Anda di halaman 1dari 9

PEMANFAATAN BAHAN FEROMAGNETIK PADA TRANSFORMATOR

A. Bahan Ferromagnetik
Ferromagnetik, yaitu bahan yang dapat ditarik oleh magnet dengan cukup kuat . Bahan
ferromagnetic adalah bahan yang mempunyai resultan medan atomis besar (Halliday & Resnick,
1989). Hal ini terutama disebabkan oleh momen magnetik spin elektron. Pada bahan
ferromagnetic banyak spin elektron yang tidak berpasangan, misalnya pada atom besi terdapat
empat buah spin elektron yang tidak berpasangan. Masing-masing spin elektron yang tidak
berpasangan ini akan memberikan medan magnetik, sehingga total medan magnetik yang
dihasilkan oleh suatu atom lebih besar.

Gambar 1.1 Bahan


Unmagnetized

Gambar 1.2 Bahan magnetized

Dalam bahan ini sejumlah kecil medan magnetik luar dapat menyebabkan derajat
penyearahan yang tinggi pada momen dipol magnetik atomnya. Dalam beberapa kasus,
penyearahan ini dapat bertahan sekalipun Medan pemagnetannnya telah hilang. Ini terjadi karena
momen dipol magnetik atom dari bahan- bahan feromagnetik ini mengerahkan gaya- gaya yang
kuat pada atom tetangganya sehingga dalam daerah ruang yang sempit momen ini disearahkan
satu sama lain sekalipun medan luarnya tidak ada lagi. Daerah ruang tempat momen dipol
magnetik disearahkan ini disebut daerah magnetik. Dalam daerah ini, semua momen magnetik
disearahkan, tetapi arah penyearahannya beragam dari daerah ke daerah sehingga momen
magnetik total dari kepingan mikroskopik bahan feromagnetik ini adalah nol dalam keadaan
normal (Tipler, 2001).

Gambar 1.3 Susunan teratur dari spin-spin electron Feromagnetik sederhana


Teori feromagnetik pertama kali dikemukakan oleh Pierre Weiss, yang berkhusus pada
hipotesis berikut :
1. Suatu sampel bahan feromagnetik berisi sejumlah daerah kecil yang disebut ranah (domain),
yang termagnetisasi secara spontan. Besar magnetisasi spontan sampel bahan itu secara
keseluruhan ditentukan oleh jumlah vector dari momen-momen magnetic domain.
2. Magnetisasi masing-masing domain disebabkan oleh adanya perputaran, BE yang cenderung
menghasilkan sususan dipole-dipole atomic yang sejajar. Medan pertukaran B E dianggap
sebanding dengan magnetisasi M masing-masing domain.

Table 1.1 Sifat magnetik Bahan Ferromagnetik

Jenis-jenis bahan feromagnetik


1. Nikel
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel
periodik yang memiliki symbol Ni dan nomor atom 28.
Nikel ditemukan oleh Cronstedt pada tahun 1751 dalam
mineral yang disebutnya kupfernickel (nikolit).
Nikel adalah komponen yang ditemukan banyak dalam meteorit dan menjadi
ciri komponen yang membedakan meteorit dari mineral lainnya. Meteorit besi atau
siderit, dapat mengandung alloy besi dan nikel berkadar 5-25%.
Nikel diperoleh secara komersial dari pentlandit dan pirotit di kawasan Sudbury
Ontario, sebuah daerah yang menghasilkan 30% kebutuhan dunia akan nikel. Deposit
nikel lainnya ditemukan di KaledoniaBaru, Australia, Cuba, dan Indonesia.
Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek,
tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja
tahan karat yang keras
2. Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan
untuk kehidupan manusia sehari-hari. Dalam tabel periodik, besi mempunyai symbol
Fe dan nomor atom 26.
Besi telah digunakan oleh orang-orang sejak zaman kuno. Besi dilebur pertama
kali digunakan di Mesopotamia kuno dan Mesir Kuno. Besi mulai menggantikan
perunggu selama Zaman Besi yang dimulai sekitar 1200 SM. Besimen dapatkan
namanya dari istilah Anglo-Saxon. Simbol Fe berasal dari kata Latin untuk besi, yaitu
Ferrum yang berarti zat besi.
Besi adalah unsur yang paling melimpah di bumi. Inti bumi sebagian besar terdiri
dari paduan besi-nikel. Besi juga membuat sekitar 5% dari massa kerak bumi di mana
itu adalah unsur yang paling berlimpah keempat.
Karena besi mengoksidasi ketika bersentuhan dengan udara, sebagian besar besi
yang ditemukan di permukaan bumi adalah mineral besioksida seperti hematite dan
magnetit
3. Kobalt

