Anda di halaman 1dari 7

1.

Hasil Percobaan :

Tabel 5.1

VS1 VS2 VS3 IL1 IL2 IL3 IL I’L Err


[Volt] [Volt] [Volt] [mA] [mA] [mA] [mA] [mA] [%]
9 9 0,6728 1,1417 4,34 6,1545
6,1545 0
9

9 9 0,62 1,08 4,25 6,05 5,95 1,65


9

Di mana IL’ merupakan penjumlahan dari I L1, IL2, IL3 dengan memperhatikan tanda
untuk setiap arusnya.

Besarnya kesalahan dapat dihitung sebagai :


I L -I'L
x100%
Err = IL

2. Analisis :
Pada praktikum kali ini telah dilakukan perhitungan serta pengukuran
pada rangkaian dengan menggubakan analisis superposisi yang terdiri atas 3
sumber dan 3 resistor, yang perhitungannya dilakukan dengan membagi
menjadi beberapa analogi dimana masing-masing analogi terdapat 2 sumber
tegangan atau baterai dijadikan short circuit dan 1 lainnya tetap dihubungkan
ke rangkaian.
Prinsip superposisi mengatakan bahwa tegangan yang berada (atau
arus yang melewati) pada sebuah elemen pada sebuah rangkaian linear
adalah penjumlahan aljabar dari tegangan yang berada (atau arus yang
melewati) elemen tersebut berdasarkan tiap sumber bebas yang aktif.
Pada pratikum ini digunakan multisim sebagai referensi pengukuran.
Sehingga nilai error yang didapatkan menjadi nol dan data dari multisim
dilampirkan pada tabel baris pertama. Pada hasil pengukuran, dapat dilihat
tidak ada nilai IL1,IL2,IL3, dan IL yang didapat persis dengan nilai aktualnya,
hal ini disebabkan Karen pada pengukuran ini digunakan multimeeter digital
yang hanya bisa mengukur nilai 3 angka dibelakang koma, yang membuat
nilai pengukurannya berbeda akan tetapi, nilai yang didapat mendekati nilai
hitung di multisim / nilai aktual. Dan juga disebabkan oleh faktor dari luar
seperti suhu, alat ukur, bahan ukur, dsb. Sehingga pada hasil percobaan
pengukuran didapatkan ini punya nilai error sebesar 1,65 %.
Jika melakukan perhitungan, nilai IL1, IL3, dan IL3 dapat diperoleh
dengan hukum ohm serta rumus hubungan nilai arus rangkaian parallel serta
Eliminasi Persamaan-persamaan pada Rangkaian Tertutup (Loop). Kemudian
dilanjutkan dengan rumus hubungan nilai arus rangkaian parallel lagi. Dan
nilai IL diperoleh dengan cara gabungan dari IL1, IL2, dan IL3. Dan ketika
dihitung nilai yang diperoleh mendekati dengan nilai aktualnya.

3. Kesimpulan :
Berdsarkan pratikum yang telah dilkukan dapat diambil sebuah kesimpulan
yaitu suatu pengukuran dapat menghasilkan nilai yang akurat jika kita
meningkatkan keakuratan dan kepresisiannya. Dua hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara seperti mengecek semua komponen-komponen rangkaian apakah
nilainya sesuai dengan yang seharusnya, memastikan kalibrasi alat ukur,
mengukur dengan cara yang benar, merangkai rangkaian di board dengan tepat,
dsb. Namun kita juga tidak dapat mengontrol semuanya seperti faktor eksternal
seperti suhu dan lingkungan.
Kemudian dapat disimpulkan bahwa dari teorema superposisi ini merupakan
salah satu teori yang dapat memudahkan kita dalam menghitung nilai arus suatu
rangkaian yang rumit, selain teorema Mesh,Thevenin, dan persamaan Node.

