Anda di halaman 1dari 46

Karakteristik dan Sifat Kelistrikan Bahan serta Aplikasinya

dibuat oleh:
Trengginas Eka Putra Sutantyo (3225111280)
Ade Lina Permatasari (3225111273)
Erlina (3225111287)
Muhammad Iqrar Ramadhan (3225081837)

Dosen:
Umiatin, M. Si

FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul, Karakteristik dari Sifat Kelistrikan
Bahan serta Kegunaannya ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan penulisan
makalah untuk selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, 10 Juni 2013

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................................................... 2

Pendahuluan ....................................................................................................................................................................... 3

Konduktor............................................................................................................................................................................ 4
Semikonduktor ................................................................................................................................................................ 17
Dielektrik ........................................................................................................................................................................... 26
Superkonduktor .............................................................................................................................................................. 36

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................................................... 45

2
Pendahuluan

Selama menyangkut perilaku listrik-statiknya, zat dapat dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu: penghantar listrik dan isolator (dielektrik). Penghantar adalah zat (misalnya logam) yang
mengandung pembawa-muatan bebas dalam jumlah besar. Pembawa-muatan ini (dalam
sebagian besar hal adalah elektron) bebas bergerak di seluruh bahan penghantar. Pembawa
muatan itu dapat memberikan tanggapan terhadap medan listrik yang nyaris takhingga kecil,
dan terus bergerak selama mereka mendapat pengaruh medan listrik. Pembawa mutan bebas
ini akan membawa arus listrik jika bahan penghantar tersebut diberi medan listrik tunak
dengan menggunakan sumber energi dari luar.

Dielektrik adalah zat yang semua zarah bermuatan di dalamnya terikat kuat pada
molekul penyusunnya. Kedudukan zarah bermuatan itu dapat bergeser sedikit akibat adanya
suatu medan listrik, namun tetap di sekitar molekulnya. Tepatnya, definisi ini berlaku untuk
dielektrik ideal, yaitu bahan yang dalam pengaruh medan listrik luar daya-hantarnya nol.
Dielektrik yang sebenarnya menunjukkan daya-hantar yang sangat kecil, tetapi pada dielektrik
khas daya-hantarnya 1020 kali lebih kecil daripada daya-hantar penghantar yang baik. Karena
1020 merupakan faktor yang sangat besar, maka bahan dielektrik biasanya disebut bahan bukan
penghantar.

Beberapa bahan tertentu (semikonduktor, elektrolit) mempunyai sifat listrik di antara


penghantar dan dielektrik. Di dalam medan listrik-statik bahan ini berperilaku seperti
pengahantar. Meskipun demikian tanggapan sentaranya agak lambat, sehingga untuk mencapai
keseimbangan di dalam medan listrik-statik diperlukan waktu yang lebih lama.

Karena muatan dalam penghantar dapat bergerak bebas, sekalipun dipengaruhi oleh
medan listrik yang sangat kecil, maka pembawa-muatan (elektron atau ion) akan terus
bergerak sampai menemukan kedudukan yang gaya netonya di situ nol. Ketika pembawa
muatan diam, bagian dalam penghantar tentunya meruapakan daerah tanpa medan listrik;
tentunya memang demikian karena jumlah pembawa muatan di bagian dalam penghantar itu
sama sekali tidak dikosongkan, dan jika medan tetap ada, pembawa muatan akan terus
bergerak. Jadi, pada keadaan statik, medan listrik di dalam penghantar adalah nol. Selanjutnya,
karena di dalam pengahantar berlaku E = 0, maka potensial di seluruh titik dalam bahan
penghantar sama. Dengan kata lain, pada keadaan statik setiap pengahantar membentuk daerah
ekuipotensial dalam ruang.

3
KONDUKTOR

Tujuan utama dari pembahasan kali ini adalah untuk mengeksplorasi sifat listrik bahan,
yaitu respon bahan ole medan listrik .Pertama dimulai dengan fenomena konduksi
listrikmembahas mengenai mekanisme konduksi oleh elektron, dan bagaimana struktur pita
energi elektron dari suatu material mempengaruhi kemampuannya untuk prinsip konduktor.
Prinsip ini diperluas untuk logam, semikonduktor, dan isolator. Perhatian khusus diberikan
kepada karakteristik semikonduktor dan kemudian ke perangkat semikonduktor. Dan akan
dibahas juga mengenai karakteristik dielektrik bahan isolasi. Pada bagian akhir yang
dikhususkan untuk fenomena dari bahan ferroelectricity dan piezoelektrik.

Konduksi Listrik

Salah satu karakteristik listrik yang paling penting dari bahan padat adalah kemudahan
yang mentransmisikan arus listrik. Hukum Ohm 's merealisasikan hubungan arus terhadap
waktu dan juga pengaruhnya terhadap tegangan V.Persamaannya adalah sebagai berikut:

di mana R adalah resistansi material di mana arus mengalir. Units V, I, dan R adalah volts (J/C),
amperes (C/s), and ohms (V/A). Nilai R dipengaruhi oleh konfigurasi spesimen, dan untuk
bahan adalah independen dipengaruhi oleh arus. Resistivitas adalah independen dari
geometri spesimen namun terkait dengan R melalui ekspresi

di mana l adalah jarak antara dua titik di mana tegangan diukur, dan A adalah luas penampang
tegak lurus ke arah unit current. Dan satuan untuk adalah ohm-meter (-m).

Konduktivitas Listrik

Kadang-kadang, konduktivitas listrik digunakan untuk menentukan karakter listrik


dari bahan. Ini hanyalah kebalikan dari resistivitas, atau

4
dan merupakan indikasi kemudahan yang material untuk mampu mengalirkan arus
listrik. Unit adalah timbal balik ohm-meter [(-m) -1 atau mho / m]. Diskusi berikut pada sifat
listrik menggunakan kedua resistivitas dan konduktivitas. Sehingga hukum Ohm dapat
dinyatakan sebagai

di mana J adalah rapat arus, per unit saat spesimen daerah I A, dan intensitas medan listrik, atau
perbedaan tegangan antara dua titik dibagi dengan jarak yang memisahkan mereka, yaitu,

Bahan padat menunjukkan berbagai konduktivitas listrik, besar konduktivitas listrik


lebih dari 27 kali lipat, hal ini dimungkinkan karena adanya sifat fisik lainnya yang mengalami
perubahan .Bahkan, salah satu cara untuk mengelompokkan bahan padat adalah sesuai dengan
kemudahan yang mereka mengalirkan kan arus listrik, dalam skema klasifikasi ini ada tiga
kelompok: konduktor, semikonduktor, dan isolator.

Logam adalah konduktor yang baik, biasanya memiliki konduktivitas pada urutan 107
( -m)-1. Pada ekstrem yang lain adalah bahan dengan konduktivitas yang sangat rendah,
berkisar antara 10-10 dan 10-20 (-m) -1 ini adalah isolator listrik. Bahan dengan konduktivitas
menengah, umumnya dari 10 -6 to104 (-m) -1 yang disebut semikonduktor.

Konduksi listrik dan Ionik

Arus listrik merupakan hasil dari pergerakan partikel bermuatan listrik dalam
menanggapi pengaruh dari medan listrik eksternal. Partikel bermuatan positif dipercepat dalam
arah medan, partikel bermuatan negatif dalam arah yang berlawanan. Dalam bahan padat arus
muncul dari aliran elektron, yang disebut konduksi elektronik.. Selain itu, untuk bahan ionik
perpindahan ion bermuatan memungkinkan menghasilkan arus listrik yang disebut konduksi
ion.

5
Struktur Pita Energi Di Padat

Dalam semua konduktor, semikonduktor, dan banyak bahan isolasi, hanya ada konduksi
elektronik , dan besarnya konduktivitas listriknya sangat tergantung pada jumlah elektron yang
tersedia untuk berpartisipasi dalam proses konduksi. Namun, tidak semua elektron dalam
setiap atom akan dipercepat oleh medan listrik. Jumlah elektron yang tersedia untuk konduksi
listrik dalam bahan tertentu terkait dengan susuna elektron atau tingkat energi. Penjelasan ini
melibatkan prinsip-prinsip mekanika kuantum yang berada di luar cakupan pembahsan ini.,
pengembangan berikutnya menghilangkan beberapa konsep. Konsep yang berkaitan dengan
tingkat energi elektron, ditingkat mana elektro berada, dan konfigurasi elektron yang dihasilkan
untuk atom terisolasi. Untuk setiap atom individu terdapat tingkat energi diskrit yang dapat
ditempati oleh elektron, disusun menjadi kulit dan subkulit. Kulit yang ditunjuk oleh angka (1,
2, 3, dll), dan subkulit dengan huruf (s, p, d, dan f). Untuk setiap s, p, d, dan f subkulit, terdapat
masing-masing satu, tiga, lima, dan tujuh elektron. Sebagian besar atom mengisi hanya pada
tingkat-tngkat yang memiliki energi terendah, dua elektron spin berlawanan per tingkat, sesuai
dengan principle pauli. konfigurasi Pauli, elektron dari atom terisolasi merupakan susunan
elektron dalam tingkatan yang diperbolehkan. Mari kita sekarang membuat ekstrapolasi dari
beberapa konsep-konsep ini ke material padat. Material padat dapat dianggap terdiri dari
sejumlah besar, N atom yang awalnya dipisahkan satu sama lain, yang kemudian dibawa
bersama dan terikat untuk membentuk susunan atom yang dapat ditemukan dalam bahan
kristal. Pada jarak pemisahan yang relatif besar, setiap atom independen akan memiliki tingkat
energi atom dan konfigurasi elektron seolah-olah terisolasi. Namun, seperti atom datang dalam
jarak dekat satu sama lain, elektron dipengaruhi oleh atom lain, atau terganggu, oleh elektron
dan inti atom yang berdekatan. Pengaruh ini adalah sedemikian rupa sehingga setiap tingkatan
atom yang berbeda dapat dibagi menjadi serangkaian tingkatan elektron

6
di bagian padat, untuk membentuk apa yang disebut pita energi elektron. Tingkat pemisahan
tergantung pada pemisahan interatomik (Gambar 18.2) dan dimulai dengan kulit elektron
terluar. Dalam setiap pita, keadaan energi yang diskrit, namun perbedaan antaratingkatan yang
berdekatan adalah sangat kecil. Pada jarak kesetimbangan, pita untuk mation tidak mungkin
terjadi untuk subkulit elektron terdekat inti, seperti digambarkan pada Gambar
18.3b. Selanjutnya, mungkin ada kesenjangan antara pita yang berdekatan, seperti pada

Cara konvensional mewakili struktur pita elektron dalam padatan ditunjukkan pada Gambar
18.3a.

