,
muatan satu elektron 1,6 x 10-19 Coulomb. Pada logam, elektronlah yang bergerak. Pada
bahan ionik, muatan dapat dibawa oleh ion yang berdifusi. Akan tetapi muatannya
merupakan kelipatan jumlah muatan elektron sesuai dengan jumlah elektron valensinya.
Muatannya negatif untuk anion dan positif untuk kation. Jadi suatu ion SO42- membawa
muatan sebesar -3,2 x 10-19 Coul dalam aki, dan Pb2+ yang kekurangan dua muatan
elektron bergerak dalam arah yang berlawanan dengan muatan +3,2 x 10-19 Coul.
Elektron dan anion adalah pembawa muatan negatif. Sebaliknya, suatu kation
seperti Pb2+ merupakan pembawa muatan positif karena ia kehilangan elektron. Pada

62
semikonduktor terdapat suatu pembawa muatan positif lain yang penting yaitu lubang.
Lubang adalah merupakan kekosongan elektron dalam pita energi yang ditimbulkan oleh
elektron yang pindah kepita konduksi.

C. Konduktor

1. Konduktivitas logam
Bila logam ditempatkan dalam rangkaian listrik, elektron yang bergerak menuju
elektroda positif akan memperoleh lebih banyak energi dan meningkat kecepatannya.
Sebaliknya, elektron yang bergerak menuju elektroda negatif, berkurang energi dan
kecepatannya.
Konduktivitas  dan tahanan  dari suatu bahan tergantung pada bilangan n
(jumlah pembawa muatan), besar muatan q dan mobilitas  sesuai persamaan :

1
  nq 7.1

Dalam bab ini kita akan meninjau faktor atom dan struktur yang mempengaruhi n dan  .
Hal ini akan memungkinkan kita menelaah faktor yang mempengaruhi pilihan bahan
untuk disain dan sifat dalam pemakaiannya.
Mobilitas sebuah elektron dapat dihitung dengan rumus:

v
 7.2

Kecepatan v, suatu muatan dapat dihitung sesuai dengan persamaan diatas. Kecepatan
gerak ini sebanding dengan besarnya medan listrik  atau volt/m. Jadi tanpa gradien
voltage, tak ada kecepatan gerak. Hal ini tidak berarti bahwa pembawa muatan tidak
bergerak, sebaliknya pergerakannya adalah secara acak sehingga muatan yang bergerak
dalam satu arah diimbangi oleh pergerakan muatan dalam arah yang berlawanan.

2. Jarak bebas rata-rata.


Gelombang bergerak melalui struktur yang teratur tanpa hambatan. Suatu kristal
yang tersusun rapi, merupakan suatu struktur yang sangat teratur. Jadi suatu kisi kristal
logam merupakan media yang sangat baik untuk pergerakan elektron. Namun, setiap
penyimpangan struktur yang berulang dimana gelombang merambat dapat membiaskan
gelombang tersebut. Sehingga, bila suatu elektron beregerak menuju elektroda positif dan
dibiaskan, elektron tidak akan mengalami peningkatan kecepatan dalam arah tersebut.
Efek akhir adalah pengurangan kecepatan gerak, meskipun kita tidak merubah medan
listrik. Jadi kesimpulannya adalah ketidak teraturan akan mengurangi mobilitas, oleh
karena itu terjadi penurunan konduktivitas dan peningkatan tahanan.

63
Jarak rata-rata yang dapat ditempuh suatu elektron dengan pola gelombang tanpa
pantulan disebut : jarak bebas rata-rata, dan dari sini dapat dijelaskan mengapa tahanan
logam tidak sama.

3. Tahanan dan suhu.


Tahanan logam meningkat dengan meningkatnya suhu (gambar 2). Pendekatan
pertama bersifat linier. Tidak ada alasan untuk menyimpulkan bahwa n pada persamaan
diatas, akan berkurang dengan naiknya suhu. Dalam logam, malahan kita harus menelaah
mobilitas. Agitasi termal naik sebanding dengan meningkatnya suhu. Agitasi yang
meningkat ini menurunkan jarak bebas rata-rata dari elektron dengan berkurangnya
keteraturan kristal, oleh karena itu akan menurunkan mobilitas elektron dalam logam.
Dalam beberapa hal, pada rangkaian tertentu harus diperhitungkan kompensasi
untuk menghindarkan kepekaan suhu yang tidak diinginkan. Hubungan antara  dan T
dapat dituliskan :

T = 0oC ( 1 + yTT ) 7.3

dimana yT adalah koefisien suhu tahanan, 0oC adalah tahanan pada 0oC dan T= (T –
0oC).
Nilai koefisien ini kira-kira 0,004/oC untuk logam murni, hal ini berarti bahwa jarak bebas
rata-rata untuk elektron berkurang dengan faktor dua antara 0oC dan 250oC.