4. Tugas :
1. Jika nilai kesalahan tidak sama dengan nol, pikirkan alasannya!
2. Hitunglah arus secara teori (ILT) kemudian bandingkan dengan I L dari hasil
percobaan!
3. Lakukan percobaan seperti di atas untuk mengukur besarnya v A dan iB, serta
bandingkan hasilnya dengan perhitungan untuk rangkaian berikut :
9 24 V 8

A -

12 V iB 18  4 9

1. Apabila ada error, penyebab yang mungkin terjadi sebagai berikut:


 Tidak tepatnya nilai resistor ketika diukur dengan nilai yang
tertera
 Tidak tepatnya nilai tegangan dengan yang terukur atau
Sumber tegangan yang sudah mulai berkurang
 Multimeter digital yang tidak bisa membaca 4 angka
dibelakang koma
 Pembulatan ketika pengukuran menggunakan multimeter
 Faktor suhu, tekanan udara, dan faktor lain yang tidak dapat
dikontrol
2. a. Menghitung IL1
Untuk mencari nilai IL1, maka kita harus menon-aktifkan sumber
tegangan yang lain dan hanya menyisakan sumber tegangan Vs1
(9V).
Setelah itu, untuk mencari arus di RL kita bisa menggunakan
konsep pembagian tegangan. Pertama-tama kita cari terlebih
dahulu Vp (VL)
Rp
Vp= x Vs 1
Rtotal
>>> Rp = R2//R3//RL
3102000
= Ω
3151
>>> R total = R1 + Rp
3102000
= 5600 +
3151

3102000
3151
Vp= x 9Vp=Vl=1,34603 V
3102000
+5600
3151

VL 1,34603
IL 1= ¿ =673,014 μA
RL 2000

b. Menghitung IL2
Untuk mencari nilai IL2 yaitu dapat menggunakan hukum Kirchoff II
yaitu persamaan Rangkaian Tertutup (Loop). Yaitu tujuannya agar
memperoleh arus I1, Kemudian nilai IL nya dapat dicari dengan rumus
hubungan arus Rangkaian Paralel, sesuai pada gambar berikut :

4700 x 2000
Rp=
4700+2000

9400000
Rp=
6700
Rp=1403

I 2=I 1+ I 3
I 1=I 2−I 3 …(1)

Loop 1 :
-9 + (-5600I1)+(-3300I2)=0
5600I1 + 3300I2= -9 … (2)

Loop 2 :
-9 + (-3300I2) + (-1403I3) = 0
3300I2+1403I3 = -9 … (3)

Subsitusikan persamaan (1) ke persamaan (2) :


I1 = I2 – I3
5600 I1 + 3300 I2 = -9
5600 (I2 – I3) + 3300 I2 = -9
8900 I2 – 5600 I3 = -9…..(4)

Eliminasi persamaan (3) dan (4)


3300 I2 + 1403 I3 = -9 ll x2,69
8900 I2 – 5600 I3 = -9 ll x1
8900 I2 + 3788,1 I3 = -24,3
8900 I2 – 5600 I3 = -9
9388,1 I3 = 15,3
I3 = 1,63 mA ( arus menuju Rp )

I3 = I4 + I5
Maka digunakan prinsip pembagi arus :
R3
I 5= xI 3
R 3+ RL
4700
I 5= x 1,6 x 10−3
6700
IL 2=I 5=1,1417 m A

c. Menghitung IL3
Untuk mendapatkan nilai IL3 juga digunakan Hukum Kirchoff II
(Loop), Yaitu dengan Menentukan Nilai I2 Dengan cara eliminasi,
sesuai pada gambar berikut

I3 = I1 + I2
I2 = I3 – I1…..(1)

Loop 1:
9 + 4700 I3 + 2076,4 I1 = 0
2076,4 I1 + 4700 I3 = -9…..(2)

Loop 2:
9 + 4700 I3 + 2000 I2 = 0
4700 I3 + 2000 I2 = -9…(3)

Subsitusikan persamaan 1 ke persamaan 2:


I1 = I3 – I2
2076,4 (I3 – I2) + 4700 I3 = -9
6776,45 I3 + 2076,4 I2 =-9…..(4)

Eliminasi persamaan 3 dan 4:


6776,45 I3 - 2076,4 I2 =-9 ll x1
4700 I3 + 2000 I2 = -9 ll x1,44

6776,45 I3 - 2076,4 I2 = -9
6776,45 I3 + 2000 I2 = 12,98

-5070,13 I2 = -21,98

IL3 = I2 = 4,34 mA

Anda mungkin juga menyukai