Jumlah tingkatan dalam setiap pita akan sama dengan total dari semua tingkatan yang
disumbangkan oleh atom N. Sebagai contoh, sebuah s Pita akan terdiri dari N tingakatan, dan a p
pita 3N tingkatan. Berkenaan dengan keberadaan, setiap tingkat energi dapat mengakomodasi
dua elektron, yang harus diarahkan berputar. Selanjutnya, pita akan berisi elektron yang tinggal
di tingkat yang sesuai dari atom terisolasi, misalnya, sebuah pita energi 4s akan berisi elektron
4s yang terisolasi atom. Tentu saja, akan ada pita kosong dan, mungkin, pita yang hanya terisi
sebagian.

Sifat listrik dari bahan padat adalah konsekuensi dari struktur pita elektronnya yaitu,
penataan pita elektron terluar dan cara di mana pita elektron dipenuhi dengan elektron. Empat
jenis struktur pita mungkin pada 0 K. Pada bagian pertama (Gambar 18.4A), satu pita terluar
hanya terisi sebagian dengan elektron. Energi yang diisi tingkatan tertinggi pada 0 K disebut
energi Fermi sebagai struktur pita energi indicated. Hal ini dilambangkan dengan beberapa
logam, khususnya yang memiliki satu s elektron valensi (misalnya, tembaga). Setiap atom
tembaga memiliki satu elektron 4s, namun untuk yang solid terdiri dari atom N, pita 4s mampu

7
menampung electron. Kemudian 2N hanya setengah posisi elektron yang tersedia dalam pita
ini 4s diisi.

Untuk struktur kedua pita, juga ditemukan dalam logam (Gambar 18.4b), ada tumpang
tindih dari pita kosong dan sebuah pita penuh. Magnesium memiliki pita struktur. Masing-
masing atom Mg memiliki dua 3s electrons.Bagaimanapun, ketika zat padat terbentuk, 3s dan
3p pita tumpang tindih. Dalam hal ini dan pada 0 K, energi Fermi diambil sebagai energi di
bawah ini untuk atom N, N tingkat yang dipenuhi oleh dua elektron per tingkatan.

Salah satu pita (pita valensi) yang benar-benar penuh dengan elektron dipisahkan dari
pita konduksi kosong, dan pita gap energi terletak di antara mereka.

Untuk bahan yang sangat murni, elektron mungkin tidak memiliki energi dalam kesenjangan
ini. Perbedaan antara dua struktur pita yang terletak pada besarnya kesenjangan energi, karena
bahan yang isolator, pita gap relatif lebar (Gambar 18.4c), sedangkan untuk semikonduktor itu
sempit (Gambar 18.4d). Energi Fermi untuk kedua struktur pita yang terletak dalam pita gap
dekat pusatnya.

Konduksi pada Model Pita dan Ikatan Atomik

Pada bahasan ini , sangat penting bahwa konsep lain dipahami yaitu bahwa hanya elektron
dengan energi lebih besar daripada energi Fermi dapat bertindak dan dipercepat dengan
adanya suatu medan . Muatan elektronik yang disebut dengan hole ditemukan dalam
semikonduktor dan isolator. Hole memiliki energi kurang dari Ef and juga berpartisipasi dalam

8
konduksi elektronik. Sebagai diskusi berikutnya mengungkapkan, konduktivitas listrik adalah
fungsi langsung dari jumlah elektron bebas dan hole. Selain itu, perbedaan antara konduktor
dan nonconductors (isolator dan semikonduktor) terletak pada jumlah elektron bebas dan hole
pembawa muatan.

Logam

Agar elektron dapat bergerak bebas, harus ditempatkan ke salah satu tingkat energi
kosong. Untuk logam yang memiliki salah satu dari struktur pita yang ditunjukkan pada Gambar
18.4A dan 18.4b, ada energi kosong yang berdekatan dengan highest filled state.

Dengan demikian, sedikit energi yang sangat diperlukan untuk menempatkan elek tron
ke tingkatan energi terendah, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 18.5. Umumnya, energi
yang disediakan oleh medan listrik cukup untuk membangkitkan sejumlah besar elektron ke
tingkat-tingkat energi ini.

Diasumsikan bahwa semua elektron valensi memiliki kebebasan gerak dan membentuk
"gas elektron," yang merata di seluruh kisi ion cores. meskipun elektron ini tidak terikat untuk
setiap lokal atom tertentu, bagaimanapun, mereka harus mengalami beberapa eksitasi menjadi
melakukan elektron yang benar-benar bebas.

9
Meskipun hanya sebagian kecil, ini masih menimbulkan jumlah elektron bebas yang relatif
besar dan, akibatnya, konduktivitas yang tinggi.

Perbandingan dengan Insulator dan Semikonduktor

Untuk isolator dan semikonduktor, tingkat energi kosong yang berdekatan dengan
puncak diisi pita valensi tidak available. Untuk menjadi bebas, oleh karena itu, elektron harus
ditempatkan di pita gap energi dan menjadi tingkat energi kosong di bagian bawah pita.
Konduksi ini dimungkinkan hanya dengan memasukan elektron dengan perbedaan energi
antara kedua tingkatan, yang kira-kira sama dengan pita gap Misalnya energi. Proses eksitasi
ditunjukkan pada Gambar 18.6.1 Untuk banyak bahan pita gap beberapa elektron volt
lebar. Paling sering energi eksitasi dari sumber tanpa elektrik seperti panas atau cahaya,
biasanya mantan.

Jumlah elektron termal (dengan energi panas) ke pita konduksi tergantung pada lebar
gap pita energi serta temperature. Pada suhu tertentu, semakin besar Eg semakin rendah
probabilitas bahwa elektron valensi akan ditempatkan menjadi keadaan energi dalam pita
konduksi, hasil dari konduksi electrons. Dengan kata lain, semakin besar pita gap, semakin
rendah adalah konduktivitas listrik pada suhu tertentu. Dengan demikian, perbedaan antara
semikonduktor dan isolator terletak pada lebar pita gap, untuk semikonduktor itu sempit,
sedangkan untuk bahan isolasi relatif lebar.

Peningkatan suhu baik semikonduktor atau hasil insulator peningkatan energi panas
yang tersedia untuk excitation. Kemudian elektron lebih banyak ditempatkan ke pita konduksi,
yang menimbulkan konduktivitas ditingkatkan. Untuk bahan isolasi listrik, ikatan interatomik
adalah ionik atau kovalen kuat. Dengan demikian, elektron valensi erat terikat atau dibagi
dengan atom individu. Dengan kata lain, elektron ini sangat terlokalisasi dan tidak dalam arti
apapun bebas berkeliaran di seluruh ikatan crystal. Dalam semikonduktor adalah kovalen (atau
sebagian besar kovalen) dan relatif lemah, yang berarti bahwa elektron valensi tidak sekuat
terikat pada atoms. Akibatnya, elektron ini lebih mudah dihapus oleh eksitasi termal dari
mereka adalah untuk isolator.

Listrik Resistivitas Logam

Seperti disebutkan sebelumnya, sebagian besar logam adalah konduktor yang sangat
baik listrik, konduktivitas suhu kamar selama beberapa logam lebih umum yang terkandung

10
dalam Tabel 18.1. Logam memiliki konduktivitas tinggi karena sejumlah besar elektron bebas
yang telah menjadi keadaaan kosong di atas energi Fermi. Jadi n memiliki nilai yang besar
dalam ekspresi konduktivitas. Pada titik ini akan lebih mudah untuk membahas konduksi dalam
logam dalam hal resistivitas, kebalikan dari konduktivitas, alasan untuk saklar ini dalam topik
harus menjadi jelas dalam diskusi berikutnya.

Karena cacat kristal berfungsi sebagai pusat hamburan untuk elektron konduksi dalam
logam, meningkatkan jumlah elektron konduksi maka meningkatkan resistivitas (atau
menurunkan konduktivitas). Konsentrasi ketidaksempurnaan ini tergantung pada suhu,
komposisi, dan tingkat suhu dingin spesimen logam. Bahkan, telah teramati dalam eksperimen
bahwa total resistivitas logam adalah jumlah kontribusi dari getaran termal, kotoran, dan
deformasi plastik, yaitu, hamburan mekanisme bertindak secara independen satu sama lain.

11
Ini dapat diwakili dalam bentuk matematis sebagai berikut:

di mana t, i, dan d mewakili individu termal, dan deformasi resistivitas kontribusi masing-
masing. Pengaruh masing-masing variabel pada total resistivitas ditunjukkan pada Gambar
18.8, sebidang resistivitas terhadap suhu untuk tembaga dan beberapa paduan tembaga-nikel
pada keadaan annealed dan cacat. Aditif sifat kontribusi resistivitas individu menunjukkan
pada-100oC.

Pengaruh Suhu

Untuk logam murni dan semua paduan tembaga-nikel yang ditunjukkan pada Gambar
18.8, resistivitas meningkat secara linear dengan temperatur di atas sekitar 200oC-.
Dengan demikian,

Dimana 0 dan adalah konstanta untuk setiap metal. Ketergantungan komponen termal
resistivitas pada suhu ini disebabkan oleh kenaikan dengan suhu getaran termal dan
penyimpangan kisi lainnya (misalnya, lowongan), yang berfungsi sebagai pusat-hamburan
elektron.

Karakteristik Listrik Dari Paduan Komersial

Sifat listrik dan lainnya dari tembaga, membuat tembaga merupakan konduktor logam
yang paling banyak digunakan. Oxygen-free high-conductivity (OFHC) tembaga, memiliki
oksigen yang sangat rendah yang diproduksi untuk banyak aplikasi listrik. Aluminium, memiliki
konduktivitas yang hanya sekitar satu-setengah dari tembaga, juga sering digunakan sebagai
konduktor listrik. Perak memiliki konduktivitas lebih tinggi dari tembaga atau aluminium,
namun penggunaannya dibatasi atas dasar biaya.