Gambar 7.2. Tahanan dan suhu

4. Tahanan dalam larutan padat.


Faktor lain yang dapat mengurangi jarak bebas rata-rata dari elektron dalam logam
adalah kehadiran atom yang larut. Paduan larutan padat selalu mempunyai tahanan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan komponen murni.

64
Elektron mempunyai ketidak teraturan dalam medan potensial kisi kristal ketika
mendekati atom asing, sehingga terjadi kenaikan dalam tahanan. Pertama-tama, kisi
mengalami distorsi dalam paduan seperti kuningan, karena jari-jari atom berbeda beberapa
persen, disamping iru atom seng mempunyai 30 proton sedang tembaga hanya 29 buah,
hal ini merubah medan lokal. Bila daya hantar yang tinggi merupakan persyaratan disain,
akhli tehnik akan memilih logam murni.

5. Pita energi.
Telah kita bahas bahwa elektron dari atom yang terisolir hanya dapat menempati
orbital atau level energi tertentu, dan diantara berbagai level terdapat beberapa celah
energi terlarang. Elektron membentuk gelombang tegak sekeliling suatu atom.
Prinsip fisika menetapkan bahwa suatu level dapat diisi oleh hanya dua elektron.
Jadi dengan banyak level, suatu pita dapat mempunyai elektron sebanyak dua kali jumlah
atomnya. Oleh karena itu, pita valensi atom logam bervalensi satu seperti natrium, hanya
terisi separuh saja. Karena aluminium mempunyai tiga elektron valensi per atom,pita
valensi pertama terisi penuh dan pada pita kedua terisi separuh.

Gambar 7.3. Pita energi

Definisi : Konduktor logam. Telah dibahas pada bab terdahulu, bahwa, salah satu ciri
logam adalah “ kemampuan untuk melepaskan elektron valensinya “ oleh karena disebut
sebagai konduktor. Sekarang kita mempunyai definisi lain yaitu konduktor mempunyai
pita valensi yang kosong.
Level energi yang kosong dalam suatu pita penting bagi konduksi oleh karena
memungkinkan suatu elektron masuk kelevel energi yang lebih tinggi bila elektron
bergerak menuju elektroda positif. Hal ini tidak mungkin terjadi seandainya pita energi
terisi penuh dan suatu sela energi terlarang menutupinya.

D. Isolator
Ditinjau dari sela energi, maka isolator adalah bahan yang mempunyai sela energi
besar antara pita valensi yang paling banyak terisi dan pita kosong berikutnya. Gambar 5.4
memperlihatkan betapa besarnya selah sehingga dapat kita katakan bahwa elektron
terjebak dalam pita yang lebih rendah. Jumlah n dalam pita konduksi sangat reandah.

65
Gambar 7.4. Logam, semikonduktor dan isolator

Elektron valensi biasanya digambarkan sebagai terikat dengan ion negatif.


Diperlukan sekitar 7eV (=1,1 x 10-18J) untuk memisahkan elektron ion Cl- dalam NaCl,
dan sekitar 6 eV untuk memisahkan elektron dari ikatan kovalen intan. Energi aktivasi 7
eV dan 6 eV merupakan ukuran dari sela energi dan dapat dibandingkan dengan silikon
dan germanium masing-masing 1,1 eV dan 0,7 eV.
Ahli fisika sepakat bahwa sela energi 4 eV (=0,64 x 10-18J) sebagai patokan
perbedaan antara semi konduktor dan isolator. Hal ini sesuai kenyataan bahwa, NaCl dan
intan adalah isolator elektronik sedang silikon dan germanium adalah semikonduktor.

E. Semikonduktor
Semikonduktor adalah bahan setengah penghantar listrik, dengan konduktivitas listrik
yang berada diantara isolator dan konduktor. Semikonduktor dan isolator dibedakan
berdasarkan ukuran sela energi terlarang yang artinya Besarnya energi yang diperlukan
untuk melepaskan elektron dari pita valensi ke pita konduksi disebut energi terlarang
(energy gap).

Gambar 7.5 Pita valensi dan pita konduksi

66
Dalam semikonduktor, sela energi sedemikian sehingga sejumlah elektron dapat melompat
melalui sela antara pita valensi yang terisi ke pita konduksi yang kosong

Gambar 7.6. Pita valensi dan pita konduksi dalam Semikonduktor

Elektron dengan energi tambahan sekarang dapat membawa muatan ke elektroda


positip, disamping itu lubang elektron yang terjadi dalam pita valensi dapat
menghantarkan muatan karena elektron yang terletak dibagian yang lebih dalam dari pita
dapat bergerak keatas mengisi level yang dikosongkan tadi.
Pada gambar 5.5 terlihat sela energi untuk C, Si, Ge dan Sn (kelabu). Sela dalam intan.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pembawa muatan meningkat kalau kita
bergerak dari kelompok IV susunan periodik ke silikon, germanium dan timah putih,
akibatnya konduktivitas meningkat. Konduktivitas ini merupakan sifat dasar dari bahan
dan tidak ditimbulkan oleh kotoran. Oleh karena itu disebut semikonduktivitas intrinsik.