Kobalt adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambing Co
dan nomor atom 27. Logam ini diisolasi tahun 1735 oleh seorang ahli kimia Swedia,
Georg Brandt, meskipun senyawa kobalt telah digunakan selama berabad-abad untuk
memberikan warna biru untuk glasir dan keramik
Elemen ini biasanya hanya ditemukan dalam bentuk campuran di alam. Elemen
bebasnya, diproduksi dari peleburan reduktif, adalah logam berwarna abu-abu perak
yang keras dan berkilau. Kobalt, meskipun tersebar luas, akan tetapi jumlahnya hanya
0,001 persen dari kerak bumi.
Ketersediaan: unsure kimia kobal tersedia di dalam banyak formulasi yang
mencakup kertas perak, potongan, bedak, tangkai, dan kawat.
Kobalt adalah salah satu dari tiga logam yang bersifat feromagnetik pada suhu
kamar. Larut perlahan dalam asam mineral encer, tidak menggabungkan langsung
dengan hydrogen atau nitrogen, tapi akan bergabung ketika dipanaskan, dengan
karbon, fosfor, atau belerang. Kobalt juga bereaksi dengan oksigen dan uap air pada
temperature tinggi, dengan hasil berupa oksida Kobaltous, CoO (dengan kobalt
bentuk+2)
Semua ferromagnetik memiliki suhu maksimum di mana properti feromagnetik
menghilang sebagai hasil dari agitasi termal. Suhu ini disebut suhu curie.
Tabel 3.2.1 Suhu Curie beberapa bahan feromagnetik
Material Suhu Curie (K)
Fe
1043
Co
1388
Ni
627
Gd
293
Dy
85
CrBr3
37
Au2MnAl
200
Cu2MnAl
630
Cu2MnIn
500
EuO
77
EuS
16.5
MnAs
318
MnBi
670
GdCl3
2.2
Fe2B
1015

MnB

578

Pada temperatur tertentu bahan feromagnetik akan berubah menjadi bahan paramagnetik,
temperatur transisi ini dinamakan temperatur curie. Diatas temperatur curie orientasi momen
magnetik akan menjadi acak, dan suseptibilitas magnetiknya diberikan oleh persamaan:

C
T Tf

(3.2.1)

Dimana C adalah tetapan Curie dan Tf adalah temperatur Curie. Persamaan 3.2.1
merupakan hukum Curie- Weiss, besar tetapan Curie adalah
C

Tf

(3.2.2)

0 N ( g B ) 2
kB

(3.2.3)

Dimana adalah konstanta Weiss yang besarnya


k BT f

0 N g B

(3.2.4)

Kompleks

Gambar 1.2 Grafik hubungan antara magnetik terhadap temperatur T pada bahan
feromagnetik (Kittel, 1996)
B. Pemanfaatan Feromagnetik pada Transformator
.

Transformator atau trafo adalah alat yang memindahkan tenaga listrik antar dua
rangkaian listrik atau lebih melalui induksi elektromagnetik
Trafo (transformator) dengan inti udara dan inti ferit biasanya digunakan pada peralatan
berfrekuensi tinggi. Trafo (Transformator) jenis ini mempunyai kumparan yang terletak pada
rumah yang terisolasi dan berlubang yang dapat digunakan untuk meletakkan batang ferrit. Trafo
(Transformator) inti besi biasanya digunakan pada frekuensi audio dan untuk penggunaan
sumber tenaga. Transformator jenis ini mempunyai kumparan yang melilit pada inti besi yang
terbuat dari bahan ferromagnetik, berbentuk lembaran-lembaran tipis yang terisolasi satu sama
lainnya.
Prinsip Kerja Transformator
Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau kumparan
kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada kebanyakan
Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan dengan

Inti Besi (Core). Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menimbulkan
medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet (densitas Fluks
Magnet) tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang dialirinya. Semakin besar arus
listriknya semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi di sekitar
kumparan pertama (primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan
kedua (sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan
sekunder. Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik baik dari tegangan
rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang
rendah.
Perbandingan lilitan pada trafo (transformator) adalah perbandingan jumlah lilitan trafo
(transformator) pada kumparan sekunder (Ns) dengan jumlah lilitan pada kumparan primer (Np)
trafo (transformator). Dirumuskan:

Perbandingan jumlah lilitan primer dengan sekunder pada trafo (transformator)


menentukan perbandingan tegangan primer (input) dan sekunder (output). Untuk menentukan
berapa penurunan atau kenaikan tegangan yang kita inginkan, dapat digunakan persamaan
sebagai berikut:

Keterangan:
Vs = tegangan primer (input) (Volt)

Ns = jumlah lilitan pada kumparan primer (input)

Vp = tegangan sekunder (output) (volt)

Np = jumlah lilitan pada kumparan sekunder (output)


Sebuah transformator memanfaatkan Hukum Faraday dan feromagnetik sifat dari inti besi

untuk efisien meningkatkan atau menurunkan tegangan AC. Ini tentu saja tidak dapat
meningkatkan daya sehingga jika tegangan dinaikkan, arusnya diturunkan secara proporsional
dan sebaliknya.

Gambar 1. 3 Pembentukan transformator dan perhitungan


Transformator dan Hukum Faraday

Gambar 1.4 Transformator dan penerapan hukum Farady


DAFTAR PUSTAKA
Halliday . 1998. Fisika Dasar. Erlangga : Jakarta
Tipler. 2001. Fisika Teknik, Erlangga : Jakarta.

Makalah / Jurnal :
Saut Dohot Siregar. 2011. Makalah Ferromagnetik dan anti ferromagnetic. Universitas
Negeri Medan
Halaman website :
Pengertian Transformator (Trafo) dan Prinsip Kerjanya.
http://teknikelektronika.com/pengertian-transformator-prinsip-kerja-trafo/ . diakses tanggal : 26
Mei 2016 pukul 19:40 WIB
Pengertian, Fungsi dan Prinsip Cara Kerja Transformator (Trafo) Step Up dan Step Down
Berdasarkan Percobaan Hukum Faraday . http://www.duniapendidikan.net/ . diakses tanggal :
26 Mei 2016 pukul 19:40 WIB
Transformator. https://id.wikipedia.org/wiki/Transformator . diakses tanggal : 26 Mei
2016 pukul 19:32 WIB
Transformator. http://blogs.itb.ac.id . diakses tanggal : 26 Mei 2016 pukul 19:42 WIB

Anda mungkin juga menyukai