Pada kesempatan itu, perlu untuk meningkatkan kekuatan mekanik dari paduan logam
tanpa merusak secara signifikan konduktivitas listriknya. Kedua solid-solusi paduan (Bagian
7.9) dan pengerjaan dingin (Bagian 7.10) meningkatkan kekuatan dengan mengorbankan
konduktivitas, dan dengan demikian, tradeoff harus dibuat untuk dua sifat. Paling sering,
kekuatan ditingkatkan dengan memperkenalkan tahap kedua yang tidak memiliki begitu

12
merugikan efek pada konduktivitas. Misalnya, paduan tembaga-berilium adalah presipitasi
mengeras (Bagian 11,9), tetapi meskipun demikian, konduktivitas berkurang sekitar faktor 5
lebih tinggi kemurnian tembaga.

Untuk beberapa aplikasi, seperti elemen pemanas tungku, tahanan listrik tinggi
desirable. Kehilangan energi oleh elektron yang tersebar didisipasikan sebagai panas bahan
energy. Harus memiliki tidak hanya resistivitas tinggi, tetapi juga ketahanan terhadap oksidasi
pada temperatur tinggi dan, tentu saja, titik leleh tinggi. Nichrome, campuran nikel-kromium,
umumnya digunakan dalam elemen pemanas. Konduksi listrik di Keramik ionik dan Polimer
kebanyakan pada suhu kamar, memiliki struktur pita energi elektron mirip dengan yang
disajikan pada Gambar 18.4c, sebuah pita valensi penuh dipisahkan dari pita konduksi kosong
oleh pita gap relatif besar, biasanya lebih besar dari 2 eV.Tetapi, pada suhu normal hanya
sedikit elektron dapat melewati celah pita oleh energi panas yang tersedia, yang menyumbang
nilai-nilai yang sangat kecil konduktivitas;

Tabel 18.4 memberikan nilai-nilai konduktivitas listrik suhu kamar beberapa dari bahan
tersebut. Tentu saja, banyak bahan yang digunakan atas dasar kemampuan mereka untuk
melindungi, dan dengan demikian tahanan listrik tinggi yang diinginkan. Dengan meningkatnya
suhu, bahan isolasi mengalami peningkatan konduktivitas listrik, yang pada akhirnya mungkin
lebih besar dari itu untuk semikonduktor.

Konduksi dalam Bahan Ionik

13
Kedua kation dan anion dalam bahan ionik memiliki muatan listrik dan, sebagai
akibatnya, mampu migrasi atau difusi ketika sebuah medan listrik hadir. Dengan demikian arus
listrik akan dihasilkan dari gerakan ion. Tentu saja, anion dan kation akan berpindah pada aeah
yang berlawanan. Konduktivitas total dari bahan ionik total sehingga sama dengan jumlah dari
kontribusi baik elektronik dan ion, sebagai berikut:

Sebuah mobilitas I mungkin berhubungan dengan masing-masing spesies ion sebagai berikut:

Dimana nI dan DI mewakili masing-masing, valensi dan koefisien difusi ion tertentu, e, k, dan T
menunjukkan parameter yang sama seperti yang dijelaskan sebelumnya dalam bab ini. Dengan
demikian, kontribusi terhadap total ionik konduktivitas meningkat dengan meningkatnya suhu,
seperti halnya komponen elektronik. Namun, terlepas dari dua kontribusi konduktivitas, bahan
yang paling ionik tetap isolator, bahkan pada temperatur tinggi.

Sifat Listrik dari Polimer

Kebanyakan bahan polimer adalah konduktor listrik yang buruk (Tabel 18.4) karena
tidak tersedianya sejumlah besar elektron bebas untuk berpartisipasi dalam mekanisme
process. Bahan polimer telah disintesis yang memiliki konduktivitas listrik setara dengan
konduktor logam, mereka tepat disebut polimerisasi. Konduktivitas setinggi 1,5 x 107 (m) -1

telah dicapai dalam materi ini, secara volume, nilai ini sesuai dengan seperempat dari
konduktivitas tembaga, atau dua kali konduktivitas berdasarkan berat badan.

Fenomena ini diamati di selusin atau lebih polimer, termasuk poli asetilena,
polyparaphenylene, polipirol, dan polianilin. Masing-masing polimer berisi sistem ikatan
tunggal dan ganda dan / atau unit aromatik dalam rantai polimer. Sebagai contoh, struktur
rantai polyacetylene adalah sebagai berikut:

14
Elektron valensi yang terkait dengan ikatan rantai tunggal dan ganda terdelokalisasi,
yang berarti mereka dibagi di antara atom tulang punggung dalam polimer rantai-mirip dengan
cara bahwa elektron dalam sebuah pita terisi sebagian untuk logam dibagi oleh core ion. Selain
itu, struktur pita dari polimer konduktif adalah karakteristik bahwa untuk isolator listrik
(Gambar 18.4c) yaitu pada 0 K, sebuah pita valensi penuh dipisahkan dari pita konduksi kosong
oleh terlarang energi pita gap. Polimer menjadi konduktif ketika didoping dengan AsF5, SbF5,
atau yodium. Seperti dengan semikonduktor, melakukan polimer dapat dilakukan baik tipe-n
(yaitu, elektron bebas yang dominan) atau tipe-p (misalnya, lubang dominan) tergantung pada
dopan. Namun, tidak seperti semikonduktor, atom dopan atau molekul tidak menggantikan atau
mengganti salah satu atom polimer.

Mekanisme yang sejumlah besar elektron bebas dan holes yang dihasilkan dalam
polimer sangat kompleks dan tidak dipahami dengan baik. Dalam hal sangat sederhana, tampak
bahwa atom dopan mengarah pada pembentukan pita energi baru yang tumpang tindih valensi
dan pita konduksi intrinsik polimer, sehingga menimbulkan sebuah pita terisi sebagian, dan
produksi pada suhu kamar dengan konsentrasi tinggi elektron bebas atau lubang. Orientasi
rantai polimer, baik secara mekanis (Bagian 15,7) atau secara magnetis, saat hasil sintesis
dalam bahan yang sangat anisotropik memiliki konduktivitas maksimum sepanjang
arah orientasi.

Polimer ini memiliki potensi untuk digunakan dalam berbagai aplikasi karena mereka
memiliki kepadatan rendah, sangat fleksibel, dan mudah untuk dihasilkan. Baterai isi ulang dan
sel bahan bakar saat ini sedang diproduksi yang menggunakan elektroda polimer. Dalam
banyak hal baterai ini unggul dari bahan-bahan metalik lainnya. Contoh lain yang mungkin
dapat diaplikasikan termasuk kabel dalam pesawat dan komponen kedirgantaraan, pelapis
antistatik untuk pakaian, bahan skrining elektromagnetik, dan perangkat elektronik (misalnya,
transistor dan dioda).

15
Manfaat

Manfaat bahan konduktor secara umum adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik
ke titik lain. Manfaat konduktor yang lebih spesifik lagi adalah sebagai:

1. Konduktor dapat menghantarkan arus listrik pada instalasi penerangan, instalasi rumah
sebagai kawat berisolasi (NYA,NYAF)dan kabel (NYM,NYY, NYFGbY)
2. Keping konduktor digunakan sebagai bahan pembuat kapsitor. Karena kapasitor terdiri
dari dua buah keping yang dipisahkan oleh bahan dielektrik.
3. Bahan konduktor seperti wolfram dapat digunakan sebagi filamen lampu.
4. Konduktor sebagai komponen dari elektroda dapat digunakan sebagai penghasil listrik.
5. Bahan konduktor seperti Moblidenum dapat digunakan sebagai bahan pembuat tabung
sinar X dan tabung hampa udara, karena Moblidenum dapat membentuk lapisan yang
kuat dengan gelas. Sebagai campuran logam yang digunakan untuk keperluan yang
keras, tahan korosi, bagian bagian yang digunakan pada suhu tinggi.

16
SEMIKONDUKTOR

Struktur kristal dari Semikonduktor

Dalam model atom Bohr, elektron bergerak di atas lintasan tertentu dan memiliki energi
tertentu. Energi dari elektron tidak bebas, tetapi hanya bisa memiliki nilai-nilai tertentu. Hal ini
diakatakan energi terkuantisasi dan dijelaskan lebih detail dalam mekanika kuantum. Elektron
yang terikat pada atom memiliki energi negatif dipitaingkan dengan energi dari elektron bebas.
Harga mutlak dari energi negatif itu disebut sebagai energi ikatan elektron. Karena adanya
energi ikatan elektron itu yang membuat energi elektron lebih rendah daripada elektron bebas,
maka elektron tetap pada inti masing-masing dan tidak melepaskan diri dari inti, karena setiap
sistem fisik selalu masuk ke dalam keadaan energi yang lebih tinggi daripada energi ikatan,
elektron bisa lepas dari intinya.

Dalam struktur kristal atau molekul, elektron-elektron luar dari atom-atom diapakai
sebagai elektron ikatan. Terdapat beberapa jenis iaktan. Yang pertama adalah jenis ikatan
seperti yang didapatkan di dalam logam dimana satu elektron dari setiap atom dipakai untuk
mengikat kristal secara keseluruhan. Elektron yang diapakai dalam ikatan ini tidak terikat
kepada satu atom tertentu, tetapi bisa bergerak secara bebas dalam seluruh kristal. Oleh sebab
itu di dalam logam terdapat banyak elektron bebas dan arus listrik dapat mengalir dengan
mudah.

Jenis ikatan yang lain adalah ikatan kovalen atau ikatan elektron atau ikatan pasangan
yang terjadi dalam molekul, dalam kristal isolator dan dalam semikonduktor. Dalam ikatan
kovalen, dua elektron luar (elektron valensi) dari dua atom yang berbeda membentuk satu
pasangan elektron yang terikat pada kedua atom. Melalui pasangan elektron ini kedua atom
menjadi terikat satu sama yang lain.

Dalam semikonduktor semua elektron valensi dipakai untuk ikatan pasangan dengan
atom lain dari kristal. Semikonduktor adalah atom dari golongan IVA dalam sistem periodik
unsur, berarti atom semikonduktor memiliki 4 elektron valensi, dengan kata lain ada 4 elektron
luar yang bisa dipakai untuk ikatan kimia dalam molekul atau dalam kristal. Semikonduktor
yang paling sering dipakai dalam elektronika adalah Silikon (Si), Germanium (Ge), dan
Galliumarsenide (GaAs). Galliumarsenide bukan satu zat, tetapi campuran dari Gallium (dengan
tiga elektron valensi) dan Arsen (dengan 5 elektron valensi). Sifat dari GaAs mirip dengan sifat
dari semikonduktor lain (Si dan Ge).