Gambar 7.7. Sela energi dalam elemen kelompok IV

67
Gambar 7.8. Struktur kristal semikonduktor yang terkenal seperti :
(a) intan, silikon, germanium dan (b) ZnS, GaP, GaAs, InP.

F. Mobilitas muatan.
Rumus mengenai konduktivitas yang telah dipelajari terdahulu harus dirubah, karena
semikonduktor intrinsik mempunyai pembawa negatif dan positif.
Elektron yang melompat kepita konduksi disebut pembawa muatan jenis negatif.
Konduktivitas yang dihasilkan tergantung pada mobilitas n dalam pita kondukasi
semikonduktor.
Lubang elektron yang terjadi dalam pita valensi merupakan pembawa muatan jenis positif.
Konduktivitas yang dihasilkan tergantung pada mobilitas p dalam pita valensi
semikonduktor. Konduktivitas seluruhnya merupakan gabungan dari keduanya :

 = nnqn + npqp 5.4

Dengan sendirinya, baik lubang maupun elektron membawa muatan dasar yang sama yaitu
0,16 x 10-18 Coul.
Dalam semikonduktor intrinsik, dimana terdapat perbandingan pembentukan elektron
konduksi dan lubang, satu banding satu ; nn = np, persamaan diatas dapat disederhanakan.
Untuk semikonduktor intrinsik nn tidak sama dengan np sehingga bentuk persamaan tadi
tetap digunakan. Pada tabel mengenai sifat-sifat semikonduktor , terdapat sifat-sifat dari
beberapa semikonduktor, sehingga kita dapat membuat dua pernyataan umum yaitu :
Besar sela energi biasanya berkerang bila bergerak dari C Si  Ge  Sn.
Mobilitas elektron dalam suatu semikonduktor lebih besar daripada mobilitas lubang
elektron dalam semikonduktor yang sama. Perbedaan ini penting artinya ketika membahas
kegunaan semikonduktor jenis –n dibandingkan dengan semikonduktor –p.

G. SEMIKONDUKTOR INTRINSIK SEBAGAI FUNGSI DARI SUHU.


Tidak seperti logam, yang mengalami kenaikan tahanan dan penurunan konduktifitas bila
suhu lebih tinggi, konduktivitas semikonduktor intrinsik meningkat dengan meningkatnya
suhu. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Jumlah pembawa muatan n, bertambah
sebanding dengan jumlah elektron yang dapat melompati sela. Pada suhu 0oK, tidak

68
ada elektron yang mempunyai cukup energi untuk melompat, akan tetapi dengan naiknya
suhu, energi elektron bertambah, pada 20oC, sejumlah elektron valensi dalam silikon,
germanium dan timah memiliki energi Eg, yaitu sela energi.
Distribusi elektron yang mendapat energi termal adalah :

ni e ( E Eratarata) / kT 5.5

dimana, ni adalah jumlah elektron/m3 dalam pita konduksi. Dalam sela energi Erata-rata
terdapat ditengah-tengah sela, Eg/2. oleh karena itu

ni e  Eg ) / 2kT 5.6

Sama halnya dengan pembahasan terdahulu, T adalah suhu absolut (K) dan k
adalah konstanta Boltzmann dan dinyatakan dalam 86,1 x 10-6 eV/K.
Konduktivitas  berbanding lurus dengan junlah muatan n, oleh karena itu.

   0 e  Eg / 2 kt 5.7

dimana 0 adalah konstanta pembanding yang mencakup faktor-faktor, q dan  dari


persamaan tadi. Mobilitas  memang tergantung pada suhu akan tetapi perubahan tersebut
berada dalam batas-batas daerah kerja semikonduktor umumnya dan kecil bila
dibandingkan dengan perubahan eksponensial dari jumlah pembawa muatan n, oleh
karena itu :

ln  = ln 0 – Eg/2kT 5.8

Bila konduktivitas (atau tahanan) semikonduktor diukur di laboratorium maka Eg dapat


ditentukan kemiringan kurva, ln T terhadap Eg yaitu kemiringan = - Eg/2k. sebaliknya bila
diketahui Eg dan , kita dapat menghitung  pada suhu tertentu.

Evaluasi
1. Faktor apakah yang mempengaruhi kecepatan gerak elektron dalam bahan padat.
2. Mengapa konduktivitas logam berkurang bila suhunya naik, sedangkan pada
semikonduktor konduktivitasnya bertambah bila suhu naik.
3. Gambarkan perbedaan pita energi pada konduktor, isolator dan semkonduktor
4. Bagaimanakah pengaruh kenaikan suhu pada bahan semikonduktor

Daftar Pustaka :
1. Van Vlack, 1992, Ilmu dan Teknologi Bahan, Jakarta: Erlangga (W1)
2. William F. Smith, 1993, Foundations of materials science and engineering,
Mcgraw-Hill,Inc, Singapore (W2)

69
70

Anda mungkin juga menyukai