17
Semikonduktor Intrinsik (Murni)

Struktur kristal dari semikonduktor tersebut [(Si), (Ge), dan (GaAs)] adalah struktur
Tetraeder atau struktur intan. Dalam struktur ini setiap atom memiliki 4 atom tetangga. Dalam
kristal semikonduktor, antara setiap tetangga terdapat satu ikatan elektron dengan dua
elektron yang berasal dari masing-masing atom. Struktur ini bisa digambarkan dalam dua
dimensi seperti dalam gambar

Gambar 1 Prinsip struktur kristal dari semikonduktor

Berarti dalam semikonduktor semua elektron terikat pada atom tertentu dan tidak ada
elektron yang bisa bergerak secara bebas. Situasi ini sama seperti dalam isolator. Tapi ada
perbedaan antara semikonduktor dan isolator, yaitu dalam semikonduktor elektron yang
dipakai untuk ikatan hanya terikat dengan lemah. Kalau elektron terikat secara lemah, berarti
elektron itu bisa dilepaskan dari ikatannya dengan mudah. Setelah elektron terlepas dari
ikatannya, elektron itu bisa bergerak dalam kisi dan membawa arus listrik.

Suatu elektron baru dilepaskan jika diberikan energi setinggi energi ikatan dari elektron
itu. Pada suhu nol Kelvin (absolut nol) tidak ada gerakan termis dalam kisi dan elektron tidak
bisa dilepaskan, maka semikonduktor merupakan isolator yang baik pada suhu absolut nol.
Kalau suhu lebih tinggi, terjadi gerakan termis dalam kisi dan terdapat kebolehjadian bahwa
elektron diberikan energi yang cukup tinggi untuk keluar dari ikatannya. Semakin tinggi suhu,
semakin banyak elektron dilepaskan dari ikatannya. Elektron yang dilepaskan dari ikatannya
bisa bergerak dengan bebas. Elektron itu disebut elektron konduksi. Elektron konduksi
memberikan konduktivitas kepada kristal. Konduktivitas yang dihasilkan oleh elektron disebut

18
konduktivitas elektron. Energi yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari ikatan
menjadi elektron konduksi disebut energi aktivasi (activation anergy).

Kalau satu elektron dilepaskan dari ikatannya, maka tempat dari elektron itu akan
menjadi kosong. Tempat kosong seperti itu disebut lowong atau hole. Kalau terdapat satu
tempat lowong, maka elektron ikatan yang ada di sebelah tempat lowong itu bisa pindah tempat
dengan mudah dan masuk ke dalam tempat lowong tersebut. Dengan cara ini tempat yang
lowong telah pindah ke sebelahnya. Kalau proses ini terjadi secara terus menerus, tempat yang
lowong itu bergerak terus dalam atom. Karena satu tempat lowong merupakan satu tempat di
mana jumlah elektron lebih sedikit daripada jumlah muatan inti, maka satu tempat lowong
seperti satu partikel yang bermuatan positif. Kalau tempat lowong sebagai bermuatan yang
positif bergerak di dalam kristal, maka terdapat arus listrik dari tempat lowong yang bergerak.
Jadi tempat lowong itu bersifat seperti satu pertikel yang bergerak. Partikel ini disebut secara
singkat sebagai lowong. Hal ini berarti bahwa lowong juga menghasilkan konduktivitas dalam
kristal, Konduktivitas ini disebut konduktivitas lowong atau hole conductivity.

Kalau satu elektron dilepaskan dari tempatnya, selalu terdapat satu elektron bebas dan
satu lowong bersama-sama. Oleh sebab itu melepaskan satu elektron dari tempatnya disebut
ciptaan pasangan atau generasi (dari generation). Setelah terjadi ciptaan pasangan, terdapat
dua partikel bermuatan yang bisa bergerak dan membawa arus listrik , berarti terdapat
konduktivitas dalam kristal ini. Konduktivitas yang terjadi oleh cipataan pasangan disebut
konduktivitas diri (self conductivity) dari semikonduktor. Kalau satu elektron bebas tiba di satu
lowong, elektron dan lowong bisa bergabung kembali, berarti elektron masuk ke dalam lowong
dan menjadi elektron terikat lagi. Proses ini disebut rekombinasi (dari recombination). Dengan
terjadinya proses rekombinasi muatan yang bisa bergerak dan membawa arus berkurang satu
elektron dan satu lowong. Dalam keadaan kesetimbangan termis, jumlah ciptaan pasangan per
waktu dan jumlah rekombinasi per waktu adalah sama.

Dalam keseimbangan termis, jumlah generasi dan jumlah rekombinasi sama, berarti
kerapatan elektron konduktivitas dan lowong konstan. Tetapi kalau suhu lebih tinggi, jumlah
energi yang mendapatkan energi tinggi dan bisa menjadi elektron bebas lebih banyak. Oleh
sebab itu konsentrasi elektron konduksi n dan konsentrasi lowong p tergantung dari suhu T dan
dari energi aktivasi W, dimana perkalian dari kedua konsentrasi tersebut, n.p, akan merupakan
suatu konstanta yang tergantung suhu dan energi aktivasi:


. = = 2 (*)

Dengan:

19
W : Energi aktivasi yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari ikatan elektron
menjadi elektron bebas
, : Dua konstanta yang tergantung suhu dan massa efektif dari elektron/lowong yang
disebut keadaan keraptan efektif.

Semikonduktor intrinsik tidak diberikan doping. Dalam semikonduktor intrinsik jumlah


lowong dan jumlah elektron bebas selalu sama, maka konsentrasi elektron n sama dengan
konsentrasi lowong p, maka n = p = .

Semikonduktor Ekstrinsik

Dalam semikonduktor dengan atom tambahan dari unsur lain, jumlah elektron bebas
dan jumlah lowong tidak akan sama. Kalau atom lain dimasukkan ke dalam kristal, situasi dalam
kristal akan terganggu, berarti keadaannya akan berbeda dengan situasi dalam kristal murni.
Untuk mempengaruhi sifat semikonduktor dalam komponen semikonduktor, dengan sengaja
atom lain dimasukkan ke dalam semikonduktor dalam jumlah yang diatur. Pemasukan atom
gangguan secara terkontrol disebut doping. Atom yang biasa diapaki untuk doping adalah atom
dari golongan IIIA seperti Galium, dan dari golongan VA, seperti Fosfor, Arsen atau Antimon.

Semikonduktor tipe n

Atom asing tersebut menggantikan posisi dari atom bahan asli. Kalau atom asing yang
dimasukkan berasal dari golongan VA dalam sistem periodik unsur, maka atom tersebut
memiliki 5 elektron valensi. Empat dari lima elektron tersebut akan dipakai dalam ikatan kimia
seperti elektron dari atom asli. Elektron ke-5 merupakan satu elektron kelebihan. Situasinya
seperti diperlihatkan dalam gambar.

20
Gambar 2 Semikonduktor dengan donatur

(atom asing dari golongan VA) atau semikonduktor n

Elektron kelebihan itu terikat dengan atomnya hanya secara lemah sekali dan sangat
mudah dilepaskan dari atomnya. Berarti dengan memberikan energi yang kecil (misalnya dari
energi termis), elektron itu bisa lepas dan menjadi elektron bebas yang membawa arus dan
menghasilkan konduktivitas elekektron dalam semikonduktor. Kalau elektron dari atom asing
itu dilepaskan, maka tidak akan terdapat lowong yang bergerak. Kebolehjadian bahwa satu
elektron kelebihan dari atom asing dilepaskan terdapat dari statistika Fermi-Dirac dalam
termodinamika. Karena energi untuk melepaskan elektron tersebut kecil, maka pada suhu biasa
(00C - 400C), biasanya semua elektron dari atom asing lepas, maka jumlah elektron asing itu
menentukan jumlah elektron bebas. Dengan memasukkan banyak atom asing ke dalam
semikonduktor maka akan terdapat jauh lebih banyak elektron yang berasal dari atom asing
daripada jumlah elektron dan lowong dari konduktivitas diri. Karena persamaan (*) mengenai
hubungan antara konsentrasi elektron dan konsentrasi lowong tetap berlaku, maka dengan
menambahkan jumlah elektron bebas yang berasal dari atom asing, jumlah lowong akan
berkurang. Memang jelas: kalau terdapat banyak elektron bebas, maka untuk semua lowong
terdapat kebolehjadian yang besar untuk bertemu dengan satu elektron bebas dan
berekombinasi sehingga jumlah lowong akan sedikit. Dalam semikonduktor dengan banyak
atom yang memiliki kelebihan elektron terdapat jauh lebih banyak elektron bebas daripada
jumlah lowong. Dikatakan elektron adalah pembawa muatan mayoritas dan lowong adalah
pembawa muatan minorotas. Atom asing memberikan elektron bebas kepada semikonduktor.
Sebab itu atom asing dengan lima elektron valensi disebut donator (pemberi elektron).
Konduktivitas yang dihasilkan oleh kelebihan elektron ini disebut konduktivitas kelebihan atau
konduktivitas n. Semikonduktor seperti ini biasanya disebut semikonduktor n.

21
Dalam semikonduktor n terdapat atom asing yang bermuatan positif dan elektron bebas
yang bisa bergerak dalam bahan. Atom asing yang merupakan muatan positif tidak bisa
bergerak, tetapi tetap ada pada tempatnya. Elektron yang merupakan muatan negatif bisa
bergerak. Karena jumlah elektron bebas yang bermuatan negatif sama dengan jumlah atom
asing yang bermuatan positif, maka terdapat keseimbangan muatan dan semikonduktor n
secara keseluruhan akan netral. Biasanya semikonduktor n dalam situasi tertentu bisa
dimengerti dengan memperhatikan kedua jenis muatan ini saja. Dalam situasi seperti ini,
semikonduktor n bisa digambarkan dengan sederhana seperti dalam gambar 2 Pengertian
bahwa hanya muatan yang bisa bergerak dengan bebas biasanya penting untuk mengerti suatu
sifat tertentu. Dalam situasi ini semikonduktor n bisa digambarkan lebih sederhana lagi seperti
dalam gamabr dibawah ini

Gambar. Semikonduktor n dengan atom asing yang bermuatan positif dan tetap pada
tempatnya dan elektron yang bermuatan negatif yang dapat bergerak bebas

Gambar. Semikonduktor n sebagai bahan dengan muatan negatif sebagai pembawa


muatan mayoritas

Semikonduktor tipe p

Kalau satu atom dari golongan IIIA dimasukkan ke dalam semikonduktor, maka atom
tersebut hanya memiliki 3 elektron valensi. Sebenarnya diperlukan 4 elektron untuk ikatan
dengan 4 atom tetangganya. Jadi terdapat kekurangan satu elektron atau terdapat satu lowong
pada posisi itu. Lowong itu diikat dengan atomnya secara lemah sekali sehingga dengan sangat
mudah bisa lepas dari atomnya, berarti dengan memberikan energi yang kecil (misalnya dari
energi termis) lowong itu bisa dilepaskan dan menjadi lowong bebas yang membuat
konduktivitas lowong dalam semikonduktor. Melepaskan lowong dari atomnya berarti elektron
dari ikatan asli pindah dari tempat asli dan masuk ke dalam lowong tersebut. Situasi dalam
semikonduktor ini diperlihatkan dalam gambar di bawah ini.

22
Gambar 3. Semikonduktor dengan akseptor (atom dari golongan IIIA)

sebagai atom asing atau semikonduktor p

Dengan mendapatkan lowong dari elektron asing itu tidak akan timbul elektron bebas,
tetapi adanya hanya lowong saja sebagai partikel bermuatan yang bisa membawa arus listrik.
Pada suhu biasa, biasanya semua lowong dari atom asing akan dilepaskan, maka jumlah atom
asing itu menentukan jumlah lowong yang bisa bergerak dalam semikonduktor. Dengan
memasukkan banyak atom asing ke dalam semikonduktor, maka akan terdapat jauh lebih
banyak lowong dari atom asing daripada jumlah lowong dan elektron dari konduktivitas diri.
Persamaan (*) mengenai hubungan antara konsentrasi elektron dan konsentrasi lowong tetap
berlaku, maka dengan menambahkan lowong, jumlah elektron akan turun. Dalam
semikonduktor itu terdapat jauh lebih banyak lowong daripada elektron bebas. Sebab itu
lowong di sini merupakan pembawa muatan mayoritas dan elektron adalah pembawa muatan
minoritas. Atom asing memberikan lowong kepada semikonduktor, berarti memberikan satu
tempat kosong yang bisa diisi oleh elektron dari bahan asli. Sebab itu atom asing dengan tiga
elektron valensi disebut akseptor (penyerap elektron). Konduktivitas seperti ini yang
dihasilkan oleh lowong disebut konduktivitas kekurangan elektron atau konduktivitas p.
Semikonduktor seperti ini biasa disebut semikonduktor p.

23
Gambar. Semikonduktor p dengan astom asing yang bermuatan negatif dan tetap pada
tempatnya dan lowong yang bermuatan posotif yang bisa bergerak dengan bebas

Gambar. Semikonduktor p sebagai bahan dengan muatan positif sebagai pembawa


muatan mayoritas

Dalam semikonduktor p terdapat atom asing yang bermuatan negatif dan lowong yang
bisa bergerak, tetapi tetap pada tempatnya. Lowong yang merupakan muatan positif bisa
bergerak. Karena jumlah lowong yang bermuatan positif sama dengan jumlah atom asing yang
bermuatan negatif, terdapat keseimbangan muatan dan semikonduktor p secara keseluruhan
akan netral. Biasanya sifat dari semikonduktor p dalam situasi tertentu bisa dimengerti dengan
memperhatikan kedua muatan jenis ini saja. Dalam situasi seperti ini, semikonduktor p bisa
digambarkan dengan sederhana seperti dalam gambar 3. Pengertian bahwa hanya muatan yang
bisa bergerak dengan bebas biasanya penting untuk mengerti suatu sifat tertentu. Dalam situasi
ini semikonduktor p bisa digambarkan lebih sederhana lagi seperti dalam gambar di atas.

Tabel. Mobilitas Bahan Semikonduktor

24
Manfaat dari Semikonduktor

Kegunaan dari semikonduktor adalah sebagai berikut:

1. Dioda
2. Transistor
3. Sel Surya

Aplikasi dari semikonduktor:

Detektor Kualitas Daging

Pada umumnya daging diawetkan dengan cara dibekukan. Sebenarnya ada suhu
optimum yang dibutuhkan agar daging bisa bertahan lama. Sensor dari semikonduktor
mendeteksi gas ethil-asetat yang muncul ketika daging mulai membusuk. Sensor dibuat dari
bahan semikonduktor padatan SnO2-La2O3 dengan metoda lapisan tebal pada substrat alumina.
Gas ethil-asetat akan bereaksi dengan La2O3 yang membentuk lapisan deplesi.

IC

Merupakan aplikasi yang paling banyak dalam pemanfaatan semikonduktor. Dalam


sebuah IC terdapat beberapa jenis semikonduktor baik berupa transistor maupun dioda.

25
DIELEKTTRIK

Material material dielekrik memisahkan dua konduktor listrik tanpa aliran arus.
Dengan demikian, logam bukanlah dielektrik, tetapi banyak (tidak semua) keramik dan polimer
digolongkan ke dalam kategori ini. Dalam keadaan yang paling sederhana, dielektrik merupakan
isolator, memainkan peran inert di dalam rangkaian listrik. Sifat utama yang harus dimiliki
suatu isolator ialah kekuatan dielektrik, yang merupakan nilai gradien potensial V/mm, yang
dapat digunakan oleh desainer tanpa mengakibatkan terjadinya kegagalan listrik. Tabel 1.
Memuat nilai kekuatan dielektrik dari berbagai isolator, disertai dengan resistivitasnya. Isolator
yang baik memiliki nilai yang tinggi untuk keduanya; akan tetapi, tidak ada korelasi antara
keduanya karena pada akhirnya kegagalan listrik umumnya terjadi akibat adanya pengotor,
retak, garit (flaw), dan ketidaksempurnaan lainnya, dan bukan karakteristik listrik bawaan
material tersebut. Ini juga menjelaskan mengapa kekuatan dielektrik merupakan fungsi
ketebalan.

Material Resistivitas (20oC) ohm m Kekuatan Dielektrik

Material Keramik
Gelas kapur-soda 1013 10.000
Gelas pyrex 1014 14.000
Gelas silika 1017 10.000
Mika 1011 40.000
Porselen steatif 1012 12.000
Porselen mulit 1011 12.000
Material Polimer
Polietilena 1013-16 20.000
Polistirena 1016 20.000
Polivinil Klorida 1014 40.000
Karet alam - 16.000-24.000
Politabudiena - 16.000-24.000
Fenol-formaldehida 1010 12.000
Tabel . Berbagai nilai kekuatan dielektrik

Jika bahan dielektrik dimasukkan ke daerah dalam plat sejajar (seperti pada gambar
berikut).

26
kemudian dimana adalah permitivitas dari media dielectric, yang akan lebih besar di
magnitudonya dari Relatif permitivitas r yang sering disebut konstanta dielektrik, berikut
adalah persamaan rasio

yang lebih besar dari kesatuan dan merupakan peningkatan kapasitas penyimpan muatan oleh
penyisipan dari medium dielektrik antara plat sejajar. Konstanta dielektrik adalah salah satu
bahan properti dari pertimbangan utama untuk mendesain kapasitor. Nilai r dari sejumlah
bahan dielektrik yang terkandung dapat dilihat dalam Tabel 1.

Material material dielektrik tidak menghantarkan arus listrik. Namun demikian,


material-material dielektrik tersebut tidak sepenuhnya inert terhadap medan listrik. Elektron
dan nukleus-nukleus atom mengandung proton akan menggeser posisi mereka sebagai
tanggapan terhadap medan ini. Sebagai contoh, posisi rata-rata elektron akan terletak pada sisi
atom yang lebih dekat ke elektroda positif, sementara nukleus atomiknya yang mengandung
proton, akan sedikit bergeser ke arah elektron negatif (Gambar 1). Kita menyebut pergeseran
ini sebagai polarisasi. Jika medan AC diberikan, muatan-muatan internal ini akan bergerak
maju mundur selaras dengan frekuensi dari medan AC tersebut.

27
Polarisasi Elektronik

Polarisasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis ditinjau dari unit-unit yang dipindahkan.
Uraian diatas disebut sebagai polarisasi elektronik. Karena berukuran kecil, elektron-elektron
memiliki frekuensi alami yang sangat tinggi (~1016Hz) pada saat elektron-elektron itu
membentuk gelombang tegaknya disekeliling atom-atom itu. Dengan demikian, polarisasi ini
dapat terjadi tidak saja dalam rangkaian 60 Hz dan pada frekuensi radio, tetapi juga sebagai
tanggapan terhadap frekuensi cahaya (~1015 Hz).

Polarisasi elektronik dapat dirangsang untuk satu derajat atau lain dalam semua
atom.Itu Hasil dari perpindahan pusat awan elektron bermuatan negatif
relatif terhadap inti positif atom oleh medan listrik (Gambar 18.32a). Ini
Jenis polarisasi ditemukan di semua bahan dielektrik dan, tentu saja, hanya ada saat medan
listrik hadir.

Polarisasi Ionik

Perpindahan ion negatif dan positif, masing-masing ke arah elektroda positif dan
negatif, disebut polarisasi ionik. Seperti polarisasi elektronik polarisasi ionik diimbas, karena
perpindahan netto terjadi hanya ketika terdapat medan eksternal.

Karena lebih masif dari pada elektron, ion-ion itu akan terpolarisasi lebih lambat.
Polarisasi ionik terjadi hanya pada frekuensi maksimumnya sekitar 1013 Hz. Nilai ini berada di
bawah frekuensi cahaya tampak. Oleh sebab itu, cahaya datang tidak akan dapat menghasilkan
polarisasi ionik, walaupun cahaya ini dapat menghasilkan polarisasi elektronik.

Polarisasi ion hanya terjadi pada bahan yang ion. Bidang yang diterapkan bertindak
untuk menggantikan kation dalam satu arah dan anion dalam arah yang berlawanan, yang
memberikan naik ke momen dipol bersih. Fenomena ini diilustrasikan pada Gambar
18.32b. Itu besarnya momen dipol untuk setiap pasangan ion sama dengan produk dari
perpindahan relatif dan muatan pada setiap ion, atau

28
Polarisasi Molekuler / Orientation Polarization

Polarisasi molekuler terjadi apabila molekul-molekul polar berada di dalam suatu meda
listrik. Pada molekul polar, pusat gravitasi untuk muatan positif dan pusat gravitasi untuk
muatan negatif tidak berhimpit (coincident). Terdapat suatu dipol molekular kecil. Salah satu
contohnya ialah metil klorida(CH3Cl). Atom klorin memiliki komplemen 17 elektron, sementara
masing-masing dari atom-atom hidrogen yang jumlahnya tiga tersebut adalah proton-proton
terekspos yang terletak pada ujung terjauh dari suatu ikatan kovalen. Seperti ditunjukan secara
skematik pada gambar 2, pusat muatan positif dan pusat muatan negatif terpisah sejauh ds.

Polarisasi molekuler adalah polarisasi yang permanen seperti yang digambarkan dalam
Gambar 18.32c. karena polarisasi ini sejak awal memang sudah ada didalam struktur molekuler.
Semua dipol ini dapat dibuat searah dengan arah medannya. Di samping itu, molekulnya
berputar setiap setengah siklus dari suatu medan AC. Karena massa-massa yang terlibat
tergantung pada ukuran molekulnya, frekuensi tanggapan maksimumnya akan sangat beragam
untuk material yang satu dengan material lainnya. Akan tetapi, frekuensi tanggapan ini selalu
lebih rendah dari pada frekuensi tanggapan untuk polarisasi elektronik dan polarisasi ionik. Di
samping itu, frekuensi ini sangat peka terhadap suhu, sebagai contoh, polarisasi polivinil
klorida(C2H3Cl) tidak akan berbalik arah di bawah suhu gelas Tg, karena gerakan-gerakan
molekuler memiliki keterbatasan.

29
Total polarisasi P dari substansi adalah sama dengan jumlah dari elektronik, ionik, dan
polarisasi orientasi (dan masing-masing), atau (18,34). Hal ini dimungkinkan untuk satu atau
lebih dari kontribusi terhadap total polarisasi menjadi absen atau diabaikan dalam besarnya
relatif terhadap orang lain. Misalnya, polarisasi ion tidak akan ada dalam bahan terikat secara
kovalen di mana tidak ada ion yang hadir.

DIELEKTRIK POLMERIK

Suhu dan frekuensi

Konstanta dielektrik dari polimer berasal dari polarisasi elektronik dan orientasi molekuler.
Konstanta dielektrik lebih kecil dari pada 3,0 pada frekuensi di atas 1013 Hz dengan polarisasi
elektronik sebagai satu-satunya polarisasi yang terjadi. Orientasi molekuler bisa saja menjadi
satu faktor yang berpengaruh pada frekuensi di bawah ~108 Hz. Proton dari atom-atom
hidrogen sampingnya dan gugus-gugus polar seperti C=O, C=N, dan Cl menanggapi medan
listriknya. Tentu saja ini bisa terjadi hanya diatas suhu gelag Tg.

menunjukan pengaruh polarisasi, pada konstanta dielektrik relatif sebagai frekuensi. Akan
tetapi, dibawah Tg pergerakan molekuler tidak bisa meningkatkan konstanta dielektrik. Segera
setelah Tg dilampaui, konstanta dielektrik meningkat jauh. Aka tetapi, pada suhu yang lebih
tinggi lagi, akan terjadi penurunan konstanta dielektrik, karena agitasi termal yang leih kuat
akan merusak orientasi dari dipol-dipol molekuler.

DIELEKTRIK KERAMIK

Feroelektrik

Kelompok bahan dielektrik disebut ferroelectrics menunjukkan spontanitas polarisasi-yaitu,


polarisasi dalam ketiadaan medan listrik. Mereka adalah analog dielektrik dari bahan
feromagnetik, yang dapat menampilkan sifat permanen magnet . Harus ada dalam bahan
feroelektrik permanen dipol listrik, contohnya barium titanat, salah satu yang paling
umum dari ferroelectrik. Polarisasi spontan merupakan konsekuensi dari posisi ion-ion Ba2+,

30
Ti4+, dan O2- dalam sel satuan, yang diwakili dalam Gambar 18.35. Ion-ion Ba2+ yang terletak di
sudut sel satuan, yaitu simetri tetragonal (Sebuah kubus yang telah memanjang sedikit dalam
satu arah). Momen dipol merupakan hasil dari perpindahan relatif dari ion O2- dan Ti4+ dari
posisi simetris seperti yang ditunjukkan dalam tampilan sisi sel satuan. Ion-ion O2-
yang berlokasi dekat, tapi sedikit di bawah, pusat masing-masing dari enam wajah,
sedangkan ion Ti4+ dipindahkan ke atas dari pusat sel satuan. Dengan demikian, ion dipol
permanen saat berhubungan dengan setiap unit sel (Gambar 18.35b). Namun, ketika barium
titanat dipanaskan di atas suhu Curie feroelektrik nya [120 C (250 F)], yang sel unit menjadi
kubik, dan semua ion mengambil posisi simetris dalam kubik sel satuan, materi sekarang
memiliki struktur kristal perovskit (Bagian 12.2), dan perilaku feroelektrik berhenti.

Polarisasi spontan dari kelompok bahan hasil sebagai konsekuensi dari interaksi antara dipol
permanen yang berdekatan dimana mereka saling menyelaraskan, semua dalam arah yang
sama. Misalnya, dengan barium titanat, perpindahan relatif dari dan ion O2- dan TI 4+ berada
dalam arah yang sama untuk semua sel unit dalam beberapa volume wilayah spesimen. Bahan
lain yang menampilkan ferroelectricity, ini termasuk garam Rochelle (NaKC4H4O6.4H2O),
potasium dihidrogen fosfat (KH2PO4), potasium niobate (KnbO3) dan lead zirkonat-titanat
(Pb[ZrO3, TiO3]). Ferroelectrics memiliki konstanta dielektrik yang sangat tinggi pada relatif
rendah dalam frekuensi medan listrik; misalnya, pada suhu kamar, untuk barium titanat dapat
setinggi 5000. Akibatnya, kapasitor yang terbuat dari bahan-bahan ini dapat secara signifikan
lebih kecil dari kapasitor terbuat dari bahan dielektrik lainnya.

Piezoelektrik

Efek Piezoelektrik (direct piezoelectric) adalah fenomena tentang sebuah bahan /


material yang dapat menghasilkan energi listrik ketika mendapat energi mekanis (ditekan atau

31
direnggangkan). Dengan cara memberikan gaya yang diterapkan pada suatu segment bahan
hingga menimbulkan muatan listrik pada permukaan segmen bahan tersebut yang disebabkan
oleh adanya distribusi muatan listrik pada sel-sel kristal. Nilai koefisien muatan piezoelektrik
berada pada rentang 1 100 pico coloumb/Newton.

Bahan piezoelektrik ditemukan pertama kali pada tahun 1880an oleh Jacques dan
Pierre Curie. Kata piezo berarti tekanan, sehingga efek piezoelektrik terjadi jika medan listrik
tebentuk ketika material dikenakan tekanan mekanik.

Efek piezoelektrik terjadi jika medan listrik Tebentuk ketika material dikenai tekanan
mekanik. Pada saat medan listrik melewati material, molekul yang terpolarisasi akan
menyesuaikan dengan medan listrik, dihasilkan dipole yang terinduksi dengan molekul atau
struktur kristal materi. Penyesuaian molekul akan mengakibatkan material berubah dimensi.
Fenomena Tersebut dikenal dengan electrostriction.

Bahan piezoelektrik adalah material yang memproduksi medan listrik ketika dikenai
regangan atau tekanan mekanis. Sebaliknya, jika medan listrik diterapkan, maka material
tersebut akan mengalami regangan atau tekanan mekanis. Bahan piezoelektrik alami
diantaranya: Kuarsa (Quartz, SiO2), berlinite, turmalin dan garam rossel. Bahan piezoelektrik
buatan diantaranya: Barium titanate (BaTiO3), Lead zirconium titanate (PZT), Lead titanate
(PbTiO3) dsb.

Karakteristik bahan piezoelektrik

Bahan Piezoelektrik terbentuk oleh keramik yang terpolarisasi sehingga beberapa bagian
molekul bermuatan positif dan sebagian yang lain bermuatan negative membentuk
elektrodaelektroda yang menempel pada dua sisi yang berlawanan dan menghasilkan medan
listrik material yang dapat berubah akibat gaya mekanik. Pada saat medan listrik melewati
material, molekul yang terpolarisasi akan menyesuaikan dengan medan listrik, dihasilkan
dipole yang terinduksi dengan molekul atau struktur kristal materi. Penyesuaian molekul akan
mengakibatkan material berubah dimensi. Fenomena ini disebut electrostriction (efek
piezoelektrik). Fenomena efek piezoelektrik dapat digambarkan sebagai berikut:

32
(A) Sebelum diberi tekanan atau medan listrik.
(B) Ketika diberi medan listrik, bahan memanjang.
(C) Diberi medan listrik berlawanan, bahan memendek.
(D) Ketika diberi tekanan, induksi polarisasi dan tegangan luar terjadi.

Sifat yang tidak biasa diperlihatkan oleh beberapa bahan keramik adalah piezoelektrik,
atau, secara harfiah, Tekanan listrik: polarisasi diinduksi dan medan listrik dibentuk oleh
seluruh spesimen dengan penerapan kekuatan eksternal. Membalikkan tanda eksternal
kekuatan (yaitu, dari ketegangan kompresi) membalikkan arah lapangan. Efek piezoelektrik
ditunjukkan pada Gambar 18.36. Fenomena ini dan contoh penerapannya dibahas dalam Bahan
Pentingnya bagian yang Bagian berikut 13,8.

Bahan piezoelektrik digunakan dalam transduser, yang merupakan perangkat yang


mengkonversi energi listrik menjadi strain mekanik, atau sebaliknya. Beberapa aplikasi lain
yang Anda kenal yang mempekerjakan piezoelectrics termasuk kartrid hitam, mikrofon,
speaker, audible alarm, dan pencitraan ultrasonik. Dalam cartridge hitam, sebagai stylus
melintasi lekukan pada catatan, variasi tekanan dikenakan pada piezoelektrik bahan yang
terletak di cartridge, yang kemudian diubah menjadi listrik sinyal dan diperkuat sebelum
dilanjutkan ke speaker.

Bahan piezoelektrik meliputi titanates barium dan timah, timbal zirkonat (PbZrO3),
amonium dihidrogen fosfat (NH4H2PO4) dan kuarsa. Properti ini adalah karakteristik dari
bahan yang memiliki struktur kristal yang rumit dengan rendah tingkat simetri. Sifat
piezoelektrik dari spesimen polikristalin mungkin ditingkatkan dengan pemanasan di atas suhu
Curie dan kemudian pendinginan sampai suhu kamar dalam medan listrik yang kuat.

33
Pyroelektrik

Piroelektrisitas adalah kemampuan bahan-bahan tertentu untuk menghasilkan sebuah


potensial listrik saat bahan-bahan itu dipanaskan atau didinginkan. Akibat perubahan suhu ini,
muatan positif serta negatif bergerak ke ujung-ujung yang berhadapan/berlawanan melalui
migrasi (misalnya bahan menjadi terpolarisasi) dan dengan begitu, terbentuklah sebuah
potensial listrik. Atau definisi lain mengatakan Efek Piroelektrik adalah fenomena terbentuknya
tegangan listrik pada sebuah material dikarenakan proses pemanasan atau pendinginan (aliran
panas)

Peranan Efek Pyroelektrik dalam Sistem Sensor . Tegangan Listrik yang dihasilkan oleh efek
pyroelektrik inilah yang digunakan dalam sensor.

Piroelektrisitas bisa divisualisasikan sebagai salah satu sisi sebuah segitiga, dimana
setiap sudut mewakili berbagai keadaan energi di dalam kristal: energi kinetis, energi listrik,
dan energi termal. Sisi di antara sudut elektrik dan termal mewakili efek piroelektrik dan tidak

34
menghasilkan energi kinetis. Sisi di antara sudut kinetik dan elektrik mewakili efek
piezoelektrik dan tidak menghasilkan panas.

Meski berbagai bahan piroelektrik buatan telah dikembangkan, efek piroelektrik


pertama kali ditemukan dalam sejumlah mineral seperti kuarsa dan turmalin serta kristal ionik.
Efek piroelektrik juga berlangsung di dalam tulang dan tendon. Nama piroelektrik diambil dari
kata pyr dari bahasa Yunani yang berarti api dan listrik.

Muatan piroelektrik dalam berbagai mineral berlangsung di permukaan kristal-kristal


asimetris yang berseberangan. Muatan biasanya merambat dengan konstan di sepanjang
sebuah bahan piroelektrik. Tapi di dalam beberapa bahan, arah ini bisa diubah oleh medan
listrik terdekat. Bahan-bahan itu juga menunjukkan feroelektrisitas. Semua bahan bersifat
piroelektrik juga bersifat piezoelektrik, kedua sifat itu memang berhubungan erat.

Perubahan suhu yang sangat kecil sekalipun pada sebuah bahan yang bersifat
piroelektrik mampu menghasilkan potensial listrik. Sensor inframerah pasif sering didesain
mengelilingi bahan piroelektrik, sebab panas dari seorang manusia maupun hewan sejauh
beberapa kaki sudah cukup untuk menimbulkan perbedaan di dalam muatan.

Koefisien piroelektrik bisa dideskripsikan sebagai perubahan vektor polarisasi yang


spontan dengan suhu [1]:

dimana pi (Cm-2K-1) merupakan vektor bagi koefisien piroelektrik.

Kemajuan telah dicapai dalam pembuatan berbagai bahan piroelektrik buatan, biasanya
dalam bentuk film tipis, dari galium nitrida (GaN), sesium nitrat (CsNO3), polivinil fluorida,
sejumlah turunannya phenylpyrazine, and kobal phthalosianin. (Lihat kristal piroelektrik.)
Litium tantalit (LiTaO3) merupakan kristal yang menunjukkan sifat piezoelektrik serta
piroelektrik, yang telah digunakan untuk menciptakan fusi nuklir berskala kecil (fusi
piroelektrik)

35
SUPERKONDUKTOR

A. Pengertian

Zat padat atau material padat yang ada disekitar kita memiliki sifat dan karaketristik
yang berbeda-beda.Salah satunya adalah sifat yang berhubungan dengan daya hantar
(konduktivitas) kelistrikan. Berdasarkan daya hantar kelistrikannya, zat padat dibedakan
menjadi konduktor, isolator, dan semikonduktor, dan yang paling baru adalah superkonduktor.

Bahan konduktor merupakan bahan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan
baik.Bahan konduktor yang ada sekarang ini masih memiliki nilai resistansi atau hambatan
listrik yang masih dapat menyebabakan disipasi atau hilangnya sebagian energy listrik yang di
ubah menjadi panas.Namun, akhir-akhir ini ada sejenis bahan yang memiliki hambatan nol,
sehingga daya hantarnya menjadi sangat baik dan dapat membuat hantaran energy listrik lebih
efisien, yang dikenal sebagai bahan superkonduktor.

Pada bahan superkonduktor, hambatan listrik benar-benar bernilai nol. Artinya listrik dapat
mengalir tanpa hambatan pada bahan superkonduktor ini. Apabila pada rangkaian tertutup dari
superkonduktor dialirkan arus listrik, maka arus tersebut akan terus mengalir mengintari
rangkaian tanpa batas waktu bahkan setelah sumber listrik dilepaskan dari rangkaian. Hal ini
terjadi karena tidak ada kehilangan energi selama arus mengalir karena hambatannya benar-
benar nol.

Sifat superkonduktivitas bahan ditemukan pertama kali oleh Heike Kammerlingh Onnes
pada tahun 1911.Pada saat itu, dia sedang mencoba mengamati hambat jenis (resistivity) logam
merkuri (Hg) ketika didinginkan sampai suhu helium cair. Ternyata dia mendapatkan hambat
jenis merkuri tiba-tiba turun drastis menjadi nol pada suhu 4,2 K. Fenomena konduktivitas
sempurna inilah yang disebut superkonduktivitas,. Suhu ketika suatu bahan superkonduktor
mulai mempunyai sifat superkonduktif disebut suhu kritis (Tc).

Bahan semikonduktor banyak dimanfaatkan dalam teknologi era modern.Sifat


superkonduktivitasnya dapat membuat transmisi elektronik menjadi lebih efisien dan lebih
cepat. Namun saat ini penggunaam superkonduktor belum praktis, dikarenakan untuk
mendapatkan bahan superkonduktor diperlukan proses pendinginan yang perlu biaya cukup
besar, sebab suhu kritis bahan superkonduktor yang ada sekarang masih jauh di bawah suhu
kamar.

36
B. Sifat dan Karakteristik

1. Sifat Kelistrikan
Bahan logam tersusun dari kisi-kisi dan basis serta elektron bebas. Ketika
medan listrik diberikan pada bahan, elektron akan mendapat percepatan. Medan
listrik akan menghamburkan elektron ke segala arah dan menumbuk atom-
atom pada kisi. Hal ini menyebabkan adanya hambatan listrik pada logam
konduktor.Pada superkonduktor electron membentuk pasangan Cooper (Cooper
pair) dalam satu keadaan kuantum pada tingkat energi terendah. Proses ini
dikenal sebagai Kondensasi Bose-Einstein. Aliran Cooper pair ini bergerak
sebagai satu entitas. Untuk mengeluarkan satu Cooper pair dari aliran ini,
electron harus didorong ke energy quantum state yang lebih tinggi. Sementara,
tabrakan dengan ion logam tidak melibatkan cukup energi untuk
melakukannya.Oleh karena itu, arus listrik dapat mengalir tanpa kehilangan
energi.

2. Sifat Kemagnetan
Selain memiliki hambatan listrik nol, bagian dalam superkonduktor juga tidak
dapat ditembus medan magnet. Sifat ini disebut diamagnetisme sempurna. Jika
sebuah superkonduktor ditempatkan pada medan magnet, maka tidak akan ada
medan magnet dalam superkonduktor. Hal ini terjadi karena superkonduktor
menghasilkan medan magnet dalam bahan yang berlawanan arah dengan medan
magnet luar yang diberikan. Efek yang sama dapat diamati jika medan magnet
diberikan pada bahan dalam suhu normal kemudian didinginkan sampai
menjadi superkonduktor. Pada suhu kritis, medan magnet akan ditolak. Efek ini
dinamakan Efek Meissner.Efek ini dapat membuat sebuah magnet melayang di
atas superkonduktor atau, sebuah superkonduktor di atas
magnet.Superkonduktor juga dapat melayang di bawah magnet.Gambar berikut
ini menunjukkan fenomena melayangnya magnet atau gejala levitasi yang
terjadi pada bahan superkonduktor.

37
3. Sifat Kuantum Superkonduktor
Teori dasar Quantum untuk superkonduktor dirumuskan melalui tulisan
Bardeen, Cooper dan Schriefer pada tahun 1957.Teori dinamakan teori BCS.
Teori BCS menjelaskan bahwa :
Interaksi tarik menarik antara elektron dapat menyebabkan keadaan
dasar terpisah dengan keadaan tereksitasi oleh energi gap.
Interaksi antara elektron, elektron dan kisi menyebabkan adanya energi
gap yang diamati. Mekanisme interaksi yang tidak langsung ini terjadi
ketika satu elektron berinteraksi dengan kisi dan merusaknya. Elektron
kedua memanfaatkan keuntungan dari deformasi kisi. Kedua elektron ini
beronteraksi melalui deformasi kisi.
Ketika superkonduktor ditempatkan di medan magnet luar yang lemah,
medan magnet akan menembus superkonduktor pada jarak yang sangat
kecil dan dinamakan London Penetration Depth, yang merupakan
konsekuensi dari Teori BCS.BCS memprediksi suhu kritis untuk efek
Meissner. Ketika superkonduktor ditempatkan di medan magnet luar
yang lemah, medan magnet akan menembus superkonduktor pada jarak
yang sangat kecil dan dinamakan London Penetration Depth. Pada bahan
superkonduktor umumnya London Penetration Depth sekitar 100 nm.
Setelah itu medan magnet bernilai nol. Peristiwa ini dinamakan Efek
Meissner dan merupakan karakteristik dari superkonduktor. Efek
Meissner adalah efek dimana superkonduktor menghasilkan medan
magnet. Efek Meissner ini sangat kuat sehingga sebuah magnet dapat
melayang karena ditolak oleh superkonduktor. Medan magnet ini juga
tidak boleh terlalu besar. Apabila medan magnetnya terlalu besar, maka

38
efek Meissner ini akan hilang dan material akan kehilangan sifat
superkonduktivitasnya.

Gambar. Efek Meissner

Suhu dan medan magnet kritis

Suhu kritis adalah suhu yang membatasi antara sifat konduktor dan
superkonduktor. Jika suhu suatu bahan dinaikan, maka getaran electron
akan bertambah sehingga banyak Phonons yang dipancarkan. Ketika
mencapai suhu kritis tertentu, maka Phonons akanmemecahkan
CooperPairs dan bahan kembali ke keadaan normal. Contoh grafik
Hambatanterhadap suhu pada bahan YBa2Cu3O7 sebagai berikut,

Gambar. Grafik Hambatan terhadap Suhu

Medan magnet kritis adalah batas kuatnya medan magnet sehingga


bahan superkonduktor memiliki medan magnet. Jika medan magnet
yang diberikan pada bahan superkonduktor, maka bahan
superkonduktor tak akan mengalami efek meissner lagi.

39
4. Jenis Bahan dan Tipe Superkonduktor
Bahan Superkonduktor
Bahan semikonduktor yang pertama ditemukan adalah raksa oleh Heike
Kammerlingh Onnes pada tahun 1911.Selain merkuri, ternyata
beberapa unsur-unsur lainnya juga menunjukkan sifat superkonduktor
dengan harga Tc yang berbeda.Hal yang unik adalah logam emas,
tembaga dan perak yang merupakan logam konduktor terbaik bukanlah
suatu superkonduktor.Beberapa contoh bahan superkonduktor yang
berhasil ditemukan dan suhu kritisnya dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :

No Bahan Suhu Kritis (Tc) Tahun Ditemukan


K
1 Raksa Hg 4,2 1911
2 Timbal Pb 7,2 1913
3 Niobium nitrida 16,0 1960-an
4 Niobium-3-timah 8,1 1960-an
5 Al0,8Ge0,2Nb3 20,7 1960-an
6 Niobium germanium 23,2 1973
7 Lanthanum barium Tembaga 28 1985
oksida
8 Yttrium barium tembaga 93 1987
oksida (1-2-3 atau YBCO)
9 Thalium barium kalsium 125 -
Tembaga oksida

10 Karbon ( C ) 15 -
11 HgBa2Ca2Cu3O8 164 1995

Tipe-tipe Superkonduktor
Berdasarkan interaksi dengan medan magnetnya, maka superkonduktor
dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu Superkonduktor Tipe I dan
Superkonduktor Tipe II.

Superkonduktor Tipe I

40
Superkonduktor tipe I menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan
Schrieffer) dijelaskan dengan menggunakan pasangan elektron
(yang sering disebut pasangan Cooper). Pasangan elektron bergerak
sepanjang terowongan penarik yang dibentuk ion-ion logam yang
bermuatan positif. Akibat dari adanya pembentukan pasangan dan
tarikan ini arus listrik akan bergerak dengan merata dan
superkonduktivitas akan terjadi. Superkonduktor yang berkelakuan
seperti ini disebut superkonduktor jenis pertama yang secara fisik
ditandai dengan efek Meissner, yakni gejala penolakan medan
magnet luar (asalkan kuat medannya tidak terlalu tinggi) oleh
superkonduktor. Bila kuat medannya melebihi batas kritis, gejala
superkonduktivitasnya akan menghilang. Maka pada
superkonduktor tipe I akan terus menerus menolak medan magnet
yang diberikan hingga mencapai medan magnet kritis. Kemudian
dengan tiba-tiba bahan akan berubah kembali ke keadaan normal.
Bahan superkonduktor tipe 1 kebanyakan adalah unsur-unsur
tunggal.

Superkonduktor Tipe II
Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS
karena apabila superkonduktor jenis II ini dijelaskan dengan teori
BCS, efek Meissner nya tidak terjadi. Abrisokov berhasil
memformulasikan teori baru untuk menjelaskan superkonduktor
jenis II ini.Ia mendasarkan teorinya pada kerapatan pasangan
elektron yang dinyatakan dalam parameter keteraturan fungsi
gelombang. Abrisokov dapat menunjukkan bahwa parameter
tersebut dapat mendeskripsikan pusaran (vortices) dan bagaimana
medan magnet dapat memenetrasi bahan sepanjang terowongan
dalam pusaran-pusaran ini. Lebih lanjut ia pun dengan secara
mendetail dapat memprediksikan jumlah pusaran yang tumbuh
seiring meningkatnya medan magnet. Teori ini merupakan
terobosan dan masih digunakan dalam pengembangan dan analisis
superkonduktor dan magnet.Superkonduktor tipe II akan menolak
medan magnet yang diberikan. Namun perubahan sifat kemagnetan
tidak tiba-tiba tetapi secara bertahap. Pada suhu kritis, maka bahan
akan kembali ke keadaan semula. Superkonduktor Tipe II memiliki

41
suhu kritis yang lebih tinggi dari superkonduktor tipe I.Kelompok
superkonduktor tipe II, biasanya berupa kombinasi unsur
molybdenum (Mo), niobium (Nb), timah (Sn), vanadium (V),
germanium(Ge), indium (In) atau galium (Ga). Sebagian merupakan
senyawa, sebagian lagi merupakan larutan padatan.

C. Pemanfaatan Superkonduktor

1. Kereta MagLev (Magnetic Levitation Train)


Superkonduktor dapat digunakan dalam pembuatan teknologi transportasi, seperti
kereta supercepat. Di Jepang, kereta api supercepat ini diberi nama The Yamanashi
MLX01 MagLev Train, dimana kereta ini dapat melayang diatas magnet
superkonduktor. Dengan melayang, maka gesekan antara roda dengan rel dapat
dihilangkan dan akibatnya kereta dapat berjalan dengan sangat cepat, sampai 343 mph
(550 km/jam).

2. Generator listrik super-efisien


Suatu perusahaan amerika, American Superkonduktor Corp, diminta untuk memasang
suatu sistem penstabil listrik yang diberi namaDistributed Superconducting Magnetic
Energy Storage System (D-SMES). Satu unit D-SMES dapat menyimpan energi listrik
sebesar 3 MegaWatt yang dapat digunakan untuk menstabilkan listrik apabila terjadi
gangguan listrik.

3. Kabel Listrik Super efisien


Untuk transmisi listrik dapat digunakan kabel dari bahan superkonduktor dengan
pendingin nitrogen untuk menggantikan kabel tembaga. Menurut perhitungan, arus

42
yang dapat ditransmisikan akan jauh meningkat, karena 250 pon kabel
superkonduktor dapat menggantikan 18.000 pon kabel tembaga.

4. Supercomputer
Dibidang komputer, superkonduktor digunakan untuk membuat suatu superkomputer
dengan kemampuan berhitung yang fantastis.

5. Magnetic resonance imaging (MRI).


Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu teknik pencitraan medis untuk
memvisualisasikan struktur internal dan fungsi tubuh. Bentuk dari devais Magnetic
Resonance Imaging ditunjukkan pada gambar berikut.

6. Sistem penstabil listrik


Suatu perusahaan Amerika, American Superconductor Corp diminta untuk memasang
suatu sistem penstabil listrik yang diberi nama Distributed Superconducting Magnetic
Energy Storage System (D-SMES). Satu unit D-SMES dapat menyimpan energi listrik
sebesar 3 juta Watt yang dapat digunakan untuk menstabilkan listrik apabila terjadi
gangguan listrik.

7. Kabel (Transmisi) superkonduktor


Untuk transmisi listrik, Pemerintah Amerika Serikat dan Jepang berencana untuk
menggunakan kabel superkonduktor dengan pendingin nitrogen untuk menggantikan
kabel listrik bawah tanah yang terbuat dari tembaga. Dengan menggunakan kabel
superkonduktor, arus yang dapat ditransmisikan akan jauh meningkat. 250 pon kabel
superkonduktor dapat menggantikan 18.000 pon kabel tembaga mengakibat efisiensi
sebesar 7.000 persen dari segi tempat..

8. HTS-SQUID

43
Di bidang militer, HTS-SQUID digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau
laut.

9. Motor Listrik Superkonduktor


Superkonduktor juga digunakan untuk membuat suatu motor listrik dengan tenaga
5.000 tenaga kuda

10. Pembuatan BAHAN FERRIT dari limbah pabrik baja.

11. Aplikasi Motor Kecil


Melalui program RUK, uji kinerja komponen bonded magnet P3IB pda motor kecil
telah berfungsi dengan baik. Sebagai contoh dengan tegangan 4 Volt diperoleh putaran
jangkar sekitar 24000 rpm.

12. Multilayer GMR


Bahan GMR Multilayer Fe/Si pada skala nano meter dengan nilai rasio GMR 0.22 %
pada suhu ruang adalah hasil kolaborasi riset antara P3IB khususnya Bidang
Karakterisasi dan Analisis Nuklir dengan National Institute of Industrial Science and
technology, Tsukuba Jepang

44
DAFTAR PUSTAKA

Callister Jr, William D. 2001. Fundamentals of Materials Science and Engineering fifth
edition . John Wiley & Sons, Inc

Blocher, Richard. 2003. Dasar Elektronika. Andi Yogyakarta: Yogyakarta.

Reitz, dkk. 1993. Dasar Teori Listrik Magnet edisi ketiga. ITB: Bandung.

http://id.wikipedia.org/wiki/Piroelektrisitas

http://www.scribd.com/doc/73263571/8-piezoelektrik

http://daman48.files.wordpress.com/2010/11/materi-5-isolator-jaringan-
distribusi.pdf

http://staff.ui.ac.id/internal/040603019/material/Konduktor.pdf

http://www.urmediazone.com/download/?kw=&ref=4946621&system_controller=s
ignup&system_action=home&sf=b_eone

http://iwan78.files.wordpress.com/2010/11/5_konduktor.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/196810151994031-
DADI_RUSDIANA/Material_dielektrik_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31718/3/Chapter%20II.pdf

http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1100396563

http://www.google.com/superkonduktor~Nobel

http://achtungpanzer.blogspot.com/2009/05/kereta-maglev.html

45

Anda mungkin juga menyukai